Anda di halaman 1dari 10

(WHO position paper, 2 April 2004)

 Hanya pathogen pada manusia – tak ada


binatang sebagai reservoir atau vektor
 Sifat antigen stabil, hanya ada 1 serotype
 Ada 20 genotype, semua vaksin efektif
 Cepat rusak dengan sinar matahari, panas
dan pH yang ekstrim, tahan lama bila
disimpan pada suhu –20 °C to –70 °C.
Kelompok yang paling berisiko terkena komplikasi campak:
- bayi
- penderita penyakit kronis
- mempunyai masalah sistem kekebalan
- kelainan gizi berat
- defisiensi vitamin A

Jenis komplikasi:
- malnutrition
- Pneumonia
- Otitis media
- Kelainan neurologis menetap
- encephalitis (auto-immune, 1/1000 kasus)
- SSPE, infeksi laten sistem syaraf pusat,
1/100 000 kasus.
2 kelompok strain vaksin dengan derivatnya:
- strain Edmonston: Schwarz, Edmonston–Zagreb,
Moraten
- strain lain: CAM-70,TD 97, Leningrad-16, Shanghai 19
penggunaan strain vaksin dari kelompok yang satu dapat diteruskan
dengan vaksin dari kelompok yang lain
Vaksin hidup yang dilemahkan,
- proses kultur pada embryo ayam atau sel manusia
- mengandung neomycin, sucrose, garam, asam amino ,
albumin manusia
- tidak mengandung thiomersal
- dlm bentuk beku kering: sangat stabil pada –70 °C
sampai –20 °C
- setelah dilarutkan: stabil selama 1 minggu pada
temperatur 37 °C , risiko kontaminasi staph aureus…
……Gunakan sebelum 6 jam (toxic shock syndrome)
Infeksi campak alamiah menginduksi pembentukan antibodi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan imunisasi.

Bayi lahir di daerah non endemis campak yang lahir dari ibu
yang mempunyai kekebalan campak melalui imunisasi, tidak
terpapar booster alamiah. Selain memiliki kadar antibody
maternal yang lebih rendah juga mengalami penurunan titer
antibodi lebih cepat (secondary vaccine failure)

Tetap terbentuk pada:


- Anak sakit ringan
- Gizi kurang
- HIV asymptomatik

Imunisasi campak tidak memperburuk penderita tuberculosis.


 Demam tinggi
 Gejala sakit berat
 Kehamilan
 Riwayat reaksi anaphylactic terhadap
neomycin
 Gangguan sistem kekebalan berat karena
kelainan kongenital, infeksi HIV, leukemia
berat atau, keganasan, dalam pengobatan
steroid dosis tinggi/immunosuppressant.
- Hilangnya SSPE di negara dimana campak
telah berhasil dieliminasi

- Tidak ada cukup bukti yang mendukung


laporan adanya hubungan antar imunisasi
campak dengan penyakit radang usus
maupun autism.
Rekomendasi penggunaan Vaksin campak
 Imunisasi rutin:
 Attack rates tinggi (..negara berkembang):
imunisasi dini, biasanya umur 9 bulan
serokonversi relatif rendah (80–85%)
Bayi dengan infeksi HIV: 6 bulan, diikuti dosis tambahan pada
umur 9 bulan
 Attack rate rendah (..negara industri):
umur 12 – 15 bulan, serokonversion > 90%
 Efektif untuk mencegah KLB. Apabila KLB sudah terjadi, imunisasi
massal dalam upaya pengendalian KLB mempunyai angka
keberhasilan rendah.
 Untuk melindungi individu berisiko tinggi pada saatr KLB, imunisasi
dalam waktu 2 hari setelah terpapar, mungkin efektif
..Strategi Imunisasi

Untuk mencapai Kekebalan kelompok yang optimal,


semua anak harus mendapatkan kesempatan ke 2
untuk imunisasi campak:
- late .. Pada wkt masuk sekolah (4–6 tahun)
- early.. Minimum 1 bulan setelah dosis ke 1
Cakupan campak :
- minimal 95% untuk dosis pertama
- minimal 80% untuk dosis ke 2
Siapakah yang harus diimunisasi?
 Semua anak sasaran imunisasi harus menerima suntikan campak,
apapun sejarah imunisasi mereka

 Pada kampanye bulan Agustus, anak-anak di daerah Kalimantan,


Sulawesi, Bali dan NTB, antara 6 bulan sampai 5 tahun diharuskan
mendapatkan vaksinasi campak

 Anak-anak SD di daerah Kalimantan dan Sulawesi Selatan juga


perlu di berikan vaksinasi campak

 Di daerah-daerah tersebut, anak-anak dibawah 12 tahun yang tidak


sekolah harus di vaksinasi di Puskesmas atau Posyandu terdekat

 Anak-anak yang berumur 6 bulan sampai dibawah 5 tahun juga


harus mendapatkan Vitamin A bersamaan dengan vaksinasi campak

 Anak-anak dibawah umur 5 tahun harus menerima vaksin polio


tambahan untuk meningkatkan kekebalan terhadap polio

Anda mungkin juga menyukai