Anda di halaman 1dari 2

1.

Definisi filsafat => proses pencarian kebenaran dengan cara menelusuri hakekat dan sumber
kebenaran secara sistematis, logis, kritis, rasional dan spekulatif, dimana alat yang digunakan
untuk mencari kebenaran adalah akal.
Definisi menurut ahli :
a. Plato (427-347 SM) : ilmu yang memibcarakan hakekat sesuatu
b. Aristotele (384-322 SM) : ilmu tentang kebenaran yang meliputi logika, fisika, metafisika,
dan pengetahuan praktis
c. Kant (1724-1804) : ilmu pengetahuan mengenai pokok pangkal dari segala pengetahuan dan
perbuatan
d. Hegel (1770-1831) : pencarian segala sesuatu dengan cara berpikir mendalam.

2. Ciri-ciri pemikiran filsafat :


a. Komprehensif (menyeluruh) : memandang objek penyelidikan secara totalitas, menyelidiki
konsep abstrak, berpikir tentang hal/proses yg universal, menghasilkan kesimpulan yang
universal
b. Spekulatif : Apa yang diselidiki didasarkan pada dugaan yang masuk akal tetapi tidak
berdasarkan bukti empiris
c. Mendasar atau radikal : Bertanya sampai ke dasar atau akar terdalam dari segala sesuatu
d. Konsisten (runtut) : Bagan konsepsional atau hasil perenungan harus bersifat runtut, tidak
kontradiktif atau saling bertentangan
e. Koheren atau logis : Bagan konsepsional harus bersifat logis, kesimpulan harus diperoleh
dari premis-premis yang mendahuluinya yang telah diuji kebenarannya
f. Sistematis : Dalam menjawab suatu permasalahan digunakan pendapat-pendapat sebagai
wujud dari proses berpikir filsafat, -pendapat itu harus saling berhubungan secara teratur
dan mempunyai maksud dan tujuan tertentu
g. Bebas : hasil pemikiran yang bebas yaitu bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis,
kultural, atau religius
h. Bertanggung-jawab : Berfilsafat berpikir sambil bertanggung-jawab terhadap hati nurani

3. Tiga landasan keilmuan :


a. Ontology (apakah yang ingin kita ketahui?)
 Membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin mengetahui,
suatu pengkajian teori tentang “ada”. Objek ilmu bersifat empiris (berkaitan dengan
pengalaman manusia), dan untuk mendapatkan pengetahuan, ilmu menggunakan
asumsi (pengandaian), dimana 3 asumsi ilmu berupa :
- Obyek-obyek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain dalam hal bentuk,
struktur, sifat dan sebagainya.
- Suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu.
- Determinisme. Tiap kejadian bukan merupakan suatu kebetulan, namun memiliki
pola tertentu yang bersifat tetap dengan urut-urutan kejadian yang sama.
b. Epistemologi (bagaiman cara kita memperoleh pengetahuan ?)
 membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk
memperoleh pengetahuan yang didapat melalui proses yang disebut metode keilmuan.
Ilmu dapat dimaknai sebagai “kegiatan” maupun “produk”. Metode keilmuan dibagi :
- raisonalisme : ide tentang kebenaran sebenarnya sudah ada yang diperoleh lewat
berpikir secara rasional (a priori), terlepas dari pengalaman manusia.
- Empirisme : kembali ke alam untuk mendapatkan pengetahuan. Menurut paham ini
pengetahuan tidak ada secara apriori di benak kita, melainkan harus diperoleh lewat
pengalaman (a posteriori).
c. Aksiologi :
- Apakah nilai pengetahuan tersebut bagi kita? -> pertanyaan bersifat “value free”
- Apakah kegunaan ilmu untuk ilmu atau untuk manusia?) -> pertanyaan bersifat
“value oriented”

4. Obyek filsafat adalah mencari keterangan sedalam-dalamnya, menyoroti dari segi hakikat, inti
terdalam.
Obyek filsafat teridir dari :
a. Obyek material : apa yang dibicarakan, dipelajari, diselidiki, dibahas, dipandang, dan disoroti
 bahan atau lapangan penyelidikan
b. Obyek formal : sudut pandang (angle atau point of view) dalam menyelidiki, membahas atau
menyoroti sesuatu

5. Deduksi : proses menarik simpulan dari gejala yang bersifat umum


Induksi : proses menarik generalisasi dari gejala yang bersifat individual

NO 5 INI MASIH MENTAH BELUM ADA JAWABAN YA WEE

Anda mungkin juga menyukai