AR
Nomor CM : 01180326
Usia : 49 tahun
Alamat : Jl. Delima V No 27 RT 011/RW 005, Duren Sawit, Jakarta
Timur
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Masuk RS : 15 Januari 2020
Keluhan utama : Demam 5 hari SMRS.
Keluhan tambahan : Lemas, batuk, mata dan badan kuning, lemas
di badan dan kaki, batuk,mual muntah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSBA dengan keluhan Demam sejak 5 hari SMRS. demam
dirasakan sepanjang hari terus menerus baik siang maupun malam hari,pasien
sempat ke puskesmas namun tidak ada perbaikan dan di beri obat walaupun sudah
minum obat demam tidak kunjung turun dan demam di rasakan cukup tinggi. Mata
dan kulit pasien menjadi kekuningan saat demam terjadi. pasien juga merasakan
nyeri perut di bagian ulu hati dan mual. Perut terasa sangat penuh sehingga
membuat semakin sesak dan cepat kenyang.. Pasien juga mengatakan terdapat nyeri
pada bagian kaki saat demam terjadi,sehingga tidak bias berjalan,di dapatkan mual
muntah sejak 2 hari smrs dan mata mulai berwarna kuning saat hari senin. Pasiene
memiliki riwayat kebanjiran beberapa minggu yg lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu :Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan dan
penyakit yang sama sebelumnya. Riwayat DM, hipertensi, penyakit hati dan ginjal
disangkal. Sakit kuning sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat DM (-) Hipertensi (-) penyakit jantung (-)
penyakit ginjal (-) penyakit hati (-)
Riwayat pengobatan : Pasien tidak sedang dalam pengobatan apapun dan tidak
pernah menjalani pengobatan apapun sebelumnya. Riwayat transfusi (-)
Riwayat kebiasaan : Merokok (+) ± 1-2 bungkus/hari ,alkohol (-), jajan
sembarangan (-), obat-obatan terlarang (-)
Kepala : pusing (+), nyeri (-), trauma (-), rambut rontok (-)
Mata : nyeri (-), secret (-), gangguan visus (-), mata kuning (+)
Hidung : trauma (-), nyeri (-), secret (-) epistaksis (-), sumbatan (-)
Telinga : nyeri (-), secret (-), perdarahan (-), tinnitus (-), gangguan pendengaran (-)
Mulut : gusi berdarah (-) lidah kotor (-), gangguan kecap (-), bibir kering (+)
Tenggorokan : dysphagia (-) serak (+)
Leher : benjolan (-) nyeri (-)
Thoraks : Jantung: berdebar (-), nyeri dada (-). Paru: sesak (+), orthopnoe (+), DOE (+),
PND (-), hemoptoe (-)
Abdomen : kembung (-), mual (+), muntah (+), hematemesis (-), nyeri perut (+),
Nyeri kolik (-), perut membesar (+), mencret (-), tinja berdarah (-), tinja hitam (-),
Sal. Kemih : nyeri BAK (-), poliuria (-), polakisuria (-), hematuria (-), BAK warna teh (-)
Ekstremitas : bengkak (+) kedua kaki, nyeri sendi (-), deformitas (-), sianosis (-)
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Kesan sakit : sakit sedang
Status gizi : BB 60 kg TB 171 cm
Cara bicara : normal, koheren
Cara berbaring : normal
Cara duduk : normal
Penampilan : rapi
Keadaan khusus : sesak (+) sianosis (-) oedem (+) ikterik (+)
Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 120 x/menit
RR : 40 x/menit
Suhu : 37,6˚C
Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik +/+, conjunctival suffusion +/+, pupil
isokor, Reflex cahaya langsung +/+
Telinga : Normotia, sekret (-), nyeri (-)
Hidung : tidak ada deformitas, deviasi septum (-), discharge (-)
Mulut : OH baik, Tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)
Thoraks :
Inspeksi: bentuk simetris, pergerakan napas dada simetris, pernapasan abdominotorakal, sela iga
normal, sternum datar, retraksi sela iga (-)
Palpasi : pernapasan simetris, vocal fremitus simetris, tidak teraba thrill
Perkusi : hemithoraks kanan sonor dan hemithoraks kiri sonor, batas paru dan hepar setinggi
ICS 5 midclavicula kanan suara redup, batas paru dan jantung kanan setinggi ICS 3-5 garis
para sternalis kanan suara redup, batas paru dan atas jantung setinggi ICS 3 garis
parasternal kiri suara redup, batas paru dan jantung kiri setinggi ICS 5, 2 jari lateral garis
midclavicula kiri suara redup, batas paru dan lambung setinggi ICS 8 garis axillaris anterior
suara timpani.
Auskultasi : vesikuler +/+, Rhonki +/+ , wheezing -/-, BJ I&II regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Ascites, ikterik (+), efloresensi bermakna (-), spider navy (-), pernapasan
abdominothorakal
Auskultasi : BU 3x/menit, venous hump (-), Arterial Bruit (-)
Perkusi : Redup kuadran lateral, shifting dullness (+)
Palpasi : supel, Nyeri tekan (+) di epigastrium dan kuadran kanan dan kiri atas,
nyeri lepas (-), hepar dan lien, tidak teraba membesar, ballottement ginjal (-), undulasi (-)
Ekstremitas atas : ikterik (+), simetris, proporsional, deformitas (-),
oedem (-)
Ekstremitas bawah : ikterik (+), simetris, proporsional, deformitas (-),
pitting oedem (+)
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
aboratorium Darah Lengkap
Perjalanan dari penyakit ini dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase septikemia
dan fase imun.
Secara umum, diagnosis dari leptospirosis dapat ditegakkan baik dengan metode
mikrobiologi tradisional (deteksi langsung, kultur) atau serologi.
Terdapat metode pemeriksaan tambahan lainnya yang dapat digunakan yaitu
dilakukan kultur.
Terdapat metode molekuler terbaru yang digunakan untuk mendiagnosa secara
pasti dan dini yang dinamakan metode PCR
Tidak boleh dilupakan pula yaitu anamnesa dan pemeriksaan fisik
Dimana pada tabel ini terdapat beberapa
kriteria untuk diagnosa (1) Skor bagian A atau
bagian A + bagian B = 26 atau lebih; atau (2)
Skor bagian A + bagian B + bagian C = 25 atau
lebih. Skor antara 20 dan 25 menunjukan
kemungkinan diagnosis leptospirosis tapi belum
terkonfirmasi.
Komplikasi dari leptospirosis cukup bervariasi dikarenakan penyebaran nya yang
hematogen dengan terdapat penelitian yang dilakukan di Mumbai India di
dapatkan.
Komplikasi yang tersering mucul adalah kegagalan hati yang ditemukan (81%)
kegagalan ginjal (72%)
ARDS (60%)
meningitis (18%)
dan komplikasi yang paling jarang ditemukan adalah miokarditis pada pasien
(3%)
Perjalanan penyakit yang dialami pasien sangatlah spesifik untuk kasus
leptospirosis. Dimulai dari terdapat riwayat kontak dengan air banjir beberapa
minggu sebelumnya, gejala yang dialami mulai dari demam, mual, sampai nyeri ulu
hati, kekuningan, gejala yang spesifik leptospirosis seperti nyeri pada area betis,
bahkan sampai muncul gejala yang berat. Pada pemeriksaan penunjang yang
dilakukan pada pasien juga didapatkan pemeriksaan serologi anti IgM Leptospira
yang positif sehingga semakin menguatkan diagnosa pasti leptospira pada pasien
ini. Selain itu pasien juga mengalami gangguan fungsi ginjal yang dapat dicurigai
disebabkan karena target organ infeksi leptospirosis. Sehingga pasien dilakukan
penatalaksanaan antibiotik spesifik untuk leptospirosis dan setelah diberikan
leptospirosis kondisi klinis pasien perlahan-lahan kembali membaik.