Menurut Udin dkk (2007:2.4) Teori belajar behavioristik
mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil proses pematangan (atau pendewasaan) semata. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori Behaviorisme adalah teori belajar yang menekankan pada hasil belajar dan tidak memperhatikan pada proses berpikir siswa. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar Respon adalah berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. TOKOH-TOKOH TEORI BEHAVIORISME
1. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) Teori Classical Conditioning
Dalam pemikiranya Pavlov berasumsi bahwa
dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan. Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Macam atau bentuk dari Stimulus dan Respon menurut Pavlov
suatu hal yang menghasilkan respon
US (Unconditioned Stimulus) secara alami
UR (Unconditioned Respons) respon yang muncul dengan adanya US.
stimulus yang tidak menghasilkan respon
NS (Netral Stimulus) tertentu
stimulus yang tidak langsung memberikan
CS (Conditioning Stimulus) respon. Agar menimbulkan respon harus dipasangkan dengan US secara terus menerus.
respon bersyarat; respon yang muncul
CR ( Conditioning Respons) akibatadanya CS dan US. HUKUM-HUKUM PENGKONDISIAN
membuat pasangan stimulus netral dengan stimulus tak
Pemerolehan bersyarat berulang-ulang hingga muncul respons
(acquisition) bersyarat, atau yang disebut acquisition atau acquisition training (latihan untuk memperoleh sesuatu).
Pemadaman Proses melemahnya respons terkondisi yang telah
(ectinction) dipelajari dan pada akhirnya menghilang Kemampuan individu untuk bereaksi terhadap stimulus baru Generalisasi yang mirip dengan stimulus yang telah dikenalinya
Kecendrungan untuk merespon dengan cara yang berbeda
Diskriminasi pada dua atau lebih stimulus yang serupa
Kondisioning Melemahkan sebuah respon terkondisi dengan
tandingan mengasosiasikan stimulus penyebab ketakutan dnegan (counter conditioning) respon baru yang tidak sesuai dengan ketakutan. HUKUM-HUKUM BELAJAR MENURUT PAVLOV
Hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam
Law of stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya Resondent Conditioning berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
Hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang
Law of Respondent sudah diperkuat melalu CR itu didatangkan kembali tanpa Extinction menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun 2. Edward Lee Thorndike (1874-1949) Teori Koneksionisme
Menurutnya, belajar merupakan peristiwa
terbentuknya asosiasi (koneksi) antara peristiwa yang disebut dengan Stimulus (S) dengan Respon (R). Eksperimen Pavlov telah memberikan inspirasi bagi para peneliti di Amerika Serikat seperti Thorndike. Thorndike adalah psikologi Amerika yang pertama kali mengadakan eksperimen hubungan S-R dengan hewan. Dari percobaannya puzzle box diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respon, perlu adanya kemampuan untuk memilih respon yang tepat serta melalui usaha-usaha atau percobaan-percobaan (trial) dan kegagalan-kegagalan (Error) terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “Trial and Error learning atau selecting and conecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu HUKUM-HUKUM KONEKSIONISME
semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan
Hukum tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut Kesiapan(law of readiness akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
Hukum semakin sering tingkah laku diulang/ dilatih (digunakan),
Latihan (law of exercise maka asosiasi tersebut akan semakin kuat
hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila
Hukum akibat(law akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika of effect) akibatnya tidak memuaskan. Selain tiga hukum di atas Thorndike juga menambahkan hukum lainnya dalam belajar yaitu Hukum Reaksi Bervariasi (multiple response) Hukum Sikap (Set/ Attitude) Hukum Aktifitas Berat Sebelah (Prepotency of Element) Hukum Respon by Analogy Hukum perpindahan Asosiasi ( Associative Shifting). PENERAPAN DALAM MATEMATIKA
Guru menggunakan metode
Sebelum memberikan ceramah, tanya jawab, pembelajaran guru menyiapkan mengerjakan. Dan dalam bahan pelajaran tujuannya kegiatan pembelajaran guru agar target pencapaian dalam memberikan stimulus-stimulus satu kompetensi dasar dapat dan siswa merespon stimulus dipenuhi. yang guru berikan.
Guru memberikan stimulus
Misalnya, seorang guru berupa contoh dari fungsi menyampaikan materi fungsi kuadrat yaitu bola yang dilempar kuadrat, guru menjelaskan keatas, gerakan rudal yang bahwa fungsi kuadrat jika ditembakkan, lintasan roket digambarkan akan sesalu yang diluncurkan, lintasan bola membentuk parabola. yang ditendang. Dari contoh diatas, guru Guru memberikan contoh soal menyampaikan bahwa dengan yaitu gambarkan grafik fungsi memanfaatkan pengetahuan dari persamaan kurva y=x2. mengenai parabola (fungsi Siswa merespon dengan kuadrat), setiap gerakan memperhatikan penjelasan dari dapat diperhitungkan untuk guru. memperoleh hasil yang akurat.
pertama buat tabel nilai, kedua
Lalu guru menjelaskan letakkan koordinat yang jawabannya yaitu cara yang diperoleh pada bidang cartesius, digunakan untuk ketiga hubungkan titik-titik menggambarkan grafik fungsi tersebut sehingga terbentuk kuadrat sebuah kurva yang mulus. Setelah guru selesai Latihan soal yang diberikan yaitu menyampaikan materi, siswa menggambarkan grafik fungsi diberi latihan soal oleh guru kuadrat pada bidang cartesius sebagai tolak ukur dari materi dan siswa menjelaskan jawaban yang sudah disampaikan. yang dikerjakannya.
Sedangkan siswa yang belum
bisa menjawab dengan benar Jika siswa mampu menjawab maka harus memperbaiki dengan soal dengan benar maka akan memberikan hukuman yaitu ada penghargaan yang latihan tambahan atau PR agar diberikan oleh guru misalnya siswa terbiasa dan dapat nilai tambahan. memahami materi yang telah disampaikan.