Nama kelompok :
M.EFRI PANGESTU(moderator)
SISKA SARI(ketua)
GHUSTY LIYANA SARI(serkertaris)
HOPPY WAHYUDI
RINA PELITA SARI
FAJAR DESMA WATI
SYAHRANI MAYANG SARI
CARA
PENGENDALIAN
KONFLIK DAN
KEKERASAN
PETA KONSEP
PENGENDALIAN KONFLIK DAN KEKERASAN
KONFLIK KEKERASAN
PENGERTIAN PENGERTIAN
BENTUK PENGENDALIAN
KONFLIK DAN KEKERASAN
1.Konsiliasi
konsiliasi merupakan bentuk pengendalian
konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga
tertentu yang memungkinkan diskusi dan
pengambilan keputusan yang adil diantara pihak-
pihak yang bertikai.contoh lembaganya adalah
lembaga rakyat.
Bebera hal yang harus dimiliki agar lembaga
tersebut dapat berjalan dengan efektif.
1.lembaga lembaga yang otonom.
2.kedudukan lembaga tersebut didalam masyar
akat yang bersangkutan haruslah monopolitis.
3.lembaga tersebut harus berperan. .
4.lembaga tersebut harus bersifat demokratis.
sesuai dengan pasal 1 ayat 13 UU PPHI
(Penyelesaian Perselisian Hubungan Industrial),
konsiliasi hanya berwenang menangani
perselisian kepentingan, perselisihan PHK,dan
perselisiahan antar serikat pekerja. Konsiliator
bisa mengeluarkan anjuran tertulis jika tidak
tercapai perdamaian diantara kedua belah pihak.
Dan jika perdamaian tercapai, maka konsiliator
dengan kedua pihak dapat menandatangani
perjanjian bersama.
2.mediasi
mediasi adalah bentuk pengendalian konflik
dengan melibatkan orang ketiga sebagai
penasehat,pengendalian konflik ini dilakukan
ketika kedua belah pihak setuju menjadikan orang
ketiga sebagai mediator. tugas orang ketiga
adalah memberi nasehat,pendapat,dan pemikiran
–pemikiran tentang cara terbaik untuk
menyelesaikan permasalahan.walaupun nasehat
dan pendapat orang ketiga tidak lah bersifat
mengikat tetapi cara ini lebih efektif untuk
meredahkan permasalahan diantara pihak- pihak
yang saling bertentangan.
Ada beberapa alasan mengapa mediasi sebagai alternatif
penyelesaian sengketa mulai mendapat perhatian lebih di
indonesia:
Faktor ekonomis, dimana mediasi sebagai alternatif
penyelesaian sengketa memiliki potensi sebagai sarana
untuk menyelesaikan sengketa yg lebih ekonomis, baik
dari sudut pandang biaya maupun waktu.
Faktor ruang lingkup yg di bahas, mediasi memiliki
kemampuan untuk membahas agenda permasalahaan
secara lebih luas,komprehensif, dan fleksibel.
Faktor pembinaan hubungan baik, dimana mediasiyg
mengandalkan cara” yg koersif sangat cocok bagi mereka
yg menekankan pentinganya hubungan baik antar
manusia (relationship), yg telah berlangsung maupun yg
akan datang.
Ada beberapa hal yg harus dihindari dalam mediasi:
Ketidakpastian mediator
Kehilangan kendali oleh mediator
Kehilangan netralitas
Mengabaikan emosi
salah satu contoh penyelesaian konflik melalui
mediasi adalah perselisihan antara indonesia dengan
belanda, dimana PBB menjadi mediator dan
membantu menyelesaikan perselisihan.
arbitrasi
arbitrasi merupakan pengendalian konflik
dengan pengambilan keputusan oleh orang
ketiga (arbiter).didalam arbitrasi pihak yang
terlibat harus menerima atau terpaksa menerima
keputusan dari orang ketiga.perbedaan dengan
mediasi adalah didalam mediasi nasehat ataupun
keputusan dari orang ketiga tidaklah mengikat.
Sedangkan arbitrasi keputusan harus atau
terpaksa diterima.
Arbitrasi memiliki beberapa keunggulan,yaitu:
1. Dijamin kerahasiaan sengketa para pihak
2. Dapat di hindarkan kelambatan yg diakibatkan karena hal
prosedur dan administrasi.
3. Para pihak dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya
mempunyai pengetahuan, pengalaman, serta latar belakang
yang cukup.
4. Para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk
penyelesaian masalah serta proses dan tempat
penyelenggaraan arbitrasi.
5. Putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para pihak
dan dengan tata cara sederhana saja ataupun langsung dapat
dilaksanakan.
selain keunggulan, arbitrasi juga memiliki kelemahan,
yaitu:
1. Untuk mempertemukan kehendak para pihak yg
bersengketa untuk membawanya ke badan arbitrasi
tidak mudah.
2. Tentang pengakuan dan pelaksanaan keputusan
arbitrasi asing.
3. Dalam arbitrasi tidak dikenal adanya preseden
hukum atau keterikatan pada putusan-putusan
arbitrasi sebelumnya.
4. Arbitrasi ternyata tidak mampu memberikan
jawaban yang definitive terhadap semua sengketa
hukum.
the end