Anda di halaman 1dari 65

Konsep Dasar Oksigenasi

Proses oksigenasi
 VENTILASI
Proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfierr
kedalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer
 Yang mempebgaruhi proses ventilasi
 Adanya perbedaan tekanan atmosfer dg paru semakin
tinggi tempat maka tekanan udara makin rendah
sebaliknya semakin rendah tempat tekana udara
semakin tinggi
 Komlplience dan recoil paru (kemampuan paru untuk
mengembang)di pengaruhi oleh surfaktan yg berfungsi
menurunkan tegangan dan juga di pengaruhi oleh
residu (sisa udara ) yg menyebabkan paru tdk kolps
Difusi
 Pertukaran antara oksigen alveoli dg kapiler paru
dan CO2 di kapiler dg alveoli
 Prosenya di pengaruhi :luasnya permukaan
paru,tebalnya membrane respirasi /permiabilitas
 Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2
Trasfortasi
 Proses pendistribusian O2 kapiler jaringan tubuh
dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler
 Proses trasfortasi berkaitan dg HB
 Di pengaruhi oleh curah jantung (cardiac
autput),kondisi pembuluh darah,latihan(exsesais)
Jenis Pernafasan
 Pernafan Ekternal
proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh
 Pernafasan Internal
proses terjadinya pertukaran gas antarsel jaringan
dg cairan sekitarnya yg sering melibatkan proses
metabolism tubuh
1. PENGERTIAN
 Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam
system (kimia atau fisika), oksigen merupakan gas tidak
berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam proses metabolism sel. Sebagai hasilnya,
terbentuklah karbondioksida (CO2), energi, dan air.
Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas
normal pada tubuh akan memberikan dampak yang
cukup bermakna terhadap aktivitas sel. (Wahid Iqbal
Mubarok, 2007)
 Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsure vital
dalam proses metabolism untk mempertahankan kelangsungan
hidup seluruh sel-sel tubuh secara normal , elemen ini diperoleh
dengan cara menghirup oksigen ruangan setiap kali bernapas.
(Wartonah Turwanto,2006)
 Oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolism sel tubuh, mempertahankan dan
aktivitas berbagai organ atau sel. (Carpeniti, moyet, 2006)
Fisiologi Perubahan Fungsi Pernapasan
1. Hiperventilasi merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan
jumlah oksigen dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat
dan dalam hiperventilasi dapt disebabkan karena kecemasan,
infeksi keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa
seperti osidosis metabolic. Tanda-tanda hiperventilasi adalah
takikardi, napas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi,
siorientasi, tinuitus
2. Hipoventilasi terjadi ketika ventilai alveobar tidak
adekuat untuk memenuhi penggunaan oksigen tubuh
atau untuk mengeluarkan karbondioksida dengan
cukup, biasanya terjadi pada keadaan atelektasis
(kolaps paru)
3. Hipoksia tidak adekuatnya pemenuhan oksigen seluler
akibat dari defisiensi karbondioksida yang di inspirasi
atau meningkatnya oksigen pada tingkat seluler.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKSIGENASI
1. Saraf otonomik, rangsangan simpatis(menyebabkan relaksasi
sehingga terjadi vasodilatasi ) dan parasimpatis(vasokontriksi
sehingga menyebabkan penyempitan )
2. Hormon dan obat, semua hormone termasuk catec holamine (
adrenalin )dapat melebarkn saluran pernapsan. Obat yang
tergolong parasimpatis, seperti sulfas antropin dan eksrak
beliadon dapat melebarkan saluran nafas, sedangkan obat yang
menghambat adrenergic tipe beta seperti obat yang tergolong
penyakit beta nonselektif( bisoprolol) dapat mempersempit
saluran nafas.
3. Alergi pada saluran nafas , factor yang dapat menimbulkan
alergi antara lain debu yang terdapat dalam hawa pernapasan,
bulu binatang, serbuk benang sari, kapuk, dll
4. Perkembangan, tahap perkembangan anak dapat
mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen karena usia
organ dalam tubuh berkembang seiring usia
perkembangan.
