Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN AKTIF KALA III

No. Dokumen : MTG/SOP/UKP/RB-03


No. Revisi :2
SOP
Tanggal Terbit : 15 Januari 2019
Halaman : 1/6
PUSKESMAS
drg. Alamas Hidayati, MPH
KECAMATAN
NIP 196709181993032007
MENTENG
Manajemen aktif kala III adalah suatu tindakan yang ditujukan untuk
menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat
1. Pengertian memperpendek waktu kala tiga persalinan (pengeluaran plasenta) dan
mengurangi kehilangan darah dibandingkan dengan penata laksanaan
fisiologis.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
2. Tujuan
Manajemen Aktif Kala III di Puskesmas Kecamatan Menteng.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kecamatan Menteng Nomor 203
Tahun 2018 tentang Pemberlakuan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
3. Kebijakan
Indonesia Nomor 514 tahun 2015 Sebagai Pedoman Praktik Klinis Bagi
Dokter di Puskesmas Kecamatan Menteng.
1. Prawiroharjo. Sarwono. 2012. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Prawiroharjo.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
3. JNPK-KR. 2008. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan
4. Referensi
Normal.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun
2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Langkah- 1. Persiapan Alat dan Bahan
langkah a. Oksitosin 10 IU
b. Spuit 3 cc
c. Klem
d. Larutan Enzymatik
e. Piring plasenta
f. Handscoen DTT
2. Petugas yang Melaksanakan
a. Dokter
b. Bidan
c. Perawat
3. Langkah-Langkah
a. Petugas memasukkan oksitosin 10 IU ke dalam spuit 3 cc.
b. Petugas meletakkan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah
disiapkan di perut bawah ibu dan minyta ibu atau pendampingnya
untuk membantu memegang bayi tersebut.
c. Petugas memastikan tidak ada bayi lain di dalam uterus.
d. Petugas memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik.
e. Petugas menyuntikkan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bagian atas
paha bagian luar (aspektus lateralis).
f. Petugas menyerahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu
untuk IMD dan kontak kulit dengan ibu.
g. Petugas menutup kembali perut bawah ibu dengan kain bersih.
h. Petugas memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari
vulva.
i. Petugas meletakkan tangan secara dorso kranial pada saat
melakukan penegangan tali pusat untuk mencegah terjadinya inversio
uteri.
j. Bila plasenta belum lepas, petugas menunggu hingga uterus
berkontraksi kembali untuk mengulangi penegangan tali pusat
terkendali.
k. Setelah plasenta terlepas, petugas menganjurkan ibu untuk meneran
sehingga plasenta akan terdorong ke introitus vagina. Tetap
Hal 2|6
tegangkan tali pusat kearah bawah mengikuti arah jalan lahir.
l. Pada saat plasenta terlihat di introitus vagina, petugas meneruskan
kelahiran plasenta hingga selaput terpilin.
m. Petugas melakukan penarikan dengan lembut dan perlahan – lahan
untuk melahirkan selaput ketuban.
n. Jika selaput ketuban robek dan tertinggal di jalan lahir, petugas
menggunakan jari-jari tangannya atau klem DTT untuk mengeluarkan
selaput ketuban yang teraba.
o. Petugas melakukan masase pada fundus uteri.

Petugas memastikan Melakukan PTT pada


Menyuntikkan
tidak ada janin lain di 15 menit pertama
Oksitosin 10 IU i.m
uterus setelah bayi lahir

Melakuka
Ya n Masase
Plasent Fundus
a Uteri
Lahir ?

Tidak

Melakukan Memastikan Menyuntikkan


PTT pada vesika urinaria Oksitosin 10 IU i.m
6. Diagram 15 menit kosong dosis kedua
kedua
Alir

Ya
Plasenta
Lahir ?

Tidak

Ya
Perdaraha
Manual
n? Plasenta

RUJUK

Hal 3|6
7. Unit Terkait Unit Pelayanan 24 Jam

8. Dokumen 1. Catatan Perkembangan Medis Ibu


Terkait 2. Partograf

9. Riwayat Perubahan Dokumen

MANAJEMEN AKTIF KALA III


No Tanggal mulai
Yang diubah Isi Perubahan
Revisi diberlakukan
1. Alat dan Bahan Sebelum revisi:
Larutan klorin 0.5% 1 Oktober 2015
Setelah revisi:
Larutan Enzymatik 1 Oktober 2017
Kebijakan Sebelum revisi:
Surat Keputusan Kepala BLUD 1 Oktober 2015
Puskesmas Kecamatan Menteng No 52
Tahun 2015 tentang Jenis-Jenis
Layanan Puskesmas
Setelah revisi:
Surat Keputusan Kepala Puskesmas 1 Oktober 2017
Kecamatan Menteng Nomor 141 Tahun
2017 tentang Jenis-jenis Layanan
Puskesmas
Diagram Alir Sebelum revisi :
Tidak ada diagram alir 1 Oktober 2015
Setelah Revisi :
Ada diagram alir 1 Oktober 2017
2. Kebijakan Sebelum revisi:
Surat Keputusan Kepala Puskesmas 1 Oktober 2017
Kecamatan Menteng Nomor 141 Tahun
2017 tentang Jenis-jenis Layanan
Puskesmas

Hal 4|6
Setelah Revisi :
Surat Keputusan Kepala Puskesmas 15 Januari 2019
Kecamatan Menteng Nomor 203 Tahun
2018 tentang Pemberlakuan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 514 tahun 2015 Sebagai
Pedoman Praktik Klinis Bagi Dokter di
Puskesmas Kecamatan Menteng.
Referensi Sebelum Revisi:
1. Prawiroharjo. Sarwono. 2012. Buku 1 Oktober 2017
Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Prawiroharjo.
2. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2013. Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan.
3. JNPK-KR. 2008. Buku Acuan
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan
Normal.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Setelah Revisi:
1. Prawiroharjo. Sarwono. 2012. Buku 15 Januari 2019
Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Prawiroharjo.
2. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2013. Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Hal 5|6
Kesehatan Dasar dan Rujukan.
3. JNPK-KR. 2008. Buku Acuan
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan
Normal.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 514
Tahun 2015 Tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama.

Hal 6|6

Anda mungkin juga menyukai