DASAR TBC
1. Grasella Pebrianti RP
2. Karoban Tresna Jati
3. Putri Firda AH
4. Shalsa Amalia R
Pengertian TBC
Tuberkulosis merupakan infeksi bakterikronik
yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis dan di tandai oleh pembentukan
granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan
oleh hipersensitivitas yang diperantai sel
(cell-mediated hypersensitivity)
Dibedakan menjadi dua bentuk :
a.Tuberkolosisprimer
b.Tubekolosis sekunder
Etiologi TBC
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Sifat lain
dari kuman ini adalah aerob yang
menyukai daerah dengan banyak
oksigen, dan daerah yang memiliki
kandungan oksigen tinggi yaitu
apical/apeks paru. Daerah ini menjadi
predileksi pada penyakit tuberculosis.
Pencegahan
01 Hidup Sehat
Jangan meludah
03 sembarangan
Pembagian secara
01 patologis
Tuberkolosis
Primer
Tuberkolosis
Post Primer
Pembagian secara
02 aktivitas
Aktif Non Aktif Quiescent
Moderately Far
03 Pembagian secara
radiologis
Tuberkolosis
minimal
Advanced
Tuberkolosis
Advanced
Tuberkolosis
P
Tujuan pengobatan pada penderita TB paru selain
E untuk menyembuhkan /mengobati penderita juga
mencegh kematian, mencegah kekambuhan sert
N memutuskan rantai penularan
A
T pengobatan diberikan dalam 2 tahap
1.Tahap intensif (2-3 bulan)
A 2.Tahap lanjutan (4-7 bulan)
L
A Tahap Intensif
Pada tahap ini penderita mendapat obat setiap
K hari dan diawasi langsung untuk mencegah
S terjadinya kekebalan terhadap OAT.
A Tahap lanjutan
A Isoniasit (H), Rifampisin (R), Pirasinamid (Z),
Streptomisin (S), embutol (E, )
N
MANIFESTASI
KLINIS
Gejala Respiratorik
a. Batuk
b. Batuk darah
c. Sesak nafas
d. Nyeri dada
Gejala Sistemik
a. Demam
b. Gejala sistemik lain
(keringat malam,
anoreksia,malaise)
KOMPLIKASI
Hemomtisis berat
Pneumotorak
spontan
Darah
Jumlah leukosit yang seidkit meninggi dengan diferensiasi
pergeseran kekiri
Sputum
Dengan ditemukannya kuman BTA diagnosis sudah dapat
dipastikan
Contents Title
You can simply impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Tes Tuberculin
Dengan menyuntikkan 0,1 cc tuberculin P.P.D (Purifiet
Protein Derivative) intrakutan berkekuatan 5 T.U
(Intermediate strength)
Foto Thoraks
Mendeteksi ketidakabnormalan dada
PATOFISIOLOGI TBC
kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (air borne),
yaitu melalui inhalasi dropprt yang mengandung kuman-kuman
basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Basil
tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi
terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar
cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus
dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang
alveolus biasanya di bagian bawah lobus atau paru-paru, atau di
bagian atas lobus. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi
peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat
tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh
organisme tersebut. Sedudah hari-hari pertama maka
leukositdiganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan
mengalami konsilidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan
sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit, yang
dikelilingi oleh fosit.
ASKEP TBC
PENGKAJIAN
1. BIODATA
2. RIWAYAT KESEHATAN : demam, batuk, sesak nafas,
malaise,dll
3. RPS : pernah batu lama tidak sembuh2, daya tahan tubuh
menurun, riwayat kontak dengan penderita TB, pernah
berobat tidak teratur, pernah berobat tidak sembuh, daya
tahan tubuh menurun
4. R. PENGOBATAN : kapan mendapatkan pengobatan,
jenis, warna dan dosis obat yg diminum
5. R. Sosial Ekonomi : riwayat pekerjaan, aspek psikososial
6. Faktor Pendukung : riwayat lingkungan, pola hidup
7. Pemeriksaan Diagnostik : kultur sputum, tes tubercukin,
poto toraks, brochografi, darah, spirometri
8. Pemeriksaan Fisik : tahap dini sulit diketahui,
hipersonor/timpani, efusi pleura
9. Pola Kehidupan Sehari-hari :
a. Pola aktivitas istirahat : cepat lelah, takikardi, dispnea,
irritable sesak, demam subfebris
b. Pola Nutrisi : tirgor kulit jelek, kulit kering, kehilangan
lemak subkutan
c. Respirasi : pembengkakan kelenjar limfe, batuk sputum,
bunyi ronchi basah
d. Rasa nyaman nyeri : perilaku distraksi, gelisah, nyeri
e. Integritas ego : menyangkal, ansietas ketakutan, mudah
tersinggung
DIAGNOSA & INTERVENSI
DIAGNOSA & INTERVENSI
1. Dokumentasikan status nutrisi klien, catat turgor kulit, berat badan saat ini dan
tingkat kehilanagn berat badan, integritas mukosa mulut, tonus perut, riwayat
nausea/vomitus atau diare. Monitor intake-output serta berat badan secara
terjadwal
2. Berikan perawatan mulut (oral care) sebelum dan sesudah penatalaksanaan
respiartori
3. Anjurkan makanan sedikit tapi sering dengan diet tinggi kalori tinggi protein
(TKTP)
4. Anjurkan keluarga untuk membawa makanan dari rumah terutama yang disukai
oleh klien dan makan bersama klien jika tidak ada kontraindikasi
5. Ajarkan kepada ahli gizi untuk menentukan komposisi diet
6. Monitor pemeriksaan laboratprium misal BUN, serum protein, dan albumin
7. Berikan vitamin atas indikasi
DIAGNOSA & INTERVENSI
DIAGNOSA & INTERVENSI