DIURETIK
NIM : 1801013
Kelas : S1-4A
2. Cahya Ningsih
3. Sri Rahayu
2020
OBJEK 4
DIURETIKA
I. Tujuan Praktikum
1. Memahami teknik evaluasi obat diuretic.
2. Memahami manifestasi dari obat diuretic dan penggunaannya secara klinis.
1. Diuretik kuat
Berkhasiat kuat dan agak pesat tetapi agak singkat (4-6 jam) dan terutama
digunakan pada keadaan akut, misalnya pada udema otak dan paru – paru. Diuretic kuat
terutama bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi elektrolit Na2+/K2+/2CL- di ansa
henle asendens bagian epitel tebal; tempat kerjanya di permukaan sel epitel bagian
luminal ( yang menghadap ke lumen tubuli). Misalnya : Furosemid, Bumetanida, dan
etarkrinat.
2. Derivat Tiazid
Efeknya lebih lemah dan lembut tapi juga lebih lama (6-48 jam) dan terutama
digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung. Bekerja pada
tubulus kontrotus dustal ginjal sesudah ansa henle dengan meningkatkab ekskresi sesudah
ansa henle dengan meningkatkan sekresi natrium klorida dan air. Misalnya :
Hidroklorotiazid, Klortalidon, mefrosida, Indapamida, Xipamida dan kropamida.
3. Diuretik hemat Kalium.
Efek obat ini lemah dan khusus digunakan terkombinasi dengan diuretika lainnya
untuk menghambat ekskresi kalium. Aldosterem menstimulasi reabsorbsi Na dan ekskresi
kalium. Proses ini di hambat secara kompetitif (saingan) oleh antagonis dan aldosterm.
Diuretic hemat kalium bekerja pada tubulus distal ginjal untuk meningkatkan ekskresi
natrium dari air dan resistensi kalium. Misalnya : Antagonis aldosteron (spironolakton ),
amilomida, dan triamteren.
4. Diuretika Osmotis.
Hanya direabsorpsi sedikit atau ditubuli hingga reabsorpsi air juga terbatas.
Efeknya adlah diuresis osmotis dengan ekskresi air tinggi dan relative sedikit ekskresi.
Diuretic osmotic bekerja meningkatkan osmolabilita (konsentrasi) plasma dan cairan
dalam tubulus ginjal natrium, kalium dan air di ekskresikan. Misalnya : Manitol dan
Sorbitol.
5. Perintang – karbonhidrase
Zat ini merintangi enzim karbonanhidrase ditubuli proksimal sehingga disamping
karbonat, juga Nadan K diekskresi lebih banyak bersamaan dengan air. Misalnya :
asetazolamid, Diklorofenamid , metazolamid.
(Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja 2002, hal 490).
mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang
diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat- zat terlarut
dan air. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali
Pengaruh diuretik terhadap ekskresi zat terlarut penting artinya untuk menentukan
tempat kerja diuretik dan sekaligus untuk meramalkan akibat penggunaan suatu diuretik.
Secara umum diuretik dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu (Ganiswara, 2007) :
1. Diuretik osmotik
Dan secara khusus, obat diuretik yang dapat menghambat transport elektrolit di tubuli
2. Benzotiadiazid
4. Diuretik kuat
Sebagian besar diuretika bekerja pada segmen anatomis tunggal dari nefron ginjal.
Karena segmen ini punya fungsi- fungsi transport yang khusus. Kerja dari setiap diuretik
paling dapat dimengerti dengan baik dalam hubungan antara titik tangkap kerjanya pada
Dosis furosemid
VAO Kopi
1. 182/200 X 5 = 4,55 ml
2. 193/200x 5 = 4,82 ml
3. 190/200 x 5 = 4,75 ml
4. 201/200 x 5 = 5,02 ml
5. 198/200 x 5 = 4,95 ml
6. 190/200 x 5 = 4,75 ml
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Pertanyaan
1. Gambarkanlah sebuah nefron dan tunjukkan tempat kerja obat-obat diuretik.
Berikan contoh obat masing-masingnya dengan mekanisme kerja yang berbeda.
Jawab :
1. Pada tubulus proksimal, disini 70% ultra fltrat seperti glukosa, ureum, ion Na dan Cl di serap
kembali, filtrate tidak berubah dan tetap isotonic terhadap plasma. Diuretic osmotic seperti
manitol, sorbitol, dan gliserol juga bekerja disini dengan mengurangi reabsorbsi ion Na dan
Cl.
2. Pada lengkung henle, disini 20% ion Cl di angkut secara aktif ke dalam sel tubulus dan
disusul dengan pengangkutan Na secara pasif, tetapi tanpa air sehingga filtrate menjadi
hipotonik terhadap plasma. Diuretic yang bekerja di lengkung henle biasanya adalah diuretic
dengan kerja kuat seperti furosemide, asam etakrinat dengan merintangi transport Cl.
3. Pada tubulus distal bagian depan ujung lengkung Henle dalam cortex, disini ion Na diserap
kembali secara aktif tanpa penarikan air, sehingga filtrat menjadi lebih cair dan hipotonik.
Zat-zat seperti thiazid, clortalidon, mefrusid bekerja disini dengan merintangi reabsorbsi ion
Na dan Cl.
4. Pada tubulus distal bagian belakang, disini ino Na diserap kembali secara aktiv, dan terjadi
pertukaran dengan ion K, H, NH4. Proses ini dikendalikan oleh hormon anak ginjal,
aldosteron. Zat- zat penghemat kalium seperti Spironolacton, dan triamteren bekerja disini
dengan mengurangi pertukaran ion K dengan ion Na, yang berakibat retensi kalium
(antagonis aldosteron), Reabsorbsi air terutama terjadi di ductus colligens, dan disini juga
tempat bekerjanya hormon anti diuretic.
2.Payah jantung kronik kongestif Diuretik golongan tiazid, digunakann bila fungsi
ginjal normal. Diuretik kuat biasanya furosemid, terutama bermanfaat pada
penderita dengan gangguan fungsi ginja. Diuretik hemat kalium, digunakan
bersama tiazid atau diuretik kuat bila ada bahaya hipokalemia.
5.Payah ginjal akut Manitol dan/atau furosemid, bila diuresis berhasil, volume
cairan tubuh yang hilang harus diganti dengan hati-hati.
6.Penyakit hati kronik spironolakton (sendiri atau bersama tiazid atau diuretik
kuat).
10.Diabetes insipidus Diuretik golongan tiazid disertai dengan diet rendah garam
1.Diuretik Kuat
2.Diuretik Thiazid
4.Diuretik Osmotic