Anda di halaman 1dari 23

ASKEP

BRONCHOPNEUMONIA

Kelompok 3

1. Ai Isma Awaliyah
2. Cecep Imam H
3. Eka Retno W
4.Friska Rahma S
5.Mega Fujianti R
Definisi
Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru dan
bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus,
atau aspirasi karena makanan atau benda asing.
Etiologi
Timbulnya bronchopneumonia biasanya disebabkan
oleh :
1. Virus : Legionella pneumoniae
2. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans
3. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H.
Influenzae, Klebsiella.
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi
lambung ke dalam paru-paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama
Manifestasi klinis
1. Pnemonia bakteri
a. Anoreksi 
b. Rinitis ringan
c. Gelisah
 Berlanjut sampai :
a.Nafas cepat dan dangkal 
b.Demam
c. Malaise (tidak nyaman)
d. Ekspirasi berbunyie. Leukositosisf. Foto thorak
pneumonia lebarg. Kurang dari 2 tahun vomitus dan
diare ringanh. Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan
kedinginan 
2. Pnemonia Virus
Gejala awal :
a. Rhinitis 
b. Batuk
 Berkembang sampai :
a. Ronkhi basah 
b. Emfisema obstruktif
c. Demam ringan, batuk ringan dan malaise
sampai demam tinggi batuk hebat dan lesu
3. Pneumonia mikroplasma
Gejala :
a. Anoreksia
b. Menggigil
c. Sakit kepala
d. Demam
Berkembang sampai :
a. Rhinitis alergi 
b. Sakit tenggorokan batuk kering berdarah
c. Area konsolidasi pada penatalaksanaan pemeriksa
thorak.
1. Pemeriksaan Laboratorium. 
Pemeriksaan darah Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi
leukositosis ( meningkatnya jumlah neutrofil) ( Sandra M,Nettina 2001: 684). 
 Pemeriksaan sputum Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan
dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur
serta tes sensifitas untuk mendeteksi ageninfeksius (Barbara C, Long, 1996 : 435).
Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa
(SandraM, Nettina, 2001 : 684).
Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia.
Sampel darah, sputum, dan urin
2. Pemeriksaan Radiologia.
 Laringoskopi / bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat
oleh benda padat (Sandra M, Nettina, 2001).

Pemeriksaan penunjang
a. Antibiotic seperti ; penisilin, eritromicin, kindomisin,
dan sefalosforin.
b. Terapi oksigen (O2)
c. Nebulizer, untuk mengencerkandahak yang kental dan
pemberian bronkodilator.
d. Istirahat yang cukup
e. Kemoterafi untuk mikoplasma pneumonia dapat
diberikan eritromicin 4x 500 mg/ hari atau tetrasiklin 3-
4 x 500mg/ hari.

PENATALAKSANAAN
a. Atelektasis :Pengembangan paru yang tidak sempurna.
b. Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga pleura.
c. Abses paru :pengumpulan pus pada jaringan paru yang
meradang.
d. Infeksi sistomik
e. Endokarditis:peradangan pada endokardium.
f. Meningitis : Peradangan pada selaput otak.

Komplikasi
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Fokus
A. Demografi meliputi;nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. 
B. Keluhan utamaSaat dikaji biasanya penderita
bronchopneumonia akan mengeluh sesak nafas, disertai batuk ada
secret tidak bisa keluar. 
C. Riwayat penyakit sekarang
Penyakit bronchitis mulai dirasakan saat penderita mengalami
batuk menetap
dengan produksi sputum setiap hari terutama pada saat bangun p
agi selama minimum 3 bulan berturutturut tiap tahun sedikitnya 2 
tahun produksi sputum (hijau, putih/ kuning) dan banyak sekali. 
D. Riwayat penyakit
E. Riwayat penyakit keluarga
Pola Pengkajian
1.Pernafasan
Gejala: 
Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan batukm
enetap dengan produksi sputum setiap hari ( terutama
pada saat bangun) selama minimum 3 bulan berturut-
turut) tiaptahun sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum
(Hijau, putih/ kuning) dan banyak sekali.
2. Dada :
Dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian
diameter AP ( bentuk barel), gerakandifragma
minimal.
Bunyi nafas : Krekels lembab, kasar.
Warna : Pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku
abu- abu keseluruhan.
3. Sirkulasi
Gejala :
Pembengkakan ekstremitas bawah.
Tanda :
Peningkatan tekanan darahPeningkatan frekuensi
jantung / takikardi berat, disritmia, distensi vena
leher (penyakit berat) edema dependen, tidak
berhubungan dengan penyakit jantung. Bunyi
jantung redup(yang berhubungan dengan
peningkatan diameter AP dada). Warna kulit /
membranemukosa : normal atau abu-abu/ sianosis
perifer. Pucat dapat menunjukan anemia
4. Makanan / cairan
Gejala :
Mual / muntah. Nafsu makan buruk / anoreksia
emfisema).Ketidakmampuan untuk makan karena distress
pernafasan.
Tanda :
Turgor kulit buruk,Berkeringat, Palpitasi abdominal dapat
menyebabkan hepatomegali. 

5. Aktifitas / istirahat
Gejala :
Keletihan, keletihan, malaise. 
Tanda :
Keletihan.Gelisah/ insomnia.Kelemahan umum / kehilangan masa
otot. 
6. Integritas ego
Gejala :
Peningkatan faktor resiko.
Tanda :
Perubahan pola hidup.Ansietas, ketakutan, peka
rangsang.

7. Hygiene
Gejala :
Penurunan kemampuan / peningkatan
kebutuhanmelakukan aktifitas sehari- hari.
Tanda :
Kebersihan buruk, bau badan.
pathway
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobonkial.
Pembentukan edema, peningkatan produksi sputum (Doengoes,1999 :166).

2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan membrane alveolus kapiler,


gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan penerimaan oksigen
(Doengoes, 1999 : 166).

3.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan


cairan berlebihan, penurunan masukan oral (Doengoes, 1999 : 172).

4.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan


metabolic sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anorexia, distensi abdomen.

5.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen (Doengoes, 1999 :170).

Diagnosa keperawatan
Intervensi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema,
peningkatan produksi sputum
Tujuan : Mengidentifikasi / menunjukan perilaku mencapai bersihan jalan nafas
Kriteria hasil : Menunjukan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tidak ada dispenia
Intervensi
a. Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada
Rasional : Takipneau, pernafasan dangkal, dan pergerakan dada tidak simetris sering terjadi karena
ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan cairan paru
b. Auskultasi area paru, catat area penurunan atau / tak ada aliran udara dan bunyi nafas adventius. Misalnya :
krekels atau mengi
Rasional : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi nafas bronchial ( normal pada
bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronki, mengi terdengar inspirasi dan / ekspirasi pada
respon terhadap pengumpulan cairan, secret kental, dan spasme jalan nafas/ obstruksi
c. Bantu pasien latihan nafas sering. Bantu pasien mempelajari melakukan batuk, misalnya dengan menekan dada
dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.
Rasional : Nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru / jalan nafas lebih kecil. Batuk adalah
mekanisme pembersihan jalan nafas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan nafas pasien. Penekanan
menurunkan ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya nafas lebih dalam dan lebih kuat .
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan
pengiriman oksigen.
Tujuan : Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan dengan GDA dalam
rentang normal dan tidak ada gejala distress pernafasan
Kriteria Hasil : Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi
Intervensi
a.Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas.
Rasional : Manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat
keterlibatan paru dan status kesehatan umum
b.Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku. Catat adanya sianosis
perifer atau sirkulasi sentral
Rasional : Sianosis kuku menunjukan vasokonstriksi atau respon tubuh terhadap
demam / menggigil. Namun, sianosis daun telinga, membrane mukosa, dan kulit
sekitar mulut menunjukan hipoksemia sistemik
c. Awasi frekuensi jantung / irama
Rasional : Takikardia biasanya ada karena demam/ dehidrasi. Tetapi juga dapat
merupakan respon terhadap hipoksemia
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral
Tujuan : Menunjukan keseimbangan cairan
Kriteria Hasil : Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian
kapiler cepat, tanda vital stabil Intervensi
a. Kaji perubahan tanda vital, peningkatan suhu tubuh
Rasional : Peningkatan suhu meningkatkan laju metabolik dan
kehilangan cairan melalui evaporasi
b. Kaji turgor kulit, kelembaban membrane mukosa
Rasional : Indikator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun
membrane mukosa mulut mungkin kering karena nafas mulut dan
oksigen tambahan
c. Tekankan cairan setidaknya 1000ml/ hari atau sesuai kondisi
individual
Rasional : Pemenuhan kebutuhan dasar cairan, menurunkan resiko
dehidrasi
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolic sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anorexia,
distensi abdomen
Tujuan : Pemenuhan nutrisi mencukupi kebutuhan
Kriteria Hasil : Menunjukan peningkatan nafsu makan, mempertahankan /
meningkatkan berat badan
Intervensi
a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual / muntah, misalnya: Sputum
banyak, pengobatan, atau nyeri
Rasional : Pilihan intervensi tergantung penyebab masalah
b. Berikan / bantu kebersihan mulut setelah muntah, drainase postural dan
sebelum makan
Rasional : Menghilangkan tanda bahaya, rasa, bau dari lingkungan pasien yang
dapat menurunkan mual
c. Berikan makan porsi kecil dan sering, termasuk makanan kering dan
makanan yang menarik untuk pasien
Rasional : Meningkatkan masukan walaupun nafsu makan mungkin lambat
untuk kembali
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen
Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktivitas
Kriteria Hasil : tidak ada dispneau, kelemahan berlebihan, dan tanda vital
dalam rentang normal
Intervensi
a. Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas. Catat laporan dispneu,
peningkatan kelemahan, dan perubahan tanda vital selama dan setelah
aktifitas
Rasional : Menetapkan kebutuhan / kemampuan pasien dan
memudahkan dalam pemilihan intervensi
b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut
sesuai indikasi. Dorong penggunaaan manajemen stress dan pengalihan
yang tepat
Rasional : Menurunkan stress dan rangsangan berlebih
c. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat / tidur
Rasional : Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi atau tidur di
kursi

Anda mungkin juga menyukai