Anda di halaman 1dari 67

DETEKSI DINI DAN UPAYA

PENANGGULANGAN
KEGAWATDARURATAN NEONATUS
mengenal :

BAYI RISIKO TINGGI


Faktor risiko (+) bayi risiko tinggi
A. FAKTOR MATERNAL : umur, penyakit, riwayat
obstetri, sosial ekonomi rendah

B. KONDISI JANIN : kembar, pertumbuhan janin


terhambat (PJT), makrosomia, posisi
abnormal, frekuensi/irama jantung
abnormal, penurunan aktifitas,
polihidramnion, oligohidramnion.
Faktor risiko (+) bayi risiko tinggi
C. KONDISI PERSALINAN : persalinan premature,
persalinan postmatur, ibu demam, ibu
hipotensi/hipertensi, presentasi abnormal,
ketuban bercampur mekonium, anomali
plasenta

D. KONDISI BAYI SAAT LAHIR : prematur,


postmature, air ketuban berbau
Berbagai masalah/tanda
kegawatdaruratan neonatus

• Suhu : hipotermi, hipertemia


• Pernapasan : apnea, sesak, hipoksia
• Sirkulasi : syok/renjatan
• Saluran cerna : distensi abdomen, muntah,
hipersalivasi
• Traktus urinarius : anuri, poliuria
• Metabolisme : hipoglikemia
• Lain-lain : perdarahan, kejang
MASALAH SUHU
• Normal : 36,5-37,5 °C
• Pengukuran suhu aksila selama 5 menit
• Hindari pengukuran di anus
• 4 cara kehilangan panas : konduksi, evaporasi,
konveksi, radiasi, evaporasi
Mekanisme hilangnya panas

-Menimbang bayi tanpa alas timbangan


-Bayi tidak cepat dikeringkan -Stetoskop dingin
-Terlalu cepat dimandikan -Tangan penolong dingin
-Tubuh bayi tidak diselimuti

-Dekat dengan kipas angin


Ruangan ber AC
-Bayi ditempatkan di dekat jendela
Bayi berisiko hipotermi
 Prematur/BBLR

 Kecil masa kehamilan

 Bayi yang menjalani resusitasi


yang lama

 Bayi sakit berat hipotermi


dapat disertai sepsis dan
penyakit lain

 Lain  defek terbuka di


abdomen/tulang belakang
Efek Merugikan Hipotermia
• Konsumsi O2 tinggi  hipoksia, bradikardia
• Penggunaan glukosa tinggi  hipoglikemia/
cadangan glikogen ↓
• Penggunaan energi meningkat  kecepatan
pertumbuhan ↓, letargi, hipotoni, isapan/tangisan
lemah
• Produksi surfaktan ↓  RDS
• Vasokonstriksi  perfusi ↓  asidosis metabolik
• Keterlambatan peralihan dari sirkulasi fetal ke
sirkulasi neonatus
• Syok termal  DIC  kematian
HIPOTERMIA
(pembunuh utama neonatus)
• Hipotermia : suhu < 36,5 °C
• Tanda dan gejala :
- Kaki teraba dingin
- Kemampuan mengisap rendah
atau tidak bisa menyusu
- Letargi dan menangis lemah
- Perubahan warna kulit dari pucat
dan sianosis menjadi kutis
marmorata
CUTIS MARMORATA
• Saat hipotermia menetap, tanda berikut berlanjut :
- Letargi
- Apnea dan bradikardi
- Risiko tinggi untuk terjadi hipoglikemia, sesak
napas, perdarahan intraventrikel, perdarahan paru
Upaya menurunkan risiko hipotermia
• Suhu optimal untuk ruangan bersalin/OK dan ruang
perawatan
• Suhu ruangan bayi ideal 24-26°C
• Alas tidur dan handuk pembungkus hangat
• Inkubator transport hangat
• Saat melakukan tindakan, pastikan bayi hangat
• Pintu inkubator jangan sering dibuka
• Bila sudah stabil, lakukan metode kanguru
Pencegahan hipotermi
Dasar – dasar penting :
• Perawatan inkubator dengan neutral thermal
environment (NTE)
• Perawatan radiant warmer dengan servo kontrol
• Peralatan yang digunakan harus hangat
• Bayi < 1500 gram & UK <28 minggu: kombinasi atur
suhu kamar bersalin 26oC + plastik polythene 
metoda yang paling efektif.
Perawatan Metode Kanguru
PERAWATAN METODE KANGURU

T
PMK

• PERAWATAN METODE KANGURU : salah satu


metode perawatan bayi berat lahir rendah
dengan melakukan kontak langsung antara bayi
dengan ibunya

• Metode praktis, alternatif pengganti inkubator.


Keuntungan PMK
• BAYI: suhu tubuh lebih stabil, denyut jantung
lebih stabil, kenaikan bb bagus, jarang
menangis, perkembangan otak lebih baik
• IBU: lebih percaya diri merawat bayi,
hubungan ibu-anak lebih lekat
• TENAGA KESEHATAN: lama perawatan
pendek, biaya perawatan murah
KANGOORO KANGOORO
POSITION NUTRITION

KANGOORO KANGOORO
SUPPORT DISCHARGE
KANGOORO POSITION
• Bayi diantara dada ibu
• Kepala menoleh ke salah
satu sisi
• Posisi “kaki kodok”
KANGOORO
NUTRITION
-INISIASI MENYUSU DINI
DI KAMAR BERSALIN

KANGOORO
SUPPORT
-PERAN SUAMI
-TERSEDIA
MAKANAN/MINUMAN
UNTUK IBU SELAMA
PMK
CARA MELAKUKAN PMK
• Mempersiapkan alat
• Mempersiapkan bayi
• Mempersiapkan ibu/ayah
• Memposisikan bayi
• Memantau bayi selama
PMK
• Mengenal tanda stress
pada bayi
• TANDA VITAL BAYI
• STATUS OKSIGENASI

MENGENAL TANDA STRESS PADA BAYI:


1. Takipnea
2. Takikardi
3. Ketidakstabilan suhu
4. Desaturasi oksigen
MASALAH PERNAPASAN
• Normal : RR 40-60 x/menit
• Bedakan “periodic breathing” dan apnu
• Apnu = henti napas ≥ 20 detik, atau kurang
dari 20 detik tapi disertai braikardia atau
penurunan saturasi oksigen
Evaluasi Gawat Napas
Downe skore
0 1 2
Frekuensi napas < 60 x/menit 60-80 x/menit > 80 x/menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis menetap
dengan 02 walaupun sudah
diberi 02
Air entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu

Skor < 4 : tidak ada gawat napas


Skor 4-7 : gawat napas
Skor > 7 : ancaman gagal napas
Video RDN
Terapi oksigen
• Terapi oksigen : mencegah hipoksemia, ↓ kerja otot
pernapasan, dan ↓ beban miokardium.
• Terapi oksigen jangka panjang  toksisitas.
• Efek toksisitas : ROP, BPD, enterokolitis nekrotikans,
PVL, dan dapat juga memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak .
Fauroux B, Clement A. Requisite for stringent control of oxygen therapy in
neonatal period. Eur Respir J. 2007;29:4-5.
Pemeriksaan kadar oksigen
• Dengan pulse oksimeter
• Tidak dapat hanya visualisasi
• Bayi dengan bantuan napas  Target : 88 – 92%
TATALAKSANA UMUM
• Pasang jalur infus intravena, bila
bayi tidak dalam keadaan
dehidrasi, berikan dextrose 10%
- Pantau tanda vital, jaga patensi
jalan napas
- Berikan oksigen:
02 nasal kanul : 0,5-2 l/mnt
02 head box : 3-5 l/mnt
Nasal cannule (kanula hidung)
• Bila tidak ada alat lain
• Tidak invasif, mudah
• Pemberian O2 minimal
• Low flow : ≤ 2 l/menit
• ES : Obstruksi o/mukus,
ekskoriasi
• Humidifikasi (-)
• FiO2 : sulit ditentukan
• Tidak untuk memberi PEEP (bisa tapi O2 >>)
Nasal CPAP
 Positive airway pressure menjamin
siklus pernafasan
 Mencegah alveoli kolaps pada
akhir ekspirasi
 Meningkatkan functional residual
capacity
 Meningkatkan kemampuan pengembangan paru
 Rekruitmen alveoli

 Bayi harus mempunyai usaha napas spontan


 Membutuhkan blender, humidifier dan penghangat
MASALAH SIRKULASI
• Normal HR 120-140 x/menit
• Periksa kualitas isi nadi, CRT < 3 detik
• Normal : bradikardia saat tidur
Syok/Renjatan
• Kurangnya pasokan darah arterial ke jaringan,
dan harus dicurigai bila bayi menunjukan
tanda berikut :
1. Kulit pucat
2. Waktu pengisian kapiler lambat
3. Produksi urin berkurang
4. Hipotermia
5. Takikardia
Upaya Mengatasi Renjatan
• Berikan cairan isotonis 10
ml/kgbb selama 30 menit,
dapat diulang 2 kali
•  Rujuk
• Tidak ada perubahan, berikan
inotropik
(dobutamin/dopamin 5-10
mcg/kgbb/mnt)
MASALAH SALURAN CERNA
• Kembung, muntah, perdarahan
• Syarat pemberian minum :
- Tidak sakit berat
- Sirkulasi baik
• Residu yang dapat ditolerir : < 15-20% dari
total minum sebelumnya
MUNTAH

