Anda di halaman 1dari 5

RESUSITASI NEONATUS

No. SOP :
No.Revisi :
SOP Yakobus M.Sae Bani, Amd.Ak
Tanggal terbit :
NIP: 19831128 201001 1 025
Halaman : 1 dari 5

PUSKESMAS CAMPLONG

1. Pengertian Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan
curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung
dan alat vital lainnya.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan resusitasi pada neonatus.

3. Kebijakan

4. Referensi 1. Alur Resusitasi Neonatus Ikatan Dokter Anak Indonesia 2022


2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/214/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana Asfiksia
5. Prosedur I. Persiapan Pasien
1. Identifikasi pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Inform consent
II. Persiapan Alat
1. Tempat resusitasi datar, keras, bersih, kering dan hangat.
2. Alat termoregulasi: lain 4 buah, topi, plastic (UK < 32 minggu)
3. Alat airway: syringe bubble, kateter suction, meconeal aspirator
4. Alat auskultasi: stetoskop neonates
5. Alat ventilasi: selang O2, alat VTP, masker untuk bayi cukup bulan dan
kurang bulan, OGT, pulse oksimeter, table saturasi O2
6. Alat intubasi: laringoskop, stilet, ETT, plester, gunting, laryngeal mask,
spuit 5 cc
7. Obat-obatan: epinefrin 1:10.000, NaCl 0,9%, umbilical kateter, monitor

III. Pelaksanaan
1. Petugas melakukan konseling antenatal untuk mengetahui:
a. Usia gestasi
b. Taksiran berat lahir
c. Janin tunggal/ganda
d. Warna air ketuban
e. Faktor risiko ibu
2. Saat bayi lahir, lakukan penilaian
a. Apakah bayi cukup bulan?
b. Apakah bayi bernapas regular dan menangis kuuat?
c. Apakah tonus bayi baik?
Jika salah satu jawaban TIDAK jepit tali pusat dan potong cepat, lanjut
ke langkah awal.
3. Memberitahu keluarga bahwa bayi perlu di resusitasi
4. Langkah awal:
a. Selimutkan bayi dengan kain, bagian muka dan dada tetap terbuka
b. Letakkan bayi pada tempat resusitasi
c. Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu, yaitu kepala sedikit
ekstensi dengan menagut tebal kain ganjal bauh yang telah
disiapkan
d. Bersihkan jalan napas dengan menghifap lender pada mulut
terlebih dahulu dan kemudian hidung bayi
e. Keringkan bayi (dengan sedikit tekanan) dan gosok punggung bayi
sebagai rangsangan taktil untuk merangsang pernafasan. Ganti kain
yang basah dengan kain yang bersih dan kering. Selimuti bayi
dengan kain kering. Biarkan muka dan dada terbuka.
f. Posisikan kepala bayi dan nilai kembali. Bila apnea atau megap-
megap, atau LDJ < 100 kali/ menit lakukan ventilasi tekanan
positif
5. Pastikan jalan napas bebas
6. Balon dihubungkan dengam sumber oksigen, sungkup sesuai ukuran
dihubungkan dengan balon VTP.
7. Pegang sungkup rapat pada muka bayi, menutupi hidung sampai mulut
bayi.
8. Pompa balon 20-30 kali/ 30 detik dengan irama sebagai berikut
pompa – dua – tiga – pompa – dua – tiga – pompa... dst
9. Evaluasi kembali LDJ.
Perhatikan langkah 1-7 dilakukan dalam 60 detik.
10. Hasil evaluasi LDJ:
a. Bila LDJ ≥ 100x/menit: nilai usaha napas
 Bila terdapat retraksi, merintih atau takipnea: berikan
suplementasi O2 dan RUJUK SEGERA
 Bila tidak terdapat retraksi, merintih atau takipnea: rawat
bersama ibu
b. Bila LDJ < 100 x/menit lakukan tindakan koreksi VTP
11. Koreksi VTP:
a. Kemungkinan masker tidak melekat dengan baik perbaiki letak
sungkup dan reposisi. Jika dada belum mengembang, lanjut
langkah berikut.
b. Bila jalan nafas tersumbat: hisap lender menggunakan kateter
suction, buka mulut dan jaw lift. Jika dada belum mengembang,
lanjut langkah berikut.
c. Tekanan tidak cukup: tingkatkan tekanan dan lakukan pemasangan
alternative jalan napas dengan ETT atau laryngeal mask airway.
12. Setelah koreksi VTP dilakukan dan LDJ < 60 kali/menit, lakukan VTP
dan kompresi dada
13. VTP dan kompresi dada (dibutuhkan 1 petugas VTP dan 1 petugas
kompresi)
 1 siklus: 3 kompresi & 1 ventilasi dalam 2 detik (3:1)
 Frekuensi: 90 kompresi + 30 ventilasi dlm 1 mnt (berarti 120
kegiatan/mnt)
 Untuk memastikan frekuensi kompresi dan ventilasi yang tepat
petugas kompresi menghitung dengan jelas “satu-dua-tiga-pompa-
…”
 Segera pasang akses IV dan OGT
14. Setelah VTP efektif dan kompresi dada pertama selama 60 detik, nilai
kembali LDJ
a. Bila LDJ < 60 x/menit: beri epinefrin 1:10.000 0.1-0.3cc/kgBB/IV,
berikan secepatnya, flush dengan NaCl 0.9% 0.5-1 cc
b. Bila LDJ > 60x/menit tapi < 100 x/menit: lanjut VTP, kompresi
dada dihentikan
c. Bila LDJ > 100 x/menit : nilai usaha napas
 Bila terdapat retraksi, merintih atau takipnea: berikan CPAP
dengan TPAE 7 cmH2O dan FiO2 sesuai target SpO2 (bila
ada)
 Bila tidak terdapat retraksi, merintih atau takipnea: rawat
bersama ibu
15. Catat semua kegiatan yang telah dilakukan di dalam rekam medis
pasien.
16. Bila perlu rujukan:
a. Lakukan konseling untuk merujuk bayi berserta ibu dan keluarga
b. Lanjutkan resusitasi
c. Pantau tanda bahaya
d. Cegah hipotermi
e. Berikan injeksi vitamin K1
f. Membuat surat rujukan
6. Diagram
Alur
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan

8. Unit Terkait Klinik Bersalin

9. Dokumen Rekam medis


terkait

10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


histori diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai