Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK INFEKSI SALURAN

PERNAFASAN AKUT (ISPA)


 

1.Ely Zahrotun Nisa(18.11.2.149.011)


2.M. Bachtiar Alamsyah (18.11.2.149.022)
3.Nia shokhifatul hidayah (18.11.2.149.029)
4.Emalia nanda putri (18.11.2.149.058)
5.M syaiful Rizal (18.11.2.149.069)
6.Siti Nur Laila (18.11.2.149.133)
 
Konsep dasar kasus

Definisi ISPA
ISPA merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyerang salah
satu atau lebih dari saluran pernapasan mulai dari hidung (saluran atas)
hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksinya seperti
sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Kemenkes, 2010).

ISPA di sebabkan oleh virus, bakteri dan reketsia


(Widoyono,2011:204), dan infeksi ini paling sering terjadi pada anak
karena beberapa faktor seperti terpapar asap rokok, pencemaran
lingkungan, makanan yang kurang bersih dan lain-lain, anak akan
mengalami masalah pernafasan berupa sesak nafas, kesulitan bernafas,
batuk dan bentuk-bentuk masalah lainnya sebagai akibat infeksi saluran
pernafasan.
Etiologi
Infeksi saluran akut merupakan kelompok penyakit yang
komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi.
Kebanyakan infeksi saluran pernapasan akut disebabkan oleh virus
dan mikroplasma. Etiologi ISPA terdiri dari 3000 lebih jenis bakteri,
virus, dan jamur . bakteri penyebab ISPA misalnya : Streptokokus,
Hemolitikus ,Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus Influenza,
BordetellaPertussis, dan KorinebakteriumDiffteria (Ahmadi
dkk,2004)
Bakteri tersebut, di udara bebas akan masuk dan menempel pada
saluran pernapasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.
Biasanya bakteri ini menyerang anak anak yang kekebalan tubuhnya
lemah misalnya saat oerubahan musim panas ke musim hujan ( PD
PERSI, 2002)
Klasifikasi

Program pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasikan ISPA


sebagai berikut :
1. Pneumonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan
dinding dada kedalam( chest indrawing )
2. Pneumonia : ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
3. Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bias
disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas
cepat. Rinofaringitis, faringitis, dan tonsillitis tergolong bukan
pneumonia.
Faktor Resiko

1. Bayi dari usia 6 bulan atau anak di bawah 1 tahun.


2. Anak-anak yang lahir prematur atau yang memiliki riwayat,
seperti jantung bawaan atau penyakit paru-paru.
3. Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
4. Bayi yang berada dalam tempat ramai.
5. Orang-orang di usia pertengahan.
6. Orang dewasa dengan asma, gagal jantung kongestif, atau
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Manifistasi Klinis

Djojodibroto (2009) menyebutkan tanda dan gejala ISPA sesuai dengan


anatomi saluran pernafasan yang terserang yaitu:
1. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas
Gejala yang sering timbul yaitu pengeluaran cairan (discharge)
nasal yang berlebihan, bersin, obstruksi nasal, mata berair,
konjungtivitis ringan, sakit tenggorokan yang ringan sampai berat,
rasa kering pada bagian posterior palatum mole dan uvula, sakit
kepala, malaise, lesu, batuk seringkali terjadi, dan terkadang timbul
demam.
2. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian bawah
Gejala yang timbul biasanya didahului oleh gejala infeksi saluran
pernafasan bagian atas seperti hidung buntu, pilek, dan sakit
tenggorokan.
Tanda dan Gejala ISPA

Tanda-tanda
Tanda-tanda klinis:
1. Pada sistem respiratorik
2. Pada sistem cardial
3.Pada sistem cerebral
4. Pada hal umum.
Tanda-tanda laboratoris:
1. Hypoksimia
2. Hypercapnia
3. Acydosis(Metabolik atau Respiratorik).

