Anda di halaman 1dari 22

ASKEP

DERMATITIS &
SISTEMIK LUPUS
ERITEMATOSUS

Oleh
Oleh:
TIARA
TIARAHESTIN
HESTIN
183110196
183110196
II.A
ASKEP
DERMATITIS
DEFINISI
Dermatitis adalah peradangan kulit
( epidermis dan dermis ) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen atau
pengaruh faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik
( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan
keluhan gatal  ( Djuanda, Adhi, 2007 ).
  Dermatitis adalah peradangan pada
kulit ( imflamasi pada kulit ) yang disertai
dengan pengelupasan kulit ari dan
pembentukkan sisik ( Brunner dan Suddart
2000 ).
Jadi dermatitis adalah peradangan kulit yang
ditandai oleh rasa gatal.
KLASIFIKASI
1. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah respon
peradangan kulit akut atau kronik terhadap
paparan bahan iritan eksternal yang
mengenai kulit.
• Dermatitis kontaki terbagi 2 yaitu :

Dermatitis kontak Dermatitis kontak


iritan (mekanisme alergik (mekanisme
non imunologik) imunologik spesifik)
PERBEDAAN DERMATITIS KONTAK IRITAN
DAN DERMATITIS KONTAK ALERGIK

NO. Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak


Iritan Alergik
1. Penyebab Iritan primer Alergen kontak
S.sensitizer
2. Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang
3. Penderita Semua orang Hanya orang yang
alergik
4. Lesi Batas lebih jelas Batas tidak begitu
Eritema sangat jelas jelas
Eritema minus jelas
5. Uji tempel Sesudah ditempel 24 Bila sesudah 24 jam
jam, bila iritan di bahan allergen di
angkat reaksi akan angkat, reaksi
segera menetap atau meluas
berhenti.
• Penyebab umum dermatitis kontak yaitu :
1. Alkali : sabun, detergen, amonea rumah
tangga, caian alkali, pembersih
2. Kosmetik : parfum, zat pewarna, dan minyak
3. Hidrokarbon : petroleum mentah, minyak
pelumas, minyak mineral, parafin, aspal
4. Kain : woll, polyester, zat pewarna, penganjian
5. Garam logam : kalsium klorida, zink klorida,
tembaga, raksa, nikel, perak
6. Tanaman :ragweed, poison oak, poison sumac,
poison ivy, cemara.
2. Dermatitis atopic
Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit
kronis dan residif, disertai gatal dan umumnya sering
terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam
serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita.
3. Dermatitis seboroik
Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari
oleh factor konstitusi, hormon, kebiasaan buruk dan
bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit
dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar leher, alis
mata dan di belakang telinga.
4. Dermatitis eksfoliatif
merupakan gangguan inflamasi kulityang ditandai
dengan penglupasan atau pelepasan kulit yang
berlebihan.
ETIOLOGI
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.
Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap
agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi
selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan
dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan
dengan alergi.( Arief Mansjoer.1998.”Kapita
selekta” )
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan
Luar
menjadi ( eksogen )
2 yaitu
misalnya bahan
kimia ( deterjen, oli, Dalam
semen, asam, basa ), ( endogen )
fisik ( sinar matahari, misalnya
suhu ), dermatitis
mikroorganisme atopik.
( mikroorganisme,
jamur).
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya manifestasi klinis
dermatitis adanya tanda-tanda radang
akut terutama pruritus (gatal), kenaikan
suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya
pada muka (terutama palpebra dan bibir),
gangguan fungsi kulit dan genitalia
eksterna.
• Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema,
edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi
sehingga tampak basah.
• Stadium subakut : eritema, dan edema
berkurang, eksudat mengering menjadi kusta.
• Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama,
hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DAN DIAGNOSTIC
1. Pemeriksaan penunjang :
• Percobaan asetikolin (suntikan dalam
intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).
• Percobaan histamin hostat disuntikkan pada
lesi

2. Laboratorium
• Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit,
elektrolit, protein total, albumin, globulin
• Urin : pemerikasaan histopatologi
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis
melalui terapi yaitu :
Terapi sitemik à Pada dermatitis ringan diberi
antihistamin atau kombinasi antihistamin,
antiserotonin, antigraditinin, arit – SRS – A dan pada
masalah berat dipertimbangkan pemberian
kortikosteroid.
Terapi topical à  Dermatitis akut diberi kompres bila
sub akut cukup diberi bedak kocok bila kronik diberi
saleb.
Diet à Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP )
Contoh : daging, susu, ikan, kacang-kacangan, jeruk,
pisang, dan lain-lain
• Manajemem keperawatan pada pasien Dermatitis
seboroik
a. Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasai dari
luar, factor pemicu yang menyebabkan muncul lagi
dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan untuk tidak
sering menggaruk area yang gatal.
b. Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke kulit
dan selalu menjaga kebersihan pelipatan pada kulit dan
usahakan supaya tetap kering.
c. Instruksikan untuk memanfaatkan shampoo dan
menghindari kebiasaan yang buruk
d. Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah
masalah yang sangat kronik dan tidak tertutup
kemungkinan untuk muncul lagi.
e. Ajarkan pada pasien menempelkan cara-cara
untuk mengghindari dermatitis. 
KOMPLIKASI
Infeksi
saluran nafas
atas

Bronkitis

Infeksi kulit
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DERMATITIS KONTAK
a. Pengkajian Identitas Klien
Nama :
MR :
Masuk ke RS :
Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis kelamin   :
Agama              :
Alamat            :
b.Pengkajian Riwayat Kesehatan
• Riwayat kesehatan dahulu
• Riwayat kesehatan keluarga
• Riwayat kesehatan sekarang
C. Pemerikasaan Penunjang
1. Pemeriksaan penunjang :
• Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan,
solusio asetilkolin 1/5000).
• Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi
2. Laboratorium
• Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit,
elektrolit, protein total, albumin, globulin
• Urin : pemerikasaan histopatologi
d. Pengkajian 11 Funggsional Gordon
1. Pola Persepsi Kesehatan
• Adanya riwayat infeksi sebelumya.
• Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
• Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.
• Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
• Hygiene personal yang minus.
• Lingkungan yang minus sehat, tinggal berdesak-desakan.

2. Pola Nutrisi Metabolik


• Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan.
• Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
• Jenis makanan yang disukai.
• Nafsu makan menurun.
• Muntah-muntah.
• Penurunan berat badan.
• Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
• Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih.
3. Pola Eliminasi
• Sering berkeringat.
• tanyakan pola berkemih dan bowel.
4.      Pola Aktivitas dan Latihan
• Pemenuhan sehari-hari terganggu.
• Kelemahan umum, malaise.
• Toleransi terhadap aktivitas rendah.
• Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan
• Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.
5. Pola Tidur dan Istirahat
• Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
• Mimpi buruk.
6. Pola Persepsi Kognitif
• Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
• Pengetahuan akan penyakitnya.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
• Perasaan tidak percaya diri atau minder.
• Perasaan terisolasi.
8.Pola Hubungan dengan Sesama
• Hidup sendiri atau berkeluarga
• Frekuensi interaksi berkurang
• Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
9. Pola Reproduksi Seksualitas
• Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
• Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
• Emosi tidak stabil
• Ansietas, takut akan penyakitnya
• Disorientasi, gelisah
11. Pola Sistem Kepercayaan
• Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
• Agama yang dianut
ASKEP SISTEMIK
ERITEMATOSUS
SEKIAN DAN TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai