Anda di halaman 1dari 49

FISIOLOGI KEHAMILAN DAN

PERSALINAN

Disusun oleh : dr. Fathia Sabila Umar

Program Internsip Dokter Indonesia


RS Mardi Waluyo
2019
Fertilisasi
 Sperma manusia biasanya difertilisasi 48-72 jam pasca
ejakulasi
 Sel telur mengalami fertilisasi 24-48 jam pasca ovulasi
 1/3 Distal Ampulla
 Sperm hyaluronidase menembus corona radiata
 Kepala sperma akan berfusi dengan oosit
 Terjadi pembelahan ke-2
  Mature oocyte + polar body
 Mech’s to prevent polyspermy
 Wanita/ pria  zygot yang diploid
 Mitosis  morula  blastocyst
 Blastocyst  uterus
 Implantation  placenta
Implantasi dan perkembangan awal
embrio

 Implantasi terjadi 5-6 hari setelah fertilisasi (hari ke-21)


 CL menghasilkan progesteron
 Progesterone : menyiapkan desidua decidual, secretory endometrium
 Jika tidak terjadi fertilisasi korpus luteum akan berregerasi

 Ovulasi terjadi -14 hari dari haid berikutnya di bawah


pengaruh LH. (32-36 jam)
Implantasi
Pertumbuhan & perkembangan
embryo & struktur penunjangnya
Plasenta
Fungsi plasenta
 Plasenta:
 Pertukaran gas
 Transport nutrisi
 Ekskresi zat-zat sampah
 Produksi hormon
 Proteksi
Usia kehamilan
 Definition: Dihitung dari hari pertama haid terakhir. Rata-
rata 40 minggu
 Rata-rata konsepsi terjadi pada minggu ke-2, implantasi
minggu ke-3, dan perasaan tidak haid pada minggu ke-4
Menentukan usia kehamilan
Rumus Naegele
HPM/HPHT harus teratur,  28 hari
HPL = (Tanggal + 7), (Bulan -3) (Tahun +1)
11-8-03  18-5-04
05-1-03  12-10-03
Durasi: 280 hari (40 minggu)
37 - 41 : kehamilan aterm
28 - 37 : kehamilan preterm
42 atau lebih : kehamilan postterm
Kurang dari 28 : Periode abortus
Menentukan usia kehamilan
Tinggi Fundus uteri
Menentukan usia kehamilan
Quickening : 16-18 minggu pada
multigravida
: 18-20 minggu pada primigravida
Test kehamilan positif: 5 minggu
Ultrasonografi:
 Gestational sac (GS)
 Crown-lump length (CRL)
 Biparietal diameter (BPD)
 Denyut jantung janin
Perubahan fisiologis
 TD menurun pada trimester-1
 sistolik  2-4 mmHg
 diastolik  5-15mmHg
 Denyut jantung  (hingga 10-15 x/menit)
 Volume darah  48-58%
 Cardiac output  40%
 Faktor pembekuan darah 
 Konsumsi O2  hingga 15%
 Motilitas usus 
 Produksi asam lambung 
 Syncytiotrophoblast menghasilkan hCG  masuk ke
sirkulasi.
 Dapat di deteksi 24 jam setelah implantasi
 Mencapai puncak pada akhir trimester pertama
 Functions:
 Stim’s luteal function
 Induces morning sickness
 Stim area postrema of brain  n/v
 Stim’s fetal androgen secr’n
 Impt to masculinization of fetal genitalia
 hCG menstimulasi fungsi luteal
 Incr’s hormone prod’n at CL
 Progesterone uninterrupted
 Mandatory until parturition
 Functioning CL mandatory for maintenance first 7 wks
 At 5 wks after fert’n, placental prod’n progesterone sufficient
 Hormones @ sustained CL  strong neg feedback at ant pit
 Plasma FSH, LH suppressed
 Gonadotrophs unresponsive to GnRH
 Fungsi plasenta mulai maksimal kehamilan 13-15 mg
Placenta
 Penghubung antara ibu dan janin
 Maternal = decidua
 Endometrial lining
 Falls off at parturition
 Supplied by spiral arteries
 Fetal cells = trophoblasts
 Organ penukar
 Barrier
Unit Fetoplacental
 Menstimulasi theca lutein, granulosa lutein cooperation in
progesterone/E2 production
 3 Hormon utama yang dihasilkan:
 Estrogens
 Progesterone
 Corticosteroids
Embryonic Development/
Endocrinology
 Innate bisexual potential  decision to male or female
 Sex determination
 Chromosomal (Y=male)
 Gonadal (testis=male)
 Genal (external genitalia)
 Sexual/gender identity (psychosocial)
 Sexual orientation (attraction)
Chromosomal Sex
 Established during fert’n
 Fusion male/female pronuclei  diploid chromosomal #
 Oocyte – X sex chromosome
 Sperm – X or Y sex chromosome
 Female normal karyotype 46,XX
 Male normal karyotype 46,XY
Perkembangan janin normal

 Peningkatan level hormon


 ßHCG: meningkat 2x setiap 2 hari
 Sejak implantasi trophoblast
 progesterone: meningkat sejak fase mid luteal
 dari corpus luteum sampai-8wks
 Kemudian dari trophoblast
 Ultrasound detection (transvaginal)
 gestational sac by 5½ weeks from LMP
 fetus (fetal pole) with fetal heart motion (FHM) and yolk sac by 6½
weeks from LMP
Embrio dan
Pertumbuhan Janin
Definisi
 Persalinan/Partus:
suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yg dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina atau abdomen ke dunia luar
 Inpartu: sedang mengalami proses persalinan
 Persalinan Normal:
bayi lahir presentasi belakang kepala tanpa menggunakan alat atau
pertolongan istimewa, tidak melukai ibu dan bayi dan berlangsung
<24 jam.
Fisiologi persalinan normal
 Hamil:
aktivitas otot polos miometrium tenang -> pertumbuhan &
perkembangan janin s/ aterm.
 Persalinan:
Otot polos kontraksi (diselingi relaksasi)-> Puncak (persalinan) ->
berangsur hilang pd periode postpartum

+ Fisiologi kehamilan belum pasti -> Progesteron


Fase-Fase Persalinan
 Fase I: Penenangan Uterus & Pelunakan Serviks
 Fase II: Persiapan Persalinan
 Fase III: Persalinan
 Fase IV: Masa Nifas
Fase I: Penenangan uterus & Pelunakan
serviks
 Ketidak aktifan miometrium:
Menunda kecenderungan miometrium unt kontraksi & otot dibuat tak peka
terhadap rangsangan normal.
 Perlunakan serviks:
Peningkatan kelenturan (compliance) jaringan, tp serviks padat & tak membuka.
Sebab: p↑ vaskularisasi, hipertrofi stroma, hipertrofi & hiperplasia kelenjar,
dan perubahan komposisi atau struktur matriks ekstrasel.
Fase II: persiapan persalinan
 Awal: Kebangkitan/ pengaktifan uterus
 Perubahan ekspresi protein kunci yg mengontrol
kontraktilitas: reseptor oksitosin, reseptor prostaglandin F,
koneksin 43. -> p↑iritabilitas uterus & kepekaan
terhadap uterotonin.
 Pembentukan segmen bawah uterus dari isthmus ->
lightening
 Pematangan serviks & invasi sel-sel radang ke dalam
stroma
Fase III: Persalinan
 Persalinan aktif, yaitu kontraksi uterus yg menyebabkan dilatasi
progresif serviks & pelahiran.
 Secara klinis:
 Kala I: Kontraksi uterus -> serviks dilatasi sempurna
 Kala II: pembukaan serviks lengkap -> pelahiran janin
 Kala III: setelah bayi lahir -> lahirnya plasenta
Kontraksi Uterus
Hidrolisi ATP,
Aktin + miosin Pengaktifan ATP Gaya
Enzim fosorilasi

Enzim rantai ringan kinase miosin + kalsium

 Aktin (Globulus -> Filamen)

Relaksasi uterus
 Kalsium ↓
 ↑ cAMP
 ↑ cGMP
 Aktin berbentuk globulus
Faktor Anatomis & Fisiologis Miometrium
Merupakan otot polos yg memiliki karakteristik lebih unik
dibandingkan otot rangka:
 Derajat pemendekan saat kontraksi >
 Gaya yg dihasilkan memiliki bny arah, sedangkan gaya otot
rangka hanya sesuai sumbu serat
 Otot polos tidak tersusun (acak) di seluruh sel ->
↑pemendekan & kemampuan hasilkan gaya.
 Gaya multiarah fundus uterus > segmen bawah uterus
 Atas: Kontraksi aktif -> tebal (pemendekan serat otot)
 Bawah: Pasif & tipis (Pemanjangan berturut serabut otot ->
pemendekan)
 Efek penting perubahan bentuk uterus:
 Berkurangnya diameter horisontal
 Memanjangnya uterus -> serabut longitudinal ditarik tegang.
Gaya tambahan persalinan

Tekanan intraabdominal ibu yg Tinggi

Mengejan
Perubahan pada serviks
tekanan hidrostaltik seluruh selaput
Kontraksi uterus ketuban

Ketuban pecah
Bagian terbawah janin dipaksa langsung mendesak serviks &
segmen bawah uterus

Pendataran &
dilatasi serviks
Perubahan pd serviks
Pelepasan Plasenta
Bayi
Lahir

Pengurangan bidang
tempat implantasi plasenta
Penyusutan Pelepasan
ukuran Plasenta
uterus Lapisan spongiosa desidua
mendadak mengalah

Anda mungkin juga menyukai