Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 1

Nama kelompok :
M.EFRI PANGESTU(moderator)
SISKA SARI(ketua)
GHUSTY LIYANA SARI(serkertaris)
HOPPY WAHYUDI
RINA PELITA SARI
FAJAR DESMA WATI
SYAHRANI MAYANG SARI
CARA
PENGENDALIAN
KONFLIK DAN
KEKERASAN
 PETA KONSEP
PENGENDALIAN KONFLIK DAN KEKERASAN

KONFLIK KEKERASAN

PENGERTIAN PENGERTIAN

BENTUK PENGENDALIAN
KONFLIK DAN KEKERASAN

KONSILIASI MEDIASI ARBITRASI


 konflik
Konflik berasal dari bahasa latin ‘’konfigere’’yang
artinya saling memukul ,berdasarkan KBBI konflik
diartikan sebagai percekcokan, pertentangan,
perselisihan . Dan secara sosiologi konflik diartikan
sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih
yang berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya
dengan cara menghancurkan atau membuat tidak
berbahaya.
dapat disimpulkan bahwa konflik adalah salah
satu bentuk hubungan antarindividu ataupun
antarkelompok dalam masyarakat yg diikuti
dengan tindakan saling ancam dan kekerasan
satu dengan yg lainnya.contoh konflik di kaca
internasional adalah konflik palestina-israel yg di
mulai ketika israel mendeklarasikan
pembentukan negara israel, pada 14 mei 1948. di
tahun yg sama arab menyatakan perang
terhadap israel.
 kekerasan
kekerasan adalah perbuatan seseorang atau
sekelompok yang menyebabkan cedera dan
matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan
fisik dan barang orang lain.kekerasan berasal dari
kata “violence”,yg artinya force (kekerasan).
munculnya tindak kekerasan terjadi akibat
permasalahan sosial,ekonomi, dan
politik.pemerintah harus tegas dalam
melakukan langkah,siapapun yg salah harus di
tindak tegas dan yg benar harus dibenarkan.
Siapapun yg salah harus dihukum, baik itu
aparat, mahasiswa atau masyarakat sipil.
Tiga syarat agar konflik tidak menjadi kekerasan
 setiap kelompok harus menyadari bahwa ada konflik di
antara mereka,dengan adanya kesadaran tersebut
memungkinkan kelompok yang bertikai akan berusaha
untuk melakukan prinsip-prinsip keadilan dengan jujur.
 Pengendalian konflik hanya bisa dilakukan jika berbagai
kekuatan sosial yang saling bertentangan dapat
terorganisasikan dengan jelas.tetapi jika tidak maka
pengendalian atas konflik akan sulit untuk dilakukan.
 setiap kelompok yang terlibat harus mematuhi aturan
main yang disepakati.dengan adanya aturan tersebut
,setiap kelompok yang terlibat akan lebih enggan untuk
berlaku tidak adil.
 Pengendalian konflik dibagi menjadi
tiga macam.

1.Konsiliasi
konsiliasi merupakan bentuk pengendalian
konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga
tertentu yang memungkinkan diskusi dan
pengambilan keputusan yang adil diantara pihak-
pihak yang bertikai.contoh lembaganya adalah
lembaga rakyat.
Bebera hal yang harus dimiliki agar lembaga
tersebut dapat berjalan dengan efektif.
 1.lembaga lembaga yang otonom.
 2.kedudukan lembaga tersebut didalam masyar
akat yang bersangkutan haruslah monopolitis.
 3.lembaga tersebut harus berperan. .
 4.lembaga tersebut harus bersifat demokratis.
sesuai dengan pasal 1 ayat 13 UU PPHI
(Penyelesaian Perselisian Hubungan Industrial),
konsiliasi hanya berwenang menangani
perselisian kepentingan, perselisihan PHK,dan
perselisiahan antar serikat pekerja. Konsiliator
bisa mengeluarkan anjuran tertulis jika tidak
tercapai perdamaian diantara kedua belah pihak.
Dan jika perdamaian tercapai, maka konsiliator
dengan kedua pihak dapat menandatangani
perjanjian bersama.
2.mediasi
mediasi adalah bentuk pengendalian konflik
dengan melibatkan orang ketiga sebagai
penasehat,pengendalian konflik ini dilakukan
ketika kedua belah pihak setuju menjadikan orang
ketiga sebagai mediator. tugas orang ketiga
adalah memberi nasehat,pendapat,dan pemikiran
–pemikiran tentang cara terbaik untuk
menyelesaikan permasalahan.walaupun nasehat
dan pendapat orang ketiga tidak lah bersifat
mengikat tetapi cara ini lebih efektif untuk
meredahkan permasalahan diantara pihak- pihak
yang saling bertentangan.
Ada beberapa alasan mengapa mediasi sebagai alternatif
penyelesaian sengketa mulai mendapat perhatian lebih di
indonesia:
 Faktor ekonomis, dimana mediasi sebagai alternatif
penyelesaian sengketa memiliki potensi sebagai sarana
untuk menyelesaikan sengketa yg lebih ekonomis, baik
dari sudut pandang biaya maupun waktu.
 Faktor ruang lingkup yg di bahas, mediasi memiliki
kemampuan untuk membahas agenda permasalahaan
secara lebih luas,komprehensif, dan fleksibel.
 Faktor pembinaan hubungan baik, dimana mediasiyg
mengandalkan cara” yg koersif sangat cocok bagi mereka
yg menekankan pentinganya hubungan baik antar
manusia (relationship), yg telah berlangsung maupun yg
akan datang.
Ada beberapa hal yg harus dihindari dalam mediasi:
 Ketidakpastian mediator
 Kehilangan kendali oleh mediator
 Kehilangan netralitas
 Mengabaikan emosi
salah satu contoh penyelesaian konflik melalui
mediasi adalah perselisihan antara indonesia dengan
belanda, dimana PBB menjadi mediator dan
membantu menyelesaikan perselisihan.
 arbitrasi
arbitrasi merupakan pengendalian konflik
dengan pengambilan keputusan oleh orang
ketiga (arbiter).didalam arbitrasi pihak yang
terlibat harus menerima atau terpaksa menerima
keputusan dari orang ketiga.perbedaan dengan
mediasi adalah didalam mediasi nasehat ataupun
keputusan dari orang ketiga tidaklah mengikat.
Sedangkan arbitrasi keputusan harus atau
terpaksa diterima.
Arbitrasi memiliki beberapa keunggulan,yaitu:
1. Dijamin kerahasiaan sengketa para pihak
2. Dapat di hindarkan kelambatan yg diakibatkan karena hal
prosedur dan administrasi.
3. Para pihak dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya
mempunyai pengetahuan, pengalaman, serta latar belakang
yang cukup.
4. Para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk
penyelesaian masalah serta proses dan tempat
penyelenggaraan arbitrasi.
5. Putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para pihak
dan dengan tata cara sederhana saja ataupun langsung dapat
dilaksanakan.
selain keunggulan, arbitrasi juga memiliki kelemahan,
yaitu:
1. Untuk mempertemukan kehendak para pihak yg
bersengketa untuk membawanya ke badan arbitrasi
tidak mudah.
2. Tentang pengakuan dan pelaksanaan keputusan
arbitrasi asing.
3. Dalam arbitrasi tidak dikenal adanya preseden
hukum atau keterikatan pada putusan-putusan
arbitrasi sebelumnya.
4. Arbitrasi ternyata tidak mampu memberikan
jawaban yang definitive terhadap semua sengketa
hukum.
the end

Anda mungkin juga menyukai