DISUSUN OLEH
FIFIANTY RUMARUBUN
PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001).
Hipertensi adalah keadaan dimana dijumpai tekanan darah lebih dari pada
160/ 95 mmHg ( WHO ) juga apabila tekanan darah mencapai 140 / 90 mmHg
atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah mencapai 180 /95
mmHg untuk usia diatas 50 tahun ( Ulrich S P,1986).
ETIOLOGI
1. HIPERTENSI ESENSIAL
a. Genetik
b. Usia
c. Obesitas
d. Hiperkolesterol
e. Asupan Natrium meningkat (keseimbangan natrium)
f. Rokok
g. Alkohol
h. Stres psikologis
2. HIPERTENSI SEKUNDER
a. Penyakit ginjal
b. Diabetes Mellitus
PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jalas saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah
melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
PENATALAKSANAAN
-
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. S selama 3x24 jam diharapkan klien
tidak cemas dengan kriteria hasil :
-Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
-Pasien melaporkan secara verbal ketidakcemasan
-Vital Sign dalam batas normal:
Nadi : 80-100x/mnt
RR: 16-24x/mnt
TD:120/60-140/90mmHg
-Ekspresi wajah dan bahasa tubuh menunjukkan kketidakcemasan
NIC :
Bina hubungan saling percaya
Kontrol vital sign
- Anjurkan keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien
- Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan,ketakutan,persepsi
- Instruksikan klien menggunakan teknik relaksasi tarik napas dalam
IMPLEMENTASI
Hari/tan Implementasi Respon
ggal
12-05-18
- a.. Menganjurkan keluarga untuk S : Ps mengatakan khawatir dengan penyakit yang dialaminya ,
klien juga mengatakan pikirannya tidak menentu
memberikan dukungan kepada klien O : klien tampak gelisah
S
b. Menginstruksikan klien S : Ps mengatakan sangat suka
saat mendengar ayat alquran
menggunakan teknik yang di putar
relaksasi tarik napas O : Ps tampak tenang
dalam dan murottal al-
S : Ps bertanya berapa hasil TD
qur’an
O : TD : 160/100mmHg
e. memonitor vital sign
14-05-18
a. . Menganjurkan keluarga untuk S : Klien mengatakan sudah tenang,karena mendapat
memberikan dukungan kepada klien dukungan sepenuhnya dari keluarga. Klien juga
mengatakan selalu berdo’a agar cepat sembuh dan
kkembali ke rumah
O: Ps tampak tenang
b. Menginstruksikan klien S : Ps mengatakan sangat suka
menggunakan teknik dengan surah dan merasa lebih
relaksasi tarik napas tenang
dalam dan murottal al- O : tampak rileks
qur’an S : Ps bertanya berapa hasil TD
O : TD : 150/100mmHg
c. . memonitor vital sign
a. Menganjurkan keluarga S : Ps mengatakan sudah lebih tenang
15-05-2018 untuk memberikan mendapat dukungan keluarga dan
dukungan kepada klien tidak cemas lagi
O : Ps tampak tenang
S:-
b. Menginstruksikan klien
menggunakan teknik O : Ps tertidur
relaksasi tarik napas
dalam dan murottal al-
qur’an S:-
O : TD : 140/90 mmHg
c. memonitor vital sign
EVALUASI
Hari/tanggal Evaluasi
Kebiasaan mendengar ayat-ayat suci Al Qur’an juga merupakan salah upaya pengobatan
non farmakologi untuk penderita hipertensi. Menurut Al Kaheel (2010) mengemukakan
bahwa Al-Qur’an merupakan pengobatan non farmakologi yaitu dengan menghilangkan
stres dan meningkatkan rasa kebahagian dalam hidup manusia. Salah satu upaya
pengobatannya dengan terapi murotal. Terapi Murotal dimaksudkan adalah upaya individu
untuk memperdengarkan salah satu ayat suci Al Qur’an yang bertujuan mengurangi
kecemasan dan mempercepat proses penyembuhan. Kedua kondisi tersebut telah
dibuktikan oleh Ahmad Al Khadi yang
mengemukakan
bahwa mendengarkan ayat suci Al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam
menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara
kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer (Handayani, 2014). Lantunan
Al- Qur’an berpengaruh pada sistem anatomi fisiologi manusia baik mereka yang
berbahasa Arab maupun bukan, dimana mereka dapat merasakan perubahan fisiologis
yang sangat besar. Indikator perubahan adalah menurunnya tingkat depresi, kecemasan,
dan kesedihan dengan diakhiri adanya ketenangan jiwa sehingga mampu menangkal
berbagai macam penyakit (AlKaheel, 2011).
JUSTIFIKASIH