Gejala-Gejala
1. Gejala ISPA ringan: batuk,serak,demam dan pilek.
2. Gejala ISPA sedang: Pernafasan cepat (fast breathing) sesuai umur, Tenggorokan berwarna
merah,Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak dll.
3. Gejala ISPA berat: Bibir atau kulit membiru,Anak tidak sadar atau kesadaran
menurun,Pernafasan berbunyi seperti mengorok dan tampak gelisah dll.
Patofisiologi

Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan


berinteraksinya virus dengan tubuh.masuknya virus
sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia
yang terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke
atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu
tangkapan refleks spasmus oleh laring.jika refleks tersebut
gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan
mukosa saluran pernafasan (kending dan chernick, 1983).
Pemeriksaan Penunjang

1. Kultur
Kultur tenggorok dapat dilakukan untuk mengidentifikasi organisme
yang menyebabkan faringitis.

2. Biopsi
Prosedur biopsi mencakup tindakan mengeksisi sejumlah kecil
jaringan tubuh, dilakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel
dari faring, laring, dan rongga hidung.

3. Pemeriksaan pencitraan
Termasuk di dalamnya pemeriksaan sinar-X jaringan lunak, CT Scan,
pemeriksaan dengan zat kontras dan MRI (pencitraan resonansi
magnetik).
Penatalaksanaan

1. Pencegahan
a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b. Immunisasi.
c. Menjaga ke bersihan perorangan dan lingkungan d.
Menjaga anak berhubungan dengan penderita ISPA.
2. Pengobatan dan perawatan
a. Mengatasi demam
b. Mengatasi batuk.
Komplikasi

1. Sinusitis paranasal
Komplikasi ini hanya ter jadi pada anak besar karena pada
bayi dan anak kecil sinus paranasal belum tumbuh.gejala
umum tampak lebih besar, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri
dan nyeri tekan biasanya didaerah sinus frontalis dan
maksilaris.

2. Penutupan tuba eusthachii


Tuba eusthachii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi
dapat menembus langsung kedaerah telinga tengah dan
menyebabkan otitis media akut (OMA).
WOC
Asuhan Keperawatan Kasus

Keluarga T.n N terdiri dari istri dan dua orang anak. Anak pertamanya berusia
7 tahun dan anak keduanya berusia 4 tahun. Anak kedua T.n N bernama serli,
sudah 5 hari yang lalu serli mengeluh sekujur tubuhnya demam, sering
mengigil, batuk berdahak dengan lender berwarna kehijauan, susah nafas,
nyeri dada, nafsu makan berkurang. Saat dipaksa memakan makanan lunak,
Serli tetap memuntahkannya dan merasakan mual pada perutnya. Serli juga
mengalami diare. Menurut pernyataan dari keluarga, Serli tidak mendapatkan
imunisasi yang lengkap, disekitar lingkungan rumahnya terdapat banyak
pabrik dan rumahnya kurang mencukupi ventilasinya. Keluarga Serli
menganggap hanya sakit flu biasa dan gejala asma biasa. Namun sudah 5 hari
tidak kunjung sembuh, lalu keluarga membawanya ke klinik. Hasil
pemeriksaan diketahui Serli menderita pneumonia, frekuensi pernapasan >
40x/mnt, suhu tubuh mencapai 39,5○ C. Dokter pun menyarankan agar Serli
rawat inap di RS untuk ditangani lebih lanjut.
 
A. Format Pengkajian
1. Identitas klien
Nama :Serli
Tempat tgl/lahir :Tuban,11 maret 2016
Usia :4 tahun
Jenis kelamin :perempuan
Agama :Islam
Alamat :Jalan mawar N0.11 Tuban
Tgl. Masuk :06 maret 2020
Tgl. Pengkajian :08 maret 2020
Diagnosa Medik :Pneumonia,ISPA
Rencana Therapi :Pengobatan secara teratur.

2. Riwayat kesehatan sekarang :klien mengalami gejala asma biasa sudah 5 hari tidak
kunjung sembuh, demam, menggigil, pilek, anoreksia, batuk berdahak dengan lender
berwarna kehijauan, susah bernafas, nyeri dada, riwayat penyakit pernapasan dan diare.

3. Riwayat kesehatan masa lalu : sering mengalami batuk pilek yang tidak kunjung
sembuh.
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah

1. Ds :Klien mengeluh Multi faktor (bakteri, virus, Hipertermia (peningkatan


sekujur tubuhnya mikroplasma) suhu tubuh)
demam,mengigil  
Peradangan pada saluran
Do :Hasil dari pernafasan (faring, laring,
pemeriksaan diagnosis dan tonsil)
didapatkan suhu tubuh
mencapai 39,5°C Kuman melepaskan
endotoksin
 
Merangsang tubuh
mengeluarkan zat pirogen
oleh leukosit
 
Suhu tubuh meningkat
 
Hipertermia
2. Ds :-Klien mengatakan nafsu Multi faktor (bakteri, virus, Ketidakseimbangan nutrisi
mikroplasma)
makan berkurang  
Peradangan pada saluran
-muntah saat makan dan mual pernafasan (faring, laring, dan
pada perut tonsil)
 
-Diare hasil pemeriksaan Kesulitan/sakit mengunyah dan
menelan
didapatkan
Anoreksia (malas makan)
Do :-Tahipnea (RR>40x/menit)  
Keseimbangan nutrisi kurang
-menderita pneunomia. dari kebutuhan tubuh

3. DS : -Klien mengatakan sudah 5 Multi faktor (bakteri, virus, Ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
hari yang lalu batuk berdahak mikroplasmadll)
dengan lendir berwarna kehijauan,
- susah nafas Peradangan pada saluran pernafasan
- nyeri dada
DO : Hasil pemeriksaan Inflamasi saluran bronkus
didapatkan takipnea,mengalami  
pneumonia Peningkatan produksi sekret
RR >40x/menit
Suhu 39,5°C Obstruksi jalan nafas
 
Ketidakefektifanbersihan jalan
nafas
Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh ( Hipertermia ) b.d proses inspeksi.


2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d peningkatan jumlah
sekret.
 
 
Intervensi
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1. Hipertermib.d Tujuan: 1. Pantau TTV 1. Perubahan TTV dalam
peningkatan suhu Setelah dilakukan tindakan 2. Berikan kompres hangat
tubuh(proses penyakit) keperawatan selama 3x24 3. Anjurkan klien untuk rentang normal
jam tubuh kembali normal. memperbanyak minum air
Kriteria hasil : putih 2. Terjadinya vasodilatasi
Tanda-tanda vital(TTV) 4. Kolaborasi pemberian sehingga suhu tubuh
dalam batas normal : terapi obat
TD: 120/80mmHg cepat kembali
N :80x/menit
RR:20x/menit 3. Mencegah terjadinya
S :37°C kekurangan cairan karena
dehidrasi

4. Pemberian terapi
mempercepat proses
penyembuhan
2. Ketidakseimbangan Tujuan: 1. Kaji kebiasaan 1. Kaji kebiasaan
nutrisi kurang dari Setelah dilakukan diet,evaluasi berat diet,evaluasi berat
kebutuhan tubuh b.d tindakan keperawatan badan dan ukur badan dan ukur
anoreksia selama 3x24jam 2. Berikan makanan 2. Berikan
pasien akan dalam jumlah kecil makanan dalam
menunjukan dan dalam waktu jumlah kecil dan
perbaikan nutrisi. yang sering dan dalam waktu yang
Kriteria hasil: teratur. sering dan teratur.
1. Tidak tampak mual 3. Anjurkan 3. Anjurkan
muntah perawatan oral, dan perawatan oral,
2. Peningkatan cara mengeluarkan dan cara
pengecapan dan sekret mengeluarkan
menelan sekret
3. Nafsu makan
menurun
3. Ketidakefektifanbersih Tujuan: 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Beberapa derajat
an jalan nafas b.d Setelah dilakukan dan auskultrasi bunyi spasme bronkus
peningkatan jumlah tindakan keperawatan nafas terjadi dengan
sekret selama 3x24 jam jalan   obstruksi jalan nafas
  nafas menjadi efektif 2. Berikan pasien untuk  
Kriteria hasil: posisi yang nyaman 2. Peninggian kepala
1. Menyatakan / dengan posisi semi tempat tidur
menunjukan fowler mempermudah fungsi
hilangnya dispnea   pernafasan
3. Pertahankan  
2. Mempertahan-kan lingkungan yang 3. Pencentus tipe
jalan nafas paten dengan nyaman reaksi alergi
bunyi nafas bersih   pernafasan yang
4. Tingkatkan masukan dapat mentriger
3. Mengeluarkan sekret cairan,dengan memberi episode akut
tanpa kesulitan air hangat  
  4. Membantu
4. Menunjukan perilaku 5. Bantu latihan nafas mempermudahpengel
untuk dalam atau batuk efektif uaransekret
memperbaiki/mempertah    
ankan bersihan jalan 6. Kolaborasi dalam 5. Memberikan cara
nafas pemberian obat dan untuk mengatasi dan
  humidifikasi seperti mengontrol dispnea
  nebulizer mengeluarkan sekret
     
  6. Menurunkan
  kekentalan sekret dan
  kekentalan sekret.
Implementasi dan Evaluasi
No. DIAGNOSA Implementasi Jam/tgl Evaluasi SOAP TTD
KEPERAWATAN
1. Hipertermia 1. Memantau TTV 08.00 S : Klien mengeluh
(penurunan suhu   sekujur tubuhnya
tubuh) b.d proses 2. Memberikan 08-03- demam serta
inspeksi kompres hangat 2020 mengigil
  O : Hasil dari
3. Menganjurkan pemeriksaan
klien untuk diagnostik
memperbanyak didapatkan suhu
minum air putih tubuh mencapai
  39,5°C
4. Melakukan -normal 36,5 -
kolaborasi dalam 37,5°C
memberikan terapi A : Masalah
obat Hipertermia
(peningkatan suhu
tubuh) teratasi
P : Menganjurkan
klien untuk berobat
secara teratur
2. Ketidakseimbangan 1. Mengkaji kebiasaan 10.00 S=Klien
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d diet, evaluasi berat 08-03-2020 mengatakan nafsu
anoreksia badan dan ukuran makan
tubuh berkurang,muntah
3. Memberikan saat makan dan
makanan dalam jumlah mual pada perut
kecil dan dalam waktu serta diare
yang sering dan teratur O: hasil
4. Menganjurkan pemeriksaan
perawatan oral, dan didapatkan
cara mengeluarkan takipnea
secret RR: >40x/menit
Normal: 16-
20x/menit
A: Masalah
ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh teratasi
P: Menganjurkan
klien untuk
mencukupi
3. Ketidakefektifan bersihan 1. Mengkaji ttv dan 10.00 A : Klien
jalan nafas b.d peningkatan auskultrasi bunyi nafas. 08-03- mengatakan sudah
jumlah sekret 2. Memberikan posisi yang 2020 5 hari yang lali
nyaman pada pasien batuk berdahak
dengan posisi semi fowler
dengan lendir
berwarna
3. Meningkatkan masukan
kehijauan, susah
cairan, dengan memberi
nafas, dan nyeri
air hangat dada
4. Membantu klien latihan O : Hasil
nafas dalam atau batuk pemeriksaan
efektif didapatkan
5. Melakukan aktifitas takipnea,
kolaborasi dalam mengalami
pemberian obat dan
pneumonia
humidifikasi seperti
RR > 40 x / menit
Suhu 39,5°C
nebulizer
A : Masalah
ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas teratasi
P : Menganjurkan
klien untuk berobat
secara teratur
Kesimpulan

Penyakit Ispa mempunyai variasi klinis yang bermacam-macam,


maka timbul persoalan pada pengenalan (diagnostik) dan
pengelolaannya. Sampai saat ini belum ada obat yang khusus
antivirus. Idealnya pengobatan bagi Ispa bakterial adalah
pengobatan secara rasional. Pengobatan yang rasional adalah
apabila pasien mendapatkan anti mikroba yang tepat sesuai dengan
kuman penyebab. Untuk dapat melakukan hal ini, kuman penyebab
Ispa dideteksi terlebih dahulu dengan mengambil material
pemeriksaan yang tepat, kemudian dilakukan pemeriksaan
mikrobiologik, baru setelah itu diberikan antimikroba yang sesuai.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai