Anda di halaman 1dari 66

MANAJEMEN

LOGISTIK
FARMASI RUMAH
SAKIT
MANAJEMEN LOGISTIK FARMASI
RS
LOGISTIK
 Bagian dari instansi yg menyediakan perbekalan
untuk menunjang kegiatan operasional, dalam
jumlah, kualitas dan waktu yg tepat , serta harga
yg efisien

MANAJEMEN LOGISTIK
FARMASI
 Bidang manajemen yang mengurusi logistik
obat dan peralatan kesehatan yg ada dalam
pelayanan kesehatan
PENTING ?

 Obat & alkes merupakan aset


yang mahal, hampir 40%
pendapatan RS berasal dari obat
& alkes
Perlu manajemen logistik yang
baik dan efisien (tidak berlebih
dan tidak kurang)
Fungsi manajemen logistik :
 Perencanaan
 Penganggaran
 Pengadaan
 Pemeriksaan & Penerimaan
 Penyimpanan
 Penghapusan
 Pengendalian
PERENCANAAN

 Merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah


dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk
menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu dan efisien.

 Dilaksanakan oleh semua tingkatan dalam


organisasi sesuai dg tugas dan wewenang
masing-masing
PERENCANAAN

Harus mempertimbangkan:
a. anggaran yang tersedia;
b. penetapan prioritas;
c. sisa persediaan;
d. data pemakaian periode yang lalu;
e. waktu tunggu pemesanan; dan
f. rencana pengembangan.
PENGANGGARAN
 Mempunyai hubungan yg sangat erat dengan
fungsi perencanaan :
Perencanaan disusun secara realistis sesuai
dengan anggaran yang tersedia. Pada saat
perencanaan telah disepakati, maka harus ada
kepastian anggaran yang mendukung, dan bila
di tengah jalan ada kendala maka harus
dilakukan penyesuaian yang dikoordinasikan
dengan pihak-pihak terkait
Sumber Anggaran RS

 Penerimaan RS
 APBN
 APBD
 INPRES
 BANPRES
 Bantuan Pihak Ketiga
 Dana Yayasan
 Donatur
PENGADAAN OBAT
 Merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
merealisasikan perencanaan kebutuhan
 Suatu proses untuk mendapatkan sediaan farmasi (obat,
alkes, Bahan Medis Habis pakai) untuk menunjang
kegiatan pelayanan rumah sakit.
 merupakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari
pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan,
penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan
metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan
spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan, dan
pembayaran.
PENGADAAN OBAT
 Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan,
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
terjangkau dan sesuai standar mutu.
 Harus melibatkan tenaga kefarmasian untuk memastikan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang
dipersyaratkan
 Ada mekanisme yang mencegah kekosongan stok Obat
yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan
mendapatkan Obat saat Instalasi Farmasi tutup
Tujuan
1. Mendapatkan perbekalan obat/barang
farmasi dengan harga layak.
2. Mendapatkan perbekalan obat/barang
farmasi dengan mutu yang baik.
3. Pengiriman barang terjamin tepat
waktu,proses terjamin lancar.
4. Tidak memerlukan tenaga dan waktu
berlebihan.
PENGADAAN
Hal-hal yang harus diperhatikan :
Penentuan metode pembelian
Anggaran dan sistem keuangan
Waktu pembayaran
Pemilihan distributor
Lead time :
 waktu birokrasi
 waktu pemesanan
PENGADAAN
 Jaminan mutu :
 Bahan baku Obat harus disertai Sertifikat Analisa;
 Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety
Data Sheet (MSDS);
 Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai harus mempunyai Nomor Izin Edar;
 Expired date minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai tertentu (vaksin, reagensia, dll).
PRINSIP DASAR PENGADAAN

 Efisien
 Efektif
 Terbuka & bersaing
 Transparan
 Adil/tidak diskriminatif
 Akuntabel
Pengadaan diperoleh dengan cara

 Pembeliaan
 Pembuatan/produksi
 Sumbangan/hibah/droping
 Kerjasama operasional
METODE PENGADAAN OBAT/ALKES

PERATURAN PERUNDANGAN
1. PERPRES NO 70 TH 2012
a. Lelang
b. E-Purchasing
c. Penunjukan Langsung
d. Pengadaan Langsung
2. SURAT EDARAN MENKES NO 167 TH 2014

1. Pengadaan obat dilaksanakan berdasarkan e-Catalogue obat


dengan menggunakan metode pembelian secara elektronik
(e-Purchasing) sebagaimana tercantum dalam e-Catalogue
Obat yang ditetapkan oleh Kepala LKPP (dapat dilihat dalam
website resmi LKPP : inaproc.lkpp.go.id) atau pembelian
secara manual.

2. Dalam hal obat yang dibutuhkan tidak terdapat


dalam
e-Catalogue obat, proses pengadaan mengacu pada

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 70 Tahun 2012 atau pengadaan secara
manual.
LELANG
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa untuk
semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
semua Penyedia Barang/Jasa yang
memenuhi syarat.

PENUNJUKAN LANGSUNG
Metode pemilihan Penyedia
Barang/Jasa dengan cara menunjuk
langsung 1 (satu) Penyedia
Barang/Jasa.
OBAT / ALKES
Termasuk Kriteria Barang yg bersifat khusus yg
memungkinkan dilakukan Penunjukan Langsung

PERPRES NO 70 TH 2012 Pasal 38 ayat 5 d


“Pekerjaan Pengadaan dan distribusi bahan
obat, obat dan alat kesehatan habis pakai
dalam rangka menjamin ketersediaan obat
untuk pelaksanaan peningkatan pelayanan
kesehatan masyarakat yang jenis dan
harganya telah ditetapkan oleh Menteri yg
bertanggung jawab di bidang kesehatan”
PENGADAAN
LANGSUNG

adalah Pengadaan Barang/Jasa


Langsung kepada Penyedia
Barang/Jasa, tanpa melalui
Pelelangan/Seleksi/Penunjukan
Langsung.
E-Purchasing adalah tata cara
pembelian Barang/Jasa melalui
sistem katalog elektronik.

Katalog elektronik atau E-Catalogue adalah


sistem informasi elektronik yang memuat
daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga
barang tertentu dari berbagai Penyedia
Barang/Jasa Pemerintah.
PELAKSANA PENGADAAN
1. KELOMPOK KERJA ULP
(UNIT LAYANAN PENGADAAN)
Jumlah anggota gasal minimal 3 orang
Melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa
dengan nilai diatas Rp200.000.000,00
(duaratus juta rupiah);
PELAKSANA PENGADAAN
2. Pejabat Pengadaan (1 orang)
 Menetapkan Penyedia Barang/Jasa
untuk Pengadaan Langsung dengan
nilai pengadaan paling tinggi
Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah)
PIHAK LAIN YANG TERLIBAT
PROSES PENGADAAN
 PA : Pengguna Anggaran
 KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
 PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
 Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan
Beberapa istilah yang digunakan dalam
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan untuk
memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
2. Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan
untuk memperoleh Barang/Jasa
3. Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi
lainnya (K/L/D/I) adalah instansi/institusi yang menggunakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
4. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP) adalah lembaga Pemerintah yg bertugas mengembangkan
dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Beberapa istilah yang digunakan dalam
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
5. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang ditetapkan
oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala
Daerah untuk menggunakan APBD
6. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
7. Unit Layanan Pengadaan (ULP) adalah unit organisasi pemerintah
yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di K/L/D/I
yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit
yang sudah ada;
8. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat
Keahlian Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa;
9. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat
yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan
menerima hasil pekerjaan;
Tugas pokok dan kewenangan Kelompok Kerja
ULP/Pejabat Pengadaan

a. Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;


b. Menetapkan Dokumen Pengadaan;
c. Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
d. Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi masing-masing
dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta
menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan
Nasional;
e. Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau
pascakualifikasi;
f. Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap
penawaran yang masuk;
Persyaratan sebagai Kepala ULP/Anggota
Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan

a. Mmemiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas
b. Memahami pekerjaan yang akan diadakan
c. Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas ULP/Kelompok
Kerja ULP/Pejabat Pengadaan yang bersangkutan
d. Memahami isi dokumen, metode dan prosedur Pengadaan
e. Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/ Jasa sesuai dengan
kompetensi yang dipersyaratkan
f. Menandatangani Pakta Integritas. Persyaratan Sertifikasi Keahlian
Pengadaan Barang/ Jasa pada ayat huruf e dapat dikecualikan untuk
Kepala ULP.
Metode Pengadaan
Menurut Quick, et al

1. Tender terbuka
2. Tender Terbatas (Restricted tender)
3. Negosiasi (Negotiated Procurement)
4. Pengadaan Langsung (direct
procurement)
1. Melibatkan berbagai
sumber
TENDER 2. Jadwal tender harus
pasti
TERBUKA 3. Pengumuman tender :
- mass media atau
surat pengumuman
- informasi bisa sangat
rinci, bs scr singkat
tetapi memberi
kesempatan peserta
tender untuk minta
informasi
1. Persyaratan bagi peserta tender : spesifikasi, cara dan
jadwal pengiriman, tgl terakhir penerimaan, jangka ED
max, MSDS
5. Periode tender
6. Seleksi dan penetapan peserta tender
7. Pada penetapan harga metode ini lebih menguntungkan
8. Perlu staf yang kuat
9. Perlu waktu yang lama serta perhatian penuh
Tender terbatas (restricted tender)
1. Melibatkan sejumlah tertentu peserta, yg punya
riwayat yg baik
2. Masing-masing peserta mendapat undangan
sifatnya tertutup
3. Sikap tender lebih singkat, biaya lebih hemat,
beban kerja lebih ringan drpd tender terbuka
4. Mengurangi resiko lead time yg terlalu panjang.
5. Harga masih bisa dikendalikan.
Negosiasi (Negotiated procurement)
1. Metode pengadaan relatif sederhana dan waktu
lebih pendek
2. Pengelola menawarkan barang yang akan dibeli
secara rinci kepada pemasok
3. Sering digunakan untuk kontrak pengadaan jangka
panjang
4. Dilakukan bila tidak urgent dan tidak banyak.
Pengadaan Langsung
1. Metode paling sederhana
2. Melakukan pembelian sesuai yang dibutuhkan
langsung kepada distributor
3. Biasanya dilakukan pada keadaan emergency,
pembelian dengan jumlah sedikit, atau jika tak
mungkin dilakukan negosiasi
4. Harga tertentu, relatif lebih mahal.
Penerapan Metoda Pembelian
 RS PEMERINTAH
 E-Purchasing
 Penunjukkan langsung
 Pengadaan langsung

 RS SWASTA :
 Pengadaan langsung
 Kontrak
 JIT
Pembelian kontrak
• Data konsumsi jelas, stabil
• Kepatuhan terhadap standar terapi ,
formularium baik
• Tidak dipengaruhi oleh promosi obat
• Contoh, obat/alkes dg data konsumsi
stabil :

Infus cairan dasar (RL,D5%,


NaCL, KaEN 3A dll), antibiotika
OGB tablet, Antibiotika OGB inj,
Analgetik OGB inj/tb, alkes (spet,
infus set, i.v cateter)
PEMBELIAN MODERN (JUST IN TIME)

1. Pembelian melalui negosiasi & kontrak


- Spesifikasi yang dipilih
- harga dalam jangka waktu yang disepakati
bersama (mis. Harga berlaku untuk 1 th dll )
- Penetapan jumlah total periode tertentu
- Penetapan jumlah pengiriman
- Kesepakatan delivery time

2. Pemanfaatan Teknologi
Informasi (on line) di kedua
belah pihak dan terbuka.
3. Fasilitas evaluasi bersama
KELEBIHAN & KELEMAHAN TENDER

KELEBIHAN
1. HARGA STABIL UNTUK PERIODE TERTENTU
2. PERBEKALAN FARMASI TERSEDIA DALAM JUMLAH
BANYAK / AMAN UTK JANGKA TTT

KELEMAHAN
1. LAMA
2. LEBIH MAHAL
3. BUTUH TEMPAT PENYIMPANAN LUAS
4. POTENSI TERJADI OBAT MACET,
RUSAK, KADALUWARSA
5. ADMINISTRASI LEBIH BANYAK
KELEBIHAN & KELEMAHAN
PENGADAAN LANGSUNG
KELEBIHAN
1. HARGA LEBIH MURAH
2. PROSES CEPAT
3. ADMINISTRASI LEBIH SEDERHANA
4. TIDAK PERLU TEMPAT YANG LUAS
5. POTENSI OBAT MACET, RUSAK, ED LEBIH KECIL

KELEMAHAN
1. HARGA TIDAK STABIL
2. PEMBELIAN UNTUK WAKTU YG PENDEK,
SEHINGGA TIDAK TERJAMIN PERSEDIAANNYA
KENDALA DALAM E-PURCHASING

1. WAKTU TUNGGU LAMA (30 – 65)


2. STOK BARANG BELUM TERSEDIA DALAM JUMLAH
BESAR UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN NASIONAL
(SERING KOSONG DAN TIDAK ADA KEPASTIAN
KETERSEDIAAN BARANG)
3. KESULITAN UNTUK MASUK KE DALAM SISTEM
4. SETELAH MASUK, DATA HILANG. JIKA DIKETIK ULANG
AKAN TERCATAT SEBAGAI PERMINTAAN 2X.
Langkah 1. Menyusun daftar barang farmasi
Proses yang akan diadakan
2. Menentukan jumlah masing-
Pengadaan: masing item
3. Menyesuaikan dengan anggaran
yang ada
4. Memilih metode pengadaan
5. Memilih supplier/rekanan
6. Membuat syarat kontrak kerja
7. Memonitor pengiriman barang
8. Menerima barang & memeriksa
9. Menyimpan & mendistribusikan
10. Melakukan evaluasi
Indikator pengadaan obat

Macam indikator Tujuan Cara menghitung

1. Frek pengadaan tiap 1. Menget brp x obat 1. 30 kartu stok obat,


item obat dipesan/bln lihat brp x obat
dipesan/thn

2. Frek kesalahan fraktur 2. Menget brp x petugas 2. Cocokkan 30 lmbr srt


melakukan kesalahan pesanan vs fraktur
nota pengiriman

3. Frek tertundanya 3. Menget kualitas 3. Cocokkan daftar


pembayaran oleh RS pembayaran RS hutang vs daftar
thd wkt yg disepakati pembayaran
MONITORING DAN EVALUASI
KEJADIAN STOCK OUT
 order terlambat,
 respon suplier tdk cepat,
 pengiriman tdk tepat
waktu

STOCK MACET
 Persediaan yang berlebih
 SIM internal farmasi yang
kurang baik
 SDM yang kurang trampil
 Komunikasi dengan dokter
yang kurang
MONITORING DAN EVALUASI
KEJADIAN RUSAK / KADALUWARSA
 stok macet / slow moving
 suhu penyimpanan tidak sesuai
 penempatan yang kurang baik (tersembunyi)
 ruang / tempat penyimpanan yg tidak
memadai
 tanggal ED yang pendek
 sistem retur belum baik
MONITORING DAN EVALUASI
HILANG / TERJADI SELISIH
 SDM yang kurang trampil / malas
 administrasi / pencatatan yang kurang baik
 penempatan yang kurang baik sehingga
berpotensi untuk tercuri / hilang
 protap pengambilan barang kurang ketat
 sangsi yang kurang tegas
 sistem keamanan kurang baik
PEMILIHAN REKANAN / DISTRIBUTOR

 Untuk proses tender :


 Telah terdaftar (mempunyai TDR)
 Sesuai dengan klasifikasinya
 Punya NPWP
 Kondisi keuangan perusahaan baik
(punya jaminan di bank/bank garansi)
 Punya riwayat pekerjaan yang baik
 Tidak mempunyai cacat hukum
 Mampu memenuhi kewajiban sesuai
kontrak
PEMILIHAN REKANAN / DISTRIBUTOR

Distributor obat untuk rumah sakit :


Pedagang Besar Farmasi (PBF)

 Untuk pengadaan langsung :


 Distributor resmi
 Distributor tunggal
 Distributor utama
 Punya respon yang cepat
 Fleksibel dalam pembayaran
 Informatif
 Minim timbul komplain
 Service purna jual yang bagus
Kontrak Kerja dan Syarat :
Merupakan pengikat yang mengatur kedua belah pihak,
(pembeli dan rekanan)
Persyaratan yang tercantum dalam kontrak :
 Harga : tercantum, umumnya dibawah harga pasar.
 Syarat pembayaran : melalui bank, atas dasar
prestasi kerja atau atas dasar waktu (30, 40 hari dst)
 Standar mutu, dokumen yg diminta oleh RS harus
dilampirkan.
Kontrak Kerja dan Syarat :
 Untuk obat, mencantumkan nama dagang dan nama
generik.
 Spesifikasi masing-masing barang, nama dagang, dosis,
bentuk sediaan, kemasan.
 Tanggungan finansial, dititipkan di Bank
 Waktu / tanggal pengiriman
 Jaminan penukaran jika terjadi kerusakan
 Jangka waktu Kadaluwarsa panjang
 ada uji fungsi untuk alat kesehatan / kedokteran
PRODUKSI

1) Sediaan Farmasi tidak ada di pasaran;


