Anda di halaman 1dari 28

Penentuan Usia

Kehamilan
Yolanda indriani
(1310070100211)
Definisi
 Menurut Muslihatun (2011) usia kehamilan
(usia gestasi) adalah masa sejak
terjadinya konsepsi sampai dengan saat
kelahiran, dihitung dari hari pertama haid
terakhir (mesntrual age of pregnancy).
 Kehamilan cukup bulan (term/ aterm
adalah usia kehamilan 37 – 42 minggu
(259 – 294 hari) lengkap. Kehamilan
kurang bulan (preterm) adalah masa
gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari).
Dan kehamilan lewat waktu (postterm)
adalah masa gestasi lebih dari 42 minggu
(294 hari).
Penilaian usia kehamilan
1. Perkiraan obstetrik menggunakan USG :
Menurut Hadlock, Harrist dan Poyer
(1992) dalam Prawirohardjo (2009)
penentuan usia kehamilan pada trimester II
paling akurat dilakukan sebelum kehamilan
20 minggu, misalnya melalui pengukuran
kepala dan tulang panjang, dengan
tingkat kesalahan ± 1 minggu.
2. Perkiraan obstetrik menggunakan HPHT :
Menurut Klaus & Fanaroff (1998) bahwa
cara ini selalu digunakan dalam menentukan
usia kehamilan. Akan tetapi, untuk menentukan
hari menstruasi terakhir biasanya tidak jelas dan
sulit di perkirakan jikalau pasien sama sekali
tidak menjalani perawatan antenatal. Hari
pertama haid terakhir yang tidak jelas dapat
terjadi bila kehamilan tersebut terjadi jarak
yang dekat dengan kehamilan sebelumnya.
 Contohnya, haid hari pertama tanggal 11
april 2000, maka penghitungan
perkiraankelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -
3= 1, dan Tahun 2000+1 = 2001, sehingga
dugaan persalinan adalah 18 Januari
2001
3. Perkiraan obstetri menggunakan teknik Mc.
Donald ( Tinggi Fundus Uteri).
Menurut Klaus & Fanaroff (1998) bahwa
metode ini paling umum digunakan dalam
kebidanan yaitu untuk menilai usia kehamilan
antenatal dengan metode ukuran McDonald.
Akan tetapi teknik ini memiliki keterbatasan
adalah teknik ini tidak akurat jika
digunakan pada retardasi pertumbuhan
intrauteri atau kehamilan multipel.
 Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan
 1/3 di atas simfisis = 12 minggu
 ½ simfisis-pusat = 16 minggu
 2/3 di atas simfisis = 20 minggu
 Setinggi pusat = 22 minggu1/3 di atas pusat =
28 minggu
 ½ pusat-prosesus xifoideus = 34
mingguSetinggi prosesus xifoideus = 36
minggu
 Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus =
40 minggu
4. Instrumen yang digunakan untuk menilai usia
kehamilan bayi (perkembangan fisis dan
neuromuskular).
Dengan menggunakan Skor Ballard yang
merupakan penyederhanaan dari skor Dubowitz.
Penilaian menggunakan skor ballard ini
menghasilkan penilaian maturasi postnatal yang
valid bagi semua bayi dengan usia kehamilan di
atas 20 minggu, sedangkan bagi bayi imatur hasilnya
paling akurat jika dilakukan kurang dari 12 jam
setelah lahir. –
 Tidak boleh dilakukan secara terburu – buru.
 Dilakukan secara sistematis ( saat bayi stabil
dan keadaan tenang).
 Pemeriksaan paling akurat untuk maturitas
fisik adalah pada saat segera setelah lahir.
 Untuk maturitas neurologis, bila proses
kelahiran sulit dapat diulangi setelah 24 jam.
 Bila penilaian neurologis tidak dilakukan,
dapat digunakan perkiraan usia kehamilan
berdasar skor ganda penilaian fisik.
Penilaian usia kehamilan menggunakan skor
ballard berdasarkan karakteristik fisik.
