diagnostik,
penatalaksanaan
Upaya perawatan, Tx
mempertahankan
hidup bagi pasien
gawat dg Efek samping di
peralatan canggih bidang moral & etik
kedokteran
Diagnosa mati → tidak statis,
tergantung Iptekdok, adanya
alat bantu nafas, alat pemacu
jantung sehingga jantung,
paru-paru masih tetap bekerja
walaupun telah terjadi
kematian klinis.
Peraturan Pemerintah No 18/1981 psl.1 ayat(9)
Keadaan insani yg diyakini oleh ahli kedokteran yg
berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan, dan atau
denyut jantung seseorang telah mati.
Fatwa PB IDI tentang Mati
No.:231/PB/A.4/07/1990 butir 4 :
Seseorang dinyatakan mati apabila :
Fungsi spontan pernafasan dan jantung telah berhenti
secara pasti/irreversible.
Bila terbukti telah terjadi kematian batang otak.
British Medical Journal, MAY 6, 2000 :
Mati adalah jika batang otak sudah tak berfungsi
Pasal 117 UU Kesehatan No 36 tahun
2009
Pasal 65
Ayat 1: transplantasi organ dan / atau jaringan
tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu dan dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
Ayat 2: pengambilan organ dan / atau jaringan
tubuh dari seorang donor harus
memperhatikan kesehatan pendonor yang
bersangkutan dan mendapat persetujuan dan
pendonor dan / atau ahli warisnya.
UU Kesehatan No. 36 tahun 2009
Pasal 67
Ayat 1: pengambilan dan pengiriman
spesimen atau bagian organ tubuh hanya
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan
serta dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan tertentu.
TRANSFUSI DARAH
UU Kesehatan No. 36 tahun 2009
Pasal 86
Ayat 1: pelayanan darah merupakan upaya pelayanan
kesehatan yang memanfaatkan darah manusia
sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan
tidak untuk tujuan komersial.
Ayat 2: darah diperoleh dari pendonor sukarela yang
sehar dan memenuhi kriteria seleksi pendonor dengan
mengutamakan kesehatan pendonor.
Ayat 3: darah dari pendonor darah sebelum digunakan
untuk pelayanan darah harus dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk mencegah penularan penyakit
Pasal 87
Ayat 1: penyelenggaraan donor darah dan
pengolahan darah dilakukan oleh Unit
Transfusi Darah.
Ayat 2: Unit Transfusi Darah
diselenggarakan oleh pemerintah, atau
organisasi sosial yang tugas pokok dan
fungsinya di bidang kepalangmerahan.
Pasal 88
Ayat 2: Pelaksanaan transfusi darah
dilakukan dengan menjaga keselamatan
dan kesehatan penerima darah dan tenaga
kesehatan dari penularan penyakit melalui
transfusi darah.
Pasal 90
Ayat 3: Darah dilarang diperjualbelikan
dengan dalih apapun.
Pasal 192
Setiap orang yang dengan sengaja
memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh
dengan dalih apapun dipidana penjara maksimal
10 tahun dan denda maksimal satu milyar
rupiah.
Pasal 195
setiap orang yang dengan sengaja
memperjualbelikan darah dengan dalih apapun
dipidana penjara maksimal 5 tahun dan denda
maksimal lima ratus juta rupiah.
a clone of an organism that genetically is
identical to another.
pasal 12 :
Kloning untuk kepentingan
komersial dan reproduksi
dilarang
Bayi Tabung
Bayi tabung I lahir 1978 di Inggris
Di Indonesia Jakarta, Bandung,
Surabaya dan kota-kota besar lain di
Indonesia
Syarat pada wanita yang telah
menikah dan tidak bisa hamil dengan
cara alami, sel telur dari wanita sendiri
dengan sperma dari suami (UU Kes
No.36 tahun 2009 pasal 127)
Masalah Hukum Bayi
Tabung
1. Pre-embrio yang tidak digunakan apakah
boleh dibuang
Inggris – melarang
Belanda – boleh dibuang karena belum
dianggap sebagai embrio (karena belum
nidasi dalam rahim) & ada persetujuan
dari ybs
Indonesia ~ Belanda
Australia – semua pre-embrio ditanam
dalam rahim ibu
2. Apakah pre-embrio boleh untuk penelitian:
- boleh (harus ada persetujuan)
- tidak boleh
3. Bolehkah pre-embrio dibekukan
Boleh tapi harus ada persetujuan ybs
4. Pre-embrio yang dibekukan, bolehkah
didonasikan kepada pasangan lain tidak
etis
5. Pre-embrio yang sudah nidasi apakah boleh
dibuang/dikurangi tidak boleh karena
dianggap abortus
Ibu Pengganti (Surrogate Mother)