Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PELATIHAN RESUSITASI NEONATUS

di PERINASIA RSAB HARAPAN KITA JAKARTA

Oleh :
Desiana Hasian Tambun (161747)
Yuliana Shintya Amin ( 161676
14-15 Oktober 2023
PELATIHAN RESUSITASI NEONATUS

1. PRINSIP DASAR RESUSITASI


Resusitasi Neonatus adalah usaha yang dilakukan pada neonatus dengan
gangguan transisi kehidupan, yang awalnya tergantung pada plasenta ibu menjadi
proses pernafasan secara independen. Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan
kelangsungan hidup dan menurunkan mortalitas neonatus. Resusitasi neonatus di
indikasikan pada bayi baru lahir yang mengalami gangguan pernafasan pada saat
keelahiran.gangguan pernafasan neonatus sering terjadi pada persalinan preterm,
perssentase bokong, kehamilan multyple, sepsis pada ibu dan gangguan intra partum
lainnya.
Tahap-tahap resusitasi neonatus adalah sebagai berikut:

a. Tahap awal

- Berikan kehangatan

- Posisikan kepala dan bersihkan jalan nafas bila diperlukan *

- Keringkan dan rangsang bayi agar bernafas

- Evaluasi pernafasan frekuensi jantung dan oksigenasi

b. Berikan ventilasi tekanan positif dengan alat resusitasi tekanan positif dan
pasang oksimeter *
c. Berikan kompresi dada sambil melanjutkan bantuan ventilasi dan masukkan
kateter vena umbilikalis *
d. Berikan epinefrin sambil melanjutkan bantuan ventilasi dan kompresi dada *

*Pertimbangkan intubasi trakea

2. LANGKAH AWAL RESUSITASI

Bugar adalah bila bayi memiliki usaha nafas kuat, tonus otot baik dan
frekuensi jantung lebih dari 100 dpm.
Bila terdapat mekonium dan bayi tidak bugar, hisap dahulu sekret dari trakea
bayi sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya. Namun apabila bugar, hisap
hanya dari mulut dan hidung, kemudian berikan bayi pada ibunya sambil
melanjutkan penilaian. Buka jalan nafas dengan meletakkan bayi pada posisi
menghidu (sedikit tengadah).
Rangsangan taktil yang tepat adalah dengan menepuk atau menyentil telapak
kaki dan menggosok pungung. Melanjutkan rangsangan taktil pada bayi apnu,
akan membuang waktu yang berharga. Bila apnu menetap, segera berikan
ventilasi tekanan positif.
Janin mempunyai saturasi oksigen sekitar 60 %, dan bayi baru lahir sehat
memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk meningkatkan saturasi oksigen
mencapai normal yaitu melebihi 90%.
Cara pemberian oksigen aliran bebas yang tepat adalah :

o menggunakan sungkup oksigen yang lekat dengan wajah bayi.

o menggunakan sungkup dengan balon tidak mengembang sendiri atau


mengunakan T-piece resuscitator yang diletakkan dekat mulut dan hidung
bayi.
o mendekatkan selang oksigen dalam tangan yang membentuk mangkuk ke
mulut dan hidung bayi.
Oksigen aliran bebas tidak dapat diberikan dengan menggunakan sungkup
terpasang pada balon mengembang sendiri. Oksigen harus dianggap sebagai obat,
terlalu sedikit atau terlalu banyak akan berbahaya.
Frekuensi jantung bayi ditentukan dengan menghitung jumlah denyut selama 6
detik, dikalikan 10. Sebagai contoh, bila menghitung 8 denyut jantung dalam 6
detik maka dilaporkan frekuensi jantung adalah 80 dpm.
Menggunakan oksimeter apabila diperlukan resusitasi, ventilasi tekanan
positif lebih dari beberapa kali nafas, terdapat sianosis sentral yang menetap,
diberikan oksigen tambahan, mengkorfirmasi dugaan anda tentang sianosis

3. PENGGUNAAN PERALATAN RESUSITASI UNTUK VENTILASI


TEKANAN POSITIF
Ventilasi paru merupakan langkah paling penting dan efektif pada
resusitasi kardiopulmoner bayi bermasalah.
Indikasi ventilasi tekanan positif adalah :

- Apnu/megap-megap

- Frekuensi jantung kurang dari 100 dpm walaupun bayi bernafas

- Sianosis sentral menetap dan SPO2 yang rendah, walaupun sudah diberikan
oksigen aliran bebas 100%
Resusitasi pada bayi baru lahir cukup bulan dimulai dengan oksigen 21% (udara
kamar), resusitasi pada bayi prematur dapat dimulai dengan konsentrasi oksigen
lebih tinggi.
Oksimeter nadi digunakan untuk menyesuaikan pemberian jumlah oksigen
tambahan, untuk menghindari pemberian oksigen terlalu banyak atau sedikit.
Balon mengembang sendiri

o terisi secara spontan setelah balon diremas, menarik oksigen atau udara ke
dalam balon
o tetap mengembang setiap saat
o harus mempunyai lekatan rapat antara sungkup dan wajah agar
dapat mengembangkan paru
o dapat memberikanVTP tanpa sumber gas bertekanan, namun untuk
resusitasi neonatus balon harus tersambung ke sumber oksigen
o membutuhkan pemasangan reservoir oksigen agar dapat mengalirkan oksigen
dengan konsentrasi lebih tinggi
o tidak dapat digunakan untuk memberikan oksigen airan bebas secara tepat
melalui sungkup dan tidak dapat digunakan untuk mengalirkan tekanan
jalan nafas positif kontinu (CPAP)
o harus mempunyai pengukur tekanan, atau jika ada tempat untuk memasang
pengukur tekanan (manometer), manometernya harus terpasang

Balon tidak mengembang sendiri

o hanya terisi bila gas dari sumber bertekanan mengalir masuk ke balon

o bergantung pada sumber gas bertekanan

o agar mengembang, harus ada lekatan rapat antara wajah dan sungkup

o mempunyai katup pengatur aliran untuk mengatur tekanan/pengembangan

o harus mempunyai alat pengukur tekanan (manometer)

o tampak sebagai balon kempis bila tidak digunakan

o dapat digunakan untuk memberikan oksigen aliran bebas dan CPAP

T-Piece Resusitator

o bergantung pada sumber gas bertekanan

o harus ada lekatan rapat antara wajah dan sungkup agar dapat mengembangkan
paru

o perlu pengaturan tekanan maksimum, tekanan puncak inspirasi, dan tekanan


positif akhir ekspirasi (TPAE)
o perlu penyesuaian tekanan puncak inspirai ketika sedang melakukan
resiusitasi agar dapat mencapai perbaikan fisiologik, terdengar suara nafas,
dan gerakan dada jelas
o memberikan tekanan positif ketika operator bergantian menutup – membuka
lubang pada kap TPAE
o dapat digunakan untuk mengalirkan oksigen aliran bebas dan CPAP

Dengan menggunakan oksimeter nadi, konsentrasi oksigen tambahan harus


disesuaikan hingga mencapai nilai target saturasi pra-duktal yang tertera pada table
diagram alur program resusitasi neonatus.

Jika tidak mendengar suara nafas bilateral dan tidak melihat


pengembangan dada yang jelas pada bantuan ventilasi, periksa atau perbaiki hal-
hal berikut :

S : sungup rapat

R: reposisi jalan nafas


I : isap mulut dan
hidung B : buka mulut
T : tekanan dinaikkan
A : alternatif jalan nafas

Tanda bahwa VTP sudah efektif dan dapat dihentiksn ialah :


o frekuensi jantung meningkat lebih dari 100 dpm

o saturasi oksigen membaik

o mulai terjadi pernafasan spontan

4. KOMPRESI DADA

Kompresi dada dilakukan bila frekuensi jantung tetap dibawah 60 dpm,


meskipun telah dilakukan ventilasi tekanana positif efektif selam 30 detik. Bila
frekuensi jantung

kurang dari 60 dpm, oksimeter mungkin tidak berfungsi. Anda sebaiknya


meningkatkan oksigen menjadi 100% sampai oksimeter terbaca kembali untuk
panduan memberikan oksigen tambahan yang sesuai.
Kompresi dada :

o Menekan jantung kea rah tulang belakang

o Meningkatkan tekanana intratorakal

o Mengalirkan darah ke organ-organ vital, termasuk ke otak

Ada dua tekhnik untuk kompresi dada – tekhnik ibu jari dan tekhnik dua jari –
namun tekhnik ibu jari lebih banyak dipilih. Letak yang benar untuk melakukan
kompresi dada dengan menelusuri tepi bawah tulang iga dengan jari-jari sampai
mendapatkan sifoid.
Kemudian letakkan ibu jari atau jari-jari pada tulang dada, diantara sifoid
dan garis imajiner yang menghubungkan kedua puting susu.

