Anda di halaman 1dari 4

RESUSITASI ASFIKSIA

No.Dokumen :

SOP No Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
Tanda Tangan Kepala Puskesmas
UPTD
PUSKESMAS
Dodi Supriadi, SKM., MSi
PUSPAHIANG
NIP. 196803231988031006
1. Pengertian Resusitasi asfiksia adalah serangkaian upaya sistematis dan terkoordinir
untuk mengembalikan usaha bernapas dan sirkulasi bayi baru lahir.
Resusitasi asfiksia adalah serangkaian upaya sistematis dan terkoordinir
untuk mengembalikan usaha bernapas dan sirkulasi bayi baru lahir.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
penanganan asfiksia pada bayi baru lahir sehingga terhindar dari
kematian ataupun cacat menetap.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Puspahiang No: ..... tentang
Penyusunan Standar Operasional Penatalaksanaan Kasus
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal dalam Upaya Penyeragaman
Prosedur di UPTD Puskesmas Puspahiang

4. Referensi Modul Pelatihan : Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan


Neonatal Bagi Dokter Umum. Bidan, dan Perawat di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer, Kementrian Kesehatan Tahun 2018.

5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan konseling antenatal, persiapan alat, dan


Langkah- pembagian tugas dalam tim.
langkah 2. Petugas menyalakan infant wamer (15-20 menit sebelum bati lahir)
3. Petugas menilai usaha bernapas/menangis dan tonus otot bayi
baru lahir
4. Petugas melakukan tindakan lanjutan bila penilaian pada langkah 2
bayi tidak bernapas/tidak menangis dan tonus otot lemah, sebagai
berikut :
a. Petugas melakukan pemotongan tali pusat.
b. Petugas membawa bayi ke meja resusitasi.
c. Petugas menyalakan timer.
5. Petugas melakukan langkah awal sebagai berikut dalam 30 detik :
a. Memastikan bayi dalam posisi hangat

1
b. Memasang ganjal pada bahu bayi agar bayi pada posisi semi-
ekstensi.
c. Melakukan hisap lendir pada mulut dan hidung dengan bili dan
bila bayi lahir disertai keluar ketuban mekoneal, petugas harus
melakukan suction adekuat untuk menghisap cairan mekoneal
pada jalan lahir bayi.
d. Melakukan pengeringan bayi dari mulai kepala, wajah, leher,
badan, kaki, dan punggung sekaligus sebagai rangsang taktil.
e. Khusus bayi yang berat badannya < 1500 gram atau usia gestasi
< 32 mg, langsung dibungkus plastik bening tanpa dikeringkan.
f. Memasangkan topi dan mengganti kain yang basah dengan yang
kering.
g. Mengatur ulang posisi semi ekstensi.
h. Melakukan penilaian ulang (usaha bernapas/menangis dan laju
denyut jantung cara menggunakan stetoskop ditempel pada dada
bayi arah jantung dengan melihat waktu/timer selama 6 detik
kemudain hasil hitungan denyut nadi dikali 10)
6. Petugas melakukan Ventilasi Tekanan Positif (VTP) bila tidak ada
usaha napas/menangis dengan laju denyut jantung (LDJ) < 100 x/m
dengan ketentuan VTP dilakukan 15 detik setelah itu dilakukan
evaluasi sebagai berikut :
a. Bila dada mengembang lanjutkan VTP 15 detik lagi (total 30
detik)
b. Bila dada tidak mengembang lakukan evaluasi SR BITA yaitu:
Evaluasi sungkup, reposisi, buka mulut, isap lendir, tambah
tekanan (PIP) bila ada, dan pikirkan alternatif alat bantu napas
lainnya.
c. Setelah 30 detik lakukan penilaian ulang (usaha
bernapas/menangis dan denyut nadi)
7. Petugas melakukan kegiatan berikut dari hasil evaluasi poin 6.c:
a. Bila LDJ 60-99 x/m lakukan VTP dengan evaluasi ventilasi
b. Bila < 60 lakukan resusitasi jantung paru sebagai berikut :
1) Sebaiknya dilakukan intubasi
2) Kompresi dilakukan pada sternum dibawah garis intermamilari
dengan tehnik pijatan oleh kedua ibu jari dan jari-jari lain
melingkari badan bayi deengan kedalaman 1/3 antero-
posterior badan daerah dada bayi.
3) Ambubag tersambung dengan oksigen 100%

2
4) Perbandingan kompresi dan VTP ialah 3 : 1
5) Resusitasi jantung paru dilakukan 60 detik.
6) Bila telah selesai 60 detik, dan LDJ < 60 pikirkan pemberian
cairan dan obat-obatan
c. Bila LDJ ≥ 100 x/m lakukan tindakan berikut :
1) Bila tidak ada distres nafas atau sianosis lakukan perawatan
rutin.
2) Bila terjadi distres nafas yang ditandai tachipneu/napas
cepat, retraksi, merintih lakukan pemasangan CPAP (bila
ada) bila tidak lakukan rujukan dengan oksigenasi dan
stabilisasi (STABLE).
3) Bila terjadi sianosis berikan terapi oksigen ½ liter/menit, bila
sianosis tidak ada perbaikan lakukan rujukan dengan prinsip
STABLE (LIHAT SOP STABLE).
8. Selama resusitasi petugas sebaiknya memasang probe temperatur
yang ada pada instrumen infant warmer.
9. Petugas menghentikan proses resusitasi bila :
a. Resusitasi telah berlangsung 20 menit dan tidak ada respon klinis
b. Petugas kelelahan
c. Terdapat petugas lain yang lebih kompeten
d. Rencana penghentian resusitasi harus disertai konseling kepada
keluarga.

6. Diagram Alir
Petugas menyalakan infant
Petugas melakukan
konseling antenatal, wamer (15-20 menit
persiapan alat, dan sebelum bati lahir)
pembagian tugas
dalam tim

Petugas menilai usaha


Petugas melakukan tindakan bernapas/menangis dan
lanjutan bila penilaian pada
tonus otot bayi baru lahir
langkah 2 bayi tidak
bernapas/tidak menangis dan
tonus otot lemah Petugas melakukan Ventilasi
Tekanan Positif (VTP) bila
tidak ada usaha
Petugas melakukan napas/menangis dengan laju
langkah awal sebagai denyut jantung (LDJ) < 100
x/m dengan ketentuan VTP
berikut dalam 30 detik
dilakukan 15 detik

3
Selama resusitasi petugas
sebaiknya memasang probe Petugas melakukan kegiatan
temperatur yang ada pada berikut dari hasil evaluasi
instrumen infant warmer poin 6c

7. Hal-hal yang
harus
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. KIA/PONED
2. UGD
3. Rumah Sakit Rujukan
9. Dokumen
terkait
10. Rekaman
Tgl. Mulai
Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai