Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 2 Science Technology Engineering Arts Mathematics

1. ARIB PADRI EKA SAPUTRA (1801008)


2. ALHANINA SALSABILLA (1801005)
3. BAYU ASTUTIK (1801009)
4. DESRI CHAIRUNISA (1801011)
5. DINNIA AKHWANY (1801013)
6. FIRSTIO ANFASA MASHUDI (1801015)
7. MELDAYANTI (1801024)
8. NOVIA RISKY NUR (1801029)
9. PUTRI ANANDA PUSPITA SARI (1801031)
10. RISVA FITRI HANDAYANI (1801034)
11. RIZKA AULIA (1801035)
12. SITI ARIFAH FITRIYANTI (1801037)
13. VINKA MUTYA CANTIKA (1801039)
F ARM
FARM
01 FINDING

02 ASSESSMENT

03 RESOLUTION

04 MONITORING
KASUS
KASUS TB PARU
 
Seorang Wanita usia 45 tahun dengan BB 45 kg datang ke Poli paru dengan keluhan batuk berdahak sejak 6
minggu ini terutama malam hari. Os sering berkeringat terutama di malam hari dan BB terasa menurun sejak
keluhan muncul. Sesak nafas (-). Os kadang-kadang juga mengeluhkan batuk berdahak bercampur darah. Riw
maag (+), riw hepatitis (-), riw ginjal (-), dan riw alergi (-).
 
KASUS
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
TD 120/70, N 98 x/menit R 20 x/menit T 38,2 C
Pemeriksaan mata : konjungtiva anemis
 
Pemeriksaan thorax / dada :
Gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan
Rh +/+ terutama di apex paru, Wh -/-

Pemeriksaan Abdomen / perut : Nyeri tekan di ulu hati


Pemeriksaan EKG didapatkan sinus takikardia
 
Dari pemeriksaan darah :
Hb 9, LED 100, Leukosit 17.000, hematokrit 27, trombosit 160.000
 
Mantoux test (+)
Pemeriksaan sputum / dahak BTA S/P/S +/+/-
SGOT/SGPT 12/14
Dari rontgen : kesan TB paru

 
KASUS
 
Diagnosa : TB Paru dengan Hemoptisis
 
Dokter paru memberikan terapi :
RHZE selama 2 bulan pertama :
Rifampisin 1 x 450 mg po
Isoniazid 1 x 300 mg po
Pirazinamide 1 x 1000 mg po
Etambutol 1 x 1000 mg po
4 bulan selanjutnya,
Rifampisin 1 x 450 mg po
Isoniazid 1 x 300 mg po
Codein 2 x 10 mg po
Lansoprazole 1 x 30 mg
As tranexamat 3 x 250 mg
Paracetamol 3 x 500 mg
 
Pasien dianjurkan kontrol setiap bulan.
FINDING

• An Os (45 tahun/45 kg)


• Batuk berdarah sejak 6 minggu
• Sering berkeringat pada malam hari
• Riwayat maag (+)
• TD = 120/70
• N = 98 X / menit
• R = 20 X / menit
• T = 38,2 celcius
• Pemeriksaan mata : konjungtiva anemis
• Pemeriksaan sputum atau dahak BTA S/P/S : +/+/-
• Diagnosis : TB Paru dengan Hemoptisis
Dokter meresepkan

Codein 2 x 10 mg po
Lansoprazole 1 x 30 mg
As tranexamat 3 x 250 mg
Paracetamol 3 x 500 mg

Untuk Terapi Untuk Terapi


4 bulan selanjutnya,
RHZE selama 2 bulan pertama : Rifampisin 1 x 450 mg po
Isoniazid 1 x 300 mg po
Rifampisin 1 x 450 mg po Codein 2 x 10 mg po
Isoniazid 1 x 300 mg po Lansoprazole 1 x 30 mg
Pirazinamide 1 x 1000 mg po As tranexamat 3 x 250 mg
Etambutol 1 x 1000 mg po Paracetamol 3 x 500 mg
RIFAMPISIN ASSESSMENT
• Efek samping : Perubahan warna urin, tinja, keringat, liur, dahak dan cairan tubuh lain menjadi oranye-kemerahan
Wajah memerah dan gatal
Sindrom seperti flu (demam, menggigil, sakit kepala, pusing, nyeri tulang, sesak nafas, malaise)
• Gangguan pencernaan (mual, muntah, anoreksia, diare, nyeri ulu hati)
interaksi obat : Meningkatkan risiko kerusakan hati dengan isoniazid

ISONIAZID
•Efek samping: Pusing,Bicarapelo,Mudah memar,Kejang,Gangguan penglihatan,
Vertigo, Mati rasa,Bengkak sendi
• Interaksi obat: Hindari makanan yang mengandung tiramin (keju), dan yang mengandung histamin (tuna) karena
memperberat reaksi (sakit kepala, keringat, berdebar-debar, tekanan darah rendah).

PYRAZINAMIN
• Efek Samping : Mual, hilang nafsu makan, muntah
• Interaksi Obat : -

ETAMBUTOL
• Efek samping :Gejala kabur pada mata Gejala saluran pencernaan: mual, muntah, nyeri perut, hilangnya nafsu makan,
sampai terjadi toksisitas hepar yang ditandai dengan nyeri perut berat, urin berwarna gelap, kuning pada bagian mata dan
kulit.
• Efek Samping : -

CODEIN
• Efek Samping : halusinasi,berkeringatl, denyut jantung cepat, kekakuatan otot, berkedut, kehilangan
koordinasi, mual, muntah, atau diare
• Interaksi obat : -
.
LANSOPRAZOL
• Efek samping :Diare,Sakit perut,Mual dan muntah,Sembelit,Mulut kering,Ruam,Gatal-
gatal,Sakit kepala,Kejang otot,Detak jantung cepat,Osteoporosis,Nyeri sendi
• Interaksi Obat
AS.TRANEXAMAT
• Efek samping : Diare ,Mual atau muntah,Gangguan penglihatan,Pusing,Hipotensi (setelah
suntikan),Tromboembolik (setelah suntikan)
• Interaksi obat :
PARACETAMOL
• Efek samping : Konsumsi paracetamol bersamaan dengan kolestiramin dapat
mengakibatkan penurunan penyerapan paracetamol.
• Konsumsi bersamaan dengan rifampisin dan beberapa antikonvulsan dapat menurunkan
kadar parasetamol serum.
RESOLUTION DAN MONITORING
Rifampisin
Pemberian konseling terhadap efek samping rifampisin kepada pasien agar pasien tidak syok atau
ketakutan terhadap perubahan warna urin dan keringat yang terjadi kepada dirinya.
Isoniazid
kombinasi antara isoniazid dengan vitamin B6 dianjurkan karena dapat meminimalisir terjadinya
neuropati perifer akibat efek samping dari isoniazid.
Streptomysin atau pirazinamid
Perlu dilakukannya tes sputum dari pasien untuk melihat ada atau tidaknya BTA yang terdapat pada
sputum, hal ini bertujuan untuk melihat keefektifan sifat bakterisida dalam pemakaian obat
streptomysin atau pyrazinamid selama dua bulan, selain itu juga untuk melihat kemungkinan
terjadinya resistensi pda pemakaian bulan ke 2 yang dapat timbul akibat ketidak patuhan pasien
dalam mengkonsumsi obat terebut.
RESOLUTION DAN MONITORING

Etambutol
Penurunan dosis etambutol karena diduga dapat memperparah kondisi mata dan melakukan pemantauan
setelah pemberian obat etambutol tersebut apakah memberikan efek yang signifikan dan merugikan bagi pasien
atau tidak.
Codein
Pemantauan dalam penggunaan codein dikarenakan kodein merupakan salah satu obat golongan narkotik yang
apabila digunakan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan kecanduan.
Asam tranexamat
Pemantauan dalam pemberian asam tranexamat dikarenakan waktu pemakaian yang baik untuk obat asam
tranexamat ini hanya boleh digunakan kurang dari 5 hari. Dan apabila sudah tidak terjadi batuk berdarah maka
pemakaian asan tranexamat boleh dihentikan
RESOLUTION DAN MONITORING
Parasetamol
Lakukan pemantauan terhadap temperatur atau suhu tubuh pasien, apabila sudah normal
hentikan pemakaian parasetamol karena pemakaian parasetamol jangka panjang dapat
menyebabkan kerusakan hati selain itu juga dapat meminimalisir dari efek samping obat TBC
tersebut dimana pada sebagian besar obat TB menyebabkan kelainan fungsi hati pula.

Lansoprazole
Monitoring atau pemantauan nyeri tekan di ulu hati, jika pasien tidak merasakan nyeri pada saat
penekanan pada bagian ulu hati maka pemakaian lansoprazole dapat dihentikan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai