Anda di halaman 1dari 38

Gangguan Dissosiatif

Taufik Ashal
• Gangguan disosiatif = konversi
• Hilangnya asosiasi antara berbagai proses mental
seperti identitas pribadi dan memori, fungsi sensori
dan motorik.
• penderita  hilangnya fungsi seperti memori (amnesia
psikogenik), berjalan-jalan dalam keadaan trans
(fugue), fungsi motorik (paralisis dan pseudoseizure),
atau fungi sensorik (anesthesia sarung tangan dan kaus
kaki, glove and stocking anaesthesia).
• Istilah konversi perasaan dan anxietas dikonversikan
menjadi gejala-gejala tertentu untuk terselesaikannya
konflik mental
DEFINISI

• Gangguan disosiasi/konversi (conversion disorders)


menurut DSM-IV didefinisikan sebagai suatu gangguan yang
ditandai oleh adanya satu atau lebih gejala neurologis
(sebagai contohnya paralisis, kebutaan, dan parastesia)
yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan neurologis atau
medis yang diketahui. Disamping itu diagnosis
mengharuskan bahwa faktor psikologis berhubungan
dengan awal atau eksaserbasi gejala.
• Menurut PPDGJ III gangguan konversi atau disosiatif adalah
adanya kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi
normal antara: ingatan masa lalu,kesadaran akan identitas
dan penghayatan segera (awareness of identity
andimmediate sensations), dan kendali terhadap gerakan
tubuh.
EPIDEMIOLOGI
• Gangguan konversi bukanlah penyakit yang umum
ditemukan dalam masyarakat.
• Prevelensinya hanya 1 berbanding 10.000 kasus dalam
populasi.
• Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan konversi
ini sangat mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap
sugesti dan lingkungan budayanya, namun tak cukup
banyak referensi yang membetulkan pernyataan tersebut.
• Dalam beberapa studi, mayoritas dari kasus gangguan
konversi ini mengenai wanita 90% atau lebih, Gangguan
konversi bisa terkena oleh orang di belahan dunia
manapun, walaupun struktur dari gejalanya bervariasi.
ETIOLOGI
• Gangguan konversi belum dapat diketahui penyebab
pastinya, namun biasanya terjadi akibat trauma masa lalu
yang berat, namun tidak ada gangguan organik yang
dialami..
• Kepribadian yang labil
• Pelecehan seksual
• Pelecehan fisik
• Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
• Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Identitas personal terbentuk selama masa kecil, dan selama
itupun, anak-anak lebih mudah melangkah keluar dari
dirinya dan mengobservasi trauma walaupun itu terjadi
pada orang lain.
TANDA DAN GEJALA
• Pada gangguan konversi, kemampuan kendali dibawah
kesadaran dan kendali selektif tersebut terganggu sampai
taraf yang dapat berlangsung dari hari kehari.
• Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan konversi
meliputi :
– Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu,
kejadian dan orang
– Masalah gangguan mental, meliputi depresi dan kecemasan,
– Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata
(derealisasi)
– Identitas yang buram
– Depersonalisasi
FAKTOR RESIKO
• Orang-orang dengan pengalaman gangguan
psikis kronik, seksual ataupun emosional
semasa kecil sangat berisiko besar mengalami
gangguan konversi.
• Anak-anak dan dewasa yang memiliki
pengalaman yang traumatic, misalnya perang,
bencana, penculikan, dan prosedur medis
yang infasif juga dapat menjadi faktor resiko
terjadinya gangguan konversi ini.
DIAGNOSIS
Gangguan disosiatif (konversi) dibedakan atau diklasifikasikan atas
bebera papengolongan yaitu :
• F.44.0 Amnesia Disosiatif
• F.44.1 Fugue Disosiatif
• F.44.2 Stupor Disosiatif
• F.44.3 Gangguan Trans dan Kesurupan
• F.44.4-F44.7 Gangguan konversi dari gerakan dan Penginderaan
– F.44.4 Gangguan motorik Disosiatif
– F.44.5 Konvulsi Dsosiatif
– F.44.6 Anestesia dan Kehilangan Sensorik Disosiatif
– F44.7 Gangguan konversi campuran
• F44.8 Gangguan konversi lainnya
• F44.9 Gangguan konversi YTT
Amnesia Dissosiatif
• DSM-IV-TR gambaran utama → ketidak
sanggupan merecall informasi pribadi penting,
biasanya disebabkan traumatic atau stress
yang hebat.
• Didapati gangguan ingatan yang spesifik, tidak
bersifat umum. Informasi yang dilupakan
biasanya tentang peristiwa yang menegangkan
atau traumatik, informasi umum tetap utuh
DSM IV TR: KRITERIA DIAGNOSTIK
AMNESIA DISOSIATIF
A. Gangguan yang predominan adalah satu atau lebih episode
ketidakmampuan mengingat informasi pribadi yang penting,
biasanya bersifat traumatik atau stres, yang terlalu luas untuk
dijelaskan oleh kelupaan yang biasa.

B. Gangguan tidak terjadi secara eksklusif selama perjalanan suatu


Gangguan Identitas Disosiatif, Fugue Disosiatif, Gangguan Stres
Pascatrauma, Gangguan Stres Akut, atau Gangguan Somatisasi
dan bukan karena efek fisiologis langsung dari zat (misalnya,
penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis umum
lainnya (misalnya, Gangguan Amnestik karena Trauma Kepala).

C. Gejala menyebabkan penderitaan secara klinis yang bermakna


atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting
lainnya.
Diagnosis Banding
• Lupa biasa and Amnesia Nonpatologi
Amnesia disosiatif gangguannya berat, amnesia nonpatologi diantaranya
infantile and childhood amnesia, amnesia for sleep and dreaming, and
hypnotic amnesia.

• Dementia, Delirium, and Gangguan Amnesia Organic


→kehilangan memori informasi pribadi yang mengikuti masalah cognitif,
bahasa, perhatian, perilaku dan memory.
ECT juga dt menyebabkab amnesia sementara

• Posttraumatic Amnesia→Disebabkan oleh injury otak


• Gangguan kejang
• Amnesia karena penyalahgunaan zat
• Amnesia Global sementara
• Gangguan disosiatif
• Gangguan stress Acut, Posttraumatic Stress Disorder, dan gangguan
Somatoform
• Malingering dan Amnesia Factitious
Perjalanan penyakit dan Prognosis
• Masih sedikit diketahui perjalanan klinis
• Hilang spontan ketika pasien dalam keadaan aman dari
situasi trauma berat.
• Beberapa pasien, ggn menjadi chronic menyeluruh,
berlanjut, atau amnesia local berat dan membutuhkan
dukungan sosial yg tinggi spt rumah perawatan atau
perawatan keluarga intensif.
• Klinisi harus mencoba mengembalikan memori pasien
yg hilang ke keadaan sadar sesegera mungkin, dimana
memori yg terrepresi dapat membentuk nucleus dalam
alam bawah sadar yang akan berkembang menjadi
episode amnesia masa datang.
Penatalaksanaan
• Cognitive Therapy
identifikasi gangguan kognitif yang menjadi dasar trauma akan
memperbaiki memori autobiografi pasien. Bila pasien dapat
mengkoreksi gangguan kognitif khususnya arti dari trauma
sebelumnya, detail kejadian akan dapat diingat kembali.
• Hypnosis
Hypnosis dapat berguna , khususnya hypnotic interventions yang
mencakup isi, modulasi, dan penurunan intensivitas gejala.
• Tambahan, patient dapat diajarkan self-hypnosis untuk ketenangan
dan memperbaiki kualitas hidup.
• Successful use of containment techniques, whether hypnotically
facilitated or not, also increases the patient's sense that he or she
can more effectively be in control of alternations between intrusive
symptoms and amnesia.
Dissosiatif Fugue
• Tiba-tiba melakukan perjalanan yang tak diharapkan,
pergi dari rumah atau aktivitas harian biasanya ,
dengan ketidaksanggupan mengingat masa lalunya.
• Diikuti dengan kebingungan tentang identitas pribadi,
atau mengasumsikan dengan identitas baru.
• Gangguan tdk terjadi exlusif selama perjalanan
gangguan identitas dissosiatif dan bukan akibat
langsung efek fisiologis obat2an, KMU serta
menyebabkan gangguan fungsi sosial,okupasi dan
fungsi penting lainnya.
Etiologi
• Situasi Traumatic (spt: pertempuran,
pemerkosaan, sexual abuse pada anak,
dislocations social berat, bencana alam),
menyebabkan perubahan status kesadaran yang
didominasi oleh harapan untuk pergi.
• Pada beberapa kasus tanpa trauma psikologi,
dalam kasus ini biasanya karena perjuangannya
terhadap emosi ekstrim atau impuls (spt: cemas
berlebihan, rasa bersalah, tindakan kejahatan)
Epidemiologi
• Merupakan gangguan yang umum selama
bencana alam, perang, dislokasi sosial mayor
dan kekejaman.
• Blm ada data yg pasti
• Kebanyakan kasus pada pria khususnya militer
• Usia dewasa.
Diagnosis and Clinical Features
• Dapat berlansung menit-bulan
• Beberapa pasien multiple fugue
• Beberapa kasus berat PTSD, mimpi buruk berakhir dengan fugue,
dimana pasien lari ke tempat lain atau keluar rumah
• Anak dan remaja mempunyai keterbatasan untuk berkelana, namun
demikian fugue pada populasi ini dapat singkat dan melibatkan
jarak yang dekat.
• Setelah fugue berakhir, pasien mengalami kebingungan, perilaku
seperti trans, depersonalisasi, derealisasi, gejala konversi hingga
amnesia. .
• Pasien dapat memperlihatkan gejala gangguan mood, ide suiside,
PTSD, atau gejala anxietas lainnya.
• Pada kasus klasik, perubahan identitas dibuat dengan tanda pasien
telah hidup beberapa waktu.
DSM IV TR: KRITERIA DIAGNOSTIK
FUGUE DISOSIATIF
A. Gangguan yang predominan adalah bepergian jauh dari rumah
atau tempat kerja yang biasanya, terjadi secara tiba-tiba, tidak
diduga, dengan ketidakmampuan untuk mengingat masa lalunya.

B. Kebingungan tentang identitas pribadi atau memakai identitas


baru (sebagian atau seluruhnya).

C. Gangguan tidak terjadi secara eksklusif selama perjalanan suatu


Gangguan Identitas Disosiatif, dan bukan karena efek fisiologis
langsung dari zat (misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan)
atau suatu kondisi medis umum (misalnya, epilepsi lobus
temporalis).

D. Gejala menyebabkan penderitaan secara klinis yang bermakna


atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting
lainnya.
Diagnosis Banding
• Dissociative amnesia
• Gangguan disosiatif identitas→ amnesia lebih
kompleks , berkembang jadi kepribadian
multiple, dimulai saat masa anak2.
• Kejang parsial kompleks
• Berbagai Perilaku akibat gangguan kondisi
medis umum, toxic, dan penyalah gunaan zat,
delirium , dementia, and organic amnestic
syndromes
Diagnosis Banding
• Fase manik dari gangguan bipolar atau gangguan skizo
afektif (melakukan perjalanan pada fase maniknya)
• Patients with schizophrenia.
• Malingering ( pada individu yang mencoba lari dari
keterlibatannya dalam situasi legal, financial, atau
kesulitan personal, demikian pula seperti tentara yang
mencoba menghindari pertempuran atau tugas militer
yang tidak disukai.mengaku spontan ketika dipaksa.
Dalam forensik pemeriksa hrs berhati-hati adanya
malingering ketika diagnosis fugue ditetapkan
Penatalaksanaan
• Biasanya diatasi dengan eclectic,
psychodynamically oriented psychotherapy yang
fokus membantu pasien mengembalikan memori
isentitas dan pengalaman.
• Hypnotherapy dan pharmacologi sebagai
adjunctif dlm pemulihan memory
• Perawatan bila terdapat injuri yg terjadi saat
periode fugue, makan dan tidur
• Persiapan bila ada ide suicide.
• Family treatment and social service.
Penatalaksanaan
• Ketika pasien sudah mengasumsikan identitas baru, penting
mengkonsep data ini yang secara psikologi melindungi
pasien. Pengalaman Traumatic, memories, cognisi,
identificasi, emosi, persepsi, atau kombinasinya, yang
merupakan konflik hebat , maka untuk mengatasinya hanya
dengan mewujudkannya dalam identitas yang berubah.
• Tujuan terapi pada kasus ini bukan supresi ke identitas
baru. Sebagaimana gangguan dissosiasi identitas, klinisi
sebaiknya menghargai pentingnya informasi psikodinamik
yang menyebabkan perubahan identitas dan dorongan
psikologi yang intens yang mengharuskan dibuatnya
perubahan.
• Dalam kasus ini, terapi yang paling diinginkan adalah
penggabungan dari identitas, pasien dapat hidup melalui
integrasi memori dan pengalaman yang mempresipitasi
fugue.
Gangguan Trans dan Kesurupan
• Merupakan gangguan-gangguan yang menunjukkan
adanya kehilangan sementara penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya;
dalam beberapa kejadian,
• individu tersebut berperilaku seakan-akan dikuasai
oleh kepribadian lain, kekuatan gaib atau malaikat.
• Gangguan trans yang terjadi selama suatu keadaan
skizofrenik atau psikosisakut disertai halusinasi atau
waham atau kepribadian multiple tidak boleh
dimasukkan dalam kelompok ini.
Gangguan dissosiasi lainnya
Gangguan Identitas Disosiatif
– Biasa disebut dengan Gangguan Kepribadian
Ganda atau Multiple Personality Disorder
– Merupakan suatu gangguan disosiatif dimana seseorang
memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda atau
kepribadian pengganti (alter)
Variasi kasus:
• Kepribadian utama (inti) mungkin tidak sadar akan kehadiran identitas
lainnya (alter), sementara kepribadian lainnya sadar akan kepribadian
intinya.
• Kepribadian2 yang berbeda benar-benar tidak sadar satu sama lain.
• Terkadang 2 kepribadian bersaing untuk mendapatkan kontrol terhadap
orang tersebut.
• Kadang-kadang ada satu kepribadian dominan atau inti dan ada beberapa
kepribadian subordinat.
Variasi kasus:
• Beberapa dari kepribadian alter umumnya mencakup
anak-anak dari beragam usia,remaja dan jenis kelamin
dan latar belakang yang berbeda.
• Beberapa kepribadian dapat menunjukkan simtom-
simtom psikosis-putus dengan realitas yang diekspresikan
dalam bentuk halusinasi dan berpikir delusi.
• Kepribadian alter dapat menunjukkan rekaman
EEG,reaksi alergi,respons terhadap pengobatan yang
berbeda, juga bahkan hasil pemeriksaan mata dan besar
pupil yang berbeda.
• Dapat terjadi pula satu kepribadian buta warna, padahal
yang lain tidak.
Epidemiology
• studi klinis melaporkan untuk rasio
perempuan dan laki-laki antara 5:1 dan 9:1
untuk kasus didiagnosis
etiologi
• gangguan identitas disosiatif sangat terkait dengan
pengalaman parah trauma anak usia dini, biasanya
penganiayaan.
• Tingkat trauma masa kecil yang berat dilaporkan untuk
pasien anak dan dewasa dengan disosiatif berbagai
gangguan identitas 85-97 persen kasus.
• kekerasan fisik dan seksual merupakan sumber yang
paling sering dilaporkan dari trauma masa kecil.
• Kontribusi faktor-faktor genetik hanya sekarang sedang
sistematis dinilai, tapi studi awal tidak menemukan
bukti kontribusi genetik yang signifikan
Billy si Pemilik 24 kepribadian:Kampus Ohio State dihantui teror sejak 4 mahasiswinya
diserang,dipaksa untuk mengambil uang di ATM, lalu diperkosa. Sebuah telepon misterius
menghasilkan penangkapan Billy Milligan(23),gelandangan yang sebelumnya dipecat dari
Angkatan Laut.

Billy (23)tidak seperti anak lelaki pada umumnya. Dia sudah dua kali melakukan percobaan bunuh diri
pada saat menunggu persidangan, sehingga pengacaranya meminta sebuah evaluasi psikiatrik.
Psikolog dan psikiater yang memeriksa Billy menyimpulkan adanya 10 kepribadian dalam dirinya.
Delapan diantaranya laki-laki dan dua wanita. Kepribadian Billly telah terpecah yang disebabkan
kebrutalan di masa kecilnya. Kepribadian-kepribadian tersebut tampil dalam ekspresi muka, ingatan
dan pola suara yang berbeda-beda. Pada tes-tes kepribadian dan inteligensi, mereka juga
menampakkan kinerja yang berbeda.
• Arthur, seseorang dengan kepribadian perasa namun plegmatik, berbicara dengan aksen Inggris.
• Danny(14),seorang pelukis benda tak bergerak.
• Christopher(13),cukup normal, tapi cenderung mudah cemas.
• Seorang anak perempuan Inggris berusia 3 tahun muncul dengan nama Christine
• Tommy(16),seorang escape artist (ahli melepaskan diri dari borgol, ikatan, dll) dan memiliki
kepribadian antisosial. Tommylah yang mendaftar ke Angkatan Laut.
• Allen(18), adalah seorang penipu dan perokok.
• Adelena(19),adalah lesbian introvert. Dialah yang melakukan sejumlah pemerkosaan. Mungkin
Davidlah yang membuat pengaduan misterius lewat telepon.
• David(9), anak kecil pencemas yang secara terang-terangan menunjukkan penderitaan akibat
trauma di masa kecil.
Setelah usaha bunuh diri yang kedua, Billy diikat dengan jaket ketat. Namun, saat penjaga memeriksa
selnya, ia tidur dengan menggunakan jaket itu sebagai bantal! Tommy kemudian menjelaskan bahwa
ialah yang bertanggungjawab atas lepasnya Billy.
Pembela memberikan argumen bahwa Billy menderita gangguan kepribadian ganda. Sejumlah
kepribadian pengganti berada dalam dirinya. Kepribadian alter mengetahui tentang Billy, tetapi
Billy tidak sadar akan kehadiran mereka. Billy, kepribadian yang inti atau dominan telah belajar
sebagai seorang anak kecil bahwa ia dapat tidur sebagai cara untuk menghindari penyiksaan
seksual dan fisik dari ayahnya. Seorang psikiater menyatakan bahwa Billy seperti
sudah”tertidur”-dalam arti semacam koma psikologis-saat kejahatan tersebut dilakukan.
Sehingga Billy seharusnya dianggap tidak bersalah dengan alasan tidak waras.
Ia ditetapkan tidak bersalah dengan alasan tidak waras. Ia dimasukkan ke dalam suatu institusi
mental. Dalam institusi tersebut, muncul 14 kepribadian tambahan. 13 di antaranya sukar diatur
dan dicap “tidak diinginkan” oleh Arthur. Kepribadian yang ke-14 adalah guru yang kompeten
dan diharapkan bisa merepresantisakan integrasi dari semua kepribadian yang lain. Billy
dilepaskan 6 tahun kemudian.
Total Billy mempunyai 24 kepribadian.
Kriteria diagnosis DSM IV

Sedikitnya dua kepribadian yang berbeda ada dalam diri seseorang, dimana
masing-masing memiliki pola yang relatif kekal dan berbeda dalam
mempersepsikan, memikirkan dan berhubungan dengan lingkungan serta self.

Dua atau lebih dari kepribadian ini secara berulang mengambil kontrol penuh atas
perilaku individu itu.

Ada kegagalan untuk mengingat kembali informasi pribadi penting yang terlalu substansial
untuk dianggap sebagai lupa biasa.

Gangguan ini tidak dianggap terjadi karena efek zat psikoaktif atau kondisi medis umum
Gangguan Konversi lainnya
Gangguan Depersonalisasi
• Perasaan terpisah dan merasa
asing dengan diri sendiri yang
menetap dan berulang.
• Seseorang merasakan seperti
dalam mimpi atau melihat
dirinya dalam film.
• Menurut DSM-IV-TR, ada
sensasi menjadi pengamat
terhadap dirinya sendiri pada
gangguan ini.
• Pasien sering merasakan tak
bisa mengontrol tindakannya.
Gangguan Depersonalisasi
• Sering ditemui pada pasien kejang dan penderita
migrain, seniman yang menggunakan napza
khususnya ganja, LSD dan mescalin.
• Dapat terjadi setelah meditasi tertentu, hipnosis
dalam, menatap cermin atau menatap cristal dan
pengalaman kehilangan sensori .
• Juga sering setelah trauma kepala ringan dan
sedang dengan sedikit atau tanpa kehilangan
kesadaran.
• Serta dialami setelah mengalami pengalaman
yang mengancam jiwa dengan atau tanpa cedera
tubuh.
• 2 kali lebih sering pada wanita dibading pria.
DSM IV TR: KRITERIA DIAGNOSTIK
GANGGUAN DEPERSONALISASI
A. Pengalaman perasaan terlepas dari, dan seolah-olah menjadi
pengamat dari luar, terhadap proses mental atau tubuhnya sendiri
(misalnya, perasaan seseorang seperti berada dalam mimpi) yang
menetap atau berulang.

B. Selama pengalaman depersonalisasi, tes realita tetap utuh.

C. Depersonalisasi menyebabkan penderitaan secara klinis yang


bermakna atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi
penting lainnya.

D. Pengalaman depersonalisasi tidak terjadi secara eksklusif selama


perjalanan suatu gangguan mental lain, seperti, Skizofrenia,
Gangguan Panik, Gangguan Stres Akut, atau Gangguan Disosiatif
lain, dan bukan karena efek fisiologis langsung dari zat (misalnya,
penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis umum
(misalnya, epilepsi lobus temporalis).
PENATALAKSANAAN GANGGUAN
DISOSIASI
Penatalaksanaan dengan menggali kondisi fisik dan
neurologiknya. Bila tidak ditemukan kelainan fisik,
perlu dijelaskan pada pasien dan dilakukan
pendekatan psikologik
Penanganan penyakit ini sebagai berikut:
• psikofarmaka
Dapat diberikan anti-depresan dan anti-cemas
untuk membantu mengontrol gejala mental pada
gangguan konversi ini. Barbiturat kerja sedang dan
singkat, seperti
• Pengobatan terpilih untuk fugue disosiatif adalah
psikoterapi psikodinamika suportif-ekspresif.
• Hipnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan
tenang. Saat terhipnotis, pasien dapat berkonsentrasi lebih
intensif dan spesifik. Karena pasien lebih terbuka terhadap
sugesti saat pasien terhipnotis.
• Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan
konversi ini. Bentuk terapinya berupa terapi bicara,
konseling atau terapi psikososial, meliputi berbicara
tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa. Terapinya
akan membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang
dialami.
• Psikoterapi untuk gangguan konversi sering mengikut
sertakan teknik seperti hipnotis yang membantu kita
mengingat trauma yang menimbulkan gejala disosiatif.
• Terapi kesenian kreatif. Dalam beberapa referensi
dikatakan bahwa tipe terapi ini menggunakan proses
kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. Seni
kreatif dapat membantu meningkatkan kesadaran diri.
Terapi seni kreatif meliputi kesenian, tari, drama dan
puisi.
• Terapi kognitif. Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negatif dan tidak
sehat dan menggantikannya dengan yang positif dan
sehat, dan semua tergantung dari ide dalam pikiran
untuk mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku
pemeriksa
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai