Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 6

CHRISBANINGRUM P ( 191148201073 )
FEBYOLA ZASKIA A.K ( 191148201082)
GRESTIANTI PUTRI YEHUDA ( 191148201084 )
JENLY ADINATA ( 191148201090 )
SANYA ALIYA ANANDA ( 191148201091 )
K.R ALFREDA KRAWING ( 191148201093 )
RISKY ASRINA MORIJAN ( 191148201101 )

- Teknik DNA Rekombinan


- Perkembangan Biomolekuler
- Perkembangan Bioteknologi Molekuler
Dalam Bidang Kesehatan
TEKNIK DNA REKOMBINAN
APAKAH TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN ITU ?

Teknologi DNA rekombinan telah memungkinkan bagi kita untuk


: mengisolasi DNA dari berbagai organisme, menggabungkan DNA
yang berasal dari organisme yang berbeda sehingga terbentuk DNA
rekombinan, memasukan DNA rekombinan kedalam sel organisme
prokariot maupun eukariot hingga DNA rekombinan dapat bereplikasi
dan bahkan dapat diekspresikan. Jadi, teknologi DNA rekombinan
merupakan kumpulan teknik atau metode yang digunakan untuk
mengkombinasikan gen - gen didalam tabung reaksi. Teknik - teknik
tersebut meliputi :
1. Teknik untuk mengisolasi DNA
2. Teknik untuk memotong DNA
3. Teknik untuk menggabung atau menyambung DNA
4. Teknik untuk memasukan DNA kedalam sel hidup.
TEKNIK UNTUK MENGISOLASI DNA

Molekul DNA dalam suatu sel dapat diekstraksi atau


diisolasi untuk berbagai macam keperluan seperti aplifikasi
dan analisis DNA melalui elektroforesis. Isolasi DNA
dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan DNA dari
bahan lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Prinsip
utama dalam isolasi DNA ada 3 yakni penghancuran ( lisis
), ekstraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti
selulosa dan protein, serta pemurnian DNA. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam proses isolasi DNA
antara lain harus menghasilkan DNA tanpa adanya
kontaminan seperti protein dan RNA; metodenya harus
efektif dan bisa dilakukan untuk semua spesies metode yang
dilakukan tidak boleh mengubah struktur dan fungsi
molekul DNA; dan metodenya harus sederhana dan cepat.
Salah satu prinsip isolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi
merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul
komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian
bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung . Hasil
sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan
pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah.

Isolasi DNA dengan teknik sentrifugasi akan mengendapkan DNA. Supaya


hasil isolasi berupa DNA murni yang tidak tercampur dengan molekul-molekul lain
maka dalam proses isolasinya dicampurkan berbagai macam larutan. Larutan A
berfungsi sebagai resuspensi yaitu penggabungan kembali pelet yang telah terbentuk
dengan larutan yang dicampurkan. Selain itu larutan A juga berfungsi sebagai buffer
dan pengkelat. Pemilihan buffer tersebut dilihat dari kemampuan buffer
menghasilkan arus listrik. Larutan B yang terdiri atas SDS dan NaOH berfungsi
sebagai larutan pelisis. NaOH sendiri dapat mendenaturasi protein. Sedangkan
larutan C berfungsi untuk merenarutasikan kembali. Etanol 70% yang digunakan
dalam proses isolasi berfungsi untuk mengeluarkan endapan garam karena Na+
bermuatan positif dan DNA bermuatan negatif. Larutan ddH2O yang ditambahkan
berfungsi agar endapan DNA yang dihasilkan didapat dengan konsentrasi yang
cukup tinggi. Larutan di vortex untuk memudahkan bakteri tersuspensi. Bakteri
yang telah diendapkan tersebut kana lisis dengan penambahan larutan buffer. Agar
proses lisis bakteri sempurna, maka larutan dibolak-balik secara halus. Bakteri yang
telah lisis ini ditandai dengan munculnya lendir. Cairan DNA yang dihasilkan
kemudian dipisahkan dari endapannya. Cairan ini ditambahkan RNase untuk
melisiskan RNA supaya hasil yang diisolasi berupa DNA murni.
TEKNIK PEMOTONGAN DNA

Pada tahun 1960, Werner Arber & Hamilton Smith menemukan enzim dari mikroba yang dapat memotong DNA
utas ganda. Enzim tersebut mengenal dan memotong DNA pada sekuen spesifik yang panjang 4 sampai dengan 6 pasang
basa. Enzim tersebut dikenal dengan enzim restriksi atau enzim endonuklease restriksi. Setiap enzim restriksi mengenal
sekuens dan situs pemotongan yang khas. Enzim restriksi memotong DNA bukan pada sembarang tempat, tetapi
memotong DNA pada bagian tertentu. Bagian pada DNA yang dikenai aksi pemotongan oleh enzim restriksi ini
dinamakan sekuens pengenal. Suatu sekuens pengenal adalah urutan nukleotida (urutan basa) tertentu yang dikenal oleh
enzim restriksi sebagai tempat atau bagian yang akan dipotongnya. Enzim restriksi (Endonuklease) adalah enzim yang
berasal dari bakteri, yang dapat memotong rantai DNA (double stranded) atau RNA. Dalam bakteri enzim ini berfungsi
sebagai perlindungan diri dengan cara memotong DNA pada sisi pemotongan tertentu. Ada tiga tipe enzim restriksi
endonuklease yaitu tipe I, II dan III. Enzim restriksi endonuklease tipe I dan III jarang digunakan, karena hasil
pemotongannyatidak tepat pada sekuens yang diinginkan, sedangkan enzim restriksi endonuklease tipe II dapat
memotong tepat atau dekat dengan sekuens yang diinginkan. DNA tersusun atas empat basa nukleotida yaitu A
(adenine), G (guanine), C (cytosine) dan T (thymine). Enzim restriksi ini hanya akan memotong DNA pada tempat
tertentu saja, yaitu jika ia menemukan susunan palindrom yaitu urutan basa yang jika dibaca dari kedua utas DNA akan
tetap sama.
Salah satu contoh enzim retriksi adalah Enzim EcoRI yang telah diisolasi pertama kali oleh Herbert Boyer pada tahun 1969 dari bakteri
Escherichia coli. Enzim EcoRI Memotong DNA pada bagian yang urutan basanya adalah GAATTC ( sekuens pengenal bagi EcoRI adalah
GAATTC ). Didalam sekuens pengenal tersebut, Enzim EcoRI memotongnya tidak pada sembarang situs tetapi hanya memotong pada
bagian atau situs antara G dan A. Pada DNA utas ganda, sekuens GAATTC ini akan berpasangan dengan sekuens yang sama tetapi
berlawanan arah. Enzim EcoRI ini memotong setiap utas dari utas ganda tersebut pada bagian anatara G dan A. Sebagai akibatnya,
potongan-potongan atau fragmen-fragmen DNA utas ganda yang dihasilkan akan memiliki ujung berutas tunggal. Ujung seperti ini yang
dikenal dengan istilah sticky ends atau cohesive ends. Secara alami, bakteri menghasilkan enzim restriksi untuk menghancurkan DNA fage
yang menginfeksinya (yang masuk ke dalam sel bakteri) Sampai saat ini sudah banyak jenis enzim restriksi yang telah ditemukan dan
diisolasi dari berbagai spesies bakteri. Nama setiap enzim restriksi diawali dengan tiga huruf yang menyatakan nama bakteri yang
menghasilkan enzim tersebut. Berikut adalah contoh organisme-organisme penghasil Enzim retriksi :

Enzim EcoRI GAATTC Escherichia coli

Enzim HindIII AAGCTT Haemophilus influenzae

Enzim HhaI GCG C Haemophilus haemolyticus

Enzim TaqI T CGA Thermus aquaticus

Enzim BsuRI GG CC Bacillus subtilis

Enzim BalI TGG CCA Brevibacterium albidum

Enzim NotI GC GGCCGC Nocardia otidis-caviarum

Enzim BamHI G GATCC Bacillus amylolyquefaciens

Enzim SmaI CCC GGG Serratia marcescens


Berdasarkan cara pemotongannya Enzim retriksi digolongkan menjadi dua: 1) Endonuklease, memotong nukleotida dari
arah dalam, dan 2) Eksonuklease, memotong nukleotida hanya pada ujung atau dari arah luar.
Secara umum berdasarkan hasil pemotongan DNA double strain dengan enzim endonuklease memilik dua bentuk yaitu:
1) pemotongan sticky end

2) pemotongan blunt end


TEKNIK PENGGABUNGAN DNA
Pemotongan DNA genomik dan DNA vektor menggunakan enzim restriksi harus menghasilkan
ujung-ujung potongan yang kompatibel. Artinya, fragmen-fragmen DNA genomik nantinya
harus dapat disambungkan (diligasi) dengan DNA vektor yang sudah berbentuk linier.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meligasi fragmen-fragmen DNA secara in vitro
yaitu: 1) Ligasi menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri. Cara ini hanya dapat digunakan
untuk meligasi sticky end. Dan 2) Ligasi menggunakan DNA ligase dari sel-sel E. coli yang
telah diinfeksi dengan bakteriofag T4 atau lazim disebut sebagai enzim T4 ligase. Cara yang
kedua ini dapat digunakan baik pada ujung lengket maupun pada blunt end.

Pemberian enzim deoksinukleotidil transferase untuk menyintesis untai tunggal homopolimerik


3’. Dengan untai tunggal semacam ini akan diperoleh ujung lengket buatan, yang selanjutnya
dapat diligasi menggunakan DNA ligase.

Suhu optimum bagi aktivitas DNA ligase sebenarnya 37ºC. Akan tetapi, pada suhu ini ikatan
hidrogen yang secara alami terbentuk di antara ujung-ujung lengket akan menjadi tidak stabil
dan kerusakan akibat panas akan terjadi pada tempat ikatan tersebut. Oleh karena itu, ligasi
biasanya dilakukan pada suhu antara 4 dan 15ºC dengan waktu inkubasi (reaksi) yang
diperpanjang (sering kali hingga semalam).
Pada reaksi ligasi antara fragmen-fragmen DNA genomik dan DNA
vektor, khususnya plasmid, dapat terjadi peristiwa religasi atau ligasi
sendiri sehingga plasmid yang telah dilinierkan dengan enzim restriksi
akan menjadi plasmid sirkuler kembali. Hal ini jelas akan
menurunkan efisiensi ligasi. Untuk meningkatkan efisiensi ligasi
dapat dilakukan beberapa cara, antara lain penggunaan DNA dengan
konsentrasi tinggi (lebih dari 100µg/ml), perlakuan dengan enzim
alkalin fosfatase untuk menghilangkan gugus fosfat dari ujung 5’ pada
molekul DNA yang telah terpotong, serta pemberian molekul linker,
molekul adaptor, atau penambahan enzim deoksinukleotidil
transferase untuk menyintesis untai tunggal homopolimerik 3’.

Tahap berikutnya setelah ligasi adalah analisis terhadap hasil


pemotongan DNA genomik dan DNA vektor serta analisis hasil ligasi
molekul-molekul DNA tersebut dengan menggunakan teknik
elektroforesis . Jika hasil elektroforesis menunjukkan bahwa fragmen-
fragmen DNA genomik telah terligasi dengan baik pada DNA vektor
sehingga terbentuk molekul DNA rekombinan, campuran reaksi ligasi
dimasukkan ke dalam sel inang agar dapat diperbanyak dengan cepat.
TEKNIK PEMASUKAN DNA KE DALAM SEL
HIDUP
Setelah melakukan ligasi atau penggabungan DNA maka proses selanjutnya adalah memasukkan DNA
rekombinan ke dalam sel organisme prokariot maupun eukariot sehingga DNA rekombinan dapat
berepilkasi dan bahkan dapat diekspresikan.

Oleh karena DNA yang dimasukkan ke dalam sel inang bukan hanya DNA rekombinan, maka kita harus
melakukan seleksi untuk memilih sel inang transforman yang membawa DNA rekombinan. Selanjutnya,
di antara sel-sel transforman yang membawa DNA rekombinan masih harus dilakukan seleksi untuk
mendapatkan sel yang DNA rekombinannya membawa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan.

Pada dasarnya ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi setelah transformasi dilakukan yaitu:
sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau berarti transformasi gagal.
sel inang dimasuki vektor religasi atau berarti ligasi gagal.
sel inang dimasuki vektor rekombinan dengan/tanpa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan.

Untuk membedakan antara kemungkinan pertama dan kedua dilihat perubahan sifat yang terjadi pada sel
inang. Jika sel inang memperlihatkan dua sifat marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa
kemungkinan kedualah yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan antara kemungkinan kedua dan
ketiga dilihat pula perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang hanya memperlihatkan salah
satu sifat di antara kedua marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan ketigalah yang
terjadi
PERKEMBANGAN BIOMOLEKULER
PENGERTIAN BIOLOGI MOLEKULER

• Istilah Biologi Molekuler pertama kali dikemukakan oleh William


Astbury pada tahun 1945, dengan pengertian ilmu yang mempelajari
fungsi dan organisasi jasad hidup (organisme) ditinjau dari struktur
dan regulasi molekular unsur atau komponen penyusunnya.
• Biologi Molekuler : cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan antara struktur dan fungsi molekul-molekul hayati,
serta kontribusi hubungan tersebut terhadap pelaksanaan dan
pengendalian berbagai proses biokimia.
• Biologi molekuler mempelajari dasar-dasar molekuler setiap fenomena
hayati.
RUANG LINGKUP BIOLOGI MOLEKULER

Kajian Utama Biologi Molekuler :


1. Makromolekul hayati, khususnya asam
nukleat : DNA dan RNA
2. Ekspresi informasi hayati yang meliputi
replikasi, transkripsi, dan translasi
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BIOLOGI
MOLEKULER
• Biologi Molekuler telah mengalami perkembangan pesat
semenjak tiga dasawarsa yang lalu.
• Perkembangan ini terjadi ketika berbagai sistem biologi,
khususnya mekanisme alih informasi hayati, pada bakteri dan
bakteriofag dapat diungkapkan. Begitu pula berkembangnya
teknologi DNA rekombinan (rekayasa genetika) pada tahun
1970-an telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
perkembangan Biologi Molekuler.
• Landasan Biologi Molekuler : berbagai teknik eksperimental
baru yang terkait dengan manipulasi DNA
 Antoni Van Leeuwenhoek ( 1632 - 1723 )
Membuat mikroskop menunjukan adanya partikel - partikel kecil
yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa, menyebut sel sebagai satuan
kehidupan. Orang yang petama kalo melihat sel tunggal ( bakteri,
protozoa, yeast, alage, kecuali virus ) dan mengamati darah, caira mani,
fese, dan emal gigi.
 Robert Hooke ( 1635 - 1703 )
Melihat rongga kosong pada sayatan jaringan gabus tumbuhan
kemudian dinamakan cellula yang berarti rongga atau ruangan ( asal kata
sel ).
 Robert Brown ( 1773 - 1858 )
Mengamati nukleus pada jaringan epidermis tanaman anggrek,
tapi tidak mengetahui fungsinya ( 1833 ).
 Mathhias Jacob Schleiden ( 1804 - 1881 )
Mengamati bahwa semua tanaman terdiri dari sel ( 1838 ).
 Theodore Schwann ( 1810 - 1882 )
Mengamati bahwa hewan juga terdiri dari sel ( 1839 ).
 Rudolf Virchow ( 1821 - 1902 )
Semua sel berasal dari sel yang telah ada
sebelumnya, bukan berasal dari material yang tidak
hidup ( 1855 ).

TEORI SEL
1. Semua makhluk hidup berasal dari satu atau dua
sel.
2. Sel merupakan unit dasar struktur dan fungsi
dari semua makhluk hidup.
3. Semua sel berasal dari sel yang telah ada
sebelumnya.
Sebelum jaman Louis Pasteur, organisme bersel
satu yang diamati Leeuwenhoek
dianggap timbul sebagai “generatio spontanea”
konsep ini dilawan oleh percobaan Pasteur (1860)
• Menjelang akhir abad ke-19 teori sel diterima
secara luas dan dasar biologi modern telah ada.
Pada tahun 1900, 16 dari 20 asam amino standar yang menjadi penyusun
protein telah diketahui.
• Pada awal abad ke-19, para peneliti tidak hanya melihat bahwa jaringan
disusun oleh unit-unit sel, tetapi juga bahwa sel-sel dapat membelah
mulai diketahui bahwa tiap sel menunjukkan kehidupan hingga
dinyatakan prinsip-prinsip pembentukan sel.
• Pada awal abad ke-19 ditemukan bahwa suatu bagian utama ekstrak
yang berasal dari sel-sel tumbuhan dan hewan adalah bahan yang sangat
kompleks yang menghasilkan endapan “fibrous” jika ekstrak tersebut
dipanasi atau dipanasi dengan asam pada tahun 1838 G.J. Mulder
berkesimpulan bahwa bahan “fibrous” tersebut adalah protein.
• Teori sel para ahli biologi memahami hubungan antara genetika
Mendel dengan pembelahan sel persatuan sperma dan sel telur, langkah
pertama dalam semua pembelahan sel pada organisme tingkat tinggi
mengetahui proses-proses pembelahan mitosis dan meiosis melakukan
penelitian dan mendapatkan penemuan , mulai dari inti sel dan
kromosom, enzim, DNA, struktur DNA, virus, basa nitrogen, dll.
• Pada tahun 1950-an dan 1960-an yang dapat digunakan dalam
mempelajari sel dan organ pada organisme tingkat tinggi adalah berupa :
1. Penemuan struktur DNA
2. Peranan RNA (sintesis protein)
3. Kode genetik
4. Cara pengaturan gen pada bakteri
• Perbedaannya : pada saat itu para ahli biologi
dalam studinya menggunakan sel-sel prokariotik
(terutama E.coli). Saat ini digunakan sel
eukariotik.

• Tetapi kebanyakan sifat-sifat yang menyebabkan


organisme tingkat tinggi berbeda dengan bakteri
sekarang sudah dapat ditunjukkan pada tingkat
molekuler.
SEJAK TAHUN 1975, TEKNIK-TEKNIK BARU
TELAH MEMUNGKINKAN MANUSIA UNTUK
MENGISOLASI SEGMEN DNA DAN
MEMURNIKANNYA DALAM JUMLAH
BESAR.
KAITAN BIOLOGI MOLEKULER DENGAN ILMU
LAIN

• Biologi Molekuler merupakan ilmu multidisiplin


yang melintasi sejumlah disiplin ilmu terutama.
Biokimia dan Genetika sehingga sering terjadi
tumpang tindih di antara materi-materi yang
dibahas.
• Biokimia : studi tentang zat kimia dan proses
penting yang terjadi dalam organisme hidup.
Telah diadakan pendekatan molekuler dalam biologi yang akan sangat
mempengaruhi tiap disiplin ilmu dalam biologi seperti :
1. Histologi : ilmu tentang struktur jaringan secara detail
2. Sitologi : ilmu tentang sel
3. Anatomi : ilmu tentang struktur dan organisasi
makhluk hidup
4. Embriologi : ilmu tentang perkembangan embrio dalam
rahim
5. Genetika : ilmu tentang pewarisan sifat pada
organisme
6. Fisiologi : ilmu tentang bagaimana kehidupan berfungsi
secara fisik dan kimiawi
7. Evolusi : ilmu tentang perubahan-perubahan pada
makhluk hidup dalam jangka waktu yang sangat lama
Semakin banyak bidang biologi lainnya yang
memfokuskan diri pada molekul, baik secara
langsung mempelajari interaksi molekuler dalam
bidang mereka sendiri seperti pada bidang biologi
sel dan biologi perkembangan, maupun secara
tidak langsung (misalnya dengan menggunakan
teknik biologi molekuler untuk menyimpulkan ciri-
ciri historis populasi atau spesies) seperti pada
genetika populasi dan filogenetika.
PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DAN MOLEKULER
DAN BIDANG KESEHATAN
Jika kita berbicara mengenai biologi molekuler tentunya kita juga akan
berbicara mengenai cabang imu yang sudah ada sebelumnya, yaitu
Genetika dan juga ilmu biokimia. Pada awalnya, biologi molekuler ini
muncul karena adanya penemuan struktur heliks ganda DNA oleh
Waston dan Crick pada tahun 1953.
Penemuan lainnya menunjukkan bahwa suatu gen menentukan
suatu protein, mekanismenya dirumuskan dalam konsep yang dikenal
sebagai dogma sentral, yaitu urutan nukleotida dalam DNA yang akna
menentukan pula urutan nekluorida dalam RNA yang nantinya akan
menentukan urutan saam amino dalam protein. Perkembangan biologi
molekuler ini menjadi lebih pesat karena munculnya rekayasa genetik
yang memungkinkan penggandaaan dan isolasi gen sehingga struktur
dan fungsi gen secara detail dan jelas daapt dipelajari.
Dalam bidang kesehatan sendiri nih sobat, biologi molekuler
sangat memberikan damoak yang cukup besar hampi pada
setiap aspek dunia kesehatan tersebut. Sebut saja seperti
genetika, histologi, emriologi, fisiologi, mikrobiologi,
parasitology, patologi, imunologi dnanjuga farmakologi.
Salah satu peranan biologi molekuler tersebut yang
paling memberi dampak bagi bidang kesehatan adalah adanya
terapi molekular seperti pada pengobatan penyakit SCID (
Severe Combained Immuno Deficiency) , dan ada pula
penggulangan penyakit keturunan seperti talasemia, fibrosis
kristik, dan juga penyakit kanker. Oleh karena itulah sobat,
biologi molekuler ini sangat memiliki peran penting terhadap
bidang kesehatan tersebut.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran biologi molekuler di bidang kesehatan tersebut.
1. Diagnosa Penyakit
Yang pertama adalah pada saat diagnose penyakit. Diagnosis yang cepat dan akurat merupakan
sesuatu yang mutlak pada diagnose penyakit. Nah pada saat melakukan diagnosa penyakti tersebut tentunya
dibutuhkan biologi molekuler tersebut didalmnya. Sebut saja seperti penggunaaan teknologi DNA rekombian
yang melibatkan :
Melibatkan penggunaan antibody
Melibatkan teknik hibridisasi DNA
DNA tersebut tentunya dapat ditemukan dari pengisolasian darah pasien yang tentunya menggunakan biologi
molekuler didalamnya. Jiak telah diketahui vitus yang dicari, nda juga urutan virus DNA sudah tersedia
dalma sumber literature maka akan dapat segera dirancang oligonukleotida pendek ( probe ) yang dilabeli
radioaktif dan akan dapat berhibridisasi dengan DNA virus yang tadi sudah ditemukan.
2. Terapi Gen
Yang kedua adalah pada saat adanya terapi gen. Adapun terapi gen merupakan tekni untuk
mengoreksi gen – gen yang cacat yang bertanggung jawab terhadap suatu penyakit. Selama ini, pendekatan
terapi gen yang berkembang adalah menambhakna gen – gen normal kedalam sel yang mengalami
ketidaknormalan.
Atau dengan melakukan pendekatan lain, yakni dengan melenyapkan gen abnormal dengan gen
normal yang melakukan rekombinasi homolog. Atau bisa juga dengan mereparasi gen abnormal dengan cara
mutasi balik selektif dan sedemikian rupa sehingga akan mengembalikan funsgi normal gen tersebut.
3. Produk Farmasi
Yang ketiga adalah produk farmasi. Bioteknologi yang tentunya
didalamnya terdapat biologi molekuler telah menyediakan metode untuk
produk farmasi yang memiliki keuntungan lebih murah, mengurangi
resiko penggunaan produk akhir dan juga turut serta menghilangkan
ketergantungan terhadap organ binatang. Beberapa produk farmasi selain
insulin yang telah diproduksi dengan teknologi DNA. Untuk melakukan
hal tersebut, tentunya ada biologi molekuler yang berperan penting di
dalamnya.

4. Diagnosa dan Pengobatan Penyakit Genetik


Yang keempat adalah diagnosa dan pengobatan penyakit genetik.
Penyakit genetik atau kelainan genetik merupakan penyakit yang
disebabkan oleh kerusakan informasi genetik baik tingkat gen maupun
kromosom yang akan diturunkan pada genearasi berikutnya. Dalam
pengobatan dan diagnosa penyebab kelainan genetik ini tentunya ada
peranan biologi molekuler di dalamnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai