3.3.5.2b Gangguan Dissosiatif
3.3.5.2b Gangguan Dissosiatif
Taufik Ashal
• Gangguan disosiatif = konversi
• Hilangnya asosiasi antara berbagai proses mental
seperti identitas pribadi dan memori, fungsi sensori
dan motorik.
• penderita hilangnya fungsi seperti memori (amnesia
psikogenik), berjalan-jalan dalam keadaan trans
(fugue), fungsi motorik (paralisis dan pseudoseizure),
atau fungi sensorik (anesthesia sarung tangan dan kaus
kaki, glove and stocking anaesthesia).
• Istilah konversi perasaan dan anxietas dikonversikan
menjadi gejala-gejala tertentu untuk terselesaikannya
konflik mental
DEFINISI
Billy (23)tidak seperti anak lelaki pada umumnya. Dia sudah dua kali melakukan percobaan bunuh diri
pada saat menunggu persidangan, sehingga pengacaranya meminta sebuah evaluasi psikiatrik.
Psikolog dan psikiater yang memeriksa Billy menyimpulkan adanya 10 kepribadian dalam dirinya.
Delapan diantaranya laki-laki dan dua wanita. Kepribadian Billly telah terpecah yang disebabkan
kebrutalan di masa kecilnya. Kepribadian-kepribadian tersebut tampil dalam ekspresi muka, ingatan
dan pola suara yang berbeda-beda. Pada tes-tes kepribadian dan inteligensi, mereka juga
menampakkan kinerja yang berbeda.
• Arthur, seseorang dengan kepribadian perasa namun plegmatik, berbicara dengan aksen Inggris.
• Danny(14),seorang pelukis benda tak bergerak.
• Christopher(13),cukup normal, tapi cenderung mudah cemas.
• Seorang anak perempuan Inggris berusia 3 tahun muncul dengan nama Christine
• Tommy(16),seorang escape artist (ahli melepaskan diri dari borgol, ikatan, dll) dan memiliki
kepribadian antisosial. Tommylah yang mendaftar ke Angkatan Laut.
• Allen(18), adalah seorang penipu dan perokok.
• Adelena(19),adalah lesbian introvert. Dialah yang melakukan sejumlah pemerkosaan. Mungkin
Davidlah yang membuat pengaduan misterius lewat telepon.
• David(9), anak kecil pencemas yang secara terang-terangan menunjukkan penderitaan akibat
trauma di masa kecil.
Setelah usaha bunuh diri yang kedua, Billy diikat dengan jaket ketat. Namun, saat penjaga memeriksa
selnya, ia tidur dengan menggunakan jaket itu sebagai bantal! Tommy kemudian menjelaskan bahwa
ialah yang bertanggungjawab atas lepasnya Billy.
Pembela memberikan argumen bahwa Billy menderita gangguan kepribadian ganda. Sejumlah
kepribadian pengganti berada dalam dirinya. Kepribadian alter mengetahui tentang Billy, tetapi
Billy tidak sadar akan kehadiran mereka. Billy, kepribadian yang inti atau dominan telah belajar
sebagai seorang anak kecil bahwa ia dapat tidur sebagai cara untuk menghindari penyiksaan
seksual dan fisik dari ayahnya. Seorang psikiater menyatakan bahwa Billy seperti
sudah”tertidur”-dalam arti semacam koma psikologis-saat kejahatan tersebut dilakukan.
Sehingga Billy seharusnya dianggap tidak bersalah dengan alasan tidak waras.
Ia ditetapkan tidak bersalah dengan alasan tidak waras. Ia dimasukkan ke dalam suatu institusi
mental. Dalam institusi tersebut, muncul 14 kepribadian tambahan. 13 di antaranya sukar diatur
dan dicap “tidak diinginkan” oleh Arthur. Kepribadian yang ke-14 adalah guru yang kompeten
dan diharapkan bisa merepresantisakan integrasi dari semua kepribadian yang lain. Billy
dilepaskan 6 tahun kemudian.
Total Billy mempunyai 24 kepribadian.
Kriteria diagnosis DSM IV
Sedikitnya dua kepribadian yang berbeda ada dalam diri seseorang, dimana
masing-masing memiliki pola yang relatif kekal dan berbeda dalam
mempersepsikan, memikirkan dan berhubungan dengan lingkungan serta self.
Dua atau lebih dari kepribadian ini secara berulang mengambil kontrol penuh atas
perilaku individu itu.
Ada kegagalan untuk mengingat kembali informasi pribadi penting yang terlalu substansial
untuk dianggap sebagai lupa biasa.
Gangguan ini tidak dianggap terjadi karena efek zat psikoaktif atau kondisi medis umum
Gangguan Konversi lainnya
Gangguan Depersonalisasi
• Perasaan terpisah dan merasa
asing dengan diri sendiri yang
menetap dan berulang.
• Seseorang merasakan seperti
dalam mimpi atau melihat
dirinya dalam film.
• Menurut DSM-IV-TR, ada
sensasi menjadi pengamat
terhadap dirinya sendiri pada
gangguan ini.
• Pasien sering merasakan tak
bisa mengontrol tindakannya.
Gangguan Depersonalisasi
• Sering ditemui pada pasien kejang dan penderita
migrain, seniman yang menggunakan napza
khususnya ganja, LSD dan mescalin.
• Dapat terjadi setelah meditasi tertentu, hipnosis
dalam, menatap cermin atau menatap cristal dan
pengalaman kehilangan sensori .
• Juga sering setelah trauma kepala ringan dan
sedang dengan sedikit atau tanpa kehilangan
kesadaran.
• Serta dialami setelah mengalami pengalaman
yang mengancam jiwa dengan atau tanpa cedera
tubuh.
• 2 kali lebih sering pada wanita dibading pria.
DSM IV TR: KRITERIA DIAGNOSTIK
GANGGUAN DEPERSONALISASI
A. Pengalaman perasaan terlepas dari, dan seolah-olah menjadi
pengamat dari luar, terhadap proses mental atau tubuhnya sendiri
(misalnya, perasaan seseorang seperti berada dalam mimpi) yang
menetap atau berulang.