5. Lingkungan, kondisi lingkungan dapat mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi seperti factor alergi, ketinggian
tanah dan suhu, kondisi tersebut mempengaruhi
kemampuan adaptasi
6. Perilaku, factor yang mempengaruhi kebutuhan
oksigenasi, seperti factor perilaku dasar mengobsumsi
makanan (status nutrisi).
Pengaruh saraf
otonom

Simpatis Parasimpatis

Ujung saraf mengeluarkan neuromuskuler

Noradrenalin Adrenalin

Bronchodilatasi Bronchokontriksi
Jenis Pernafasan
 Pernafan Ekternal
proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari
tubuh
 Pernafasan Internal
proses terjadinya pertukaran gas antarsel
jaringan dg cairan sekitarnya yg sering
melibatkan proses metabolism tubuh
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan pada masalah kebutuhan
oksigenasi meliputi,
ada atau tidaknya riwayat gangguan pernapasan (gangguan
hidung dan tenggorokan), seperti epitaksis (kondisi akibat luka/
kecelakaan, penyakit rematik akut, sinusitis akut, hipertensi,
gangguan pada system peredaran darah dan kanker).
Obstruksi nasal (kondisi akibat polip hipertensi tulang hidung
tumor dan influenza) dan keadaan lain yang menyebabkan
gangguan pernapasan.
2. Pola Batuk
Merupakan reflek pertahanan yg timbul akibat iritasi
percabangan tracheobronchial,kemampuan batuk
merupakan mekanisme terpenting untuk membersihkan
saluran nafas bagian bawah
Batuk juga merupakan gejala tersering penyakit
pernapasan
Rangsanagan yg biasa menimbulkan
batuk,mekanik,kimia,peradangan,inhalasi asap dan debu
Mekanik dari tumor biasa karsinoma bronchogenic
PENGKAJIAN PADA SISTEM PERNAPASAN 2
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan yang telah
lalu. Perawat juga mengkaji keadaan pasien dan keluarganya.
 Kajian tersebut berfokus kepada manifestasi klinik keluhan utama,
kejadian yang membuat kondisi sekarang ini, riwayat kesehatann
masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, dan riwayat psikososial.
 Riwayat kesehatan dimulai dari biografi pasien.
 Aspek yang sangat erat hubungannya dengan gangguan sistem
pernapasan adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan (terutama gambaran
kondisi tempat kerja), dan tempat tinggal.
 Keadaan tempat tinggal mencakup kondisi tempat tinggal, serta
apakah pasien tinggal sendirian atau dengan orang lain yang nantinya
berguna bagi perencanaan pulang (discharge planning’s).
2. Keluhan utama
 Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji
pengetahuan pasien tentang kondisinya saat ini.
 Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien yang mengalami
gangguan siklus O2 dan CO2 angtara lain batuk, peningkatan produksi
sputum, dispnea, hemoptisis, wheezing, stridor, dan nyeri dada.
Batuk (cough)
 Batuk merupakan gejala utama pada pasien dengan gangguan system
pernapsan.
 Tanyakan berapa lama pasien mengalami batuk (misal: satu minggu,
tiga bulan).
 Tanyakan juga bagaimana hal tersebut timbul dengan waktu yang
spesifik (misal: pada malam hari, ketika bangun tidur) atau
hubungannya dengan aktivitas fisik.
 Tentukan batuk tersebut apakah produktif atau nonproduktif dan
berdahak atau kering
Peningkatan produksi sputum
 Sputum merupakan suatu substansi yang keluar bersama dengan batuk
atau bersihan tenggorokan.
 Percabangan trakheobronkhial secara normal memproduksi sekitar 3 ons
mucus setiap hari sebagai bagian dari mekanisme pembersihan
normal (‘normal cleansing mechanism’).
 Namun produksi sputum akibat batuk adalah tidak normal.
 Tanyakan dan catat warna, konsistensi, bau, dan jumlah dari sputum
karena hal-hal tersebut dapat menunjukkan keadaan dari proses
patologik.
 Jika terjadi infeksi, sputum dapat berwarna kuning atau hijau, putih atau
kelabu, dan jernih.
 Pada keadaan edema paru-paru, sputum akan berwarna merah muda
karena mengandung darah dengan jumlah yang banyak.
Hemoptitis
 Hemoptitis adalah darah yang keluar dari mulut saat batuk.
 Perawat mengkaji apakah darah tersebut berasal dari paru-paru,
 pardarahan hidung atau perut.
 Darah yang berasal dari paru-paru biasanya berwarna merah terang
karena darah dalam paru-paru distimulasi segera oleh reflex baruk.
 Penyakit yang menyebabkan hemoptitis antara lain bronchitis kronik,
brokhietaksis, tuberkolosis paru-paru, cystic fibrosis, upper airway
necrotizing granuloma, emboli paru-paru, pneumonia, kanker paru-
paru, dan abses paru-paru.
Perubahan pola nafas
1. Tachipnae pernafasan yg memiliki frekwensi lebih dari 24x/menit.Proses
terjadi pada paru atelectasis atau emboli
2. Bradiypnea pola pernapasan yg lambat kurang dari 10x/mt ,proses terjadi
pd paru TTIKA disertai narkotik dan sedative
3. Hiperventilasi kompensasi tubuhuntuk meningkatkan oksigen dlm paru agar
nafas cepat dan dalam,ditandai dg nadi cepat,nafas pendek,adanya nyeri
dada,CO2 menurun.terjadi pd pasen infeksi,keseimbangan asam
basa,menyebabkan hipokapnea( berkurangannya CO2)….cepe…pernapasan
menurun
4. Kusmaul cepat dan dangkal biasanya pasen asidosi
5. Hipoventilasi upaya tubuh mengeluarkan karbon dioksida
dilakukan saat ventilasi alveolar ,nyeri kepala,penurunan
kesadaran,disorientasi,keseimbangan elektrolit,akibat
atelectasis,lumpuhnya otot-otot pernafasan,drpresi pusat
pernafasan,penurunan complain paru dan thoraks sehingga
menyebabkan hipercapnea yaitu retensi C)2 sehingga PCO2
meningkat
6. Dipnea perasaan sesak dan berat saat bernapas ,disebabkan
perubahan kadar gas dlm darah,kerja berat,dan pengaruh psikis
7. Dispnea merupakan suatu persepsi kesulitan bernapas/napas
pendek dan merupakan perasaan subjektif pasien. Perawat
mengkaji tentang kemampuan pasien saat melakukan aktivitas.
 Sebagai contoh, ketika berjalan apakah pasien mengalami dispnea?
Perlu dikaji juga kemungkinan timbulnya paroxysmal nocturnal
dispnea dan orthopnea, yang berhubungan dengan penyakit paru-
paru kronis dan gagal jantung kiri.
8. Orthopnea kesulitan bernapas kecuali saat duduk dan
berdiri,biasanya terjadi pada pasien mengalami kongestif paru
9. Cheyne stokes siklus pernapasan yg amplitudonya mula-mula
naik,turun,berhenti,nulai lagi ke siklus baru
10. Pernapasan paradoksial ditandai dg pergerakan dinding paru yg
berlawanan arah dari kedan normal biasanya pd pasen atelektsis
11. Biot mirip cheyne stokes ,tetapi amplitudonya tdk
teratur,biasanya pada pasen rangsangan selaput otak,TTIKA ,trauma
kepala
12. Stridor pernafasan bisng yg terjadi karena penyempitan pd
saluran pernapasan,ditemukan pd kasus spasme trachea atau obtruksi
laryng
Chest pain
Nyeri dada (chest pain) dapat berhubungan
dengan masalah jantung dan paru-paru
Nyeri yg paling khas pada penyakit paru .adalah nyeri akibat radang pleura
(pleuritis)nyeri bagaikan teriris iris dan tajam,diperberat dg adanya batuk,bersin
dan napas yg dlm biasanya nyeri dpt sedikit di redakan dg menekan daerah yg
terkena peradangan
Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui bagian yang sakit,luas, intensitas,
factor yang menyebabkan rasa sakit perubahan nyeri dada apabila posisi pasien
berubah, serta ada tidaknya hubungan waktu inspirasi dan ekskresi dengan rasa
sakit
B. Riwayat kesehatan masa lalu
Perawat menanyakan tentang riwayat penyakit pernapasan pasien.
Secara umum perawat perlu menanyakan mengenai hal-hal berikut:
1) Riwayat merokok, merokok merupakan penyebab utama
kanker paru-paru, emfisema, dan bronchitis kronis. Semua keadaan
itu sangat jarang menimpa nonperokok. Anamnesis harus mencakup:
 Usia mulainya merokok secara rutin
 Rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari
 Usia menghentikan kebiasaan merokok
2) Pengobatan saat ini dan masa lalu
3) Alergi
4) Tempat tinggal
C. Riwayat kesehatan keluarga
Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan social pasien penyakit paru-
paru sekurang-kurangnya ada tiga hal yait:
1) Penyakit infeksi tertentu khususnya tuberculosis ditularkan melalui
satu orang ke orang lainnya. Manfaat menanyakan riwayat kontak dengan
orang terinfeksi akan dapat diketahui sumber penularannya.
2) Kelainan alergi, seperti asma bronchial, menunjukkan suatu
predisposisi keturunan tertentu. Selain itu serangan asma mungkin
dicetuskan oleh konflik keluarga atau orang terdekat.
3) Pasien bronkhitis kronik mungkin bermukim di daerah yang tingkat
polusi udaranya tinggi. Namun polusi udara tidak menimbulkan bronchitis
kronis, melainkan hanya memperburuk penyakit tersebut
Kajian Sistem (Head to Toe)
1) Insfeksi
A. Yang dilakukan adalah penetuan jalan nafas, seperti menilai apakah nafas
spontan melalui hidung, oral, nasal atau menggunakan selang endorektal,
ada atau tidaknya secret, perdarahan bengkak ada obstruksi mekanaik
B. Pemerikasaan mata, hidung, dan mulut.
Inspeksi :
 Amati konjungtiva pasien dengan cara menarik ke bawah kelopak mata
bagian bawah dan suruh pasien melirik ke atas.
 Normalnya konjungtiva berwarna merah muda. Bila pasien sesak sehingga
menyebabkan anemia maka konjungtiva akan tampak pucat.
 Kemudian amati allae nasi (cuping hidung) pasien. Biasanya pada pasien
yang sangat sesak cuping hidung pasien kembang kempis ketika bernafas.
Kondisi ini dinamakan pernafasan cuping hidung. Amati adanya cyanosis
pada bibir pasen.
c. Pemeriksaan kuku dan kulit :
Inspeksi :
 Inspeksi kulit dan kuku bertujuan untuk mengetahui dan vaskularisasi
superficial (peredaran darah permukaan). Bila kuku berwarna keunguan
atau cyaonis maka pasien mengalami penurunan hemoglobin atau anemia
dan cyanosis bisa juga terlihat di ujung jari bila hemoglobin sangat jauh di
bawah normal.
 Kemudian lihat apakah kuku pasien mengalami clubbing finger atau jari
tabuh.
 Clubbing finger terjadi bila seseorang mengalami hipoksia kronik (lebih dari
enam bulan), infeksi paru, dan keganasan paru (kanker paru)
D. Pemeriksaan faring, laring, dan trakea.
Inspeksi :
 Yang diamati pada faring adalah warna, Pembesaran tonsil, adanya udema
atau ulserasi, dan mucopolurent.
 Kemudian inspeksi laring dengan laringoscope.
 Amati kesimetrisan leher dan trakea, amati adanya massa, udema (
pembengkakan), dan memar
E. Pemeriksaan Thoraks.
Inspeksi :
 Pertama-tama yang harus kita amati adalah kemungkinan adanya
kelainan bentuk dada pasien, seperti Barrel chess ( bentuk dada
mengembung), Funnel chess (bentuk dada cekung, terutama pada
daerah sternum), pigeon chest ( bentuk dada seperti burung dara).
Kemudian amati juga bentuk vertebrae (tulang belakang pasien) dan
kaji kemungkian adanya kelainan seperti lordosis (melengkung ke
belakang), kifosis (membungkuk), dan skoliosis(vertebrae miring ke
samping).
2) Palpasi
1. Palpasi, untuk mendeteksi kelainan seperti nyeri tekan
yang timbul akibat luka, peradangan setempat,
metastasis,
Palpasi:
 Palpasi pada thoraks digunakan untuk mengkaji keadaan kulit pasien, adanya
nyeri tekan, massa, kesimetrisan ekspansi dada, taktil fremitus / vokal premitus
 Palpasi kesimetrisan dinding dada.
 Letakkan kedua telapak tangan pada dinding dada. Anjurkan pasien nafas dalam.
 Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan antara dada kanan dan kiri.
 Kemudia kaji pula pada daerah punggung dengan cara yang sama.
 Biasanya pada pasien yang mengalami nyeri pada costae dan sternum, baik
karena adanya krepitasi maupun farktura, pergerakan dinding dada tidak akan
sama antara kanan dan kiri
 Melalui palpasi dapa diteliti gerak dinding toraks pada saat proses inspirasi dan
ekspiasi.
Palpasi taktil fremitus.
 Letakkan kedua telapak tangan pada kedua lapang paru. Kemudian
minta pasien mengucapkan “tujuh puluh tujuh” atau “sembilan puluh
sembilan” (angka ini bila diucapkan akan menimbulkan vibrasi yang
kuat).
 Kemudian letakkan kedua telapak tangan pada dinding dada yang
sama tetapi secara bersilang.
 Kegiatan ini dilakukan di semua lapang paru.
 Palpasi ini dilakukan untuk memeriksa getaran udara pada dinding
paru.
 Normalnya getaran suara terasa sama pada kedua lapang paru.
 Abnormalitas terjadi bila salah satu sisi atau keduanya vibrasinya
lemah.
3) Perkusi
Perkusi
 Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ
yang ada di sekitarnya, dan pengembangan (ekskursi) diafragma.
Jenis suara perkusi ada dua jenis yaitu:
 Perkusi dilakukan dengan cara mengetuk jari tengah tangan yang tidak
dominan oleh jari tengah tangan dominan.
 Perkusi pada dinding thoraks dilakukan pada intercostal space (ICS)/celah
antara tulang rusuk. Perkusi dinding thoraks tidak boleh dilakukan pada
sternum karena akan menimbulkan nyeri dan mudah fraktur.
 Perkusi, untuk menilai normal tidaknya suara perkusi paru suara
perkusi noral adalah suara perkusi sonur yang berbunyi seperti kata
(dug-dug-dug)
 selain itu dianggap tidak normal adalah redup seperti pada infiltrate,
konsolidasi dan efusi pleura.
1) Suara perkusi normal
a. Resonan (sonor) : dihasilkan pada jaringan paru-paru normal
umumnya bergaung dan bernada rendah
b. Dullness : dihasilkan di atas bagian jantung atau paru-paru
c. Tympany : dihasilkan di atas perut yang berisi udara
umumnya bersifat musical.
2) Suara perkusi abnormal
a. Hiperresonan : bergaung lebih rendah dibandingkan dengan
resonan dan timbul pada bagian paru-paru yang abnormal berisi
uadara.
b. Pekak : terjadi bila paru terisi cairan, suara ini normal bila
terdengar pada ICS 3-5 midsternal sinistra karena terdapat jantung.
c. Hipersonor/hiperresonan : Terjadi bila ada timbunan udara yang
berlebihan
Perkusi
4) Auskultasi

 Auskultasi, untuk menilai adanya suara nafas diantaranya suara nafas


dasar dan suara nafas tambahan
 Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencakup
mendengarkan suara napas normal dan suara tambahan (abnormal).
 Suara napas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan
napas dari laring ke alveoli dan bersifat bersih.
Jenis suara napas normal adalah:
 Bronchial: sering juga disebut ‘tubular sound’ karena suara ini
dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube (pipa),
 suaranya terdengar keras, nyaring, dengan hembusan yang lembut.
 Fase ekpirasinya lebih panjang daripada inspirasi dan tidak ada jeda
di antara kedua fase tersebut
 Normal terdengar di atas trachea atau daerah lekuk suprastenal.
Bronkovesikular: merupakan gabungan dari suara napas bronchial dan
vesicular.
 Suaranya terdengar nyaring dengan intensitas sedang.
 Inspirasinya sama panjang dengan ekpirasi.
 Suara ini terdengar di daerah dada di mana brokhus tertutup oleh
dinding dada.
Vesicular: terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi.
 Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti
tiupan
Suara abnormal auskultasi paru
 Rales/ Crackels : dihasilkan oleh eksudat lengket saat saluran-saluran
halus pernafasan mengembang pada inspirasi
 Wheezing : terjadi karena ada eksudat tengket yang tertiup aliran
udara (terdengar “ngiii…k” pada fase ekspirasi)
 Pleural Friction-Rub : terjadi karena peradangan pleura (terdengar
“kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu) Sering didapatkan
pada pneumonia, infark paru, & tuberculosis
1.Rales/ Crackels :
dihasilkan oleh eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang
pada inspirasi non kontinu akibat penundaan pembukaan kembali jalan napas yg
menutup.
 Terdengar sewaktu : inspirasi.Fine crackles / krekels halus :
 Terdengar sewaktu : akhir inspirasi.
 Karakter suara : meletup, terpatah-patah.
 Penyebab : udara melewati daerah yg sangat lembab di alveoli atau
bronchioles/penutupan jalan nafas kecil.
 Suara seperti rambut yg digesekkan.Krekels kasar : Terdengar sewaktu : melakukan
ekspirasi.
 Karakter suara : basah, lemah, kasar, suara gesekan terpotong.
 Penyebab : terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yg besar. Bisa Jadi
akan berubah disaat klien batuk.
Crackles
 Asma • Bronchiectasis • Chronic bronchitis • ARDS • Early CHF • Consolidation •
Interstitial lung disease • Pulmonary edema
Suara nafas Abnormal

2. Stridor : adalah suara yg terdengar kontinu (tidak terputus-putus), bernada tinggi


yg terjadi baik pada waktu inspirasi ataupun pada waktu ekspirasi, akan terdengar
tanpa menggunakan alat stetoskop, biasanya bunyi ditemukan pada lokasi saluran
nafas atas (laring) atau trakea, disebabkan lantaran adanya penyempitan pada
saluran nafas tersebut.
 Pada orang dewasa, kondisi ini mengarahkan pada dugaan adanya edema laring,
tumor laring, kelumpuhan pita suara, stenosis laring yg umumnya disebabkan oleh
tindakan trakeostomi atau dapat pula akibat pipa endotrakeal.
3. Wheezing (mengi) : Merupakan bunyi seperti bersiul, kontinu, yg durasinya lebih
lama dari krekels.
 Terdengar selama : inspirasi & ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat
melakukan ekspirasi.
 Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yg menyempit/tersumbat sebagian.
Bisa dihilangkan dengan cara batuk.
 Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yg berhubungan dengan aliran
udara melalui jalan nafas yg menyempit (seperti pada asma & bronchitis kronik CHF
• Cronic bronchitis • COPD • Pulmonary edema ).
4. Ronchi : Merupakan bunyi gaduh yg dalam.
 Terdengar sewaktu : ekspirasi. Penyebab : gerakan udara melewati jalan napas
yg menyempit akibat terjadi obstruksi nafas.
 Obstruksi : sumbatan akibat sekresi, tumor , atau odema. Contoh : suara
ngorok.Ronchi kering : sebuah bunyi tambahan yg terdengar kontinyu terutama
disaat ekspirasi disertai adanya mucus/secret pada bronkus.
 Ada yg high pitch (menciut) misalnya pada asma & low pitch oleh lantaran secret
yg telah meningkat pada bronkus yg besar yg dapat pula terdengar disaat
inspirasi.
 Ronchi basah (krepitasi) : bunyi tambahan yg terdengar tidak kontinyu pada saat
inspirasi seperti bunyi ranting kering yg terbakar, disebabkan oleh secret di
dalam alveoli atau bronkiolus.
 Ronki basah dapat halus, sedang, & kasar. Ronki halus & sedang dapat
disebabkan cairan di alveoli contohnya pada pneumonia & edema paru,
sedangkan ronki kasar contohnya pada bronkiekstatis.
 Perbedaan ronchi & mengi. Mengi berasal dari bronki & bronkiolus yg lebih kecil
salurannya, terdengar bersuara tinggi & bersiul.
 Biasanya terdengar jelas pada pasien asma.
 Ronchi berasal dari bronki & bronkiolus yg lebih besar salurannya, memiliki suara
yg rendah, sonor. Umumnya terdengar jelas pada orang ngorok.
5. Gargling : suara seperti berkumur, keadaan ini terjadi lantaran ada
kebuntuan yg disebabkan oleh cairan (eg : darah), maka lakukanlah
cross-finger(seperti diatas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai
namanya, menggunakan 2 jari yg telah dibalut dengan kain untuk
“menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).
Pengkajian Psikososial
 Pengkajian psikososial meliputi kajian tentang aspek kebiasaan hidup
pasien yang secara signifikan berpengaruh terhadap fungsi respirasi.
 Beberapa kondisi respiratori timbul akibat stress.
 Penyakit pernapas kronis dapat menyebabkan perubahan dalam peran
keluarga dan hubungan dengan orang lain, isolasi sosial, masalah
keuangan, pekerjaan, atau ketidakmampuan.
 Dengan mendiskusikan mekanisme pengobatan, perawat dapat
menkaji reaksi pasien terhadap masalah stress psikososial dan mencari
jalan keluarnya.
Pemeriksaan laboratotium
 Selain pemeriksaan laboratoium hemoglobin, leukosit dan lain-lain yang
dilakukan secara rutin juga dilakukkan pemeriksaan sputum guna melihat
kuman dengan cara mikroskopis.
 Uji resitensi dapat dilakukan secara kultur, untuk melihat sel tumor dangan
pemeriksaan sitologi.
 Bagi pasien yang menerima pengobatan dalam waktu lama, harus dilakukan
pemeriksaan sputum periodic
Pemeriksaan diagnostic
 Rontgen dada, untuk melihat lesi paru pada penyakit tuberkolosis mendeteksi
adanya tumor dan benda asing yang ada di dalamnya
 Fluoroskopi, untuk mengetahui mekanisme kardiopulmonum, misalnya kerja
janutung, diafragma dan kontraksi paru
 Bronkografi, melihat secara visualbronkus sampai dengan cabang bronkus pada
penyakit gangguan otak kasus diplacement
 Angiograf, membantu menegakan diagnosis tentang keadaan paru
emboli atau tumor paru, kelainan kongiental, dll
 Endoskopi bertujuan untuk melakukan diagnostic dengan cara
mengambil secret untuk pemeriksaan, melihat lokasi kerusakan bropis
jaringan untuk pemeriksaan sitologi
 Radio isotop bertujuan untuk menilai lobus paru, melihat adanya
emboli paru
 Merdiastinopi, merupakan endoskopi mediastinum untuk melihat
penyebaran tumor

Anda mungkin juga menyukai