Fever (DHF)
NAMA KELOMPOK :
1. Devinta Nur Baladina (18112149007)
2. Alfin Ashari Millenia (18112149096)
3. Lailatul Rizkiyah (18112149114)
4. Nabila Roudlotul Jannah (18112149121)
5. Sitta Nurlailatul Fadhilah (18112149134)
PENGERTIAN
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk
kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang
terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam,
nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
ETIOLOGI
Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn
Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus Nyamuk
aedes aegypti berbentuk batang, stabil pada suhu 370 C.
Ciri-ciri :
• Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih
• Hidup didalam dan sekitar rumah
• Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
• Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
• Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar rumah
seperti bak mandi, tempayan vas bunga.
KLASIFIKASI
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat derajat
sebagai berikut:
• Derajat I
• Derajat II
• Derajat III
• Derajat IV
FAKTOR RESIKO
• Pernah mengalami infeksi virus dengue sebelumnya
• Timggal atau berpergian di daerah tropis
• Kekebalan tubuh lemah
• Buang sampah sebarangan
• Musim hujan yang lama
• Jarang menguras bak mandi
Manifestasi Klinis
Menurut Nursalam, 2008 tanda dan gejala penyakit DHF antara lain :
• Demam tinggi selama 5 – 7 hari
• Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
• Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
• Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
• Sakit kepala.
TANDA DAN GEJALA
• Demam
• Kehilangan selera makan
• Bintik merah atau ruam
• Mudah memar
• Sakit kepala
• Sakit tenggorokan
• Nyeri otot
• Nyeri punggung
PATOFISIOLOGI
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty
dimana virus tersebut akan masuk ke dalam aliran darah, maka terjadilah
viremia (virus masuk ke dalam aliran darah). Kemudian akan bereaksi dengan
antibody dan terbentuklah kompleks virus antibody yang tinggi akibatnya
terjadilah peningkatan permeabilitas pembuluh darah karena reaksi
imunologik. Pada keadaan hipoksia akan terjadi metabolisme anaerob ,
hipoksia dan asidosis jaringan yang akan mengakibatkan kerusakan jaringan
dan bila kerusakan jaringan semakin berat akan menimbulkan gangguan
fungsi organ vital seperti jantung, paru-paru sehingga mengakibatkan
hipotensi , hemokonsentrasi, dapat mengakibatkan kematian. Jika virus masuk
ke dalam sistem gastrointestinal maka tidak jarang klien mengeluh mual,
muntah dan anoreksia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau
lebih), trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
• Serologi : uji HI (hemoagutination inhibition test).
• Rontgen thoraks : effusi pleura
PENATALAKSANAAN
• Terapi
DO :
• BB ideal anak 20 kg
• Klien tampak lemas
• Konjungtiva anemis
• HB : 12,3 gr/dl
• Trombosit 26.000
• Albumin 3,2 gr/ml
• LLA 13 cm
3. Ibu klien mengatakan anaknya panas semenjak 3 hari Resiko peningkatan suhu proses penyakit (virus dalam
yang lalu tubuh (hipertermia) darah/viremia).
Ibu klien mengatakan anaknya panas naik turun
Ibu klien mengatakan anaknya lemas
Ibu klien mengatakan anaknya rewel
DO :
Klien teraba panas
Kulit klien tampak kemerahan
Suhu 37,8°C
Leukosit 5100 / ul
Trombosit 26.000
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d muntah dan diare,
ketidakeseimbangan cairan .
• Resiko defisit nutrisi b.d anoreksia
• Resiko peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan
proses penyakit (virus dalam darah/viremia)
NO DIAGNOSA TUJUAB/KRITERIA TGL/JA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWAT HASIL M
AN
1. Risiko setelah dilakukan tindakan 02-03- 1.Kaji tanda tanda vital paling 1.mengetahui atau memantau keadaan
2020
ketidakseimba keperawatan diharapkan : sedikit setiap 4 jam umum klien
ngan elektrolit 08:00 2.Monitor tanda – tanda 2.untuk mengetahui tingkat dehidrasi
1. TD,N,S dalam batas
b.d muntah meningkatnya kekurangan dan intervensi lanjut
normal
dan diare, cairan:turgor kulit tidak elastis,ubun- 3.untuk mengetahui keseimbangan
2. Tidak ada tanda-tanda
ketidakeseimb ubun cekung,produksi urine cairan dan elektrolit atau balance
dehidrasi
angan cairan . menurun cairan
3. Elastisitas turgorkulit 3.observasi dan catat intake dan 4.memenuhi kebutuhan cairan klien
baik, membran output cairan 5.memantau keseimbangan cairan
mukosa lembab, tidak 4.Memonitor nilai laboratorium: dalam darah
ada rasa haur elektrolit darah,bj urine dan serum 6.mengontrol penambahan berat badan
berlebihan albumin karena pemberian cairan yang
5.monitor dan catat berat badan berlebihan
6.Monitor tanda syok hipovolemik,
baringkan pasien terlentang tanpa
bantal
2. Resiko peningkatan setelah dilakukan 02-03- 1.Kaji saat timbulnya demam 1.Untuk mengidentifikasi pola
suhu tubuh tindakan keperawatan 2020 2.Observasi tanda-tanda vital: suhu, demam pasien.
(hipertermia) diharapkan : nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam 2.Tanda-tanda vital merupakan
berhubungan dengan atau lebih sering. acuan untuk mengetahui keadaan
1. Suhu tubuh
proses penyakit (virus 3.Anjurkan klien untuk banyak umum klien.
dalam rentang
dalam darah/viremia) minum ± 2,5 liter/24 jam dan jelaskan 3.Peningkatan suhu tubuh
normal
manfaatnya bagi klien. mengakibatkan penguapan
2. N,RR dalam
4.Lakukan “Tepid Water Sponge” 4.tubuh meningkat sehingga
rentang normal
5.Anjurkan untuk tidak memakai perlu diimbangi dengan asupan
3. Tidak ada selimut dan pakaian yang tebal. cairan yang banyak.
perubahan warna 6.Berikan terapi cairan IVFD dan obat 5.Tepid Water Sponge dapat
kulit dan tidak antipiretik. menurunkan penguapan dan
pusing penurunan suhu tubuh.
6.Pakaian yang tipis akan
membantu mengurangi panas
Dalam tubuh..
3. Resiko defisit nutrisi b.d setelah dilakukan tindakan 02-03- 2020 1.Kaji mual, sakit menelan, dan muntah 1.untuk menetapkan cara
anoreksia keperawatan diharapkan :
yang dialami oleh pasien. mengatasinya.
1. Mengidentifikasi penyebab 2.Kaji cara/bagaimana makanan 2.Cara menghidangkan
penurunan BB
2. Memilih makanan dan dihidangkan makanan dapat mempengarauhi
minuman yang berprotein 3.Berikan makanan yang mudah ditelan nafsu makan klien..
tinggi seperti bubur, tim, dan hidangkan saat 3.Membantu mengurangi
masih hangat. kelelahan pasien dan
4.Jelaskan manfaat makanan/nutrisi bagi meningkatkan asupan makanan
klien terutama saat klien sakit. karena mudah ditelan.
5.Berikan umpan balik positif pada saat 4.Meningkatkan pengetahuan
klien mau berusaha menghabiskan pasien tentang nutrisi sehingga
makanan. motivasi makan meningkat.
6.Catat jumlah/porsi makan yang 5.Motivasi dan meningkatklan
dihabiskan oleh klien setiap hari. semangat pasien.
7..Berikan obat-obatan antasida (anti 6.Untuk mengetahui
emetik) sesuai program/instruksi dokter. pemenuhan nutrisi
7.Dengan pembarian obat
tersebut diharapkan intake
nutrisi klien meningkat karena
mengurangi rasa mual dan
muntah.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI JAM/TG EVALUASI SOAP TTD
L
1. Risiko 1.Mengkaji tanda tanda vital paling 04-02- S = klien mengatakan panas tiga
ketidakseimban sedikit setiap 4 jam 2019 hari yang lalu, perut kembung,
gan elektrolit 2.Memonitori tanda – tanda 08:00 muntah enam kali isi muntahan
b.d muntah dan meningkatnya kekurangan cairan:turgor makanan, buang air besar sudah
diare, kulit tidak elastis,ubun-ubun dua kali, konsistensi encer
ketidakeseimba cekung,produksi urine menurun berwarna kuning kecoklatan
ngan cairan . 3.Mengobservasi dan catat intake dan O=
output cairan S : 37,8°C
4.Memonitori nilai laboratorium N : 146x/menit
:elektrolit darah,bj urine dan serum RR :30x/menit
albumin TD : 130/60 mmHg
5.Memonitori dan catat berat badan
6.Memonitori tanda syok hipovolemik, A : masalah nyeri teratasi sebagian
baringkan pasien terlentang tanpa P : menganjurkan klien untuk
bantal minum air putihyang banyak, 8
7.Memasang infus dan berikan cairan L/hari
intravena jika terjadi perdarahan
2. Resiko defisit nutrisi 1.Mengkaji mual, sakit menelan, dan 04- 02- S : pasien mengatakan
b.d anoreksia muntah yang dialami oleh pasien. 2019 nafsu makan pasien
2.Mengkaji cara/bagaimana makanan 10:00 mengatakan nafsu makan
dihidangkan berkurang,
3.Memberikan makanan yang mudah
ditelan seperti bubur, tim, dan O:
hidangkan saat masih hangat. • BB ideal anak 20 kg
4.Menjelaskan manfaat • Klien tampak lemas
makanan/nutrisi bagi klien terutama • Konjungtiva anemis
saat klien sakit. • HB : 12,3 gr/dl
5.Memberikan umpan balik positif • Trombosit 26.000
pada saat klien mau berusaha • Albumin 3,2 gr/ml
menghabiskan makanan. • LLA 13 cm
6.Mencatat jumlah/porsi makan yang
dihabiskan oleh klien setiap hari. A masalah teratasi
7.Melakukan oral hygiene dengan
menggunakan sikat gigi yang lunak. P : menganjurkan klien
8.Menimbang berat badan setiap hari untuk mengkonsumsi
9.Membererikan obat-obatan antasida makanan bergizi dan
(anti emetik) sesuai program/instruksi bernutrisi
dokter.
10.Mengkolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberian diit yang tepat.
3. Resiko peningkatan 1.Mengkaji saat timbulnya demam 04- 02- S = klien mengatakan panas
suhu tubuh 2019 tiga hari yang lalu
(hipertermia) 2.Mengobservasi tanda-tanda vital: 10:00
berhubungan suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap O:
dengan proses 3 jam atau lebih sering. • Klien teraba panas
penyakit (virus • Kulit klien tampak
dalam 3.Menganjurkan klien untuk kemerahan
darah/viremia banyak minum ± 2,5 liter/24 jam • Suhu 37,8°C
dan jelaskan manfaatnya bagi • Leukosit 5100 / ul
klien. • Trombosit 26.000A =
masalah gangguan
4.Melakukan “Tepid Water pertukaran gas
Sponge”
A = teratasi sebagian
5.Menganjurkan untuk tidak
memakai selimut dan pakaian yang P = menganjurkan klien
tebal. untuk tetap rutin berobat