10% butuh bantuan untuk bernapas; 1-5% butuh alat bantu napas seperti VTP
Sebelum Lahir: Intrauterine, saat lahir adaptasi di extrauterine. DI dalam kandungan bayi tenang2 saja, hangat, fungsi
organ belum optimal, salah satunya paru2 didalam intrauterine paru belum dipakai, gas exchange difungsikan oleh
plasenta. Paru2 hanya mengalami organogenesis dan syaratnya paru harus berisi cairan ketuban yang jernih, kalau
tercampur meconeum yang ditakutkan mengalami aspirasi. Kalau cairan ketuban berkurang bisa mempengaruhi paru2
bayi. Pada trimester 3, mulai ada hormon ibu yang tadinya cairan terproduksi jadi terserap, saat kontraksi ibu, cairan
mulai terdesak. Saat melewati pintu panggul seluruh cairan akan terserap dengan baik, sehingga paru mulai kempes.
Pada non-neonatus Ada sejumlah volume yang disisakan dalam paru agar tidak kolaps, pada neonatus tidak ada. Tarikan
napas pertama/ nangis pertama akan meningkatkan Functional residual capacity dan menurunkan tahanan paru, serta
oxygen content meningkat. Bayi bernapas dan Putusnya tali plasenta akan sebabkan tekanan sistemik meningkat yang
akan menutup ductus2 dan foramen yang ada (ductus arteriosus, foramen ovale).
Positive end expiration pressure tekanan di akhir ekspirasi agar paru tidak kolaps (Normal 2-3 cmH2O)
Bila paru kolaps, tidak ada usaha napas, pemberian PIP Prematur 20-25, NCB 25-30; PEEP diberikan 5 pada VTP (tekanan
positif saat ekspirasi dan inspirasi). Hanya VTP yang bisa berikan PEEP dan PIP.
VTP Diberikan pada bayi yang tidak punya usaha napas sama sekali
CPAP hanya ada PEEP saja (Tekanan secara kontinyu di jalan napas), tekanannya kecil dan saat ekspirasi saja. Yang dapat
PEEP saja hanya pada bayi yang sudah ada PIP yakni yang sudah bernapas, di gambar yang nomor 3. Sudah ada usaha
napas tapi ada distress napas (Takipneu, retraksi, grunting, napas cuping hidung)
Resiko hipotermia besar pada bayi <2500g. kalau dibawah 2500 gram boleh dibungkus plastik, tapi kalau <1500g wajib
plastik. Saat diplastikin jangan dikeringkan dulu kecuali daerah muka, karena kulit belum matang belum ada stratum
korneum sehingga penguapan lebih besar (Insensible water loss lebih besar), air ketuban yang nempel biarkan agar
humidifikasi dan kehilangan panas lebih terkontrol. Lap Muka dan kepala aja
Tidak napas/Megap2 bertikan VTP. Kalau bernapas spontan lihat ada distress napas atau tidak, kalau ada distress napas
berikan CPAP karena bayi sudah bisa bernapas ada PIP, tapi paru masih ½ ukurannya, yang diperlukan PEEP saja agar paru
tidak kolaps. Kalau tidak distress bisa langsung IMD
BMS = BVM (Bag Valve Mask)
BTMS harus disambungkan dengan gas agar mengembang. Nama Lain jackson reese
T-piece resusicator banyak merek.
Yang direkomendasikan untuk bayi adalah BMS dan T-Piece
BTMS tidak boleh karena butuh waktu yang agak lama agar balon mengembang, sehingga tidak dianjurkan
Harus dipastikan lengkap, ada katup PEEP yang ada tulisan 5cmH2O. Kalau tidak ada Katup PEEP hanya memberikan PIP
Pada alat ini bisa memberikan PIP 35-40, sehingga mencetnya harus kira2 sesuai kebutuhan. Kebutuhan pada neonatus
hanya 20-25, NCB 25-30
Hati2 karena bila tidak ada reservoir hanya 40% oksigen, kalau pake reservoir bisa sampai 100%. Tapi pada resusitasi bayi
tidak perlu pakai selang O2 tidak apa2 dengan FiO2 21%
Neopuff cukup irama satu lepas lepas dst, tinggal buka tutup katup. Resusitasi ini diberikan 30 detik biasanya
Kalau tekanan berlebihan bisa pneumothorax
Rumus 1,2,3. Bayi Berat 1-2 kg pakai ukuran 3.0
Pakai ETT Tanpa Cuff
Sampe ketemu valekula, sampai kedalaman BB+6cm sejajar bibir atau sedalam pita suara, kalau ada uap2 moist berarti
dah masuk
PEEP pada CPAP pakai 7 cmH2O, dengan T Piece Resusitator, kalau terbatas bisa pakai BTMS
BMS tidak bisa dipakai untuk PEEP
Bila Setelah PEEP Naik 8cmH2O pertimbangkan alternatif jalan napas dengan VTP atau intubasi
Pada BVM agar FiO2 naik bisa dengan hubungkan Oksigen jadi 40%, kalau dihubungkan dengan reservoir jadi 100%
Y connecotr sambungkan ke Tpiece, jackson reece. Cara mencampur dengan rumus 8, kelipatan penambahan selalu 8.
Misal mau 21%, oksigen 21% (gas medis) putar 8, oksigen 0. Kalau misal mau 30% maka oksigen 21% putar 7, oksigen
100% naikin jadi 1. Setiap naikin oksigen 100% 1 level, akan naikan FiO2 10%
Oksigen 100% (Oksigen murni) merupakan radikal bebas bisa sebabkan buta, bahkan bisa reaktivitas sumsum tulang atau
anemia
Kalau sudah CPAP, lalu evaluasi apakah retraksi, takipneu perbaikan atau tidak, Lalu SRIBTA, kalau saturasi tidak sesuai
target, naikan FiO2 sampai 40%. Kalau misal tekanan sudah 8, FiO2 sudah 40%, sudah persiapan Intubasi
VTP dilakukan 30 detik. Selama 30 detik juga lihat VTP Efektif, kalau misal HR tidak semakin naik bahkan dibawha 60,
pertimbangkan kompresi dada
Syarat kompresi dada harus sudah intubasi. Kalau sudah kompresi dada, FiO2 wajib dinaikan jadi 100% karena oksigenasi
ke arterikoroner sudah tidak sampai.
Kalau sudah VTp tidak tercapai VTP efektif, dan HR Rendah dibawah 60 siap2 kompresi dada selama 60 detik
Setelah 60 detik evaluasi lagi, kalau >60x HR nya, kompresi dihentikan dan lanjut VTP aja. Kalau HR masih <60 bisa masuk
obat seperti epinefrin
Teknik yang lebih baik adalah 2 ibu jari. Kedalaman 1/3 anteroposterio, 1 jari dibawah garis puting, 3:1 dan naikan FiO2
jadi 100%.
Posisi awalnya di kanan, tapi kalau yang pasang akses umbilikal datang, geser ke atas kepala
Akses umbilikal bila tidak terseda bisa bisa pakai NGT Feeding Tube 5Fr, yang dimasukan yang bulatan lebih besar.
Dipasang 4-6 cm
Epinefrin pakai sediaan 1:10.000. tapi di Indonesia hanya tersedia yang 1:1000 sehingga perlu diencaerkan dengan cara
Ambil 1 cc epinefrin lalu campur dengan 9 cc NaCl 0,9%. Dosis: 0,2cc/kgBB. Kalau sudah diberikan epinefrin, lalu bilas
akses umbilical dengan bolus 3cc NaCl. Boleh diulang dalam 3-5 menit lagi
Kalau misal gaada akses umbilikal, bisa dengan via ETT dengan dosis 1cc/kgBB dari cairan epinefrin yang kita encerkan.
Kalau belum membaik juga bisa berikan. NaCl 0,9% 10ml/kg BB selama 5-5 menit
Stop resusitasi bila sudah 20 menit atau sudah ada lebam mayat
BILA MAU RUJUK
Dipotong bagian atasnya
Loading maximal 2kali, kalau masih jelek darah merah