Anda di halaman 1dari 4

RETENSIO PLASENTA

No.Dokumen :

SOP No Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
Tanda Tangan Kepala Puskesmas
UPTD
PUSKESMAS
Dodi Supriadi, SKM., MSi
PUSPAHIANG
NIP. 196803231988031006
1. Pengertian Retensio Plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
retensio plasenta di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Puspahiang No: ..... tentang
Penyusunan Standar Operasional Penatalaksanaan Kasus
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal dalam Upaya Penyeragaman
Prosedur di UPTD Puskesmas Puspahiang

4. Referensi Pelayanan Kesehatan Maternal di Fasilitas Pelayanan Primer


Kementrian Kesehatan RI Tahun 2018.
5. Prosedur/ 1. Petugas menegakkan diagnosis retensio plasenta
Langkah- 2. Petugas melakukan tindakan manual plasenta apabila :
langkah a. Plasenta belum terlahir setelah 30 menit dan terdapat tanda tanda
pelepasan berupa perdarahan dari jalan lahir.
b. Plasenta belum terlahir sebelum 30 menit bila disertai perdarahan
massif.
3. Petugas melakukan rujukan segera apabila plasenta belum terlahir
setelah 30 menit tanpa ada tanda tanda pelepasan plasenta (berupa
perdarahan).
4. Penatalaksanaan Manual Plasenta :
a. Petugas memberikan informed consent kepada ibu dan keluarga
tentang komplikasi yang dialami ibu dan beberapa tindakan yang
akan diupayakan oleh tenaga kesehatan.
b. Petugas mencuci tangan sebelum menyentuh pasien
c. Petugas melakukan persiapan :
1). Klien
- Cairan dan slang infus ditambah oksitosin 10 – 20 IU dalam
500 cc RL/NaCl dengan tetesan 60 tetes/menit. Lanjutkan
pemberian oksitosin 10 IU dalam 500cc RL/NaCl dalam 40

1
tetes/menit.
- Perut bawah dan paha sudah dibersihkan.
- Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi
- Menyiapkan kain alas bokong dan penutup perut bawah
- Medikamentosa :
 Analgetik ( Petidin 1-2 mg/kg BB IV atau tramadol 1-2 mg/kg
BB atau ketorolac 30 mg atau Ketopropen Sup )
 Sedativa ( Diazepam 10 mg )
 Uterotonika (Oksitosin, Ergometrin, Prostaglandin)
 Betadin
 Oksigen dan regulator
2). Penolong :

a. Celemek, masker, kacamata pelindung, sepatu bot


b. Sarung tangan panjang DTT / Steril
c. Instrumen :
 Spuit 5 cc dan jarum no. 23 : 4 buah
 Wadah Plasenta : 1 buah
 Kateter dan penampung air kemih : 1 buah
 Heacting set : 1 set
 Larutan Klorin 0,5 %.

d. Petugas mencuci tangan hingga siku dengan air dan sabun


kemudian keringkan.
e. Petugas memposisikan ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur
ginekologi
f. Petugas memberikan sedativa dan analgetik melalui karet infus
g. Petugas memakai sarung tangan steril hingga mencapai siku
h. Petugas mengosongkan kandung kemih menggunakan kateter
i. Petugas menjepit tali pusat dengan klem, tegangkan tali pusat
dengan tangan kiri sejajar lantai.
j. Petugas memasukan tangan kanan secara obstetrik ke dalam
kavum uteri dengan mengikuti tali pusat hingga menyentuh
serviks
k. Petugas meminta asisten untuk memegang klem, Setelah tangan
kanan petugas mencapai pembukaan servik kemudian tangan kiri
petugas menahan fundus uteri
l. Petugas sambil menahan fundus uteri, memasukkan tangan

2
dalam ke kavum uteri sehingga mencapai tempat implatasi
plasenta
m. Petugas membuka tangan obstetrik menjadi seperti memberi
salam (ibu jari merapat ke pangkal jari telunjuk)
n. Petugas menentukan tepi plasenta kemudian lepaskan secara
tumpul dengan sisi ulnar (kelingking) tangan kanan kemudian
dilepaskan sedikit demi sedikit sampai terlepas seluruhnya
o. Petugas menggunakan tangan kiri untuk menarik tali pusat guna
mengeluarkan plasenta secara perlahan sementara tangan kanan
masih di dalam kavum uteri, untuk memastikan tidak ada sisa
plasenta apabila plasenta sudah lepas.
p. Petugas melahirkan plasenta dengan menahan korpus uteri pada
supra simfisis.
q. Petugas meletakkan plasenta pada tempat yang tersedia.
r. Petugas memperhatikan kontraksi uterus dan kemungkinan
adanya perdarahan.
s. Petugas memeriksa kelengkapan plasenta sisi maternal dan sisi
neonatal.
t. Petugas melakukan dekontaminasi alat bekas pakai ke dalam
larutan klorin 0.5% dan membuka sarung tangan di dalam larutan
klorin 0.5%. Kenakan sarung tangan DTT kembali
u. Petugas membersihkan dan merapikan ibu
v. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk kering dan bersih sekali pakai
5. 5. Perawatan Pasca Tindakan
a. Petugas memberikan antibiotika profilaksis dosis tunggal : Ampisilin
2g (skin test) dan Metronidazol 500 mg IV
b. Petugas memantau tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan
perdarahan pervaginam:
• Setiap 15 menit pada jam pertama
• Setiap 30 menit pada jam kedua
c. Petugas membuat laporan tindakan dan mencatat kondisi pasien
pada catatan medik
d. Petugas membuat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting
yang memerlukan pemantauan ketat
e. Petugas memberitahu pada pasien dan keluarga bahwa tindakan
telah selesai dan pasien masih memerlukan perawatan

f. Petugas/bidan yang melakukan tindakan manual placenta di


3
desa/BPM, setelah melakukan tindakan segera merujuk ke PONED
terdekat untuk penatalaksanaan pemberian antibiotik injeksi
profilaksis

6. Diagram Alir
Petugas menegakkan
Petugas melakukan
diagnosis retensio
tindakan manual plasenta
plasenta

Petugas melakukan rujukan segera


apabila plasenta belum terlahir
setelah 30 menit tanpa ada tanda
tanda pelepasan plasenta (berupa
perdarahan).

Penatalaksanaan
Manual Plasenta

7. Hal-hal yang
harus
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. KIA/PONED
2. UGD
3. Rumah Sakit Rujukan
9. Dokumen
terkait
10. Rekaman
Tgl. Mulai
Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai