Anda di halaman 1dari 13

LATAR BELAKANG

Setiap sel tubuh membutuhkan oksigen untuk melaksanakan


fungsi metabolisme, sehingga oksigen merupakan zat
terpenting dalam kehidupan manusia.

Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui paru-paru, diangkut


ke jaringan melalui darah dan dikonsumsi tingkat
intraseluler (mitokondria) untuk menyediakan energi untuk
metabolisme sel

Prinsip terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan


konsentrasi yang lebih tinggi dari udara ruangan untuk
mengatasi atau mencegah hipoksia.
1
TINJAUAN PUSTAKA
• Terapi oksigen merupakan suatu intervensi medis
berupa upaya pengobatan dengan pemberian oksigen
(O2) untuk mencegah / memperbaiki hipoksia jaringan
dan mempertahankan oksigenasi jaringan agar tetap
DEFINISI adekuat.

• Ventilasi
• Transport aktif
FISIOLOGI • Difusi

2
Tujuan Terapi Oksigen
 Mengoptimalkan oksigenasi jaringan pada keadaan hipoksia jaringan,
mencapai dan mempertahankan pertukaran gas yang memadai pada
keadaan gagal napas.

Tabel 1. Gejala dan Tanda-tanda Hipoksia Akut


Sistem Gejala & Tanda-tanda Akut

Respirasi Sesak Napas, sianosis

Kardiovaskular Cardiac Output meningkat, palpitasi,


takikardia, aritmia, hipotensi, angina,
vasodilatasi, syok
Sistem Saraf Pusat Sakit kepala, bingung, delirium, gelisah,
edema papil, koma
Neuromuskular Lemah, tremor, hipereflex, incoordination

Metabolik
3 Retensi Cairan kalium, asidosis laktat
INDIKASI TERAPI OKSIGEN
Tabel 2. Indikasi Akut Terapi Oksigen Jangka pendek
Indikasi yang sudah di rekomendasi:
•Hipoksemia akut (PaO2 < 60 mmHg; SaO2 < 90%
•Cardiac arrest dan respiratory arrest
•Hipotensi (tekanan darah sistolik < 100 mmHg
•Curah jantung yang rendah dan asidosis metabolic (bikarbonat < 18
mmol/L)
•Respiratory distress (frekuensi pernapasan >24/min)
Indikasi yang masih dipertanyakan:
•Infark Miokardial tanpa komplikasi
•Sesak napas tanpa hipoksemia
•Krisis sel sabit
•Angina

4
Tabel 3. Indikasi Terapi Oksigen Jangka Panjang
Pemberian oksigen secara kontinyu:
•PaO2 istirahat ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88%
•PaO2 istirahat 56-59 mmHg atau saturasi oksigen 89% pada salah satu keadaan:
•Edema yang disebabkan karena CHF
•P pulmonal pada pemeriksaan EKG (gelombang P>3 mm pada lead II,III, aVF)
•Eritrositemia (Hematokrit > 56%)
•PaO2 > 59 mmHg atau saturasi oksigen > 89%

Pemberian oksigen tidak kontinyu:


•Selama Latihan : PaO2 ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88%
•Selama tidur: PaO2 ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88% dengan komplikasi
seperti hipertensi pulmoner, somnolen, dan aritmia

5
Teknik Pemberian Oksigen
Sistem Arus Rendah Sistem Arus Tinggi
 Pada sistem arus rendah,  Sistem arus tinggi ini dapat
mengirimkan sampai 40L/menit
sebagian dari volume tidal oksigen melalui mask, yang
berasal dari udara kamar. umumnya cukup untuk total
kebutuhan respirasi.

 Alat ini memberikan fraksi  Dua indikasi klinis untuk


oksigen (O2) (FiO2) 21%-90%, penggunaan oksigen dengan arus
tinggi adalah pasien dengan
tergantung dari aliran gas oksigen
hipoksia yang memerlukan
(O2) dan tambahan asesoris pengendalian FiO2, dan pasien
seperti kantong penampung. hipoksia dengan ventilasi
abnormal.

6
NASAL CANULE

Suatu alat yang sederhana yang dapat


memberikan oksigen kontinyu,
mengalirkan oksigen ke nasofaring
dengan aliran 1-6 L/menit dengan
konsentrasi oksigen yaitu 24%-44%.

Keuntungan:
Pemberian oksigen stabil dengan
volume tidal dan laju pernafasan
teratur, pemasangannya mudah,
murah, pasien bebas makan,
bergerak, berbicara, disposibel.

Kerugian:
Dapat menyebabkan mukosa kering
dan mengiritasi, apabila pemberian
7
lebih dari 4L/menit
Simple oxygen mask
Menyediakan 40-60% FiO2,
dengan aliran 5-10 L/m. aliran
dapat dipertahankan 5 L/m atau
lebih dengan tujuan mencegah
CO2 yang telah dikeluarkan dan
tertahan di masker terhirup
kembali.

• Penggunaan alat ini dalam jangka


panjang dapat menyebabkan iritasi
kulit dan pressure sores.

8
Partial Rebreathing Mask

Partial rebreathing mask merupakan simple


mask yang disertai dengan kantung reservoir.
Aliran oksigen harus selalu tersuplai untuk
mempertahankan kantung reservoir minimal
sepertiga sampai setengah penuh pada
inspirasi.

Sistem ini mengalirkan oksigen 6-10L/m dan


dapat menyediakan 40-70% oksigen.

9
Non- Rebreathing Mask

Non-rebreathing mask hampir sama


dengan parsial rebreathing
mask kecuali alat ini memiliki
serangkai katup ‘one-way’.

Satu katup diletakkan diantara kantung


dan masker untuk mencegah udara
ekspirasi kembali kedalam kantung.
Untuk itu perlu aliran minimal 10L/m.
Sistem ini mengalirkan FiO2sebesar
60-80%.

10
Transtracheal oxygen

Transtracheal oxygen, Mengalirkan


oksigen secara langsung melalui
kateter ke dalam trakea.

•Keuntungan dari pemberian oksigen


transtrakea yaitu tidak menyolok
mata, tidak ada bunyi gaduh, dan
tidak ada iritasi muka/hidung. Rata-
rata oksigen yang diterima mencapai
80-96%.
•Kerugian dari penggunaan oksigen
transtrakea adalah biaya tinggi dan
resiko infeksi lokal.
11
Sungkup Venturi

Sungkup venturi merupakan alat tera-


pi oksigen (O2) dengan prinsip jet
mixing yang dapat memberikan fraksi
oksigen (O2) (FiO2) sesuai dengan
yang dikehendaki.

Bermanfaat untuk mengirimkan


secara akurat konsentrasi oksigen
rendah (24-35%).

Pada pasien dengan PPOK dan gagal


nafas tipe II, bernafas dengan mask
ini mengurangi resiko retensi CO2,
dan memperbaiki hipoksemia.

12
PENUTUP
 Terapi oksigen merupakan system pengobatan yang telah
dikenal sejak lama, dapat diberikan pada pasien dengan
hipoksemia akut maupun kronik.
 Pemberian oksigen mempermudah perbaikan penyakit dan
memperbaiki kualitas hidup.
 Oksigen dapat diberikan jangka pendek maupun jangka
panjang.
 Pemberian oksigen perlu dievaluasi melalui pemeriksaan
analisis gas darah atau dengan oksimetri, sehingga dapat
memaksimalkan pemberian oksigen dan mencegah retensi
CO2.

13

Anda mungkin juga menyukai