Anda di halaman 1dari 25

Wawancara riwayat

pengobatan

Satu tahap mengenal pasien


Tujuan:

 mendapat informasi mengenai berbagai


aspek penggunaan obat pasien yang
dapat membantu pengobatan pasien
secara keseluruhan
Jaman dulu :
farmasis tergantung pada profesi kesehatan lain dalam
memperoleh informasi tentang pengobatan pasien,
tanggung-jawab langsung terhadap pengobatan pasien
terbatas

Sekarang (era pharmaceutical care) :


dirasakan bahwa informasi yang diperoleh dari tenaga
kesehatan lain tidak cukup lengkap  terutama tentang
alergi, penggunaan obat tanpa resep, pengobatan
alternative/jamu, dll  perlu melakukan wawancara
riwayat pengobatan
Informasi tersebut dapat digunakan utk:

 membandingkan profil pengobatan skrg dg sebelumnya


 memverifikasi riwayat pengobatan yang diperoleh dan
memberikan informasi tambahan jika perlu
 mendokumentasikan adanya alergi dan ADR
 skrining interaksi obat
 menilai kepatuhan pasien
 menilai rasionalitas obat yang diresepkan
 menilai kejadian penyalahgunaan obat, dll
Wawancara riwayat pengobatan sangat penting
untuk memberi kesempatan :

 memantapkan hubungan dengan pasien dan menjelaskan peranan


farmasis dalam perawatan pasien
 memulai konseling awal
 menggunakan informasi yang diperoleh utk membentuk dasar
pharmaceutical care plan

Dengan wawancara langsung dengan pasien  dapat


mengamati pasien dan lingkungannya (status kesehatan,
ekonomi, kepatuhan terhadap pengobatan/diit tertentu,
dukungan sosial
Contoh :

 penatalaksanaan hipertensi mungkin tidak efektif jika pasien tdk


patuh diit garam
 pasien mungkin tidak paham mengenai regimen pengobatan yang
kompleks
 pasien mungkin tidak bisa menggunakan obat-obat non-oral
(suppo, inhaler)
 kondisi ekonomi dan kesehatan(well-being) pasien  mungkin
dapat dilihat dari bagaimana pasien berpakaian, berhias
 pakaian panjang dan topi lebar pada musim yang tidak cocok 
mungkin dpt menunjukkan adanya fotosensitivitas atau
menyembunyikan sesuatu (luka, cacat, belang, dll yang dianggap
memalukan)
lanjutan

 adanya bunga, kartu, bingkisan dari teman/saudara  dukungan


sosial yang baik
 adanya buku, koran, tabloid  pasien bisa membaca dan peduli
pada kehidupan di luar dirinya
 makanan tidak habis  pasien tidak mau makan, hilang nafsu
makan, tidak suka makanan RS, ada obat-obat yang menekan
nafsu makan
 banyak makanan di ruang pasien diabetes  perlu diingatkan
DATA YANG PERLU DIPEROLEH DARI
WAWANCARA RIWAYAT PENGOBATAN

 Informasi demografi : umur, BB, TB, ras/etnik, tempat


tinggal, pendidikan, pekerjaan
 Faktor-faktor ini berpengaruh terhadap pemilihan obat (resep
dan OTR), dosis pengobatan, cara pemberian
Contoh :
 pasien yg bekerja dg mesin, sopir, yang perlu waspada 
jangan gunakan obat yang bikin ngantuk, lemes, gemetar
 Informasi diet : pantangan diet, suplemen diet, dll
 Kebiasaan sosial : merokok, alkohol, obat-obatan
 Catat : lama penggunaan, jumlah yang digunakan, frekuensi
penggunaan, alasan penggunaan, jika sudah berhenti kapan
berhentinya.
 Merokok dapat mempengaruhi metabolisme  mempengaruhi
dosis obat
 Pengobatan yang sedang diperoleh
 nama obat
 dosis dan waktu pemberian
 indikasi
 tanggal mulai penggunaan obat
 outcome terapi
 Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya
 nama obat
 dosis dan waktu pemberian
 indikasi
 tanggal mulai dan berhenti penggunaan obat
 alasan penghentian obat
 outcome terapi
 Pengobatan tanpa resep yang pernah diperoleh
sebelumnya
 Pengobatan alternative yang sekarang dan pernah
diterima
 Alergi
Nama obat penyebab alergi