2) Sediaan Farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri;
3) Sediaan Farmasi dengan formula khusus;
4) Sediaan Farmasi dengan kemasan yang lebih
kecil/repacking;
5) Sediaan Farmasi untuk penelitian
6) Sediaan Farmasi yang tidak stabil dalam
penyimpanan/harus dibuat baru (recenter paratus)
SUMBANGAN/DROPPING/HIBAH
1) Harus disertai dokumen administrasi yg lengkap dan
jelas.
2) Harus sesuai dengan kebutuhan pasien di RS
3) Instalasi Farmasi dapat memberikan rekomendasi
kepada pimpinan Rumah Sakit untuk mengembalikan/
menolak sumbangan/dropping/hibah Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
tidak bermanfaat bagi kepentingan pasien Rumah Sakit
4) Instalasi Farmasi harus melakukan pencatatan dan
pelaporan terhadap penerimaan dan penggunaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sumbangan/dropping/ hibah. )
PEMERIKSAAN

Barang datang diperiksa dulu oleh panitia


pemeriksa dengan mengacu pada dokumen
pembelian, bukan dokumen dari distributor.
Pemerikasaan yg dilakukan meliputi :
pemeriksaan SP (surat pesanan),
faktur barang dimana tertera jenis dan jumlah
barang apakah sesuai dg SP,
Harga apakah sesuai dengan kesepakatan,
Kemasan apakah masih bagus atau rusak,
isinya utuh atau tidak,
no batch,
PEMERIKSAAN
Tanggal kadaluwarsa, apakah sesuai
dengan kesepakatan, misal tanggal
ED maksimal 2 thn dari sejak diterima.
MSDS untuk B3.
Untuk alat kedokteran, harus dilakukan
uji fungsi dulu untuk mengetahui alat
tersebut dalam kondisi baik dan siap
pakai atau tidak.
Selesai diperiksa, dibuat berita acara
pemeriksaan oleh Panitia pemeriksa.
PENERIMAAN
 Barang yang sudah diperiksa, diterima oleh petugas
gudang yang berwenang dengan bukti tanda tangan
pada faktur barang dengan disertai nama lengkap
serta no SIPA/SIK yg berlaku.
 Memasukan data / entry ke dalam SIM agar barang
bisa segera didistribusikan ke pelayanan.
 Sebelum disimpan, pada kemasan barang diberi
cap tanggal , bulan dan tahun barang datang.
 Simpan sesuai dengan kriteria dan persyaratan
yang berlaku
PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN
SEDIAAN FARMASI

 Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan


Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai :
a. Produk tidak memenuhi persyaratan
mutu
b. Telah kadaluwarsa
c. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan
dalam pelayanan kesehatan atau
kepentingan ilmu pengetahuan
d. Dicabut izin edarnya.
PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN
SEDIAAN FARMASI

 Penarikan Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan terhadap produk
yang izin edarnya dicabut oleh Badan
Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM)
 Penarikan Sediaan Farmasi dilakukan

oleh BPOM atau pabrikan asal


PENGENDALIAN
SEDIAAN FARMASI

 Dilakukan terhadap jenis dan jumlah


persediaan dan penggunaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai
 Dilakukan oleh Instalasi Farmasi
harus bersama dengan Tim Farmasi
dan Terapi
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
SEDIAAN FARMASI

TUJUAN
a. Agar penggunaan Obat sesuai dengan
Formularium Rumah Sakit
b. Agar penggunaan Obat sesuai dengan
diagnosis dan terapi
c. Untuk memastikan persediaan efektif dan
efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, dan kehilangan serta
pengembalian pesanan Sediaan Farmasi
Pengendalian Persediaan
Sediaan Farmasi

a. Evaluasi persediaan yang jarang


digunakan (slow moving);
b. Evaluasi persediaan yang tidak
digunakan dalam waktu tiga bulan
berturut-turut (death stock);
c. Stok opname yang dilakukan secara
periodik dan berkala.
ADMINISTRASI
 Pencatatan dan Pelaporan terhadap semua
kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
meliputi :
perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, pendistribusian, pengendalian
persediaan, pengembalian, pemusnahan dan
penarikan Sediaan Farmasi.
 Pelaporan dibuat secara periodik dalam
periode waktu tertentu (bulanan, triwulanan,
semester atau pertahun).
ADMINISTRASI
 Pencatatan dilakukan untuk:
1) persyaratan Kementerian Kesehatan/BPOM;
2) dasar akreditasi Rumah Sakit;
3) dasar audit Rumah Sakit; dan
4) dokumentasi farmasi.

 Pelaporan dilakukan sebagai:


1) komunikasi antara level manajemen;
2) penyiapan laporan tahunan yang komprehensif
mengenai kegiatan di Instalasi Farmasi; dan
3) laporan tahunan.

Anda mungkin juga menyukai