Anda di halaman 1dari 27

Mikroorganisme Penyebab

Infeksi Pada Mata


Departemen Mikrobiologi FK USU
Pendahuluan
Frekuensi infeksi pada mata sebenarnya
adalah jarang (rendah) oleh karena :
• Mata secara kontinu mengeluarkan cairan air
mata yang mempunyai aktivitas sebagai
pencuci mata.
• Cairan air mata juga mengandung antibakteri.
• Kultur spesimen yang berasal dari proses
infeksi pada mata adalah relatif sedikit.
Pemeriksaan terhadap spesimen
• Spesimen yang paling sering yang berasal dari
mata adalah purulen.
• Terhadap spesimen ini perlu dilakukan
pemeriksaan direct smear dan kultur.
• Dianjurkan bahan yang diambil dari mata
relatif banyak.
• Untuk kultur dianjurkan menggunakan
berbagai macam media perbenihan untuk
mendapatkan mikroorganisme penyebab.
Macam-macam mikroorganisme yang
dijumpai pada mata
A. Bakteri
1. Staphylococcus aureus (gram positif)
2. Streptococcus pneumoniae (gram positif)
3. Streptocopccus alpha haemolitic (gram positif)
4. Streptococcus beta haemolitic (gram positif)
5. Corynebacterium diptheriae (gram positif) 
selalu penyebab pseudomembranous
conjunctivitis
Macam-macam mikroorganisme yang
dijumpai pada mata
6. Haemophylus aegyptius (gram negatif) =
Koch-weeks bacill
7. Moraxella lacunata (Moraxella-Axenfield
bacillus), diplobacillus, thick, short, gram
negatif penyebab subacut/chronic
cattarrhale conjunctivitis
8. Neisseria gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae
• Diplococcus gram negatif
• Bentuk seperti ginjal tersusun berdua-dua
(pair kidney beans)
• Koloni pada media Thayer Martin : kecil, jernih
seperti titik embun
• Oxydase tes positif
• Fermentasi glukosa positif
Neisseria gonorrhoeae
• Penyakit conjunctivitis (opthalmia
neonatorum)
• Cara penularan : penyakit STD, infeksi pada
neonatus terjadi melalui mukosa mata dari
mukosa vagina (jalan lahir) yang terinfeksi.
Macam-macam mikroorganisme yang
dijumpai pada mata
9. Coliform bacilli dan Enteric bacilli
10. Pseudomonas aeruginosa
11. Bakteri anaerob
12. Mycobacterium
B. Chlamydia trachomatis

• Obligat intraseluler
• DNA dan RNA
• Dinding sel kaku (rigid), tidak mempunyai
lapisan peptidoglikan/muramic acid
• Gram positif
• Replikasi dimulai dari elementary body (spore
like), memasuki sel dan mengalami
reorganisasi dan menjadi besar (reticulate
body) dan terjadi pembelahan binary fission
B. Chlamydia trachomatis

• Penyakit : Trachoma , lebih dari 15


immunotype (A-L)
• Tipe A,B, C penyebab trachoma
• Tipe D-K penyebab penyakit genital tract yang
menularkan ke mata neonatus
• Cara penularan : melalui kontak tangan ke
mata
• Hanya menginfeksi manusia
Macam-macam mikroorganisme yang
dijumpai pada mata
C. Virus
1. Adenovirus
2. Herpes simpleks virus
3. Coxsackie virus grup A
4. Enterovirus 70
Virus
Virus Genom Penyakit Cara penularan

Herpes simpleks DNA Keratokonjungtivitis Mukosa mata


virus

Adeno virus DNA Konjungtivitis , Mukosa mata


keratokonjungtivitis

Coxsackie virus RNA Acutehaemorrhagic Mukosa mata


grup A conjunctivitis

Enterovirus 70 RNA Acutehaemorrhagic Mukosa mata


conjunctivitis
(karakteristik
petekie pada
conjunctiva bulbar)
Macam-macam mikroorganisme yang
dijumpai pada mata
D. Fungi (Jamur)
Penyebab keratomycosis (corneal infection)
- Fusobacterium solani
- Candida albicans
- Aspergillus fumigatus
Macam-macam mikroorganisme yang
dijumpai pada mata
Penyebab Chorioretinal infection,endopthalmitis
- Candida albicans
- Torulapsis glabrata
- Petriellidium boydii
Pada mata juga dijumpai bakteri
nonpatogen dan opurtunis
• Corynebacterium xerosis
• Bakteri diphtheroid lainnya
• Staphylococcus coagulase lainnya
• Micrococcus

Penyakit infeksi pada mata selalu purulent


conjunctivitis
Diagnosa laboratorium
• Spesimen adalah bahan purulent
• Diambil dengan cotton swab
• Pengambilan dilakukan sebelum :
- pemberian antibiotik local aplication
- irigasi dengan larutan
- pemberian obat-obatan lainnya
• Spesimen diambil dari permukaan kantong
konjungtiva bawah atau inner canthus mata.
Spesimen
Terhadap spesimen dilakukan :
• Pemeriksaan direct smear dengan pewarnaan
metode gram
• Segera di kultur pada media : blood agar,
chocolate agar, Loeffler media (untuk
Corynebactyerium)
• Dikultur dalam candle jar untuk bakteri
tersangka Neisseriae dan Corynebacterium
Spesimen
• Dikultur dalam anaerobic jar untuk tersangka
bakteri anaerob
• Semua kultur harus dalam 48 jam.
Acute Bacterial Conjunctivitis
Kebanyakan disebabkan :
1. Streptococcus pneumoniae
2. Beta haemolitic Streptococcus grup A
3. Haemophylus influenzae
4. Staphlylococcus aureus
Pada bayi baru lahir penyebabnya :
1. Chlamydia trachomatis
2. Neisseria gonorrhoeae
3. Staphylococcus
Gonococcal infection
• Penyakit Gonorrhoae
• Biasanya gejala purulen timbul pada hari ketiga
dan empat sesudah lahir.
• Diagnosa laboratorium :
- pewarnaan gram terhadap purulen
- kultur pada media chocolate agar/Thayer
Martin dalam suasana microaerophilic
- tes oxydase terhadap koloni positif pada
Neisseriae gonorrhoeae
Chlamydial infection
• Penyakit Trachoma
• Gejala timbul purulent pada hari ke 5 sampai
hari 14 sesudah lahir
• Bila satu mata terinfeksi, periksa juga mata
yang lainnya, hasilnya selalu significan
• Spesimen : scraping conjunctiva, diwarnai
dengan Giemsa dengan hasil inclusion body
yang basofilik pada sitoplasma.
Staphylococcal infection
• Gejala dapat timbul kapan saja
Fungus infection
• Kultur pada sabaroud dextrose agar, blood
agar, brain heart infusion.
• Jamur yang mungkin :
- Candida albicans
- Fusobacterium solani
- Aspergillus fumigatus
- Torulapsis glabrata

Anda mungkin juga menyukai