Oleh :
Desiana Hasian Tambun (161747)
Yuliana Shintya Amin ( 161676
14-15 Oktober 2023
PELATIHAN RESUSITASI NEONATUS
a. Tahap awal
- Berikan kehangatan
b. Berikan ventilasi tekanan positif dengan alat resusitasi tekanan positif dan
pasang oksimeter *
c. Berikan kompresi dada sambil melanjutkan bantuan ventilasi dan masukkan
kateter vena umbilikalis *
d. Berikan epinefrin sambil melanjutkan bantuan ventilasi dan kompresi dada *
Bugar adalah bila bayi memiliki usaha nafas kuat, tonus otot baik dan
frekuensi jantung lebih dari 100 dpm.
Bila terdapat mekonium dan bayi tidak bugar, hisap dahulu sekret dari trakea
bayi sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya. Namun apabila bugar, hisap
hanya dari mulut dan hidung, kemudian berikan bayi pada ibunya sambil
melanjutkan penilaian. Buka jalan nafas dengan meletakkan bayi pada posisi
menghidu (sedikit tengadah).
Rangsangan taktil yang tepat adalah dengan menepuk atau menyentil telapak
kaki dan menggosok pungung. Melanjutkan rangsangan taktil pada bayi apnu,
akan membuang waktu yang berharga. Bila apnu menetap, segera berikan
ventilasi tekanan positif.
Janin mempunyai saturasi oksigen sekitar 60 %, dan bayi baru lahir sehat
memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk meningkatkan saturasi oksigen
mencapai normal yaitu melebihi 90%.
Cara pemberian oksigen aliran bebas yang tepat adalah :
- Apnu/megap-megap
- Sianosis sentral menetap dan SPO2 yang rendah, walaupun sudah diberikan
oksigen aliran bebas 100%
Resusitasi pada bayi baru lahir cukup bulan dimulai dengan oksigen 21% (udara
kamar), resusitasi pada bayi prematur dapat dimulai dengan konsentrasi oksigen
lebih tinggi.
Oksimeter nadi digunakan untuk menyesuaikan pemberian jumlah oksigen
tambahan, untuk menghindari pemberian oksigen terlalu banyak atau sedikit.
Balon mengembang sendiri
o terisi secara spontan setelah balon diremas, menarik oksigen atau udara ke
dalam balon
o tetap mengembang setiap saat
o harus mempunyai lekatan rapat antara sungkup dan wajah agar
dapat mengembangkan paru
o dapat memberikanVTP tanpa sumber gas bertekanan, namun untuk
resusitasi neonatus balon harus tersambung ke sumber oksigen
o membutuhkan pemasangan reservoir oksigen agar dapat mengalirkan oksigen
dengan konsentrasi lebih tinggi
o tidak dapat digunakan untuk memberikan oksigen airan bebas secara tepat
melalui sungkup dan tidak dapat digunakan untuk mengalirkan tekanan
jalan nafas positif kontinu (CPAP)
o harus mempunyai pengukur tekanan, atau jika ada tempat untuk memasang
pengukur tekanan (manometer), manometernya harus terpasang
o hanya terisi bila gas dari sumber bertekanan mengalir masuk ke balon
o agar mengembang, harus ada lekatan rapat antara wajah dan sungkup
T-Piece Resusitator
o harus ada lekatan rapat antara wajah dan sungkup agar dapat mengembangkan
paru
S : sungup rapat
4. KOMPRESI DADA
Ada dua tekhnik untuk kompresi dada – tekhnik ibu jari dan tekhnik dua jari –
namun tekhnik ibu jari lebih banyak dipilih. Letak yang benar untuk melakukan
kompresi dada dengan menelusuri tepi bawah tulang iga dengan jari-jari sampai
mendapatkan sifoid.
Kemudian letakkan ibu jari atau jari-jari pada tulang dada, diantara sifoid
dan garis imajiner yang menghubungkan kedua puting susu.
Bila bayi akan membutuhkan obat-obatan melalui akses tali pusat, maka
kompresi dada dapat diteruskan dengan berpindah ke bagian kepala tempat tidur,
untuk meneruskan pemberian kompresi dengan tekhnik ibu jari.
o Pada saat kompresi, durasi menekan lebih singkat dibandingkan durasi saat
pelepasan
Setelah 45 sampai 60 detik kompresi dada dan ventilasi, periksalah frekuensi jantung
:
o Lebih dari 60 dpm, hentikan kompresi dada dan lanjutkan ventilasi dengan
kecepatan 40-60 kali pompa/menit
o Lebih dari 100dpm, hentikan kompresi dada dan hentikan ventilasi secara
bertahap jika bayi sudah bernafas spontan
o Kurang dari 60 dpm, lakukan intubasi pada bayi (jika belum dilakukan), dan
berikan epinefrin, lebih baik melalui intravena. Intubasi adalah cara yang
lebih diandalkan untuk melanjutkan ventilasi.
Laringoskop selalu dipegang dengan tangan kiri. Bilah laringoskop untuk bayi
cukup bulan adalan no.1. Bilah untuk bayi premature adalah no.0 dan untuk bayi
sangat premature adalah no.00.Intubasi endotrakeal idealnya selessi dalam 30
detik
Langkah melakukan intubasi endotrakeal pada neonatus adalah :
o Masukkan laringoskop dari arah kanan lidah bayi, dorong lidah ke sebelah kiri
mulut dan masukkan bilah laringoskop sampai ujungnya berada di belakang
pangkal lidah
o Angkat bilah laringoskop, naikkan bilah seluruhnya, jangan hanya bagian
ujungnya
o Cari petanda anatomis. Pita suara akan tampak sebagai garis vertical di
kedua sisi glotis atau sebagai huruf “V” terbalik. Hisap lendir dengan kateetr
yang besar, bila perlu, untuk visualisasi lebih baik
o Masukkan pipa dari sebelah kanan mulut dengan lengkung pada b idang
horizontal, sampai pipa melengkung dari kiri ke kanan
o Bila pita suara dalam posisi tertutup maka tunggu sampai pita terbuka.
Masukkan pipa endotrakeal sampai pedoman pita suara sejajar pita suara
o Tahan pipa dengan kuat langit-langit bayi saat mengeluarkan laringoskop.
Pegang pipa dengan baik saat anda akan mencabut stilet
o Adanya malformasi pada wajah atau jalan nafas atas sehuingga ventilasi
dengan sungkup tidak efektif
o Bila ventilasi tekanan positif dengan sungkup wajah tidak efektif dan
intubasi endotrakeal tidak mungkin dilakukan.
6. PEMBERIAN OBAT
Epinefrin adalah obat stimulan jantung yang juga menaikkna tekanan darah.
Lebih diutamakan diberikan melalui jalur kateter vena umbilikalis. Pemberian
melalui jalur endotrakeal sering lebih cepat dan lebih mudah dibanding
pemasangan keteter umbilikalis, tetapi absorbsinya kurang dapat dipercaya dan
kemungkinan kurang efektif. Indikasi pemberian epinefrin adalah bila frekuensi
jantung tetap di bawah 60 dpm meskipun telah mendapat ventilasi efektif selama
30 detik, dan pemberiannya harus diikuti dengan melakukan ventilasi yang
terkoordinasi dengan kompresi dada selama 45- 60 detik.
Epinefrin yang dianjurkan :
o Bayi mengalami syok, pucat, nadi lemah, frekuensi jantung rendah menetap,
tidak ada perbaikan sirkulasi
o Ada riwayat keadaan yang terkait dengan kehilangan darah
janin Cairan penanbah volume yang dianjurkan :
o Larutan : garam fisiologis, ringer laktat atau darah O Rh-negatif
o Dosis : 10 ml/kg
7. PERTIMBANGAN KHUSUS
Tindakan yang tepat untuk bayi yang gagal berespon pada resusitasi tergantung
pada masalahnya – gagal pada ventilasi, desaturasi oksigen berkelanjutan atau
bradikardia, atau gagal untuk mulai bernafas.
Gagal nafas karena atresia khoana dapat dibantu dengan memasang jalan nafas
peroral. Sumbatan jalan nafas dari sindrom robin dapat dibantu dengan
memasukkan pipa sampai nasofaring dan menengkurapkan bayi.
Pada keadaan darurat, pneumotoraks dapat dideteksi dengan transiluminasi
dan diatasi dengan menghisap udara memakai semprit yang disambungkan pada
jarum yang ditusukkan ke dalam dada. Jika dicurigai adanya hernia
diafragmatika, jangan memeberi VTP dengan sungkup. Segera intubasi trakea dan
masukkan pipa ororgrastik untuk dekompresi lambung dan usus.
Bila seorang ibu mendapatkan narkotika, kemudian bayinya gagal bernafas,
mulailah dengan memberi VTP efektif untuk mempertahankan frekuensi jantung
diatas 100dpm, kkemudian harus mempertimbangkan pemberian nalokson pada
bayi.
8. RESUSITASI BAYI PREMATUR
o Gunakan kriteria memulai VTP yang sama dengan criteria untuk bayi
cukup bulan
Prinsip etika pada resusitasi bayi baru lahir tidak berbeda dengan prinsip etika
resusitasi anak atau dewasa. Penghentian perawatan intensif atau pelaksanaan
perawatan boleh dilakukan sepanjang petugas kesehatan dan orangtua sepakat
bahwa kelanjutan resusitasi tidak akan berhasil, hanya menunda kematian atau
hasilnya tidak sebanding dengan beban yang harus diderita bayi. Orangtua
dianggap sebagai wali pengambilan keputusan terbaik untuk anaknya.
Penghentian resusitasi mungkin tepat bila setelah 10 menit tidak ada denyut jantung.
KESIMPULAN
Bayi yang baru saja lahir tidak langsung membutuhkan resusitasi, secara umum
dapat diidentifikasi dengan menilai secara tepat 3 hal yaitu kehamilan cukup bulan?
Bernafas atau menangis? Tonus otot baik?. Jika jawaban untuk 3 pertanyaan tersebut
adalah “ ya”, bayi tidak memerlukan resusitasi dan jangan dipisahkan dari ibunya. Bayi
dikeringkan, diletakkan dengan kontak kulit ke kulit dengan ibunya dan diselimuti
dengan kain kring untuk mempertahankan suhu, diikuti dengan pemantauan pernafasan,
aktifitas, dan warna. Jika salah satu jawaban prtanyaan tersebut diatas adalah “ tidak “,
bayi harus mene rima satu atau lebih tindakan dari 4 kategori di bawah ini secara
berurutan :
a. Langkah awal dalam stabilisasi (memberikan kehangatan, meembersihkan
jalan nafas jika diperlukan, mengeringkan , stimulasi)
b. Ventilasi
c. Kompresi dada