Anda di halaman 1dari 7

Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan

atau staffing merupakan fungsi manajemen


yang merupakan dasar pelaksanaan
kegiatan keperawatan (Julia et al. 2014).
Terdapat beberapa metode perhitungan kecukupan
tenaga perawatdi tingkat institusi menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor: 81/MENKES/SK/2004,
diantaranya adalah:
1. Metode Daftar Susunan Pegawai (DSP) atau
Authorized Staffing List
2. Metode Workload Indicator Staff Need (WISN)
Metode Daftar Susunan Pegawai (DSP)
atau Authorized Staffing List

Metode ini dapat digunakan


digunakan di berbagai unit kerja
seperti puskesmas, rumah sakit,
dan saranan kesehatan laiinya.
Menghitung kebutuhan SDM dengan rumus:
Menghitung produktivitas Menghitung kebutuhan SDM dengan rumus:
Menghitung produktivitas
unit kerja secara kolektif
unit kerja secara kolektif
dengan menggunkaan
dengan menggunkaan
rumus:
rumus:
Keterangan :
Keterangan :
n : jumlah SDM dibutuhkan
n : jumlah SDM dibutuhkan
N : jumlah beban kerja
N : jumlah beban kerja
K : Kapasitas kerja/ manit
K : Kapasitas kerja/ manit
Keterangan : T : jumlah kerja per hari kebutuhan tenaga
Keterangan : T : jumlah kerja per hari kebutuhan tenaga
S : Dayaguna staf / hari kerja yang tepat, maka langkah selanjutnya
S : Dayaguna staf / hari kerja yang tepat, maka langkah selanjutnya
N : Jumlah Staf adalah menentukan jenis tenaga kerja yang
N : Jumlah Staf adalah menentukan jenis tenaga kerja yang
O : Output unit kerja dibutuhkan sesuai dengan struktur organisasi
O : Output unit kerja dibutuhkan sesuai dengan struktur organisasi
unit kerja tersebut.
unit kerja tersebut.
Metode Workload Indicator Staff Need
(WISN)

Pada tahun 2004 Departemen Kesehatan Republik


Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: 81/MENKES/SK/2004 telah mengeluarkan
Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM dengan
menggunakan metode WISN.
Dengan menggunakan metode WISN dapat
diketahui unit kerja dan kategori SDM nya, waktu
kerja, standar beban kerja, kelonggaran, kuantitas
kegiatan pokok, dan akhirnya dapat mengetahui
kebutuhan SDM pada unit kerja tersebut (Julia et
al. 2014).
Menetapkan waktu kerja tersedia
(A-(B+C+D+E)) x F = ...

1. Hari kerja, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit atau peraturan
daerah setempat, pada umumnya dalam 1 minggu 5 hari kerja. Dalam 1 tahun 250 hari
kerja (50 hari x 50 minggu). (A)
2. Cuti tahunan, sesuai dengan ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja
setiap tahun. (B)
3. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk
mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme setiap kategori SDm memiliki
hak mengikuti pelatihan dalam 6 hari kerja. (C)
4. Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Terkait tentang Hari
Libur Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2002-2003 ditetapkan 15 hari kerja dan 4 hari
kerja untuk cuti bersama. (D)
5. Ketidakhadiran kerja, sesuia data rata-rata ketidakhadiran kerja (selama kurun waktu 1
tahun) karena alas an sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin. (E)
6. Waktu kerja , sesuai ketentuan yang berlaku di RS dan Peraturan Daerah, pada
umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam (5 hari kerja/minggu). (F)
Menetapkan unit kerja dan kategori SDM

Menyusun standar beban kerja


Standar beban kerja di peroleh dengan membagi waktu kerja tersedia dalam
satu tahun dengan rata-rata waktu penyelesaian setiap unit kegi atan pokok.
Waktu penyelesaian setiap unit kegiatan pokok adalah rata-rata jumlah waktu
setiap kegiatan pokok dalam 1 hari di bagi dengan rata-rata jumlah kegiatan
pokok dal am s atu hari kerja.

Menyusun standar kelonggaran.


Standar kelonggaran di peroleh dari jumlah idle yang
berhasil di amati di bagi waktu kerja tersedia

Perhitungan kebutuhan tenaga dengan rumus :


Kebutuhan SDM =

Anda mungkin juga menyukai