Anda di halaman 1dari 15

3.

1 SPO Resusitasi Neonatus

RESUSITASI NEONATUS
RS Marsudi
Waluyo
No. Dokumen No Revisi Halaman
RSMW/....../A.1/0../../202.. 0 1 dari 6
Ditetapkan Oleh:
Direktur
SPO Tanggal Terbit

Dr. Kristiwi Hanggriyani, MARS


PENGERTIAN Resusitasi bayi baru lahir adalah prosedur yang diaplikasikan pada BBL yang tidak
dapat bernafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir.
TUJUAN 1. Memberikan ventilasi yang adekuat.
2. Membatasi kerusakan pada cerebri.
3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen
pada otak, jantung, dan alat vital lainnya.
KEBIJAKAN Dilakukan pada bayi baru lahir yang mengalami permasalahan pada pernafasan.
PROSEDUR Persiapan Alat
a. Peralatan yang dibutuhkan untuk respirasi, yaitu:
1. Stetoskop.
2. Leads dan monitor kardiorespirasi.
3. Pulse oxymetri.
4. Sungkup wajah dengan berbagai ukuruan bayi aterm dan bayi prematur.
5. Alat ventilasi tekanan positif dan pipa yang disambung dengan sumber
oksigen, serta blender oksigen.
6. Manometer.
7. Pipa endotrakeal (ETT) dengan ukuran 2.5, 3.0, dan 3.5.
8. Laringoskop dengan ukuran 0,1, dan 0,0 disertai dengan lampu dan batrai
cadangan.
9. Detektor karbondioksida atau kapnograf.
10.Stilet untuk ETT.
11.Laryngeal Mask Airway (LMA) ukuran 1.
b. Peralatan yang dibutuhkan untuk suction, yaitu:
1. Balon penghisap.
2. Suction mekanik dengan tekanan 80-100 mmHg.
3. Kateter suction ukuran 10F dan 12F.
4. Selang suction dan wadah (canister).
5. Pipa nasogastric ukuran 8F.
6. Aspirator meconium.
c. Peralatan yang dibutuhkan dalam pemberian cairan, yaitu:
1. Kateter IV ukuran 22G dan 24G.
2. Plester dan kassa.
3. Dextrose 10%.
4. Konektor-T.

1
5. Semprit dengan berbagai variasi ukuran (1-20 cc).
d. Peralatan lainnya, yaitu:
1. Epinefrin 1:10.000 atau 0.1 mg/ml.
2. Kateter umbilical ukuran 2.5F dan 5F.
3. Peralatan steril seperti sarung tangan, scalpel, hemostat, dan forceps.
4. Penghangat bayi (Radiant Warmer).
5. Selimut bayi.

Persiapan Pasien:
1. Lakukan tindakan dengan 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun).
2. Cuci tangan 6 langkah.
3. Identifikasi pasien.
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
5. Buat persetujuan atau informed consent.

Persiapan Lingkungan:
Ciptakan lingkungan yang hangat, nyaman, dan aman.

Pelaksanaan Prosedur Resusitasi Neonatus:


1. Cuci tangan 6 langkah.
2. Nilai bayi baru lahir tidak kurang dari 60 detik.
Penilaian awal adalah komponen penting dalam tindakan resusitasi neonatus.
Bila bayi baru lahir nyalakan alat penghitung waktu/APGAR Score pada Infant
Warmer. Terdapat 3 komponen penting dalam penilaian awal, yaitu:
a. Usia gestasi: apakah bayi aterm atau bukan?
b. Tonus otot: apakah bayi memiliki tonus otot yang baik?
c. Menangis atau bernafas: apakah bayi menangis atau bernafas setelah lahir.
Jika, semua jawaban dari 3 pertanyaan diatas adalah “tidak”, maka bayi dapat
tetap bersama ibu untuk dilakukan inisiasi menyusui dini dan menjalani
perawatan rutin. Perawatan rutin yang diberikan pada bayi dengan kondisi
tersebut, antara lain pengeringan, termoregulasi, penilaian warna kulit, dan
pembersihan jalan nafas bila diperlukan. Observasi terkait aktivitas, nafas, dan
warna kulit tetap dilakukan secara berkala.
3. Apabila jawaban “ya”, maka petugas kesehatan memutuskan untuk melakukan
tindakan resusitasi. Tindakan resusitasi pada neonatus harus dibagi tim yang
dilakukan oleh 3 orang sebagai airway-breathing, circulation, obat & alat.
Tindakan harus dilakukan dengan urut dan melihat respons bayi.
4. Tahap awal lakukan HAIKAP
- Menjaga bayi agar tetap hangat.
- Menghisap lendir bayi.
- Mengeringkan bayi (dengan sedikit tekanan) gosok muka, dada, perut,
punggung, dan telapak kaki bayi sebagai rangsangan taktil.
- Mengatur ulang posisi bayi.
- Menilai kondisi bayi, bila bayi bernafas normal.
5. Nilai usaha nafas & LDJ dengan memasang monitor SpO 2 preduktal pada lengan
sebelah kanan. Lalu, dapat dinilai bayi nafas spontan LDJ ≥100/menit atau APNEA
LDJ <100/menit.
6. Bila HAIKAP gagal, APNEA, dan LDJ <100/menit.

2
7. Lakukan VTP tahap I secara efektif dengan frekuensi 20-30x selama 30 detik
dengan cara (pompa, lepas, pompa, lepas) sampai LDJ ≥100/menit dengan
melihat pengembangan dada.

Bila tidak ada pengembangan dada koreksi SRIBTA, dengan cara:


- S (Sungkup): Ukuran sungkup harus sesuai dengan bayi yang akan ditolong
dan perlekatan antara sungkup dan bayi harus menutupi hidung dan mulut.
- R (Reposisi Kepala): Posisi kepala bayi harus semiekstensi dan pastikan
airway atau jalan nafas terbuka.
- I (Isap Lendir): Bila ada lendir pada mulut lakukan suction.
- B (Buka Mulut): Mulut bayi harus selalu terbuka.
- T (Tekanan): Selalu meilhat tekanan yang diberikan melalui manometer 30/5.
- A (Alternatif Jalan Nafas): Perlu dilakukan intubasi.

8. Bila VTP tahap I gagal, hitung denyut nadi pada bayi (kurang dari <60x/menit)
lakukan VTP ke II + Kompresi Dada (1:3) selama 60 detik (1 menit), dengan cara:
- Kompresi dada diperlukan 3 orang. Pelaksana VTP → Posisi di kepala bayi,
menempatkan sungkup pada wajah secara efektif dan memantau pergerakan
dada. Pelaksana kompresi → Menilai pengembangan dada dan menempatkan
posisi tangan dengan benar. Pelaksana Obat → Pasang akses intravena (beri
adrenalin dan NaCl 0,9% sesuai dengan indikasi) dan pasang OGT.
- Letakkan kedua ibu jari pada garis sternum (1/3 bagian distal), kedua tangan
melingkari dada, dan jari-jari tangan menopang pada punggung bayi. Atau
dengan cara telunjuk dan jari tengah tegak lurus pada garis sternum (1/3
bagian distal)
- Lakukan penekanan ± 1/3 diameter anterior-posterior dada.
- Setelah mengetahui posisinya lakukan VTP + Kompresi Dada selama 60 detik.
- 1 siklus: 3 kompresi dan 1 ventilasi dalam 2 detik (3:1).
- Satu, dua, tiga → Pompa.

3
9. Nilai usaha nafas & LDJ kembali dengan melihat monitor SpO 2 preduktal pada
lengan sebelah kanan. Lalu, dapat dinilai bayi nafas spontan LDJ ≥100/menit atau
APNEA LDJ <100/menit.
10.Bila, bayi dapat bernafas secara spontan dan LDJ ≥100/menit tetapi bayi tidak
ada retraksi dada, merintih, atau takipnea.
11.Bayi dipasang CPAP.
12.Sesuai terget SpO2, tekanan yang diberikan PEEP 7 cmH 2O dengan FiO2.
13.Evaluasi bila tetap tidak ada retraksi dada, merintih, dan takipnea.
14.Gagal CPAP diberikan tekanan PEEP 8 cmH 2O masih dengan distress nafas berat
dan SpO2 tidak tercapai dengan FiO2>40%.
15.Evaluasi kembali untuk dilakukan VTP atau Intubasi.
16.Perawatan pasca resusitasi.
17.Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan.

4
ALUR
RESUSITASI KONSELING ANTENATAL, PEMBAGIAN TUGAS TIM & PERSIAPAN ALAT
NEONATUS
Usia Target
SpO2 BAYI LAHIR RAWAT
Preduktal BERSAMA
(Nyalakan alat penghitung IBU
1 menit 60-65% waktu/APGAR)
2 menit 65-70% 1. Inisiasi
3 menit 70-75% PREMATUR? menyusui
4 menit 75-80% dini -> Jaga
BERNAFAS kesehatan
5 menit 80-85%
IREGULER/MENANGIS dan nafas.
10 menit 85-95%
LEMAH? 2. Pantau
>15 menit 90-95%
nafas, LDJ,
TONUS OTOT LEMAH? SpO2

Oksigen
Aliran Bebas

(Pertimbangkan
CPAP, jika
prematur)

Bila tidak
ada
perbaikan
pertimban
gkan
penyakit
jantung
kongenital

Retraksi,
merintih, atau
takipnea

Gagal CPAP

Tekanan PEEP 8 cmH2O


masih dengan distres nafas
berat, SpO2 tidaktercapai
dengan FiO2>40%

5
LDJ tetap <60/menit, pneumothoraks?

* UG <32 minggu atau BL <1500 g:


Langsung dibungkus plastik tanpa dikeringkan terlebih dahulu kecuali wajah, kemudian
dipasang topi.
** Penggunaan FiO2
≥35 minggu: 21%
<35 minggu: 21-30%
CPAP: Continuous Positive Airway Preasure
LDJ: Laju Denyut Jantung
LMA: Laryngeal Mask Airway
OGT: Orogastric Tube
SRIBTA: Sungkup, Reposisi kepala, Isap lendir, Buka mulut, Tekanan, Alternatif jalan nafas
TPAE: Tekanan Puncak Akhir Ekspirasi
VTP: Ventilasi Tekanan Positif

Mengevaluasi dan Dokumentasi Perkembangan Pasien:


1. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien.
2. Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan sudah selesai.
3. Dokumentasikan tindakan.

Merapikan Pasien dan Membereskan Alat:


1. Rapikan pasien dengan posisi yang nyaman.
2. Bereskan alat-alat yang sudah digunakan.
3. Cuci tangan 6 langkah setelah tindakan.
UNIT IGD
TERKAIT NICU
Poli Klinik Anak
Ruang Anak

6
3.2 SPO Pengukuran Antropometri pada Bayi

PENGUKURUAN ANTROPOMETRI
PADA BAYI
RS Marsudi
Waluyo
No. Dokumen No Revisi Halaman
RSMW/....../A.1/0../../202.. 0 1 dari 2
Ditetapkan Oleh:
Direktur
SPO Tanggal Terbit

Dr. Kristiwi Hanggriyani, MARS


PENGERTIAN Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik bayi.
TUJUAN Sebagai acuan untuk mengetahui ukuran fisik bayi guna untuk menilai tingkat
perkembangan bayi.
KEBIJAKAN 1. Setiap bayi baru lahir harus ditimbang terlebih dahulu, mengukur panjang
badan, mengukur lingkar kepala, mengukur lingkar dada, dan mengukur
lingkar lengan atas.
2. Pengukuruan antropometri pada bayi harus dilakukan setelah bayi lahir.
PROSEDUR Setelah bayi lahir, bayi dilakukan stabilisasi kemudian dilakukan pengukuran
antropometri. Petugas akan melakukan persiapan pengukuran antropometri
pada bayi.

Persiapan Alat:
1. Timbangan bayi.
2. Meteran siku.
3. Pita pengukur.

Persiapan Pasien:
1. Lakukan tindakan dengan 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun).
2. Cuci tangan 6 langkah.
3. Identifikasi pasien.
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
5. Buat persetujuan atau informed consent.

Persiapan Lingkungan:
Ciptakan lingkungan yang hangat, nyaman, dan aman.

Pelaksanaan Prosedur Pengukuran Berat Badan Bayi:


1. Cuci tangan 6 langkah.
2. Cek timbangan bayi dan pastikan jarum di angka 0.
3. Letakkan timbangan pada meja yang datar, rata, dan keras.
4. Jangan beri pengalas atau kain pada timbangan.

7
5. Lepaskan semua pakaian bayi.
6. Tidurkan bayi pada timbangan.
7. Ketika menimbang bayi tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak
menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
8. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum petunjuk pada timbangan.
9. Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan.
10.Selanjutnya, dokumentasikan hasil penimbangan pada catatan medis bayi.

Pelaksanaan Prosedur Pengukuran Panjang Badan Bayi:


1. Cuci tangan 6 langkah.
2. Cek meteran siku pastikan dalam kondisi baik dan dari angka 0.
3. Pastikan meja datar, keras, dan rata.
4. Lakukan oleh 2 orang atau 3 orang.
- Baringkan bayi terlentang tanpa batal (supinasi).
- Luruskan lutut sampai menempel pada meja.
- Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki
tegak lurus dengan pita ukur).
- Lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

5. Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan.

Pelaksanaan Pengukuran Lingkar Kepala Bayi:


1. Cuci tangan 6 langkah.
2. Lingkarkan pita pengukur pada daerah frontalis atau supra orbitas bagian
anterior menuju oksiput pada bagian posterior.

3. Tentukan hasilnya.
4. Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan.

Pelaksanaan Pengukuran Lingkar Dada Bayi:


1. Cuci tangan 6 langkah.
2. Baringkan bayi dalam keadaan telanjang dada.

8
3. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada pada saat bernafas biasa (mid
respirasi) pada tulang xifoidius (insicura subternalis).

4. Kemudian tentukan hasilnya.


5. Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan.

Pelaksanaan Pengukuran Lingkar Lengan Atas Bayi:


1. Cuci tangan 6 langkah.
2. Lingkarkan pita pengukur pada lengan kiri bayi, yaitu pertengahan pangkal
lengan dan siku.

3. Hindari penekanan pada lengan.


4. Kemudian tentukan hasilnya.
5. Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan.

Mengevaluasi dan Dokumentasi Perkembangan Pasien:


1. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien.
2. Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan sudah selesai.
3. Dokumentasikan tindakan.

Merapikan Pasien dan Membereskan Alat:


1. Rapikan pasien dengan posisi yang nyaman.
2. Bereskan alat-alat yang sudah digunakan.
3. Cuci tangan 6 langkah setelah tindakan.
UNIT TERKAIT IGD
NICU
Poli Klinik Anak
Ruang Anak

9
3.3 SPO Menimbang Berat Badan Bayi

MENIMBANG BERAT BADAN BAYI


RS Marsudi
Waluyo
No. Dokumen No Revisi Halaman
RSMW/....../A.1/0../../202.. 0 1 dari 2
Ditetapkan Oleh:
Direktur
SPO Tanggal Terbit

Dr. Kristiwi Hanggriyani, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengetahui berat badan bayi.
TUJUAN Mengetahui berat badan bayi untuk menentukan tindakan selanjutnya yang
diperlukan.
KEBIJAKAN 1. Setiap bayi baru lahir atau bayi yang akan masuk ruang perawatan harus
ditimbang terlebih dahulu.
2. Menimbang bayi harus dilakukan setiap hari selama bayi di rawat inap.
PROSEDUR Persiapan Alat:
1. Timbangan bayi.
2. Rekam medis dan catatan berat badan pasien.
3. Alat tulis.

Persiapan Pasien:
1. Lakukan tindakan dengan 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun).
2. Cuci tangan 6 langkah.
3. Identifikasi pasien.
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
5. Buat persetujuan atau informed consent.
6. Buka pakaian bayi seluruhnya.
7. Bayi dibaringkan ke timbangan dalam posisi telentang dan tanpa alas.

Persiapan Lingkungan:
Ciptakan lingkungan yang hangat, nyaman, dan aman.

Pelaksanaan Prosedur:
1. Cuci tangan 6 langkah.
2. Mempersiapkan timbangan (timbangan jangan diberi alas atau kain).

10
3. Pastikan bahwa jarum petunjuk pada timbangan menunjukkan angka 0.
4. Buka pakaian bayi seluruhnya.
5. Baringkan bayi diatas timbangan dalam posisi telentang.
6. Baca angka yang ditunjukkan jarum pada timbangan.
7. Angkat bayi dan pakaikan kembali pakaiannya.
8. Bereskan alat-alat bekas pakai.
9. Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan.
10.Catat berat badan bayi pada status rekam medis dan buku catatan berat
badan.

Mengevaluasi dan Dokumentasi Perkembangan Pasien:


1. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien.
2. Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan sudah selesai.
3. Dokumentasikan tindakan.

Merapikan Pasien dan Membereskan Alat:


1. Rapikan pasien dengan posisi yang nyaman.
2. Bereskan alat-alat yang sudah digunakan.
3. Cuci tangan 6 langkah setelah tindakan.
UNIT TERKAIT IGD
NICU
Poli Klinik Anak
Ruang Anak

11
3.3 SPO Pemakaian Pemancar Panas (Infant Warmer)

PEMAKAIAN PEMANCAR PANAS


(INFANT WARMER)
RS Marsudi
Waluyo
No. Dokumen No Revisi Halaman
RSMW/....../A.1/0../../202.. 0 1 dari 2
Ditetapkan Oleh:
Direktur
SPO Tanggal Terbit

Dr. Kristiwi Hanggriyani, MARS


PENGERTIAN Pemancar panas (Infant Warmer) merupakan salah satu alat untuk
menghangatkan bayi dan mempertahankan suhu tubuh bayi. Terutama
ditujukan pada bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, bayi sakit, dan
juga dapat digunakan sebagai pemeriksaan awal bayi selama dilakukan
tindakan.
TUJUAN Sebagai acuan untuk menghangatkan bayi dan mempertahankan suhu tubuh
bayi agar tetap berkisar pada suhu normal dengan pemancar panas (Infant
Warmer) agar tidak terjadi hipotermi.
KEBIJAKAN 1. Infant Warmer digunakan untuk menghangatkan bayi dapat dioperasikan
oleh tenaga kesehatan sesuai prosedur yang telah ditentukan.
2. Tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar agar tidak menambah
resiko hipotermi pada bayi.
PROSEDUR Persiapan Alat:
1. Infant Warmer set.
2. Temperature set.
3. Skin probe.

Persiapan Pasien:
1. Lakukan tindakan dengan 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun).
2. Cuci tangan 6 langkah.
3. Identifikasi pasien.
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
5. Buat persetujuan atau informed consent.
6. Letakkan bayi pada infant warmer.

Persiapan Lingkungan:
Ciptakan lingkungan yang hangat, nyaman, dan aman.

Pelaksanaan Prosedur:
1. Cuci tangan 6 langkah.
2. Bersihkan matras dan alas, tutup alas dengan kain bersih sebelum bayi
diletakkan dibawah pemancar panas.
3. Pasang jek pada pusat listrik.
4. Infant warmer dihidupkan dengan menekan tombol On.

12
5. Setting Pre Warm selama 30 menit minimal sebelum bayi lahir atau sebelum
diletakkan pada infant warmer.
6. Atur suhu sesuai dengan petunjuk (antara 36-37 0C).
7. Letakkan bayi pada infant warmer hanya menggunakan popok atau
pampers tanpa selimut.
8. Dipasang skinproof pada perut kanan atas (diatas hepar).
9. Observasi secara berkala keadaan umum bayi.
10.Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan.

Mengevaluasi dan Dokumentasi Perkembangan Pasien:


1. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien.
2. Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan sudah selesai.
3. Dokumentasikan tindakan.

Merapikan Pasien dan Membereskan Alat:


1. Rapikan pasien dengan posisi yang nyaman.
2. Bereskan alat-alat yang sudah digunakan.
3. Cuci tangan 6 langkah setelah tindakan.
UNIT TERKAIT IGD
NICU
Kamar Operasi

13
3.4 SPO Pemakaian Inkubator

PEMAKAIAN INKUBATOR
RS Marsudi
Waluyo
No. Dokumen No Revisi Halaman
RSMW/....../A.1/0../../202.. 0 1 dari 2
Ditetapkan Oleh:
Direktur
SPO Tanggal Terbit

Dr. Kristiwi Hanggriyani, MARS


PENGERTIAN Inkubator adalah wadah tertutup dengan cara memberikan suhu dan
kelembaban yang stabil dapat digunakan pada bayi premature, bayi sakit, dan
BBLR.
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya hipotermi pada bayi premature.
2. Penghangatan berkelanjutan dari metode kanguru.
3. Untuk bayi sakit yang kondisinya tidak stabil.
KEBIJAKAN 1. Inkubator digunakan untuk menghangatkan bayi dapat dioperasikan oleh
tenaga kesehatan sesuai prosedur yang telah ditentukan.
2. Tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar agar suhu tubuh bayi
dapat stabil.
PROSEDUR Persiapan Alat:
1. Inkubator dalam keadaan siap dan layak pakai.
2. Cek alat dalam keadaan bersih.
3. Isi air matang atau aquadest pada humidifier oksigen untuk kelembaban.
4. Cek kabel skin probe.
5. Pastikan tabel setting inkubator berfungsi dengan baik.

Persiapan Pasien:
1. Lakukan tindakan dengan 5 S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun).
2. Cuci tangan 6 langkah.
3. Identifikasi pasien.
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
5. Buat persetujuan atau informed consent.
6. Atur posisi tidur bayi.
7. Pasang nesting (untuk memberi posisi nyaman pada bayi).

Persiapan Lingkungan:
Ciptakan lingkungan yang hangat, nyaman, dan aman.

Pelaksanaan Prosedur:
1. Cuci tangan 6 langkah.
2. Pastikan bahwa inkubator dalam keadaan steril atau bersih.
3. Isi air pada humidifier untuk kelembapan dengan air matang atau aquades
sebatas garis pada penutupnya.
4. Pasang jet pada pusat listrik.

14
5. Incubator dihidupkan dengan menekan tombol On.
6. Tunggu sampai muncul tulisan “scala” angka yang akan diprogram.
7. Setting pengatur suhu (panah naik atau turun) sesuai kebutuhan bayi
berdasarkan tabel.
BB/Suhu 350 340 330 320
<1500 gr 1-10 hari 11 hari-3 3-5 minggu >5 minggu
minggu
1500-2000 gr 1-10 hari 11 hari-4 >4 minggu
minggu
2100-2500 1-2 hari 3 hari-3 >3 minggu
minggu
>2500 1.2 hari >2 hari
8. Tunggu sampai suhu lingkungan ruang incubator hangat selama 15-20
menit.
9. Setelah incubator siap pakai, masukkan bayi pelan-pelan kedalam incubator
dengan menggunakan popok saja.
10.Pasang skin probe di perut sebelah kanan.
11.Beri oksigen sesuai dengan kebutuhan bayi.
12.Observasi secara berkala keadaan umum bayi dan suhu ruangan inkubator.
13.Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan.

Mengevaluasi dan Dokumentasi Perkembangan Pasien:


1. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien.
2. Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan sudah selesai.
3. Dokumentasikan tindakan.

Merapikan Pasien dan Membereskan Alat:


1. Rapikan pasien dengan posisi yang nyaman.
2. Bereskan alat-alat yang sudah digunakan.
3. Cuci tangan 6 langkah setelah tindakan.
UNIT TERKAIT IGD
NICU
Ruang Anak

15

Anda mungkin juga menyukai