mendapat pasokan oksigen dan utrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap hidup dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh darah yang mengalir di dalam pembulu-pembulu darah yang menuju sel-sel otak. Menurut Smeltzer (2001) stroke biasanya diakaibatkan dari salah satu dari empat kejadian yaitu : 1. Trombosis serebral 2. Embolisme serebral 3. Iskemia serebral 4. Haemorhagi serebral 1. Hipertensi 2. Diabetes mellitus 3. Penyakit jantung 4. Hiperkolesterolemi 5. Infeksi 6. Obesitas 7. Merokok 8. Kelainan pembuluh darah otak 9. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral) 10. Kontrasepasi oral 11. penya;lahgunaan obat 12. Konsumsi alkohol a. Non haemorrhagi/iskemik/infark b. Stroke Haemorhagi Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurismea tipe bouchard-arteriol dari cabang- cabang lentikulostriata. Cabang tembus arterotalamus dan cabang- cabang paramedian arteri vertebro-basilar mengalami perubahan –perubahan degeneratif yang sama. 1. Defisit lapang penglihatan a. Homonimus hemionapsia (kehilangan setengah lapang pandang) b. Kehilangan penglihatan perifer c. Diplopia (penglihatan ganda) d. Defisit motorik 2. Defisit motorik a. Hemiparesis b. Ataksia c. Disartria d. Disfagia 3. Defisit verbal a. Afasia ekspresif b. Afasia reseptif c. Afasia global 4. Defisit kognitif a. Defisit emosional 1. Komplikasi dini (0-48 jam pertama) a. edema serebri :defisit neurologis cenderung memberqat, dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial,herniasi, dan akhirnya menimbulkan kematian. b. infark miokard :penyebab kematian mendadak pada sroke stadium awal 2. Komplikasi jangka pendek (1-14 hari pertama) a. pneumonia : akibat inmobilisasi lama b. infark miokard c. emboli paru d. stroke rekuren :dapat terjadi pada setiap saat 3. Komplikasi jangka panjang stroke rekuren,infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit vaskular perifer. 1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital 2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung 3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter 4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan- latihan gerak pasif. A. Pengertian kehilangan pribadi adalah segala kehilangan signifikan yang membutuhkan adaptasi melalui proses berduka. Kehilangan terjadi ketika sesuatu atau seseorang tidak lagi ditemui atau diraba, didengar, diketahui, atau dialami. Namun demikian , setiap individu berespon terhadap kehilangan secara berbeda. Kematian seorang anggota keluarga mungkin menyebabkan distress lebih besar dibandingkan kehilangan hewan peliharaan. Kehilangan karena kematian adalah suatu keadaan pikiran, perasaan dan aktifitas yang mengikuti kehilangan. Keadaan ini mencakup dukacita dan berkabung. Duka cita adalah proses mengalami reaksi psikologis, sosial, fisik, terhadap kehilangan yang dipersepsikan. Respon ini termaksud keputusan, kesepian, ketidakberdayaan, kesedihan, rasa bersalah dan marah C. Respon dukacita, dukacita adaptif dan duka cita terselebung Dukacita adaptif termaksud proses berkabung,koping,interaksi,perencanaan dan pengenalan psikososial. Dukacita terselubung terjadi ketika seseorang mengalami kehilangan yang tidak atui tidak dapat dikenali, rasa berkabung yang luas, atau didukung secara sosial A. Pengkajian Selama pengkajian perawat tidak boleh berasumsi tentang bagaimana atau klien atau keluarganya mengalami duka cita. Perawat harus menghindari membuat asumsi bahwa perilaku tertentu menandakan duka cita,sebaliknya perawat harus memberi kesempatan pada klien untuk menceritakan apa yang sedang terjadi dengan cara mereka sendiri. Pengkajian tentang klien dan keluarga dimulai dengan menggali makna kehilangan bagi mereka. Perawat mewawancarai klien dengan keluarga dengan menggunakan komunikasi yang tulus dan terbuka. B. Diagnosa Keperawatan 1. Aktivitas berlebihan tanpa rasa kehilangan 2. Perubahan dalam hubungan dengan teman dan keluarga 3. Pemusuhan terhadap orang tercinta 4. Depresi, agitasi dengan ketenangan,insomnia,perasaan tidak berharga, rasa bersalah yang berlebihan 5. hilang keikut sertaan dalam aktivitas keagamaan dan ritual yang berhubungan dengan budaya klien 6. ketidakmampuan untuk mendiskusikan kehilangan tanpa menangis Contoh diagnosa keperawatan nanda yang berhubungan dengan duka cita : 1. Duka cita adaptif yang berhubungan dengan: - potensial kehilangan orang terdekat yang dirasakan - potensial kehilngan kesejatraan bisioppsikososial yang dirasakan - potensial kehilangan kepemilikan pribadi yang dirasakan 2. Duka cita maladaptive yang berhungan dengan : - kehilangan objek potensial atau actual - rintangan respon berduka - tidak ada antisipasi terhadap berduka - penyakit terminal kronik - kehilangan orang terdekat C. Perencanaan 1. mencapai kembali dan mempertahankan kenyamanan 2. mempertahankan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari 3. mempertahankan harapan 4. mencapai kenyamanan spiritual 5. meraih kelegaan akibat kesepian dan isolasi D. Implementasi sensitivitas terhadap klien adalah yang paling penting agar perawat dapat berfungsi secara efektif. Perawat juga harus sensitif terhadap budaya, etnisitas, gaya hidup, atau kelas sosial klien dan keluarga. Mereka harus sensitif terhadap keterbatasan dan sifat peran mereka sendiri. Jika klien ingin menghindari perasaan emosional yang dapat diekpresikan ketika seseorang membentuk ikatan dengan klien yang sedang melawan hidup dan mati, maka perawat harus sensitif terhadap kebutuhan mereka sendiri. E. Merawat klien menjelang ajal dan keluarga 1. peningkatan kenyamanan 2. pemeliharaan kemandirian 3. pencegahan kesepian dan isolasi 4. peningkatan ketenangan spiritual 5. dukungan untuk keluarga yang berduka 6. perawatan hospice