Untuk memastikan rasio kompresi dan ventilasi yang tepat, pelaku


kompresi dada mengucapkan “satu-dua-tiga-pompa-...”. selama kompresi dada,
kecepatan ventilasi
adalah 30 kali/menit, sedangkan kecepatan kompresi dada adalah 90 kali/menit. Ini
berarti 120 “kegiatan” per menit. Satu siklus, terdiri atas 3 kompresi dan 1 ventilasi,
dilakukan dalam 2 detik.

Bila bayi akan membutuhkan obat-obatan melalui akses tali pusat, maka
kompresi dada dapat diteruskan dengan berpindah ke bagian kepala tempat tidur,
untuk meneruskan pemberian kompresi dengan tekhnik ibu jari.

Selama kompresi dada, pastikan bahwa :

o Gerakan dada adekuat selama ventilasi

o Diberikan oksigen tambahan

o Kedalaman kompresi adalah 1/3 diameter dada

o Selama fase relaksasi kompresi dada, tekanan dilepaskan sepenuhnya untuk


memberi kesempatan bagi pengembangan dada
o Selama kompresi, ibu jari atau jari-jari tetap kontak dengan dada

o Pada saat kompresi, durasi menekan lebih singkat dibandingkan durasi saat
pelepasan

o Kompresi dada dan ventilasi harus terkoordinasi dengan baik

Setelah 45 sampai 60 detik kompresi dada dan ventilasi, periksalah frekuensi jantung
:

o Lebih dari 60 dpm, hentikan kompresi dada dan lanjutkan ventilasi dengan
kecepatan 40-60 kali pompa/menit

o Lebih dari 100dpm, hentikan kompresi dada dan hentikan ventilasi secara
bertahap jika bayi sudah bernafas spontan
o Kurang dari 60 dpm, lakukan intubasi pada bayi (jika belum dilakukan), dan
berikan epinefrin, lebih baik melalui intravena. Intubasi adalah cara yang
lebih diandalkan untuk melanjutkan ventilasi.

5. INTUBASI ENDOTRAKEAL DAN PEMASANGAN SUNGKUP LARING

Tenaga berpengalaman dalam intubasi endotrakeal sebaiknx tersedia pada


setiap persalinan.
Indikasi intubasi endotrakeal meliputi :

o Menghisap trakea bila ada mekonium dan bayi tidak bugar

o Memperbaiki efektifitas ventilasi bila ventilasi dengan balon dan sungkup


tidak efektif
o Memperbaiki efektifitas ventilasi bila ventilasi dengan balon dan sungkup
diperlukan lebih dari beberapa menit
o Memperbaiki koordinasi kompresi dada dan ventilasi, serta memaksimalkan
setiap bantuan ventilasi
o Memperbaiki ventilasi pada kondisi khusus, seperti prematuritas berat,
pemberian surfaktan atau bila dicurigai hernia diafragma

Laringoskop selalu dipegang dengan tangan kiri. Bilah laringoskop untuk bayi
cukup bulan adalan no.1. Bilah untuk bayi premature adalah no.0 dan untuk bayi
sangat premature adalah no.00.Intubasi endotrakeal idealnya selessi dalam 30
detik
Langkah melakukan intubasi endotrakeal pada neonatus adalah :

o Stabilkan kepala bayi dalam posisi menghidu

o Masukkan laringoskop dari arah kanan lidah bayi, dorong lidah ke sebelah kiri
mulut dan masukkan bilah laringoskop sampai ujungnya berada di belakang
pangkal lidah
o Angkat bilah laringoskop, naikkan bilah seluruhnya, jangan hanya bagian
ujungnya

o Cari petanda anatomis. Pita suara akan tampak sebagai garis vertical di
kedua sisi glotis atau sebagai huruf “V” terbalik. Hisap lendir dengan kateetr
yang besar, bila perlu, untuk visualisasi lebih baik
o Masukkan pipa dari sebelah kanan mulut dengan lengkung pada b idang
horizontal, sampai pipa melengkung dari kiri ke kanan
o Bila pita suara dalam posisi tertutup maka tunggu sampai pita terbuka.
Masukkan pipa endotrakeal sampai pedoman pita suara sejajar pita suara
o Tahan pipa dengan kuat langit-langit bayi saat mengeluarkan laringoskop.
Pegang pipa dengan baik saat anda akan mencabut stilet

Pemasangan sungkup laring mungkin berguna dalam keadaan berikut :

o Adanya malformasi pada wajah atau jalan nafas atas sehuingga ventilasi
dengan sungkup tidak efektif
o Bila ventilasi tekanan positif dengan sungkup wajah tidak efektif dan
intubasi endotrakeal tidak mungkin dilakukan.

6. PEMBERIAN OBAT

Epinefrin adalah obat stimulan jantung yang juga menaikkna tekanan darah.
Lebih diutamakan diberikan melalui jalur kateter vena umbilikalis. Pemberian
melalui jalur endotrakeal sering lebih cepat dan lebih mudah dibanding
pemasangan keteter umbilikalis, tetapi absorbsinya kurang dapat dipercaya dan
kemungkinan kurang efektif. Indikasi pemberian epinefrin adalah bila frekuensi
jantung tetap di bawah 60 dpm meskipun telah mendapat ventilasi efektif selama
30 detik, dan pemberiannya harus diikuti dengan melakukan ventilasi yang
terkoordinasi dengan kompresi dada selama 45- 60 detik.
Epinefrin yang dianjurkan :

o Konsentrasi 1 : 10.000 (0,1 mg/ml)

o Jalur intravena. Pemberian melalui endotrakeal dipertimbangkan bila jalur


intravena sedang dipersiapkan
o Dosis 0,1-0,3 ml/kg larutan konsentrasi 1 : 10.000 (pertimbangkan dosis lebih
tinggi 0,5_1 ml/kg untuk jalur endotrakeal)
o Kecepatan pemberian : secepat mungkin

Indikasi pemberian cairan penambah volume selama resusitasi adalah :

o Bayi tidak member respon terhadap upaya resusitasi

o Bayi mengalami syok, pucat, nadi lemah, frekuensi jantung rendah menetap,
tidak ada perbaikan sirkulasi
o Ada riwayat keadaan yang terkait dengan kehilangan darah
janin Cairan penanbah volume yang dianjurkan :
o Larutan : garam fisiologis, ringer laktat atau darah O Rh-negatif

o Dosis : 10 ml/kg

o Jalur : vena umbilikalis

o Persiapan : dosis yang tepat dimasukkan dalam semprit besar

o Kecepatan : 5-10 menit

7. PERTIMBANGAN KHUSUS

Tindakan yang tepat untuk bayi yang gagal berespon pada resusitasi tergantung
pada masalahnya – gagal pada ventilasi, desaturasi oksigen berkelanjutan atau
bradikardia, atau gagal untuk mulai bernafas.
Gagal nafas karena atresia khoana dapat dibantu dengan memasang jalan nafas
peroral. Sumbatan jalan nafas dari sindrom robin dapat dibantu dengan
memasukkan pipa sampai nasofaring dan menengkurapkan bayi.
Pada keadaan darurat, pneumotoraks dapat dideteksi dengan transiluminasi
dan diatasi dengan menghisap udara memakai semprit yang disambungkan pada
jarum yang ditusukkan ke dalam dada. Jika dicurigai adanya hernia
diafragmatika, jangan memeberi VTP dengan sungkup. Segera intubasi trakea dan
masukkan pipa ororgrastik untuk dekompresi lambung dan usus.
Bila seorang ibu mendapatkan narkotika, kemudian bayinya gagal bernafas,
mulailah dengan memberi VTP efektif untuk mempertahankan frekuensi jantung
diatas 100dpm, kkemudian harus mempertimbangkan pemberian nalokson pada
bayi.
8. RESUSITASI BAYI PREMATUR

Bayi premature mempunyai resiko lebih tinggi membutuhkan resusitasi karena

o Cepat kehilangan panas

o Rentan terhadap cedera hiperoksik

o Otak imatur dan mudah berdarah

o Rentan terhadap infeksi

o Volume darah sedikit, meningkatkan dampak kehilangan darah

Bayi premature lebih rentan terhadap bahaya hiperoksia , gunakan oksimeter


dan blender sampai tercapai saturasi oksigen sekitar 85 – 95 % selama dan pasca
resusitasi. Bayi yang lahir sangat premature lebih rentan mengalami kehilangan
panas :

o Naikkan suhu ruangan

o Aktikan alat pemancar panas

o Pertimbangkan untuk menggunakan alas penghangat kimiawi

o Gunakan plastic pembungkus untuk bayi dengan gestasi kurang dari 29


minggu

o Gunakan incubator transport yang telah dihangatkan sewaktu


memindahkan bayi keruang rawat
Ketika memberikan bantuan ventilasi pada bayi premature :

o Gunakan kriteria memulai VTP yang sama dengan criteria untuk bayi
cukup bulan

o Pertimbangkan untuk memberikan CPAP bila bayi bernafas spontan


dengan frekuensi jantung di atas 100 dp , tetapi mengalami kesulitan
bernafas atau saturasi oksigennya rendah. Berikan TPAE bila bayi
telah diintubasi
o Bila perlu bantuan VTP, berikan tekanan inflasi serendah mmungkin
yang menghasilkan respon adekuat
o Pertimbangkan untuk memberikan surfaktan
profilaktik Kurangi risiko cedera otak dengan cara :
o Perlakukan bayi dengan lembut

o Hindari posisi trendelenburg

o Bila mungkin, hindari tekanan jalan nafas terlalu tinggi

o Sesuaikan bantuan ventilasi secara bertahap berdasarkan pemeriksaan


fisik, oksimetri dan analisis gas darah
o Hindari pemberian bolus cairan intravena secara cepat dan hindari
pemberian cairan hipertonik

9. DI AKHIR ETIKA DAN PERAWATAN KEHIDUPAN

Prinsip etika pada resusitasi bayi baru lahir tidak berbeda dengan prinsip etika
resusitasi anak atau dewasa. Penghentian perawatan intensif atau pelaksanaan
perawatan boleh dilakukan sepanjang petugas kesehatan dan orangtua sepakat
bahwa kelanjutan resusitasi tidak akan berhasil, hanya menunda kematian atau
hasilnya tidak sebanding dengan beban yang harus diderita bayi. Orangtua
dianggap sebagai wali pengambilan keputusan terbaik untuk anaknya.
Penghentian resusitasi mungkin tepat bila setelah 10 menit tidak ada denyut jantung.

Seandainya akan melanjutkan resusitasi, pertimbangkan factor – factor seperti


kemungkinan etiologi terjadinya henti jantung, usia gestasi bayi, ada aatu
tidaknya komplikasi, kemungkinan potensi terapi hipotermia, dan perasaan kedua
orangtua (yang dikemukakan sebelum kejadian) mengenai resiko morbiditas.

KESIMPULAN
Bayi yang baru saja lahir tidak langsung membutuhkan resusitasi, secara umum
dapat diidentifikasi dengan menilai secara tepat 3 hal yaitu kehamilan cukup bulan?
Bernafas atau menangis? Tonus otot baik?. Jika jawaban untuk 3 pertanyaan tersebut
adalah “ ya”, bayi tidak memerlukan resusitasi dan jangan dipisahkan dari ibunya. Bayi
dikeringkan, diletakkan dengan kontak kulit ke kulit dengan ibunya dan diselimuti
dengan kain kring untuk mempertahankan suhu, diikuti dengan pemantauan pernafasan,
aktifitas, dan warna. Jika salah satu jawaban prtanyaan tersebut diatas adalah “ tidak “,
bayi harus mene rima satu atau lebih tindakan dari 4 kategori di bawah ini secara
berurutan :
a. Langkah awal dalam stabilisasi (memberikan kehangatan, meembersihkan
jalan nafas jika diperlukan, mengeringkan , stimulasi)
b. Ventilasi

c. Kompresi dada

d. Pemberian epinefrin dan/atau cairan penambah volume

Anda mungkin juga menyukai