Anda di halaman 1dari 34

Laporan Kasus

Abnormal Uterine Bleeding


(Perdarahan Uterus Abnormal)
dr. Maria Lisbeth Howay

Pembimbing:
Dr.Ester Tampubolon
Dr. Monika Antoh
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. EP
Umur : 42 tahun
No. RM : 17.35.**
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : KP
Alamat : Jl. Sulawesi
Masuk RS : 28-5- 2019 (Jam 07.00WIT)
Ruangan : IGD
ANAMNESA

Keluhan Utama: keluar darah dari jalan lahir

RPS : Os datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir dalam
jumlah yang banyak sejak jam 9 malam. Darah yang keluar berwarna
merah kehitaman dan menggumpal sehingga os harus mengganti
pembalut ±8 kali terhitung sejak malam hingga tiba di RS. Keluhan
tersebut disertai mual tetapi tidak muntah, nyeri ulu hati, nyeri perut
bagian bawah,serta badan terasa sedikit lemas, tidak ada keluhan
demam. Os mengaku sebelumnya memang os sedang haid, namun
hingga durasi haid normalnya (±5 hr) selesai darah masih terus keluar
hingga hampir 2 minggu terakhir ini dengan jumlah yang tidak terlalu
banyak seperti yang dialaminya sekarang. Nafsu makan sedikit
menurun, BAB dan BAK lancar.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riw.Perdarahan (-), HT (+) terkontrol obat 2 thn, DM
(-), asma (-), maag (+) alergi (-), penyakit jantung
(-)

Riwayat Penyakit Keluarga


• HT (+), penyakit jantung (+), DM (-), asma (-), alergi
(-),

Riwayat Kebiasaan
• Merokok (-), minum alkohol (-), jamu-jamuan (-)
Riwayat Menstruasi :
 Menarche usia 13 tahun, siklus haid teratur, durasi haid 3-5 hari, ganti
pembalut 3-4x/hari, keluhan saat haid yaitu pusing dan nyeri saat haid
(+) kadang2, haid terakhir 12-5-2019 Hingga sekarang.

Riwayat Pernikahan :
 Menikah 1x, usia 23 tahun dengan suami berusia 25 tahun.

Riwayat Obstetri dan Ginekologi :


 Riwayat Abortus (-)
 Riwayat partus pervaginam 2x, penyulit (-)
 Riw perdarahan (+) tapi sedikit, os mengaku sudah periksa di
dr.Kandungan dan sudah di USG transabdomen hasilnya dicurigai
adanya mioma.

Riwayat Penggunaan Obat: Obat Anti-Hipertensi (amlodipin 10mg), obat


Ranitidin

Riwayat Kontrasepsi : (+) Kb suntik dan kb implant


Status Generalis
Thorax
Kepala/Leher Jantung : Paru :
Kepala : normocephalic, • Inspeksi  ictus cordis Inspeksi  hemitoraks simetris, retraksi (-)
Mata : oedema, konjungtiva tidak tampak Palpasi  nyeri (-), stem fremitus simetris
anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
. • Palpasi  ictus cordis Perkusi  sonor/sonor
teraba di ICS V mid Auskultasi  suara nafas vesikuler, rhonki
Hidung : nafas cuping hidung clavicular line sinistra, tidak
(-/-), sekret (-/-). melebar. (-/-), wheezing (-/-)
Telinga : discharge (-/-) • Perkusi  batas kiri ICS V
mid clavicular line sinistra Abdomen
Mulut : oedem (-), bibir kering Inspeksi : cembung, distended (-)
(-), sianosis (-). Batas atas ICS III
parasternal line sinistra Auskultasi : bising usus (+) N,
Tenggorokan : faring Palpasi : supel,, NT (+) epigastrium dan
hiperemis (-), tonsil (T1/T1), Batas kanan
sekret (-), detritus (-). ICS V parasternal line dextra suprapubic , tidak teraba massa
abdomen, Nyeri ketok cva (-)
Leher : simetris, • Auskultasi  S1 S2 normal,
Perkusi : timpani
pembengkakan KGB (-) murmur (-), gallop (-)

