Anda di halaman 1dari 13

Cost minimize analysis

Disusun oleh :
.......
2

LATAR BELAKANG
Farmakoekonomi  Studi yang Metode :
mengukur dan membandingkan antara 1. Cost Minimization Analysis
biaya dan hasil/konsekuensi dari suatu
pengobatan. 2. Cost Effectiveness Analysis
3. Cost Utility Analysis
Tujuan  Memberikan informasi yang 4. Cost Benefit Analysis
membantu para pembuat kebijakan
dalam menentukan pilihan atas
altenatif pengobatan yang tersedia
agar pelayanan kesehatan menjadi
lebih efisien dan ekonomis.
3

Cost Minimization
Analysis (CMA)
Teknik yang menentukan
intervensi mana yang lebih
murah biayanya berdasarkan
studi terdahulu, walaupun dari
segi efektivitas belum tentu
maksimal. Disebut juga analisis
biaya minimal.
4

Cost atau biaya yang digunakan dalam pelayanan kesehatan dimana terdapat
5 elemen yang mungkin berhubungan dengan biaya yang terjadi pada pelayanan
kesehatan yaitu:
1. Penggunaan sumber daya untuk dapat melakukan pengobatan.
Sebagai contoh: pada terapi yang menggunakan obat, maka aspek-aspek
yang terlibat adalah produksi obat, distribusi obat, waktu yang digunakan
untuk memproduksi obat tersebut, proses manajemen dan monitoring.
2. Sumber daya kesehatan yang digunakan untuk mengobati efek samping yang
terjadi akibat pengobatan yang dilakukan. 
3. Bila sakit yang akan timbul berhasil dicegah, sumber daya dalam hal ini biaya
yang berhasil disimpan atau dihemat haruslah dihitung. 
4. Biaya untuk proses diagnostik ataupun rujukan yang harus dilakukan
termasuk rekomendasi yang diberikan oleh farmasis termasuk hal yang harus
diperhitungkan. 
5. Hidup yang berhasil diperpanjang karena adanya terapi, biaya untuk
pelayanan kesehatan yang dikonsumsi selama perpanjangan hidup tersebut
termasuk yang juga harus diperhitungkan. Hidup yang berhasil diperpanjang
ini dikuantifikasikan dalam bentuk uang merupakan hal yang masih
5

Kegunaan
Jika dua terapi dianggap setara, maka hanya biaya
intervensi yang perlu dipertimbangkan

Keunggulan
Metode relatif mudah dan sederhana untuk
membandingkan alternative pengobatan selama
ekuivalen terapeutik dari alternative telah dibandingkan
Kelemahan
suatu kelemahan CMA yaitu terletak pada asumsi pengobatan
yang ekivalen, jika asumsi tidak benar maka tidak akurat dan
studi menjadi tidak bernilai. CMA terkadang tidak berfungsi
ditandai dengan adanya situasi yang jarang dimana CMA
merupakan metoda analisa yang cocok ketika terdapat sampel
pada harga dan dampak.
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 1, Maret 2013
  7
Analisis Minimalisasi Biaya Antibiotik Pasien Sepsis Salah Satu
 
Rumah Sakit Kota Bandung
 
Okky S. Purwanti1, Rano K. Sinuraya2, Ivan S. Pradipta1, Rizky Abdulah1
1
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia, 2Fakultas
Kedokteran, Universitas
Padjadjaran, Bandung, Indonesia
 
Abstrak
 
Terapi antibiotik empirik merupakan salah satu komponen penunjang
keberhasilan terapi sepsis, khususnya sepsis sumber infeksi pernapasan.
Ketidaktepatan pemilihan terapi antibiotik empirik akan me-nimbulkan
dampak buruk berupa munculnya resistensi bakteri terhadap antibiotik,
perawatan pasien menjadi lebih lama, kematian, biaya pengobatan menjadi
lebih mahal dan bagi rumah sakit akan menu-runkan kualitas pelayanan
rumah sakit bersangkutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kelompok kombinasi antibiotik empirik yang paling efisien secara biaya yang
digunakan pada pasien sepsis sumber infeksi pernapasan yang dirawat di
salah satu rumah sakit di Kota Bandung periode ta-hun 2010–2012.
8
Metode dan Hasil
Penelitian ini merupakan analisis Data penelitian meliputi:
observa-sional dengan pengambilan 1. Data karakteristik pasien meliputi
data secara retros-pektif. Pengambilan nomor rekam medis, jenis kelamin,
data dilakukan di bagian rekam medis, umur, dan kejadian sepsis. Data klinis
akuntansi, instalasi gizi dan instalasi pasien meliputi diagnosis sepsis sumber
farmasi rumah sakit tempat penelitian. infeksi pernapasan dan lama rawat
Populasi penelitian ini terdiri atas:  inap.
1. Populasi target adalah pasien dewasa 2. Data penggunaan antibiotik empirik
yang didiagnosis sepsis yang dirawat yang digunakan selama sepsis meliputi
inap. jenis dosis, interval pemberian dan cara
2. Populasi terjangkau adalah pasien pemberian.
dewasa rawat inap yang didiagnosis 3. Data mengenai biaya keseluruhan
sepsis sumber infeksi pernapasan meliputi biaya antibiotik selama sepsis,
yang mendapat terapi antibiotik alat kesehatan lain yang berhubungan
empirik seftazidim levofloksasin atau dengan antibiotik empirik selama
sefotaksim-eritromisin minimal tiga sepsis, biaya terapi penunjang, biaya
hari pada periode 2010–2012. laboratorium penunjang, biaya adverse
effect akibat penggunaan antibiotik,
9

▫ Dosis dan interval pemberian antibiotik empirik seftazidim-levofloksasin dan


kombinasi sefotaksim-eritromisin masih dibawah dosis maksimal masing-
masing obat. Sefotaksim diberikan 3 g/hari (dosis maksimal 12 g/hari) secara
parenteral dan seftazidim diberikan 3 g/hari (dosis maksimal 6 g/hari) secara
parenteral sedangkan levofloksasin diberikan 750 mg/hari secara peroral
atau parenteral dan eritromisin 2 g/hari secara peroral.
▫ Peresepan dosis yang masih berada dalam rentang dibawah dosis maksimal
masih diperbolehkan dan tidak termasuk kategori off-labeling drugs pada
terapi sepsis.
▫ Perhitungan Biaya dan Analisis Minimalisasi Biaya.
Data biaya seperti penggunaan antibiotik empirik, penunjang, tindakan, rawat
inap dan administrasi serta biaya total perawatan didapat dari perhitungan rata-
rata total biaya tersebut per pasien. Perhitungan biaya dilakukan dengan asumsi
tidak ada kenaikan harga dan penurunan daya beli pasien. Hasil perhitungan
biaya tercantum pada Tabel 1 dan 2.
10
11

Berdasarkan hasil penghitungan analisis


minimalisasi biaya, diperoleh bahwa rata-
rata total biaya perawatan per pasien
kelompok kombinasi antibiotik empirik
seftazidim-levofloksasin lebih rendah
dibandingkan dengan kombinasi sefotaksim-
eritromisin. Rata-rata total biaya perawatan
kombinasi seftazidim-levofloksasin per
pasien sebesar Rp 12.751.108,50 .
sedangkan sefotaksim-er-itromisin sebesar
Rp 21.641.678,02. Perbedaan rata-rata total
biaya perawatan tersebut dikarenakan
adanya perbedaan terapi penunjang dan
tindakan yang dibutuhkan oleh kelompok
kombinasi sefotaksim-eritromisin yaitu
transfusi trombosit dan tindakan Central
Venous Pressure (CVP) yang frekuensinya
lebih banyak dibandingkan pada pasien
12

Kesimpula
n  Cost Minimization Analysis (CMA)

▫ Cost Minimization Analysis digunakan untuk


membandingkan harga pelayanan kesehatan
yang lebih murah untuk digunakan namun
memberikan efek terapi yang sama dan
memberikan hasil yang optimal. Namun CMA
terkadang tidak berfungsi ditandai dengan
adanya situasi yang jarang dimana CMA
merupakan metoda analisa yang cocok ketika
terdapat sampel pada harga dan dampak.
13

THANKS!

Anda mungkin juga menyukai