1.Kulit
 Menurut Ladewig, Patricia, London, dan Old
(2006) bahwa pada neonatus preterm
tanpak tipis dan transparan, dengan vena
menonjol diabdomen pada awal masa
kehamilan. Saat masa kelahiran semakin
dekat, kulit tampak buram karena
peningkatan jaringan subkutan. Hilangnya
pelindung verniks kaseosa meningkatkan
deskuamasi kulit (pengelupasan).
2. Lanugo
 Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa
lanugo adalah rambut halus pada tubuh
bayi, terutama di punggung, dahi dan
pipi. Lanugo lebih terlihat pada bayi
prematur dan jumlahnya berkurang
seiring peningkatan gestasi. Biasanya
tidak terlihat lagi pada bayi lebih bulan.
Dan rambut lanugo pada bayi cukup
bulan terdapat di punggung bagian atas
dan bagian dorsal ekstremitas.
3. Telapak kaki ( lipatan kaki )
 Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa
perlu dikaji pada 12 jam kelahiran karena
setelah itu kulit kaki akan segera
mengering, dan lipatan permukaan
menghilang. Perkembangan lipatan kaki
dimulai pada ujung telapak kaki, dan
terus menuju ke bawah sampai tumit.
4. Payudara
 Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa areola
diinspeksi, dan pucuk jaringan mammae
dapat dipalpasi dengan lembut untuk
menentukan ukuran. Penting sekali untuk
meletakkan jari telunjuk dan jari tengah pada
jaringan ini, dan digulirkan di atas putting
untu menentukan ukuran, daripada dengan
mencubit jaringan. Metode pengukuran
lainnya termasuk meletakkan penggaris,
tepat diatas putting mammae untuk
pengukuran yang lebih akurat. Kebanyakan
pemeriksa yang berpengalaman, seringkali
telah merasa cukup melakukan pengkajian
hanya dengan memperkirakan ukuran
dengan sangat akurat.
5. Telinga dan kartilago
 Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa
bentuk telinga dan kartilago berubah
sejalan dengan masa gestasi, pada
minggu ke -36 beberapa kartilago dan
pinna atas yang tidak tertutup, dan pinna
yang dapat membuka kembali secara
perlahan ketika dilipat. Untuk mengkaji,
pantau bentuk telinga, lalu lipat ujung
telinga kearah depan, berlawanan arah
sisi kepala, lepaskan dan pantau hasilnya
6. Genitalia
Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa genital
berubah penampakannya selama masa gestasi,
karena sejumlah lemak subkutan tampak.
Genital wanita pada masa minggu ke-30 hingga
ke-32 mempunyai klitoris yang menonjol, dan labia
mayora bentuknya kecil, serta letak antara ke dua
sisinya terpisah jauh. Pada usia minggu ke-36
hingga ke-40, labia hampir menutupi klitoris, dan
juga pada masa lebih dari minggu ke-40, labia
mayora secara utuh menutupi klitoris. Lakukan
pengkajian dengan cara pemantauan.
Sedangkan genital pria dievaluasi untuk menilai
kantong skrotum dan ada atau tidaknya rugae.
Kantong skrotum dapat diraba secara lembut
untuk menentukan penurunan testis.
Penilaian usia kehamilan menggunakan skor
ballard berdasarkan karakteristik
neuromuskular :
1. Sikap tubuh ( postur ) Biasanya dikaji
saat bayi berbaring, sehingga bayi tidak
terganggu, dengan melakukan
pengkajian tetap diatas permukaan
kasur bayi (Ladewig, 2006).
Menurut Klaus dan Fanaroff (1998) Pada
saat bayi diam dan berbaring terlentang ,
periksa derajat fleksi meningkat sesuai
maturitas.
 Dengan penilaian sebagai berikut :
a.Lengan dan kaki ekstensi : 0
b.Fleksi ringan atau sedang pinggul dan
lutut : 1
c.Fleksi penuh pinggul dan lutut : 2
d.Kaki fleksi dan abduksi, lengan fleksi
ringan : 3
e.Fleksi penuh lengan dan kaki : 4
2.Square window ( pergelangan tangan )
Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa
square window dapat diketahui dengan
cara memfleksikan tangan bayi ke lengan
bawah bagian ventral. Sudut yang dibuat
oleh pergelangan tangan diukur, (dengan
cara taksiran dan mencocokannya
dengan nilai sudut yang ada pada alat
penilaian. Caranya adalah:
a.Letakkan bayi terlentang
b.Pegang tangan bayi dan tempelkan
lengan melewati leher ke bahu yang
berlawanan sejauh mungkin.
c.Siku mungkin perlu diangkat melewati
badan, namun kedua bahu harus tetap
menempel di permukaan meja dan kepala
tetap lurus. d.Amati posisi siku pada dada
bayi dan bandingkan dengan angka pada
lembar kerja
3.Rekoil tangan
Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa rekoil
tangan adalah uji perkembangan fleksi. Uji
ini paling baik dikaji setelah satu jam
pertama kehidupan, ketika bayi telah
mempunyai waktu penyesuaian dengan
situasi stres kelahiran. Caranya :
a.Evaluasi bayi saat telentang.
b.Pegang kedua tangan bayi, kemudian
fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin
dalam 5 detik , lalu kemudian lepaskan. Pada
saat melepaskan, siku bayi cukup bulan akan
membentuk sudut kurang dari 900, dan secara
cepat terjadi rekoil hingga posisinya kembali ke
posisi fleksi. Lengan bayi preterm mempunyai
waktu rekoil lebih lambat dan membentuk
sudut lebih dari 900.
c.Pengkajian rekoil lengan sebaiknya dilakukan
bilateral, sehingga dapat mengklarifikasi
adanya kelumpuhan brakialis.
 Nilaireaksinya sebagai berikut :
a)Tetap dalam keadaan ekstensi atau
gerakan random : 0
b)Fleksi tidak penuh atau sebagian : 1
c)Segera kembali ekstensi penuh : 2
4.Sudut popliteal
Ditentukan dengan cara membaringkan bayi
dalam posisi telentang. Fleksikan paha sampai
ke arah abdomen atau daerah dada pada
bayi baru lahir, dan letakkan jari telunjuk anda
yang lain di belakang pergelangan kaki bayi
untuk melebarkan tungkai bawah, hingga
didapati resistensi. Kemudian ukur sudut yang
terbetuk. Hasilnya sangat beragam, dari tidak
terdapatnya resistensi pada bayi yang sangat
matur, hingga didapati sudut sebesar 800 pada
bayi term. Dan sudut kurang dari 900 memiliki
skor 5 (Ladewig, 2006).
5.Tanda scarfDiperoleh dengan cara :
a.Letakkan bayi terlentang.
b.Pegang tangan bayi dan tempelkan
lengan melewati leher ke bahu yang
berlawanan sejauh mungkin.
c.Siku mungkin perlu diangkat melewati
badan, namun kedua bahu harus tetap
menempel dipermukaan meja dan kepala
tetap lurus.
d.Amati posisi siku pada dada bayi dan
bandingkan dengan angka pada lembar
kerja. Menurut Klaus dan Fanaroff (1998)
nilai sesuai dengan lokasi siku :
a)Siku mencapai line axillaris anterior yang
berlawanan : 0
b)Siku diantara line axillaris anterior yang
berlawanan dan garis tengah toraks : 1
c)Siku berada pada garis tengah toraks : 2
d)Siku tidak mencapai garis tengah toraks :
3
6.Tumit ke kuping
Diperoleh dengan cara ;
a.Dilakukan dengan cara meletakkan bayi
pada posisi terlentang.
b.Secara lembut tarik kaki menuju ke
telinga, tetap pada sisi yang sama, hingga
didapati resistensi, baik derajat ekstensi lutut
dan kedekatan kaki ketelinga perlu dikaji.
c.Bila usia gestasi yang sangat kurang,
memperlihatkan peningkatan resistensi
pada gerakan ini. Jika bayi baru lahir
sebelumnya dilahirkan dengan posisi
sungsang,

Anda mungkin juga menyukai