Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Mandalika
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Oxy Tjahjo Wahyuni, Sp.EM
NIP.19710113 2001122 001
Suatu Tindakan intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan
perfusi yang adekuat ke organ organ vital sehingga jantung dan
PENGERTIAN
pembuluh darah dapat mensuplai oksigen untuk mencukupi kebutuhan
jaringan.
TUJUAN Suatu acuan dari penatalaksanaan perdarahan kehamilan dan syok.
Berdasarkan SK Direktur No.870/003/RSMAN-2/VI/2021 tentang
KEBIJAKAN
Pedoman Pelayanan di Rumah Sakit Mandalika Provinsi NTB
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
PROSEDUR A. Persiapan/ Pengelolaan segera
1. Call for halp
2. Mencuci tangan dengan alcohol rub sebelum menyentuh pasien
3. Petugas dengan keterampilan tinggi (orang pertama) mengambil
alih situasi, melakukan quick check dan menenangkan keluarga
4. Orang kedua segera mendekatkan troli emergensi ke dekat pasien
dan Bersama orang dengan pertama melakukan Langkah-langkah
awal dan mempersiapkan resusitasi neonates.
5. Tugaskan orang ketiga untuk membantu menyediakan peralatan
yang masih dibutuhkan atau memobilisasi tenaga lain
(laboratorium,dokter jaga dan lain-lain) di bawah koordinasi
orang pertama.
B. Lagkah-langkah pertolongan
1. Informed consent dan komunikasi
2. Menyusun tim
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN
KEHAMILAN DAN SYOK
katup PEEP
7. Menggunakan ukuran sungkup yang sesuai
8. Memastikan jalan nafas terbuka
9. Meletakan sungkup dengan benar
10. Melakukan VTP
11. Melakukan koreksi jika dada tidak mengembang
12. Melakukan VTP dengan frekuensi 20-30x per 30 detik
13. Melakukan evaluasi setelah VTP selama 30 detik
14. Setelah VTP 30 detik, evaluasi usaha nafas, denyut jantung dan
saturasi oksigen.
15. Membuat keputusan untuk melakukan Langkah berikutnya
a. Bila nafas spontan denyut jantung >100x/menit dan tidak
ada tanda-tanda distress respirasi, lakukan perawatan pasca
resusitasi
b. Bila nafas spontan denyut jantung >100x/menit dan ada
tanda-tanda distress respirasi, berikan CPAP.
c. Bila belum ada nafas spontan, denyut jantung >60x/menit
lanjutkan VTP
d. Bila bayi belum bernafas dan denyut jantung <60x/menit
lakukan VTP dan kompresi dada
e. Jika sudah kompeten lanjutkan ke VTP berkelanjutan
dengan t-piece resuscitator, jika tidak kompeten dalam
melakukan kompresi dada maupun VTP dengan t-piece
laukak rujukan dengan tetap melakukan VTP sampai ke
tempat rujukan.
16. Melakukan persiapan alat untuk melakukan VTP lanjutkan
dengan t-piece dengan mengatur tekanan positif akhir respirasi
(end-expiratory pressure/PEEP yang akan diberikan antara 5-8
cm H2O (umumnya dimulai dengan 7, hingga manometer
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN
KEHAMILAN DAN SYOK
luar.
29. Hubungkan dengan resusitasi ventilasi
30. Peserta mengetahui indikasi dilakukannya kompresi dada
31. Kompresi dada dilakukan terkoordinasi dengan VTP satu
orang melakukan kompresi dada dan satu orang melakukan
VTP
32. Posisi penolong dalam melakukan kompresi dada menghadap
ke kepala dengan kedua tangannya dalam posisi yang benar
33. Tempat melakukan kompresi dada di sepertiga distal sternum
tepat di kaudal linea intermamillaria dengan kedalaman
penekanan sepertiga diameter anteroposterior rongga dada.
34. Bisa menggunakan dua Teknik yaitu Teknik ibu jari dengan
menggunakan ujung ibu jari, jari-jari yang lain melingkari
dada, dan Teknik dua jari dengan menggunakan ujung dua jari
(jari tengah dan telunjuk) sedangkan tangan yang satunya
menopang di punggung bayi.
35. Rasio kompresi dada 3:1 dengan total 90 kali kompresi dan 30
nafas setiap menitnya
36. Konsentrasi oksigen dinaikkan 100%, perhatikan efektifitas
ventilasi.
37. Melakukan kompresi dada dan VTP selama 1 menit dan
menjaga konsistensi
38. Melakukan evaluasi (laju denyut jantung, usaha nafas) setiap
60 detik
39. Petugas mampu memutuskan dan melakukan:
a. Menghentikan VTP- kompresi dada jika laju denyut jantung
>100x/menit bayi bernafas spontan
b.Menghentikan kompresi dada dan melanjutkan VTP jika laju
denyut jantung >60x/menit dan bayi belum bernafas
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN
KEHAMILAN DAN SYOK
spontan.
c. Opsi hanya perlu diketahui; memberikan larutan adrenalin
1:10.000 dengan dosis 0.1 0.3mL/KgBB melalui vena
umbilical, melanjutkan kompresi dada dan VTP jika laju
daeanyut jantung <60x/menit dan bayi belum bernafas
spontan:
1) Melakukan pemasangan kateter vena umbilical
2) Mengidentifikasi kebutuhan pemberian volume
3) Melakukan stabilisasi pada bayi baru lahir pasca
resusitasi
4) Melakukan transportasi pada bayi baru lahir pasca
resusitasi
40. Mengetahui indikasi dilakukannya kateterisasi umbilical
41. Petugas melakukan katetirisasi umbilical
a. Persiapan Alat
b. Cuci tangan dengan antiseptic
c. Memakai sarung tangan steril
d. Isi lebih dahulu kateter ukuran 3.5 F atau 5 F yang telah
disambung dengan semprit dan stopcock dengan garam
fisiologis.
e. Pasang sebuah keran 3 arah (3 way stopper) steril dan
semprit pada kateter 5 FG dan isi dengan saline normal,
lalu tutup keran
f. Bersihkan umbilicus dan kulit sekelilingnya dengan
larutan antiseptic, lalu ikat longgar dengan benang
mengelilingi dasar umbilicus.
g. Potong umbilicus 1-2cm dari batas kulit dan Wharton jelly
dengan pisau steril. Tentukan vena umbilicus (pembuluh
darah yang menganga lebar) dan arteri umbilicus (dua
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN
KEHAMILAN DAN SYOK