Anda di halaman 1dari 24

STUDI

DIAGNOSTIK

Joedo Prihartono
PENDAHULUAN
 Keberhasilan penanganan suatu
keadaan patologis sangat ditentukan
oleh kualitas diagnosa
 Diagnosa yang akurat diperlukan untuk
menentukan tatalaksana penanganan
yang tepat
 Diagnosa pada tahap dini dapat
memberikan hasil pengobatan yang
lebih baik dibanding tahap lanjut
AKURASI DIAGNOSA
 Untuk keberhasilan penanganan suatu
keadaan patologis secara adekuat
dibutuhkan diagnosa yang baik:
Diagnosa yang secara akurat dapat
menggambarkan keadaan patologis
Diagnosa yang dapat ditegakkan
saat keadaan patologis masih dalam
tahap dini
PERMASALAHAN
 Ada keadaan patologis yang bersifat
tanpa gejala yang nyata
 Meskipun tanpa gejala, tetapi proses
patologis tetap berjalan semakin
memberat
 Sering gejala baru nampak setelah
keadaan patologis masuk tahap akhir

Dibutuhkan metoda diagnostik dini


MASALAH DIAGNOSA
 Cukup banyak metoda diagnosa yang
belum dapat memenuhi harapan
 Terdapat dua jenis masalah yang
berkaitan dengan diagnosa ini

Diagnosa sangat akurat tetapi ada


masalah dalam penerapannya
Diagnosa kurang akurat dan masih
banyak kesalahannya
SCREENING TEST
 Diagnosa yang ada sangat akurat 
gold standard
 Ada berbagai kemungkinan masalah
Metoda sangat invasif
Biaya pelaksanaan mahal
Sangat spesialistik

Perlu dicari pengganti yang memadai


SYARAT SCREENING
 Lebih mampu laksana: tak invasif,
murah, mudah, cepat, selalu tersedia
 Harus cukup akurat mendiagnosa
 Hanya sebagai penapis  bukan
merupakan diagnosa pasti
 Bukan sebagai dasar tindakan terapi
definitif
 Harus dilakukan konfirmasi dengan
gold standard
= positip

= negatip
Screening 

Gold standard 
TUJUAN PENELITIAN
 Mengukur tingkat sensitifitas relatif
terhadap gold standard
 Mengukur tingkat spesifisitas relatif
terhadap gold standard
 Mengukur nilai prediktif positip
 Mengukur nilai prediktif negatip
 Tambahan: menentukan faktor yang
dapat mempengaruhi akurasi
DEFINISI
 Tingkat sensitifitas relatif =
kemampuan screening test untuk
mendeteksi kasus positip dari mereka
yang benar-benar sakit

 Tingkat spesifisitas relatif =


kemampuan screening test untuk
mendeteksi kasus negatip dari mereka
yang benar-benar sehat
DEFINISI
 Nilai prediksi positip = persentase
kasus yang benar-benar sakit dari
hasil screening test positip
 Nilai prediksi negatip = persentase
kasus yang benar-benar sehat dari
hasil screening test negatip
 Tingkat akurasi merupakan nilai rata-
rata antara tingkat sensitifitas dan
tingkat spesifisitas
Gold standard

POS NEG TOT

POS a b a + b

Screening NEG c d c + d

TOT a + c b + d n
BESAR SAMPEL
 Merupakan disain cross sectional
 Menggunakan sampel tunggal
 Tetapkan sensitifitas atau spesifisitas
yang diharapkan  nilai P
 Nilai Q = 100% - P
 Tetapkan tingkat akurasi statistik 
nilai L (sebanding dengan nilai P)
 Tetapkan angka prevalensi penyakit
FORMULA SAMPEL

Za2 x P x (100-P) 1
n = x
L2 Prev
ANALISA STATISTIK
 Merupakan disain pasangan 
dilakukan uji statistik pasangan Mc
Nemar  harapan tidak bermakna
 Dilakukan penilaian statistik Kappa
 Sensitifitas = a / (a+c)
 Spesifisitas = d / (b+d)
 Nilai prediksi positip = a / (a+b)
 Nilai prediksi negatip = d / (c+d)
APLIKASI SCREENING
 Biasanya sensitif tapi tak spesifik
atau sebaliknya
 Pemilihan yang mana  tergantung
tujuan penggunaannya
 Biasanya digabung dua test yang
beda sifatnya
 Program screening harus diikuti
tindak lanjut  bila tidak mampu,
jangan dilakukan secara massal
CONTOH UJI SCREENING
 Kanker leher rahim merupakan jenis
keganasan yang banyak terjadi
 Kalau diagnosa terlambat dapat fatal
tetapi kalau dini dapat disembuhkan
 Diagnosa pasti dengan biopsi dan
histopatologi  invasif dan mahal
 Perlu dikembangkan alternatif penapis
yang murah, mudah, aman, tetapi
cukup akurat  test Pap Smear
PENINGKATAN DIAGNOSA
 Diagnosa yang ada kurang akurat 
tak dapat dianggap gold standard
 Perlu diperkenalkan tehnik baru yang
lebih sensitif
 Harus ada dukungan penjelasan yang
logik mengenai kelebihan ini
 Dinilai peningkatan proporsi kasus
yang positip dengan test baru
ANALISA STATISTIK
 Merupakan disain pasangan 
dilakukan uji statistik pasangan
 Uji statistik Mc Nemar  diharapkan
berbeda bermakna (p<0,05)
 Logikanya nilai c = 0
 Penambahan sensitifitas = b / (b+d)
 Penetapan sebagai gold standard baru
harus diputuskan oleh panel ahli
CONTOH PENINGKATAN
 Adanya proses ovulasi diperiksa
dengan BBT atau sitologi serviks
 Hasil pemeriksaan sering berbeda
dengan kenyataan
 Tata laksana infertilitas memerlukan
akurasi pemeriksaan ovulasi
 Diperkenalkan tehnik laparoskopi
untuk pemeriksaan ovulasi
 Melihat secara langsung lebih dapat
dipercaya dibanding BBT / sitologi
STUDI PROGNOSTIK
 Untuk memprediksi probabilitas suatu
kejadian sebelum terjadi
 Pada prinsipnya cara pengujian sama
dengan studi diagnostik
 Gold standard adalah kenyataan
setelah kejadian berlangsung
 Diawali dengan studi kasus-kontrol
untuk penyusunan kriteria prognostik
 Diakhiri dengan disain kohort
prospektif untuk pengujiannya
LANGKAH STUDI PROGNOSTIK

APLIKASI KLINIS
STUDI KOHORT
FORMULA PROGNOSTIK
KRITERIA PROGNOSTIK
ANALISA LOGISTIK REGRESI
STUDI KASUS - KONTROL
CONTOH STUDI PROGNOSTIK
 Kehamilan pasca SC apa perlu SC lagi
atau dapat per vaginam ???
 Studi kasus-kontrol antara SC ulang
vs per vaginam pasca SC
 Identifikasi risk faktor dengan
analisa logistik regresi
 Hitung tingkat probabilitas setiap
keadaan berdasar rumus log reg
 Uji ketepatan formula dengan studi
kohort  terapkan di klinik

Anda mungkin juga menyukai