Ekstremitas
Akral hangat, kering dan merah di
keempat ekstremitas
CRT <2 detik di keempat ekstremitas
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM TANDA VITAL
 TSS  TD: 110/60 mmHg
 N: 90x/menit, reguler, vol
 CM cukup
 BB: 73 kg  R: 19x/menit
 TB: 150 cm  S: 36,7oC
 SPO2: 99%

Pemeriksaan Gynekologi:

Inspekulo dan VT tidak dilakukan


Pemeriksaan Penunjang

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Hematologi Rutin

Hemoglobin 10.1 g/dL 12.0 – 16.0 g/dL

Hematokrit 37,3% 37 – 47 %

Eritrosit 4,0 4.3 – 6.0 juta/µL

Leukosit 10.100 4.800 – 10.800/µL

Trombosit 205.000 150.000 – 400.000/µL

MCV 80 80 – 96 fL

MCH 28 27 – 32 pg

MCHC 33 32 – 36 g/dL

KIMIA KLINIK

Kolesterol 190 <200 mg/dL

Glukosa sewaktu 145 <200 mg/dL


Diagnosis Kerja:

 AUB e.c susp mioma uteri (PUA-L)


 Anemia Ringan

Diagnosis Banding:

- PUA (PAM – cOEIN)


Rencana Terapi:

Rencana Terapi:
1. IVFD RL loading 500 cc evaluasi TTV (TD 110/80)
Selanjutnya RL 500 cc+ Drip Farbion 1 amp. 20 tpm
2. Inj.Asam tranexamat 3 x 500 mg IV
3. Inj.Ranitidine 2 x 50 mg IV
4. Ibuprofen 3x 1 tab P.O
5. SF tab 1x1 P.O
6. Amlodipin 1 x 5 mg (obat anti hipertensi dipasien).
7. Konsul Sp.OG Rencana USG Dan Pemeriksaan
lanjutan – Acc Rawat inap – R.Gyn
Penatalaksanaan

 Pada dasarnya tujuan penatalaksanaan PUA ialah:


1. Perbaikan keadaan umum
2. Penghentian perdarahan
3. Mengembalikan keseimbangan fungsi hormon reproduksi
yang meliputi pengembalian siklus haid abnormal menjadi
normal,

Untuk pengobatan Medika mentosa, terdiri dari :


1. Hormonal
2. Non-Hormonal
Penatalaksanaan
1. Hormonal
a. Combined Hormonal Contraceptive
Diberikan dalam bentuk pil KB, dengan dosis :
- 2x1 tablet selama 5-7 hari kemudian dilanjutkan dengan
dosis 1x1 selama 3-6 siklus, atau
- 4x1 tablet selama 4 hari, dilanjutkan dengan 3x1 tablet
selama 3 hari, 2x1 tablet selama 2 hari, dan 1x1 tablet
selama 3 minggu, kemudian berhenti 1 minggu lalu
dilanjutkan 1x1 tablet selama 3 siklus.
C.Estrogen
Progestin : Levonogestrel-Releasing Intrauterine System,
Danazol, Gonadotropin Releasing Hormone Agonist
Penatalaksanaan
1. 2. Non- hormonal
 NSAID > inhibisi Cyclo-oxigenase akan mengubah asam
arachidonat menjadi prostaglandin dalam endometrium.

