Rian Tasalim
Cairan Elektrolit Tubuh
Cairan elektrolit tubuh dibagi dalam dua kelompok :
rian.tasalim@yahoo.com
Indikasi Pemberian Cairan
rian.tasalim@yahoo.com
Parameter Sederhana
• Sebelum melakukan pemberian cairan, ada
beberapa perameter yang harus diketahui
terlebih dahulu :
1. Riwayat Pendelita
2. Gejala Klinis
3. Berat Badan
4. Volume Urine
5. Tekanan darah dan Denyut Nadi
Otsuka, Pedoman Cairan Infus edisi IV, 1996
rian.tasalim@yahoo.com
Gangguan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Cairan
1. Hipovolume atau Dehidrasi
– Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan
cairan dan kelebihan pengeluaran cairan.
– Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi,
yaitu:
• Dehidrasi isotonic, terjadi jika kekurangan sejumlah cairan dan elektrolitnya
yang seimbang.
• Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak
daripada elektrolitnya.
• Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya
daripada air.
2. Hipervolume atau Overhidrasi
– Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan
yaitu, hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan
cairan pada interstisial).
rian.tasalim@yahoo.com
Kebutuhan Cairan
• Jumlah kehilangan air tubuh ini berbeda
sesuai dengan umur, yaitu:
– Dewasa : 1,5 – 2 ml/kg/jam
– Anak-anak : 2 – 4 ml/kg/jam
– Bayi : 4 – 6 ml/kg/jam
– Neonatus : 3 ml/kg/jam
Pemberian Cairan Na+
Tambahan :
1. NaCl 0,9% Na+ 77 meq/fles
2. NaCl 0,45% in D5% Na+ 38 meq/fles
3. NaCl 0,225% in D5% Na+ 19 meq/fles
4. NaCl 0,18 % in D5% Na+ 10 meq/fles
rian.tasalim@yahoo.com
Factor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stress
5. Sakit
6. Temperature lingkungan
7. Diet
JENIS-JENIS CAIRAN DAN
ELEKTROLIT BESERTA
FUNGSINYA
Jenis-jenis Cairan
1. Cairan Isotonik
2. Cairan Hipotonik
3. Cairan Hipertonik
Cairan Isotonik :
• Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga
terus berada di dalam pembuluh darah.
• Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah
terus menurun).
• Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan
cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung
kongestif dan hipertensi.
• Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Cairan Hipotonik:
• Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum),
sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas
serum. (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke
osmolaritas tinggi).
• Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya
pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga
pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan
ketoasidosis diabetik.
• Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba
cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan
kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial
(dalam otak) pada beberapa orang.
• Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%
Cairan Hipertonik:
• Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan
dan sel ke dalam pembuluh darah.
• Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).
• Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik.
• Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik,
Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl
0,9%, produk darah (darah), dan albumin.
Cairan berdasarkan Kelompoknya
1. Cairan Kristaloid
2. Cairan Koloid
Kristaloid:
• Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah
volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh
darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada
pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya
Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
Koloid:
• Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar
sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan
tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya
hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar
pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan
steroid.
Jenis- Jenis Cairan Infus
Jenis- Jenis Cairan Infus
• Ringger Laktat • Aminovel - 600
• NaCl 0.9% • Amiparen
• Asering • KA-EN 1B
• Dextrose 5% • KA-EN 3A & KA-EN 3B
• Dextrose 10% • KA-EN 4A
Jenis- Jenis Cairan Infus
Cairan Asering
• Indikasi : Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada
kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue
(DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
• Komposisi:
– Setiap liter asering mengandung:
• Na 130 mEq
• K 4 mEq
• Cl 109 mEq
• Ca 3 mEq
• Asetat (garam) 28 mEq
Jenis- Jenis Cairan Infus
Cairan NaCl 0.9%
• Indikasi:
– Untuk resusitasi
– Kehilangan Na > Cl, misal diare
– Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium
(asidosis diabetikum, luka bakar)
Perhatian Jangan ditambahkan ke dalam darah transfusi. Monitor kondisi cairan tubuh &
elektrolit.
Efek Samping Gangguan keseimbangan cairan tubuh & elektrolit; gangguan GI; rasa haus; sakit
kepala, pusing, menggigil, demam; takikardi, nyeri dada; hiponatremia; dehidrasi;
penglihatan kabur, urtikaria, hipotensi atau hipertensi.
Kategori Keamanan C: Studi pada binatang percobaan telah memperlihatkan adanya efek samping pada
Kehamilan janin (teratogenik atau embroisidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada
wanita, atau studi pada wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Obat
hanya boleh diberikan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.
Kata Motivasi Hari Ini
Jika Anda ingin berbahagia selama satu jam, silakan tidur siang.
Jika Anda ingin berbahagia selama satu hari, pergilah berpiknik.
Bila Anda ingin berbahagia seminggu, pergilah berlibur.
Bila Anda ingin berbahagia selama sebulan, menikahlah.
Bila Anda ingin berbahagia selama setahun, warisilah kekayaan.
Jika Anda ingin berbahagia seumur hidup, cintailah pekerjaan Anda.
(Promod Brata)