3.3.4.5 Gangguan-Mental-Prilaku-akibat-penyalahgunaaan-zat-psikoaktif-kuliah-blok-3.ppt Salinan
3.3.4.5 Gangguan-Mental-Prilaku-akibat-penyalahgunaaan-zat-psikoaktif-kuliah-blok-3.ppt Salinan
Mental dan
Perilaku
Akibat
Penggunaan
Zat Psikoaktif
Oleh:
dr. Rini Gusya Liza, M.Ked (KJ), Sp.KJ
Sejarah
Zat Adiktif
Narkotika Psikotropika
Lain
NAPZA
Definisi
• Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
Narkotika
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan
Jenis NAPZA:
– Natural/ alami: berasal dari tumbuh-tumbuhan (misal:
ganja)
– Sintetis (misal: shabu)
– Semi-sintetis (missal: putauw)
Penggolongan NAPZA menurut WHO Technical Report
series no.561 tahun 1973 “dependence-producing drugs”
Alcohol-barbiturate
Amphetamine
Cannabis
Cocaine
Hallucinogen
Khat
Opiate
Golongan 3 Codein
Amfetamin,
Golongan 2
Metamfitamin, (Shabu)
Psikotropika
Pentobarbital,
Golongan 3
Flunitrazepam
Alkohol, Inhalansia,
Zat Adiktif Lain
Nikotin, Kafein
NAPZA berdasarkan klasifikasi kerja:
Penyalahgunaan
Adiksi/Ketergantungan
Ketergantungan NAPZA
Penyalahgunaan
Amfetamin
Kokain dan Benzodiazepin
turunannya
1. Alkohol
– Umumnya digunakan dalam bentuk minuman beralkohol.
Gangguan
Mental depresi hingga skizofrenia
– Bahan aktifnya berasal dari tanaman ganja yang bersifat adiktif, disebut
delta-tetra hidrokannabinol (THK) yang hanya larut dalam lemak
– Nama jalanan :
– Cimeng, ganja, gelek, hasish,
CNS-depresant
halusinogenik stimulansia
Akibat penyalahgunaan ganja:
Fisik: Psikiatri: Sosial: Kematian:
• Gangguan • Gangguan • Kesulitan belajar • Suicide
system memori sampai sampai • Infeksi berat
reproduksi kesulitan belajar dikeluarkan dari • Tindak kekerasan
• Fetal damage • Sindrom sekolah (termasuk
• Infeksi system amotivasional • Kenakalan kecelakaan lalu
pernapasan • Ansietas, panik, remaja lintas)
• Emfisema sampai reaksi • Hancurnya
• Gangguan bingung academic or job
kardiovaskular • Psikosis paranoid performance
• Gangguan sampai • Gangguan dalam
imunitas skizofrenia mengendarai
• Depresi berat kendaraan
• Gangguan saraf (
sakit kepala, sampai suicide • Terlibat
gangguan • Apatis, perilaku problema hukum
koordinasi antisosial
motoric)
4. Kokain
– Sejenis stimulansia yang di Indonesia saat ini belum begitu popular.
• disuntikan melalui
Garam kokain
intravenous
Akibat penyalahgunaan kokain:
Problem fisik Problem psikiatri Problem sosial Sebab kematian
• Snorting : pilek terus • Toleransi dan • Problem • Umumnya
menerus, sinusitis, ketergantungan interpersonal karena overdosis
epistaksis, luka-luka
pada rongga hidung, • Gejala fisik putus • Problem • kelumpuhan
perforasi septum zat kurang finansial saat
nasi. dikenal : agitasi, pernapasan,
• Problem
• Suntikan : infeksi depresi, fatigue, aritmia cordis,
lokal pada kulit pekerjaan
sampai sistemik, “high craving”, • Problem legal kejang berulang
abses daerah kulit, cemas, marah kali, mati lemas
endokarditis bakteri, meledak-ledak, karena merasa
hepatitis (B dan C), gangguan tidur, seperti dicekik,
HIV/AIDS. mimpi aneh, reaksi alergi,
• Inhalasi melalui
merokok : radang
makan berlebih, stroke,
tenggorokan, mudah kehamilan
melanoptisis atau tersinggung, (perdarahan
sputum berbercak- mual, otot antepartum,
bercak darah, pegal-pegal aborsi)
brokhitis kronis
sampai pneumonia.
hingga lethargi. • Sudden Infant
• Cocain baby Death Syndrome
5. Amfetamin dan derivatnya
– Bersifat stimulansia (lebih sering dikenal dengan Amphetamine Type
Stimulants atau ATS).
– Amfetamin sulfat : obat untuk obesitas, epilepsi, narkolepsi, dan depresi.
Bentuk tablet Amfetamin dan suntikan “amfet”.
– Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz
– Kedua zat digunakan sebagai alasan klasik “for fun”, “recreational use”,
“meningkatkan libido dan memperkuat sex performance”.
Cara penggunaan ATS :
1. Fase Pra-terapi
2. Fase stabilisasi
3. Fase pemulihan dini
4. Fase pemulihan menengah
5. Fase pemulihan akhir
6. Fase maintenance
THANK YOU