 Antifibrolitik > Asam tranexamat merupakan agen


antifibrinolitik
Komplikasi
1. Iron deficiency anemia

2. Endometrial adenocarcinoma.

3. Infertilitas berhubungan dengan anovulasi kronis


DEFINISI

PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL (PUA)

Istilah yang digunakan untuk


menggambarkan semua kelainan haid baik
dalam hal jumlah maupun lamanya.
KLASIFIKASI
BERDASARKAN JENIS PENDARAHAN

PERDARAHAN TENGAH
PUA AKUT PUA KRONIK (INTERMENSTRUAL
BLEEDING)

Perdarahan haid
yang banyak
sehingga perlu PUA yang telah Pendarahan haid
dilakukan terjadi lebih dari yang terjadi diantara
penanganan segera 3 bulan 2 siklus haid yang
unt mencegah teratur.
kehilangan darah
Klasifikasi PUA
 Berdasarkan International Federation of Gynecology and
Obstetrics (FIGO), terdapat sembilan kategori utama yang disusun
sesuai dengan akronim “PALM-COEIN” yakni; polip, adenomiosis,
leiomioma, malignancy and hyperplasia, coagulopathy, ovulatory
dysfunction, endometrial, iatrogenik dan not yet classified.
Polip (PUA-P)

 Definisi: Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, baik bertangkai
maupun tidak, berupa pertumbuhan berlebih dari stroma dan kelenjar endometrium
dan dilapisi oleh epitel endometrium.
 Gejala :
 Polip biasanya bersifat asimptomatik, tetapi dapat pula meyebabkan PUA, paling
umum berupa perdarahan banyak dan di luar siklus atau perdarahan bercak ringan
pasca menopause.
 Lesi umumnya jinak, namun sebagian atipik atau ganas.

 Diagnostik:
 Diagnosis polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan USG dan atau histeroskopi,
dengan atau tanpa hasil histopatologi

 Terapi:
Eksisi, namun cenderung berulang.
Untuk terapi definitif dapat dilakukan histerektomi, namun jarang
dilakukan untuk polip endometrium yang jinak.

gambaran histeroskopi
Gambaran USG polip endometrium polip endometrium.
2. Adenomiosis (PUA-A)
 Definisi: Dijumpainya jaringan stroma dan kelenjar endometrium ektopik
pada lapisan miometrium.
 Gejala:
 Nyeri haid, nyeri saat senggama, nyeri menjelang atau sesudah haid,
nyeri saat buang air besar, atau atau nyeri pelvik kronik.
 Gejala nyeri tersebut di atas dapat disertai dengan perdarahan uterus
abnormal berupa perdarahan banyak yang terjadi dalam siklus.
 Diagnostik:
 Pemeriksaan Fisik:

 Terapi:
o Simptomatik: diberikan jika
masih ingin mempertahankan
kemampuan untuk memiliki
anak.
o Reseksi.

Terapi kuratif : Histerektomi.


3. Leiomioma (PUA-L)
Definisi: pertumbuhan jinak otot polos uterus pada lapisan miometrium.
Jenis berdasarkan lapisan uterus tempat tumbuhnya:
 Submukosa
 Intramural
 Subserosa.

Gejala:
 Perdarahan uterus abnormal
 Pembesaran rahim
 Seringkali membesar saat kehamilan
 Penekanan
 Nyeri atau akibat tekanan di dalam
atau sekitar daerah panggul
 Peningkatan frekuensi berkemih atau
inkontinensia
Pemeriksaan Penunjang:
 Darah lengkap dan urine lengkap.
 Tes kehamilan.
 Dilatasi dan kuretase pada penderita yang disertai perdarahan untuk
menyingkirkan kemungkinan patologi lain pada rahim (hyperplasia atau
adenokarsinoma endometrium).
 USG.

Terapi:

 Observasi: Simtomatis

 Ekstirpasi:.

- Laparotomi miomektomi

- Laparotomi histerektomi:

 Bila fungsi reproduksi tak diperlukan


lagi,

 Pertumbuhan tumor sangat cepat.

 Sebagai tindakan hemostatis, yakni dimana


terjadi perdarahan terus menerus dan banyak
serta tidak membaik dengan pengobatan.
4. Malignancy and hyperplasia (PUA-M)
 Definisi: pertumbuhan
hiperplastik atau
pertumbuhan ganas dari
lapisan endometrium.
 Gejala: perdarahan uterus
abnormal.
Diagnostik:
 Diagnosis pasti ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan
histopatologi.
5. Coagulopathy (PUA-C)
 Definisi: gangguan hemostatis sistemik yang berdampak terhadap perdarahan
uterus.
 Gejala: perdarahan uterus abnormal
 Diagnostik:
 Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostatik sistemik yang
terkait dengan PUA.
 13% perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki kelainan
hemostatis sistemik, dan yang paling sering ditemukan adalah penyakit von
Willebrand.

 Definisi: kegagalan ovulasi yang menyebabkan terjadinya perdarahan


uterus.
 Gejala: perdarahan uterus abnormal.

 Diagnostik:
1. Gangguan ovulasi merupakan
2. Dahulu termasuk dalam criteria perdarahan uterus disfungsional (PUD).
3. Gejala bervariasi
4. Gangguan ovulasi dapat disebabkan
 Definisi: Gangguan hemostatis local endometrium yang memiliki kaitan erat dengan
terjadinya perdarahan uterus.
 Gejala: perdarahan uterus abnormal.
 Diagnostik:
1. Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan siklus haid
teratur.
2. Penyebab perdarahan.
3. Adanya penurunan produksi ,endothelin-1 dan prostaglandin F2α serta peningkatan
aktivitas fibrinolisis.
4. Gejala lain kelompok ini adalah perdarahan tengah atau perdarahan yang
berlanjut akibat gangguan hemostatis local endometrium.
5. Diagnosis PUA-E ditegakkan setelah menyingkirkan gangguan lain pada siklus haid
yang berovulasi.
8. Iatrogenik (PUA-I)
 Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan intervensi medis.
 Perdarahan haid di luar jadwal.
 Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam sirkulasi
yang dapat disebabkan oleh sebagai berikut:
 Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi
 Pemakaian obat tertentu
 Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan pengguna anti
koagulan

 Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit dimasukkan
dalam klasifikasi.

 Kelainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometritis kronik atau
malformasi arteri-vena.

 Kelainan tersebut masih belum jelas kaitannya dengan PUA.


Diagnosis Perdarahan
Uterus Abnormal

1. Anamnesis
Pemeriksaan Ginekologi

 Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan termasuk


pemeriksaan pap smear.
 Harus disingkirkan pula kemungkinan adanya mioma uteri, polip,
hiperplasia endometrium atau keganasan.
Pemeriksaan penunjang
Primer sekunder tertier
Laboratorium Hb Darah lengkap Prolaktin

Tiroid (TSH, FT4)


Tes kehamilan Hemostasis (BTCT,
DHEAS, Testosteron
urin lainnya sesuai
Hemostasis (PT,
fasilitas)
aPTT, fibrinogen,

Pemeriksaan D-dimer)
USG transabdominal USG transabdominal
USG
Penunjang USG transvaginal
USG transvaginal

SIS
SIS
Doppler

Penilaian Mikrokuret Mikrokuret / D&K

Endometrium Histeroskopi
D&K
Endometrial sampling

(hysteroscopy guided)
Penilaian serviks (bila IVA Pap smear Pap smear
ada patologi
Kolposkopi
Penatalaksanaan

 Pada dasarnya tujuan penatalaksanaan PUA ialah:


Memperbaiki keadaan umum, Menghentikan perdarahan, dan
Mengembalikan fungsi hormon reproduksi.
1. Perbaikan keadaan umum
2. Penghentian perdarahan:
3. Mengembalikan keseimbangan fungsi hormon reproduksi yang
meliputi pengembalian siklus haid abnormal menjadi normal,

Untuk pengobatan Medika mentosa, terdiri dari :


1. Hormonal
2. Non-Hormonal
Komplikasi
1. Iron deficiency anemia

2. Endometrial adenocarcinoma.

3. Infertilitas berhubungan dengan anovulasi kronis


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai