Anda di halaman 1dari 15

10 Keperawatan

Maternitas
(Perdarahan post
partum)

Kelompok 10
Aviva Yusvia
Nadya Lia Natasya
Teti Aisyah
Pengertian
Perdarahan setelah melahirkan atau  post partum
hemorrhagic  (PPH) adalah konsekuensi perdarahan
berlebihan dari tempat implantasi plasenta, trauma di
traktus genitalia dan struktur sekitarnya, atau
keduanya.
Perdarahan Postpartum adalah perdarahan lebih
dari 500 – 600 ml dalam masa 24 jam setelah anak
lahir. Termasuk perdarahan karaena retensio plasenta.
Perdarahan Post partum
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

a)      Early Postpartum        : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir.


b)      Late Postpartum         : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir.

Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong


persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum :
1)      Menghentikan perdarahan.
2)      Mencegah timbulnya syok.
3)      Mengganti darah yang hilang.
ETIOLOGI

a. Penyebab perdarahan paska persalinan dini


b.  Penyebab perdarahan paska persalinan terlambat
biasanya disebabkan oleh sisa plasenta atau  bekuan darah,
infeksi akibat retensi produk pembuangan dalam uterus
sehingga terjadi sub involusi uterus.
Faktor predisposisi Perdarahan Post Partum
1)      Trauma persalinan
2)      Atonia Uterus
3)      Jumlah darah sedikit
4)      Kelainan pembekuan darah
Manifestasi Klinis
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:

a. Atonia Uteri:
Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan
segera setelah anak lahir (perarahan postpartum primer)

b. Robekan jalan lahir


Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelah
bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta baik.

c. Retensio plasenta
Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera,
kontraksi uterus baik

d. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)


Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh
darah ) tidak lengkap dan perdarahan segera

e. Inversio uterus
Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali
pusat (jika plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat.
PATOFISIOLOGI

Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus


masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam
stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya
plasenta terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut
akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah
sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi
otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan
perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab
perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah
perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perinium.
Gambaran klinik Perdarahan Post Partum / Gejala
Perdarahan Post Partum
1) Gejala dan tanda Penyulit Diagnosa 14) Perdarahan segera, uterus berkontraksi
penyebab : dan keras
2) Uterus tidak berkontraksi dan lembek. 15) Tali pusat putus
3) Perdarahan segera setelah bayi lahir. 16) Inversio uteri
4) Syok. 17) Perdarahan lanjutan
5) Bekuan darah pada serviks atau pada posisi 18) Retensio plasenta
terlentang akan menghambat aliran darah 19) Plasenta atau sebagian selaput tidak
keluar. lengkap
6) Atonia uteri. 20) Perdarahan segera
7) Darah segar mengalir segera setelah anak 21) Uterus berkontraksi tetapi tinggi
lahir. fundus uteri tidak berkurang
8) Uterus berkontraksi dan keras. 22) Tertinggalnya sebagian plasenta
9) Plasenta lengkap. 23) Uterus tidak teraba
10) Pucat. 24) Lumen vagina terisi massa
11) Lemah. 25) Neurogenik syok, pucat dan limbung
12) Mengigil. 26) Inversio uteri
13)  Robekan jalan lahir
14) Plasenta belum lahir setelah 30 menit
 Penatalaksanaan

a.       Penatalaksanaan umum
• Ketahui secara pasti kondisi ibu bersalin sejak awal
• Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman
• Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
• Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila
dihadapkan dengan masalah dan komplikasi
• Atasi syok jika terjadi syok
• Pastikan kontraksi berlangsung baik ( keluarkan bekuan darah, lakukan
pijatan uterus, beri uterotonika 10 IV dilanjutkan infus 20 ml dalam 500
cc NS/RL dengan tetesan 40 tetes/menit ).
• Pastikan plasenta telah lahir lengkap dan eksplorasi kemungkinan
robekan jalan lahir
• Bila perdarahan tidak berlangsung, lakukan uji bekuan darah.
• Pasang kateter tetap dan pantau cairan keluar masuk
• Lakukan observasi ketat pada 2 jam pertama paska persalinan dan
lanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4 jam berikutnya.
b.      Penatalaksanaan khusus
a) Atonia uteri
b) Retensio plasenta dengan separasi
parsial
c) Plasenta inkaserata
d) Ruptur uteri
e) Sisa plasenta
f) Robekan serviks
PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan percocokan silang

b. Jumlah darah lengkap : menunjukkan penurunan Hb/Ht dan peningkatan


jumlah sel darah putuih (SDP). (Hb saat tidak hamil:12-16gr/dl, saat hamil:
10-14gr/dl. Ht saat tidak hamil:37%-47%, saat hamil:32%-42%. Total SDP
saat tidak hamil 4.500-10.000/mm3. saat hamil 5.000-15.000)
c. Kultur uterus dan vagina : mengesampingkan infeksi pasca partum
d. Urinalisis : memastikan kerusakan kandung kemih
e. Profil koagulasi : peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/produk split
fibrin (FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen : masa tromboplastin partial
diaktivasi, masa tromboplastin partial (APT/PTT), masa protrombin
memanjang pada KID
Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan
KONSEP ASKEP
A. Pengkajian d. Riwayat Kehamilan sekarang
a. Identitas klien 1. Hamil muda, keluhan selama hamil muda
b. Riwayat kesehatan 2. Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi
- Riwayat kesehatan dahulu badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi
- Riwayat kesehatan sekarang akibat mual, keluhan lain
- Riwayat kesehatan keluarga 3. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa
kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat pola aktifitas sehari-hari
Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, a. Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi, baik
baunya , keluhan waktu haid, HPHT sebelum dirawat maupun selama dirawat. Adapun makan dan minum pada
Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia masa nifas harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan yang
mulai hamil mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah – buahan.
Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu b. Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna, konsistensi.
Adanya perubahan pola miksi dan defeksi.
1. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, BAB harus ada 3-4 hari post partum sedangkan miksi hendaklah
retensi plasenta secepatnya dilakukan sendiri (Rustam Mukthar, 1995 )
2. Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, c. Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan
tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir d. Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi, menggosok
3. Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI gigi, keramas, baik sebelum dan selama dirawat serta perawatan
cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi mengganti balutan atau duk.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang


berlebihan
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovelemia
3. Ansietas berhungan dengan krisis situasi, ancaman perubahan pada status
kesehatan atau kematian, respon fisiologis
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, Stasis
cairan tubuh, penurunan Hb
5. Resiko tinggi terhadap nyeri berhubungan dengan trauma/ distensi jaringan
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan atau tidak
mengenal sumber informasi
Tujuan :
Volume cairan adekuat

C. INTERVENSI Hasil yang diharapkan:


- TTV stabil
- Pengisian kapiler cepat
Rencana Keperawatan pada Pasien Perdarahan - Haluaran urine adekuat
Postpartum
Mandiri:
1. Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan, perhatikan faktor-faktor penyebab atau
No Diagnosa Intervensi Rasional memperberat perdarahan seperti laserasi, retensio plasenta, sepsis, abrupsio plasenta, emboli
1 Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler cairan amnion.
berlebihan
2. Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan ; timbang dan hitung pembalut ; simpan
DO: bekuan darah, dan jaringan untuk dievaluasi oleh dokter.
- Hipotensi
3. Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilitas uterus. Dengan perlahan masase penonjolan
- Peningkatan nadi,
uterus dengan satu tangan sambil menempatakan tangan kedua tepat diatas simfisis pubis
- Penurunan volume urin,
- Membran mukosa kering, 4. Perhatikan hipotensi / takikardia, perlambatan pengisian kapiler atau sianosis dasar, kuku,
- Pelambatan pengisian kapiler membran mukosa dan bibir.
DS: 5. Pantau parameter hemodinamik, seperti tekanan vena sentral atau tekanan bagi arteri
- Ibu mengatakan urin sedikit pulmonal, bila ada
- Ibu mengatakan pusing dan pucat
6. Pantau masukan aturan puasa saat menentukan status/kebutuhan klien
- Ibu mengatakan kulit kering dan bersisik
7. Berikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologis

- Membantu dalam membuat rencana perawatan yang tepat dan untuk memberikan
kesempatan mencegah terjadinya komplikasi
SPECIAL FOOD

Thank you
For attantions

Anda mungkin juga menyukai