Anda di halaman 1dari 50

KEBUTUHAN ELIMINASI

BY:
QUROTUL A’YUN,S.,Kep.,Ns.

DEPARTEMENT KEBUTUHAN DASAR


MANUSIA
SMK KEPERAWATAN ROUDLOTUL HIKMAH
ELIMINASI URI
ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa
metabolisme tubuh, dapat berupa urine atau
feses macam :
– Eliminasi uri
– Eliminasi alvi
Proses Pembentukan Urine

Filtrasi  Di glomerulus 120 ml plasma, kecuali protein

Reabsorbsi

– Di tubulus
– Yang diabsorbsi : air, glukosa, NaCl, asam amino, vit
C
– Yang tidak diabsorbsi : kreatinin, sulfat
Sekresi  Di tubulus dan duktus kolegentes

Eliminasi
Urine
Karakteristik Urine
1. Jumlah
– Dewasa : 1-2 cc/kg bb/jam
– Anak2 : 0,5-1 cc/kg bb/jam
• Kurang : intake kurang, gagal ginjal
• Lebih : DM, diuretik, intake lebih
Warna
• Normal: kuning transparan
• Abnormal:
– Kuning pekat (intake kurang)
– Berkabut (infeksi)
– Orange gelap (obat)
– Merah coklat (darah)
Konsistensi

• Normal : cair jernih


• Abnormal : terdapat mukus dan kental (infeksi)
Bau
• Normal : amoniak,
tajam
• Abnormal:
– Berbau manis buah
(DM, kelaparan)
– Menyengat
(bakteri/pyuria)
PH

• Normal : 4,5-8
• Abnormal : < 4,5 (ISK); > 8 (dehidrasi, DM tak
terkontrol)
Komposisi

• 96 % air
• 4 % solut organik (urea, kreatinin,
amoniak, asam urat)
• Anorganik (Na, Cl, K, sulfat, Mg, pH)
Faktor Yang Mempengaruhi
• Tumbuh kembang
– Kontrol miksi berkembang sesuai
pertumbuhan lansia, terjadi
inkontinensia dan infeksi

Sosial budaya
• – Larangan bak di sembarang tempat
Psikologis
– Privasi kurang
– Pengaruh emosi (takut, tensi
meningkat)

Aktifitas
– Meningkatkan kekuatan otot bladder
dan meningkatkan kontrol spingter
sehingga meningkatkan kualitas
kontrol bak
• Cairan dan diet
– Dapat meningkatkan urine output:
• Intake cairan
• Alkohol, kopi, teh, cola
• Makanan yang banyak mengandung air
• Makanan & minuman menyebabkan urine berwarna
• Penyakit
– DM
– Ateroskerosis
– CRF
– BPH
– Dehidrasi
• Cystoscopy
• Anastesi spinal
• Pembedahan organ yang berdekatan dengan saluran kemih
• O
b Obat-obatan yg menyebabkan retensi urine :
a • Anti depresant
t • Anti pakinson
– • Anti hipertensi diuretik

Lanjutan....................
Gangguan Perkemihan
• Polyuri / diuresis
Produksi urine yang berlebihan ± 2500 ml/hari
– Etiologi
• Intake belebihan
• Konsumsi kafein dan alkohol
• DM
• Ketidakseimbangan hormon (defisiensi hormon adh)
• GGK
– Gejala : polidipsi, dehidrasi
• Oliguri/ anuria
Oliguri : produksi urine berkurang, 100-500 ml/hari
Anuri : produksi urine < 100 ml/hari
– Etiologi
• Intake kurang
• Penyakit
• ginjal Luka
• bakar Shock
• Retensi
– Penumpukan urine di kandung kemih
kemampuan u/ mengosongkan secara
sempurna menimbulkan rasa tidak nyaman
– dan ketegangan di sympisis pubis
Etiologi
Obstruksi uretra
Trauma bedah
Efek obat
Gangguan psikologis
Gangguan persarafan di vesika urinaria
– Gejala
• Distensi kandung kemih dan tidak ada
pengeluaran urine
• Ada tekanan, nyeri dan merasa ingin

bak
Bisa mencapai 2000-3000 cc
• Infeksi saluran kemih
Lebih sering dialami oleh wanita
karena letak uretra yg dekat dgn
anus dan ukurannya lebih
pendek dibanding pria
– Etiologi
• Kateter
• Termometer rektal
• Kebersihan perianal yg kurang baik
– Gejala
• Nyeri
• Panas
• Mual muntah
• Perdarahan
• Urine berwarna keruh
• Lemah ingin bak
• Inkontinensia
– Bukan merupakan penyakit tapi merupakan
suatu gejala diamana keluarnya urine tiak bisa
dikontrol dan dapat menyebabkan kerusakan
integritas urine
Macam
• Inkontinentia total
Bak yg tidak dapat diprediksikan dan
terus menerus
– Etiologi
• Injuri spingter uretra eksternal/injuri
otot perianal
• Fistula bladder/vagina
• Penyakit neurologik kongenital
• Inkontinentia stres
Keluarnya urine ± 50 cc
– Etiologi
• Peningkatkan tekanan intra
abdominal (batuk, bersin, tertawa)
• Gangguan relaksasi otot pelvis
(persalinan, lansia)
• Inkontinentia urge
– Keingingan bak yg tiba2 dan tidak
bisa menghentikan aliran urine ketika
memulainya
– Etiologi : kontraksi detrusor yg tidak
terkontrol akibat penyakit bladder
(neurologik, tumor, cystisis, lansia)

Inkontinentia fungsional
– Tidak dapat memprediksi airan urine
– Etiologi
• Gangguan mental
• Faktor lingkungan
• Inkontinentia reflek
– Bak yg tidak diprediksikan tetapi
tidak disadari ketika volume bladder
penuh
Eneuresis/ngompol
– Bak yg tidak terkontrol dan
sering terjadi pada anak-anak
Macam
– Nokturnal eneuresis
– Diurnal eneureais
Etiologi
– Keturunan
– Perkembangan yg terlambat
– Sibling revalry
– Trauma emosi selama toilet
training
– Alergi makanan
Cystisis

• Peradangan pd bladder akut dan


meningkatnya frekuensi bak tanpa diawali dgn
peningkatan intake cairan
Nokturia & frekuensi
• Nokturia : peningkatan frekuensi bak pada
malam hari tanpa adanya peningkatan
intake cairan
• Frekuensi : meningkatnya frekuensi bak yang
sering terjadi karena intake cairan yg
meningkat
Urgensi

– Keinginan untuk segera bak, terjadi saat bladder


ada atau tidak terdapat urine
– Etiologi
• Psikologis
• Infeksi uretra
• Sfingter buruk
Disuria

Kesulitan atau nyeri saat bak


– Etiologi
• Struktur uretra
• ISK
• Injury/trauma bladder
ELIMINASI ALVI
ANATOMI PENCERNAAN
ANATOMI PENCERNAAN
Proses Defekasi
• Defekasi merupakan pembuangan
sisa metabolisme berupa feses dan
flatus dari saluran pencernaan Terjadi
refleks:
Reflek defekasi instrinsik
Feses masuk rektum  distensi rektum
Eliminasi Alvi rangsangan  fleksus mesenterikus
gerakan peristaltik  tiba di anus
sfingter interna  relaksasi  defekasi
Reflek defekasi parasimpatis
Feses di rektum  merangsang saraf
rektum  diteruskan spinal cord 
dikembalikan ke colon desenden :
sigmoid, rektum  peristaltik sfingter
interna relaksasi defekasi.
Gangguan

Diare
– Frekuensi bab lebih dari 3x dalam sehari dan
konsistensi feses tidak berbentuk
– Etiologi : Iiritasi kolon menyebabkan sekresi
mukosa, feses encer dan tdk dpt menahan
keinginan bab
Konstipasi
Menurunnya frekuensi bab

Etiologi :
– Kebiasaan bab tidak teratur
– Diet yg tdk adekuat dan kurang cairan
– Meningkatnya stres fisiologis dan psikologis
– Kurangnya aktifitas
– Obat-obatan
– Usia
– Penyakit
– Laksatif yg berlebihan
3 tipe konstipasi :
– Rectal contipasition : retensi feses namun konsistensi
normal dan akibat perubahan biopsikososial
– Colonic constipation : feses yg keras dan kering akibat
terlambatnya pengeluaran feses
– Perceived constipation : feses yg keras sampai
dengan
• Karakteristik konstipasi :
menskonsumsi laksatif
– Menurunnya frekuensi bab
– Feses keras dan kering
– Nyeri saat bab
– Nyeri abdomen
Fecal impaction
Lanjutan konstipasi sehingga feses tidak
dapat dikeluarkan
• Etiologi:
– Kebiasaan defekasi yg buruk
– Obat-obatan
– Kondisi tubuh yg lemah dan tdk sadar
– Konstipasi berulang
– Pemeriksaan baium enema
– Usia lanjut ditunjang cairan kurang,
aktifitas menurun
• Gejala:
– Tidak bab
– Anoreksia dan vomiting
– Kembung
– Nyeri rektum
Flatulens

Penumpukan gas pada lumen intestinal, dinding


usus meregang, distensi, merasa penuh, nyeri
dan kram
» Etiologi :
• Obat penenang
• Anastesi umum
• Operasi abdominal
• Imobilisasi
Inkontinensia fekal

Tidak mampu mengontrol bab, encer dan


jumlah banyak
Hemoroid

Pembengkakan vena pd
dinding rektum (internal dan
external)
• Etiologi:
– Defekasi keras
– Kehamilan
– Gagal jantung
– Penyakit hati menahun
Usia
– Bayi, kontrol defekasi belum berkembang
– Manula, kontrol defekasi menurun
Diet & cairan
– Makanan berseratakan mempercepat defekasi
– Banyaknya makanan akan memperbanyak produksi eliminasi alvi
Aktifitas
Otot abdomen, pelvis dan diafragma serta peristaltik membantu dan
memudahkan defekasi
Faktor Yang Mempengaruhi Psikologis
Cemas, takut, marah dapat meningkatkan peristaltik
Pengobatan
Beberapa obat dapat menyebabkan diare dan konstipasi
Gaya hidup
Kebiasaan melatih pola bab, fasilitas dan kebiasaan menahan akan
dapat mempengaruhi pola bab
Diagnostik, penyakit dan anastesi
– Sebelum dilakukan prosedur diagnostik tertentu,klien dipuasakan
– Penyakit pencernaan menimbulkan diare dan konstipasi
– Anastesi memblok impuls parasimpatis
Nyeri
Pengalaman nyeri menurunkan keinginan bab
Kerusakan sensori motorik
Cedera spinal cord akan dapat menurunkan sensasi untuk defekasi
Karakteristik Fekal

Warna
» Normal
• Bayi :kuning
• Dewasa: coklat
» Abnormal : seperti tanah liat, hitam, pucat, orange
Bau
– Khas
Konsistensi
– Normal : padatan lunak
– Abnormal : keras dan kering, diare
Frekuensi
– Bersifat individual
– Bayi dengan ASI = 4-6 xsehari
– Bayi dengan PASI = 1-3 sehari
– Dewasa = 1-3 seminggu
Jumlah
– Tergantung jumlah makanan yang dikonsumsi
– 150gram/hari
Ukuran
– Tergantung diameter rektum
– 2,5 cm (dewasa)
Komposisi feses

Terdiri dari:
– ¼ bahan padat
• Bakteri mati 30%
• Bahan tdk dpt dicerma (selulosa)
30%
• Bahan anorganik (garam Ca) 10-
20%
• Sel mati 50-100%
• Leukosit
• Pigmen empedu
– ¾ air

Anda mungkin juga menyukai