 Dosis
 Tanggal kejadian reaksi

 Deskripsi reaksi

 Bagaimana reaksi diatasi


 Adverse drug reaction (idem alergi)
 Kepatuhan
Kendala :
 Tidak semua pasien suka ditanya-tanya  perlu keahlian
 Tidak semua pasien bisa ditanya  pasien tuli, skizopren,
bingung, masalah bahasa  jika ada keluarganya, bisa
dimintakan informasi pada keluarga
 pasien mungkin tidak hafal/ tidak tahu tentang nama obat yang
diminumnya  tanyakan detail obatnya (warnanya, bentuknya,
ukurannya)
 obat yang dipakai PRN  tanyakan bagaimana pemakaiannya
TEKNIK WAWANCARA
 ketuk pintu dan minta ijin masuk untuk wawancara
 perkenalkan diri
 usahakan mendapatkan situasi yang privacy
 pastikan pasien merasa nyaman
 ambil posisi nyaman, bisa untuk kontak mata
 hilangkan penganggu (suara bising radio, penunggu, dll)
 sampaikan tujuan wawancara
 pastikan/verifikasi identitas pasien
 gunakan “open-ended question” pada awal wawancara bagaimana,
apa, siapa
 jangan gunakan “leading question”  jawaban bias
 berikan kesempatan pasien untuk berpikir dan menjawab
 gunakan “open-ended” dan “closed-ended question”secara seimbang
PROSEDUR UMUM
 Jika tidak bisa mencover semua pasien, lakukan
prioritas thd pasien berdasarkan :
 penderita yang dirujuk
 penderita dengan gejala DRPs
 penderita dg gejala akut dan parah
 penderita dg riwayat ketidakpatuhan, respon terapi yang tidak
memadai, ADRs, dll
 penderita yang pernah menerima obat dengan rentang terapi sempit
 penderita yang sebelumnya diopname karena kesalahan
pengobatan
 penderita dengan polifarmasi atau “multiple disease state”
 penderita geriatrik/lanjut usia
 penderita pediatrik/anak-anak
 penderita psikiatris
 lakukan review thd dokumentasi dan informasi penderita terpilih
 konsul dengan tenaga kesehatan profesional lain jika dibutuhkan
 lakukan wawancara dgn memperhatikan lokasi, waktu, cara
memulai, dan teknik wawancara
 pada akhir wawancara, pastikan bahwa informasi tentang pasien
telah lengkap, dan sampaikan bahwa setelah ini mungkin masih
akan ada diskusi lebih lanjut jika diperlukan
 evaluasi hasil interview (mis. ada tidaknya DRP), termasuk strategi
yg diperlukan untuk mengatasi masalah jika ada  digunakan
untuk menyusun rencana pelayanan kefarmasian (pharmaceutical
care plan)
Kesimpulan :
Pharmacist patient data
base model

Penting untuk mengambil


keputusan terapi
Where to find information for the Pharmacist’s patient
data base

- Current medical chart


- Past medical records
- Current & past prescribers & other health
care professional
- Family

17
Source of patient information

: Patient medical chart or record (DMK)


 Data MRS (DMK1)
Nama, alamat, tgl.lahir, jenis kelamin, agama, rujukan, no.
reg., data finansial / asuransi.
 Lembar instruksi dokter (DMK 7)

 Graphic chart = DMK 11 (data nadi, suhu), di AS : VS, tinggi, BB,


Intake & Output, gula darah, dosis insulin, I.V. fluid & blood
product, cek neurologis.
 Progress notes (DMK 6) : S.O.A.P.

 Medication administration record


(MAR; KCO, DMK 14 A & B) :
Obat, dosis, rute, waktu pemberian, instruksi lain yang
berhubungan dengan obat, alergi obat.
 Discharge summary (DMK 12)
 Sumber data lain : Penderita, keluarga yang menunggu,
perawat, lain-lain (polisi lalu lintas).
 Catatan perawat (DMK 7) : asuhan perawat
 Data lab (DMK 8).
Mis : terapi Furosemid  monitor S.E. (hipokalemia,
dehidrasi).
 Perlu bagi farmasis untuk monitor status medis penderita &
efek obat.
 Prosedur diagnostik / konsul (DMK 9).
 Prosedur kamar operasi (DMK 5 Bedah).
 History & Physical (Anamnesa) = DMK 5 :
 keluhan utama
 sejarah penyakit sekarang
 riwayat penyakit dahulu
 assesment & planning
 Data lain :
 akut / kronis

 alergi / intoleransi

 symptoms

 VS (suhu, nadi/HR, tensi, RR)

 sejarah pengobatan

 kebiasaan alkohol, merokok, olah raga, kopi dsb.


Memilih sumber informasi mana yang diperlukan ?

Contoh kasus :
Mr. H MRS dengan tanda-tanda infeksi.
Dokter mengobati dengan Vancomycin, penderita alergi terhadap
Vancomycin.
Farmasis perlu informasi tentang alergi tsb.
Dimana sebaiknya Farmasis mencari data ?
 Medical Chart  tidak lengkap, alergi

bagaimana ?
 Medical Record  time consuming

 Keluarga & dokter yg merawat  sulit ditemui


 Penderita :
3 thn yg lalu dpt Vancomycin beberapa dosis  tidak
apa-apa. Sesudah 1 dosis tertentu  mukanya
menjadi merah cerah  sejak itu dia tidak pernah
menggunakan Vancomycin lagi & selalu cerita bahwa
dia alergi Vancomycin.

Oleh Farmasis : tdk alergi tetapi hanya Redman’s


syndrome O.K Rapid infusion, Vancomycin boleh
dicoba diberikan lagi dengan infus yang lebih pelan.
Kesimpulan :
Informasi data base penderita dapat diambil
dari berbagai sumber.

Farmasis harus bisa menilai data tsb


akurat / tidak, dapat dipercaya / tidak, dsb.

Supaya informasi tidak bias &


tidak menyebabkan misinterpretasi.
Formulating an interview approach
Tujuan interview :
- melengkapi informasi yang dibutuhkan (missing
information).
- meningkatkan current information.
- perlu untuk data base.

 Farmasis menyiapkan pertanyaan-pertanyaan


sebelum interview dilakukan.
 Tidak ada barrier communication : bahasa, tuli /
gangguan pendengaran, penderita dimensia, penderita
depresi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai