Anda di halaman 1dari 37

Laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan gusi

berdarah sejak satu minggu yang lalu,pada


pemeriksaan tampak pucat, didapatkan
pembesaran lien, nyeri tulang sternum pada
penekanan, pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan hb 5 leukosit 55.000 trombosit
40.000 pada gambaran darah tepi didapatkan
sel blast dominan neutrofil, pada pengecatan
sitokimia didapatkan myeloperoksidase (+).
Laki-laki 15 tahun keluhan perdarahan gusi ,
mudah lelah, anoreksi dan nyeri tulang sejak 2
minggu yang lalu. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan hb 3 leukosit 120.000 trombosit
30.000 sel blast 20% .Pemeriksaan sumsum
tulang tampak hiperseluler dengan dominan
limfoblast,Pengecatan sitokimia PAS +. Apakah
diagnosis yang paling mungkin?
Definisi

Proses neoplastik yang disertai gangguan


diferensiasi pada berbagai tingkatan sel
induk hematopoetik sehingga terjadi
ekspansi progresif kelompok sel ganas
tersebut dalam sumsum tulang
Formation of the multiple different blood cells from the original pluripotent hematopoietic stem cell (PHSC)
in the bone marrow

CML

AML (mo)

AML (m6)

AML (m7)

CLL/ALL/LIMFOMA
AML (m1-5)
Klasifikasi
• Leukemia akut
- Leukemia myeloblastik akut
- Leukemia limfositik akut
• Leukemia kronik
- Leukemia myeloblastik kronik
- Leukemia limfositik kronik
Klasifikasi LMA (FAB)
Sel induk myeloid
• M0 : tanpa diferensiasi
Prekursor Granulosit monosit
• M1 : tanpa maturasi
• M2 : dengan diferensiasi
• M3 : Leukemia PromielositikAkut (komplikasi DIC)
• M4 : Leukemia Mielomonositik Akut
• M5 : Leukemia Monositik Akut
Prekursor eritroid
• M6 : Eritroleukemia
Prekursor megakariosit
• M7 : Leukemia Megakariositik Akut
Klasifikasi LLA

• L1 : morfologi sel relatif homogen, bentuk


sel kecil, sitoplasma sedikit, nukleoli
kecil/ tidak jelas
• L2 : morfologi sel relatif heterogen, sel
besar, sitoplasma lebih banyak,
nukleoli jelas
• L3 : sel besar, sitoplasma biru, vakuola
Patogenesis
Perubahan kromosom
Transformasi maligna sel induk hematologik
Proliferasi klonal abnormal sel induk/ progenitor

SEL LEUKEMIA

Penekanan hemopoeosis normal


Infiltrasi ke dalam organ
Katabolisme sel meningkat
Gambaran Klinik
Akibat kegagalan sumsum tulang
• Anemia: pucat, mudah capai, sesak nafas
• Neutropenia: resiko infeksi ( panas,malaise,
tanda-tanda infeksi saluran nafas,mulut,
tenggorok,kulit,sepsis,dll ).
• Trombositopenia : perdarahan spontan
(purpura,hematom, perdarahan gusi,menor-
rhagia, perdarahan tempat tusukan jarum,
perdarahan internal yang berat,DIC(M3).
Akibat infiltrasi organ

• Nyeri tulang
• Limfadenopati superfisial, hepatomegali,
splenomegali
• Hipertrofi dan infiltrasi gingiva, kulit
• Sindroma meningeal: nyeri kepala, mual,
tumpah, penglihatan kabur, diplopia, edema
papil dan perdarahan retina
• Sindrom hiperviskositas
Akibat Hiperkatabolik

• Hiperuricemia
• Kaheksia
• Keringat malam
• Gout
• Gagal ginjal
Pemeriksaan Laboratorium
• Anemia
• Hitung Leukosit: menurun/normal/meningkat
hingga 200.000/mm3
• Trombositopenia
• Darah tepi: sel blast (+) > 5 %, auer rods, sel
pseudopelger ( netrofil agranuler/hipogranuler)
Pem. Laboratorium (lanjutan)

• Sumsum tulang : hiperselular, sel blast dominan > 30 %


• Leukemia otak : LP  tekanan cairan otak
meningkat dan mengandung sel leukemia
Pem. Laboratorium (lanjutan)
• Kimia klinik: peningkatan as.urat, LDH.
• Pengecatan sitokimia :
Suddan black,PAS,Myeloperoksidase
• Immunophenotyping :
Pada setiap tahap maturitas sel
mengekspresikan antigen tertentu
• Pemeriksaan sitogenetik
Membedakan LMA dengan LLA

• Sebagian besar kasus, dengan gambaran klinik, morfologi


sel (pengecatan rutin) sudah dapat membeda-kan LMA
dengan LLA

• Pemeriksaan tambahan:
- pengecatan sitokimia
- AML : Sudan- black, mieloperoksidase
- ALL : PAS /Perodik-Acid-Shiff )
- Imunologik
- Pemeriksaan kromosom.
DIAGNOSIS
• Klinis
• Pemeriksaan darah perifer
• Pemeriksaan sumsum tulang
• Pengecatan sitokimia
• Imunophenotyping
• Sitogenetika
Pengelolaan Leukemia

1. Terapi suportif terhadap kegagalan ss.tulang


2. Kemoterapi
• induksi remisi : kemoterapi intensive untuk mencapai remisi Blast < 5 %
• Post remisi : mempertahankan remisi selama mungkin yang pada
akhirnya menuju kesembuhan
- Kemoterapi lanjutan : konsolidasi ,maintenance/intensifikasi
- Transpalantasi sumsum tulang
Lekemia Mielositik Kronik = Chronic Myeloid Leukemia = Chronic Myelocytic Leukemia =
Chronic Myelogenous Leukemia

Kelainan stem cell di dlm sumsum tulang  ditandai meningkatnya


proliferasi seri mieloid pada semua stadium diferensiasi
Stem cell
pluripotensial

CFU-GEMM
Stem cell
limfoid
BFU-E

CFU-E CFU-meg CFU-GM CFU-Eo

LimfositB LimfositT
Eritrosit Trombosit Monosit Netrofil Basofil Eosinofil
Abad ke-19 Th. 1960 Th. 1973 Th. 1980

Gambaran klinis Nowell & Hungerford Rowley Gen & Protein


morfologi Kromosom Ph t(9;22) BCR-ABL

PATOFISIOLOGI
MOLEKULER TERAPI
Translokasi resiprokal lengan panjang Kromosom 22
kromosom 9 dan 22 memendek
Patogenesis
• Pada era tahun 1980-an ditemukan adanya ABL proto-
oncogen pada kromosom 9 yang mengalami translokasi
resiprokal dekat dengan gen BCR kromosom 22.
• Perubahan genetik ini menghasilkan pembentukan chimeric
protein BCR-ABL, suatu protein yang mempunyai aktivitas
tyrosin kinase dan banyak terdapat di dalam sel-sel yang
diisolasi dari pasien-pasien LMK.
• Protein ini selanjutnya akan mengendalikan / mengontrol
proliferasi stem cell dan menghambat programmed cell death
(apoptosis) sehingga terjadilah LMK
FASE KRONIK FASE AKSELERASI FASE KRISIS BLAS

KELUHAN Frekuensi (%)


Splenomegali 95
Lemah badan 80
Penurunan berat badan 60
Hepatomegali 50
Keringat malam hari 45
Cepat kenyang 40
Perdarahan / purpura 35
Nyeri perut 30
Demam 10
I. Pemeriksaan darah rutin

II. Pemeriksaan apus darah tepi

Eritrosit sebagian besar


normokrom normositer,
Tampak seluruh tingkatan
diferensiasi dan maturasi
seri granulosit
II. Pemeriksaan sumsum tulang

Hiperseluler dominan sistem granulosit


Spektrum lengkap seri mieloid
Rasio mieloid : eritroid =↑
Megakariosit ↑
Sel blast lebih dari 30%
III. Pemeriksaan Sitogenetika

Kromosom philadelphia
IV. Analisa Molekuler

Transkrip BCR-ABL

dapat memperbaiki false negatif pada sedikit kasus (1%)


dengan pemeriksaan karyotyping normal dan gambaran
klinis dan hematologi khas LMK
1. MIELOSUPRESI Hydroxyurea
Busulfan
2. LEKOFERESIS Gejala akut (-), hiperviskositas(-)
(Lekosit>300rb/mm3) Infiltrasi jaringan(-)
3. TRANSPLANTASI Mortalitasnya 10-20% untuk donor
SUMSUM TULANG keluarga dan 30-40% untuk donor
bukan keluarga.
4. INHIBITOR TYROSIN substrat alami (herbimycin A,
KINASE genistain)
Imatinib
2-phenylaminopyrimidine
Gleevec®
Leukemia limfositik kronik
Pendahuluan
• Leukemia limfositik kronik (LLK) adalah suatu
keganasan hematologik yang ditandai oleh
proliferasi klonal dan penumpukan limfosit B
neoplastik dalam darah, sumsum tulang,
limfonodi, limpa, hati dan organ-organ lain
• LLK ini masuk dalam kelainan limfoproliferatif
• Limfositosis,limfadenopati,splenomegali
• Kebanyakan LLK (95%) adalah neoplasma sel B,
sisanya neoplasma sel T
Etiologi & Faktor resiko
• Belum diketahui
• Riwayat keluarga dengan LLK
• Diduga kelainan kromosom dan virus
onkogenik
Diagnosis
Manifestasi Klinis
• Pada awal diagnosis asimptomatik
• Pada pasien dengan gejala, paling sering
ditemukan limfadenopati generalisata,
penurunan berat badan dan kelelahan
• Gejala lain meliputi hilangnya nafsu makan
dan penurunan kemampun latihan/olahraga
Pemeriksaan Fisis
• 20-30% pasien tidak menunjukkan kelainan
fisik
• 50% pasien mengalami limfadenopati
• Pembesaran limfonodi dapat terlokalisir atau
merata dan bervariasi dalam ukuran.
• Splenomegali dan/atau hepatomegali
ditemukan pada 25-50%
Diagnosis

• Klinis
• Laboratorium
- Limfositosis menetap 30.000-300.000/mm3
- Anemia,trombositopenia
- Sumsum tulang : infiltrasi difus dominan
limfosit 25-95 %
• Pengecatan sitokimia PAS +
• Imunofenotip khas limfosit (CD5, CD 19)
Stadium LLK Menurut RAI
• 0 Limfositosis darah tepi dan sumsum tulang
• 1 Limfositosis + Pembesaran Limfonodi
• II Limfositosis + Splenomegali Hepatomegali
• III Limfositosis + anemia (Hb < 11 gr/dl)
• IV Limfositosis + trombositopenia(< 100.000)
Terapi
Terapi untuk cll jarang dapat mencapai
kesembuhan karena tujuan terapi terutama
untuk mengendalikan gejala

Anda mungkin juga menyukai