• Yang harus diperhatikan saat bayi muntah:


1. Volume muntahan
2. Isi muntahan : billious, berdarah, susu yang
belum tercerna
3. Apakah tanda vital normal
4. Apakah perut kembung, ada tampilan usus yang
tampak di permukaan perut
5. Kapan bab terakhir
Diagnosis banding muntah

1. Muntah hijau :
- Merupakan masalah yg serius terutama
dalam 72 jam pertama. Bisa akibat obstruksi
usus, ileus, atau pemasangan OGT terlalu
dalam
2. Muntah berdarah : trauma pemasangan OGT
atau NEC
3. Muntah susu yang belum dicerna : jadwal
pemberian minum terlalu rapat
Diagnosis banding muntah

4. Muntah susu yang telah dicerna:


pemberian minum yang
berlebihan, penambahan vitamin
pada susu
5. Pemberian susu yang terlalu
agresif
6. Intoleransi formula: intoleransi
karbohidrat
Tatalaksana Muntah
• MUNTAH HIJAU
Obstruksi usus : dekompresi dengan OGT,
Rujuk , konsultasi spesialis bedah

• MUNTAH BERDARAH
1. Trauma pemasangan OGT : ganti perangkat OGT yg
lebih kecil, bilas lambung dan observasi bayi
2. Perdarahan saluran cerna
- Tukak lambung : bilas lambung, berikan ranitidine
- Defisiensi vitamin K : berikan vitamin K ekstra
- Sepsis : berikan antibiotik
Rujuk
Tatalaksana Muntah
• MUNTAH SUSU BELUM DICERNA
Bila < 30% volume yg diberikan dan tanda vital baik
maka dapat diberikan minum, Jarak pemberian
minum diatur kembali. Bila berlanjut, puasakan dan
foto polos abdomen.

• MUNTAH SUSU DICERNA


Puasakan bayi, jika berlanjut lakukan foto polos
abdomen

• SEPSIS : puasakan dan berikan antibiotik


MASALAH METABOLISME
Setelah lahir kadar glukosa
darah ditentukan oleh :
1. Cadangan glikogen yang tidak
adekuat

2. Hiperinsulinemi

3. Pemakaian yang berlebihan


1. Cadangan glikogen yang tidak
adekuat

Bayi prematur

Kecil Masa Kehamilan (KMK)

Prematur + KMK
2. Hiperinsulinemi

• Bayi dari ibu DM


- kadar gula darah ibu ↑  melewati plasenta 
meningkatkan produksi dan pelepasan insulin
- setelah tali pusat dipotong kadar insulin tetap
tinggi  kadar glukosa darah ↓ cepat

• Besar masa kehamilan


3. Pemakaian glukosa yg meningkat

Bayi sakit dan stres :

Bayi stres
Infeksi
Syok
Gangguan napas
Penyakit jantung
Hipoksi  glikolisis anaerobik
Hipotermi
Prematur
Kecil masa kehamilan
Tanda hipoglikemia

 Jitteriness
 Iritabel
 Hipotoni, letargi
 High-pitch cry (tangis melengking) dan
tangis lemah
 Hipotermi
 Malas minum
 Takipnu
 Sianosis
 Apnu
 Kejang
Pemeriksaan
• Teknik :
 Baku Emas : glukosa serum
 Praktis (bedside) : perifer ,
catatan : bila LOW :
- konfirmasi glukosa serum
- terapi segera tanpa tunggu hasil konfirmasi
 Catatan pada pemeriksaan Heel prick :
kaki harus hangat, merah, usap pakai alkohol 70%
dan tunggu sampai kering
Kadar glukosa

Target
• WHO : 45 – 110 mg/dl (2,6 – 6 mmol/L)
• STABLE program: 50 - 110 mg/dl

Waktu pemeriksaan : + 4 jam setelah lahir


 0 – 4 Jam : ≥ 40 mg/dl
 4- 24 jam : ≥ 45 mg/dl
 > 24 jam : ≥ 50 mg/dl
Terapi hipoglikemia (GDS < 45mg/dl)
Dextrose 10% 2 ml/kgBB/dosis : bolus
Lanjutkan dgn IVFD Dextr 10%: 80 ml/kg/hr  GIR : 5,5 mg/kg/mnt
Periksa 30’ – 60’

GDS < 45 normal


Ulangi bolus dextr 10% Lanjutkan IVFD

Periksa 30’-60’

GDS < 45 normal


Ulangi bolus dextr 10%
Vol .IVFD ↑: 100 ml/kg
atau rujuk
Konsentrasi Dextr ↑
HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS
GD < 47 mg/dL

GD < 25 mg/dL GD > 25 - < 47mg/dL


Hipoglikemia berat Hipoglikemia ringan/sedang

- Koreksi secara IV bolus dekstrosa 10% 2 cc/kgBB Nutrisi oral enteral segera: ASI atau
- IVFD Dekstrosa 10% minimal 60 mL/kg/hari (hari pertama) PASI, maks 100 mL/kg/hari (hari pertama bila
dengan GIR 6-8 mg/kg/menit tidak ada kontraindikasi mutlak oral
- Oral tetap diberikan bila tidak ada kontra indikasi Bila kontra indikasi (+)  IVFD (tanpa bolus)

GD ulang (30 menit-1 jam) GD ulang 1 jam

GD < 47 mg/dL GD < 36 mg/dL GD 36 - < 47mg/dL

Oral: ASI atau PASI


Desktrose
- Volume  sampai maks 100 mL/kg/hari (hari I) atau
- Konsentrasi  vena perifer maks 12,5% , umbilikal
dapat mencapai 25% GD ulang (1 jam)

GD > 36 - < 47 mg/dL**

GD  47 mg/dL

Ulang GD tiap 2-4 jam, 15 menit sebelum jadwal minum berikut, sampai 2 kali berturut-turut normal
55
TERIMA KASIH
1. Berapa suhu tubuh Normal Bayi ?
2. Cara mencegah kehilangan panas /
mencegah hipotermi ?
3. Bayi prematur BB 1600 gram, umur 2 hari.
Bagaimana pengaturan suhu inkubatornya
(NTE) ?
4. Bayi sesak napas, RR 78x/mnt, Retraksi (+),
sianosis tanpa O2, ada merintih. Downe skor
bayi ?
5. Berapa target kadar GDS normal bayi ?
Prinsip utama
Apa itu S.T.A.B.L.E ?

S.T.A.B.L.E suatu singkatan


ugar + safe care
emperature
irway
lood pressure
ab work
motional support
Apneu of prematurity
• 90% pada bayi berat < 1000 gr
• Stimulasi taktil
• Aminofilin : loading dose 6 mg/kg IV, 24 jam
kemudian 5 mg/kgbb/kali IV
• Nasal CPAP : tekanan 2-4 cm H2O
• Ventilasi mekanik
Pengaruh suhu terhadap pemakaian oksigen
Pemeriksaan
• Melalui aksila : 3 -5 menit
• Target : 36,5 – 37,5 °C
• Klasifikasi hipotermia berdasarkan suhu inti
– Ringan  36,4 – 36 °C (97,6 – 96,8 ° F)
– Sedang  35,9 – 32 ° C (96,9 – 89,6 ° F)
– Berat  kurang dari 32 ° C (89,6 ° F)
Pencegahan
Kehilanganhipotermi
Panas
• Perhatikan 4 mekanisme kehilangan panas
 Evaporasi
 Konduksi
 Konveksi
 Radiasi
Panduan proses penghangatan
• Hangatkan dengan hati-hati
• Pantau ketat :
- suhu : hindari hipertermi t.u. pasca HIE
- denyut dan irama jantung : takikardi , aritmia
- tekanan darah : suhu : vasodilatasi  hipotensi
- frekuensi & usaha napas
- saturasi oksigen
- kadar glukosa darah
Pencegahan hipoglikemi
• IVFD Dextrosa 10% : 60 - 80 ml/kgBB/hari
 GIR : 4,2 - 5,5 mg/kgBB/menit
• GIR : glukose infution rate

GIR : Kecepatan tetesan cairan (ml/jam) x Konsentrasi dekstosa (%)


6x BB (Kg)

• Kecepatan tetesan : kbth cairan perhari (ml) x 60 (micro Drip)


24 (jam) x 60 (menit)

Dextr 10%
maintenance
Dextr 10% bolus
Bayi sakit : hindari nutrisi enteral

 Risiko aspirasi :
- Gangguan napas : koord. isap-telan-napas terganggu
- Tonus lemah : menghisap lemah
- Infeksi : waktu pengosongan lambat  muntah

 Aliran darah ke usus ↓: hipoksia usus,ex: asfiksia, syok

 Asfiksia : aliran darah ke usus ↓hipoksia usus  iskemia

Anda mungkin juga menyukai