Salmah Orbayinah
Blok 12 Farmasi UMY
Pendahuluan
• Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap
digunakan pada bagian luar badan untuk membersihkan,
memberi daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
• Kosmetik didefinisikan berdasarkan pada tempat penggunaanya
(epidermis, rambut, kuku, bibir, organ genital bagian luar, gigi,
membrane mukosa mulut) dan tujuan pemakaiannya
(pembersih, pewangi, mengubah penampilan, memperbaiki
bau badan, melindungi, dan menjaga dalam kondisi yang baik).
cont
• Federal Food, Drugs and Cosmetic
mendefinisikan kosmetik sebagai bahan yang
digunakan dengan cara menggosok, menuang,
menabur, menyemprotkan atau penggunaan
lainnya pada badan manusia di setiap tempat
untuk membersihkan, mempercantik atau
merubah penampilan kulit .
Penggolongan Kosmetik Berdasarkan Tempat Penggunaannya
Skin bleaching adalah produk whitening yang mengandung bahan aktif yang kuat, yang
berfungsi memudarkan noda-noda hitam pada kulit. Cara penggunaannya adalah
dengan mengoleskan tipis-tipis produk tersebut pada daerah kulit yang bernoda hitam,
tidak digunakan secara merata pada kulit dan tidak digunakan pada siang hari. Bahan
aktif yang digunakan antara lain hidrokuinon dan kombinasi hidrokuinon dengan asam
retinoat.
Skin Lightening
Skin lightening adalah produk perawatan kulit yang digunakan dengan tujuan agar kulit pemakai
tampak lebih putih, cerah dan bercahaya. Produk whitening kategori ini dapat digunakan secara
merata pada seluruh permukaan kulit. Bahan aktif yang biasa digunakan antara lain asam
askorbat dan derivatnya, niasinamid,licorice ekstract
Uraian Logam Berat
• Logam berat adalah logam yang mempunyai berat jenis
lebih besar dari 4 kg/dm3 dan mempunyai sifat
membentuk garam dengan asam. Pada sistem periodik,
logam berat mempunyai nomor atom 22 sampai 92 yang
terletak pada periode 3 sampai 7. Seperti: Hg,Fe, Cu, Zn,
Sn, Pb, Cd, Mg, As, Mn dan sebagainya.
• Logam-logam berat tersebut di dalam tubuh dapat
bereaksi dengan membentuk ikatan kovalen dengan
ligan seperti –OH,-COO-, -PO3H, -C=O, -S-S-, -NH2, -SH,
dan =NH.
MERKURI
• Logam berat seperti Merkuri (Hg) memiliki
afinitas yang tinggi terhadap unsur S (sulfur)
menyebabkan logam ini menyerang ikatan
belerang dalam enzim, sehingga enzim
tersebut menjadi tidak aktif. Selain sulfur,
logam berat juga dapat bereaksi terhadap
gugus karboksilat (•COOH) dan amina (•NH2).
Logam berat juga mengendapkan senyawa
fosfat biologis atau mengkatalis penguraiannya
cont
• Merkuri merupakan satu-satunya logam yang
berwujud cair pada suhu kamar. Logam murninya
berwarna kepekaan, cairan tak berbau, mengkilap,
mempunyai rapatan 13,534 g/ml pada 25oC, dan
akan menguap jika dipanaskan pada suhu 3570C.
Merkurium tak dipengaruhi asam klorida atau asam
sulfat encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan
nitrat. Merkurium memiliki nomor atom 80; dengan
berat atom 200,59 dan termasuk dalam golongan II
B pada sistem periodik
Macam Merkuri
1. Merkuri elemental (Hg)
• e.Penyakit Oochronosis.
• f.Kelainan pigmen
Pengukuran hidrokuinon dengan
Spektrofotometer
Penentuan Panjang gelombang optimum
• Untuk mengukur panjang gelombang optimum dilakukan
dengan cara mereaksikan 1 ml larutan Hidrokuinon 60 µg/ml
dalam etanol 95% ke dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml
pereaksi phloroglusinol 1% dan 1 ml natrium hidroksida 0,5 N,
kemudian dipanaskan dalam penangas air pada suhu 70oC
selama 50 menit sampai terbentuk warna merah. Tabung reaksi
didinginkan dalam air bersuhu 25oC, kemudian campuran
reaksi dicukupkan dengan etanol 95% sampai 10 ml didalam
labu ukur. Serapan diukur pada panjang gelombang antara 500-
650 nm. Panjang gelombang serapan maksimum yang diperoleh
di catat.
Penentuan kurva kalibrasi
• Untuk kurva kalibrasi dibuat dengan konsentrasi yang bervariasi dari 0-120 µg/ml.
Dibuat satu deret larutan standar Hidrokuinon dalam etanol dengan kadar yang
berbeda, yaitu 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 µg/ml dan larutan blanko. Deret larutan
standar dibuat dengan mengencerkan larutan induk 1000 ppm dalam labu 25 ml,
dengan masing-masing jumlah larutan induk yang diambil adalah 0,5 ml; 1 ml; 1,5
ml; 2 ml; 2,5 ml; 3 ml agar didapat deret larutan standar dengan konsentrasi 20, 40,
60, 80, 100 dan 120 µg/ml. Kemudian ditambahkan aquades sampai tanda batas
pada labu ukur 25 ml. Masing-masing larutan standar diambil 1 ml kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Setelah itu setiap larutan ditambahkan 1 ml
pereaksi phloroglusinol 1 % dan 1 ml natrium hidroksida 0,5N kemudian dipanaskan
dalam penangas air pada suhu 70oC selama 50 menit sampai terbentuk warna
merah. Tabung reaksi didinginkan dalam air bersuhu 25oC, dipindahkan ke labu ukur
10 ml kemudian ditambahkan etanol 95% untuk mencukupkan sampai tanda batas.
Serapan diukur pada panjang gelombang yang telah ditentukan mulai dari
konsentrasi yang rendah hingga konsentrasi yang tinggi secara berurutan. Dibuat
kurva antara Absorbansi dan konsentrasinya
Penetapan Kadar Hidrokuinon
• Penetapan ini meliputi penyiapan sampel, ekstraksi, identifikasi dan penetapan
kadar Hidrokuinon yang terkandung dalam krim pemutih yang beredar di pasaran.
• Sebanyak 1 ml krim pemutih wajah disuspensikan dalam air secukupnya,
dipindahkan ke dalam corong pemisah dan diekstraksi 3 kali, setiap kali ekstrasi
dengan 10 ml eter. Kumpulan eter diuapkan di lemari asam sampai kering. Sisa
penguapan dilarutkan dalam 5 ml etanol, saring dengan kertas saring whatman
kedalam labu ukur 10 ml dan ditambahkan etanol 95 % sampai tanda batas.
• Larutan hasil ekstraksi ditambahkan 1 ml pereaksi phloroglusinol 1% dan 1 ml
natrium hidroksida 0,5N kemudian dipanaskan dalam penangas air pada suhu
70oC selama 50 menit sampai terbentuk warna merah. Tabung reaksi didinginkan
dalam air bersuhu 25oC, pindahkan ke labu ukur 10 ml. Kemudian ditambahkan
etanol 95% sampai tanda batas. Serapan diukur pada panjang gelombang yang
telah didapat pada poin 1 halaman 32 ”pengukuran panjang gelombang
optimum”. Dan setiap sampel dilakukan secara tripel (3 kali pengulangan).
Rhodamin B
Pewarna yang digunakan dalam kosmetika umumnya terdiri atas 2 jenis yaitu:
a. Pewarna yang dapat larut dalam cairan (solube), air, alkohol, minyak.
Contoh warna kosmetika adalah pewarna asam (acid dyes) yang merupakan
golongan terbesar pewarna pakaian, makanan dan kosmetika. Unsur
terpenting dalam pewarna ini adalah gugus azo. Solvent dyes yang larut
dalam air atau alkohol, misalnya: merah DC, merah hijau NO.17, violet,
kuning. Xanthene dyes yang dipakai dalam lipstik, misalnya DC orange, merah
dan kuning.
b. Pewarna yang tidak dapat larut dalam cairan (insoluble), yang terdiri atas
bahan organik dan inorganik, misalnya lakes, besi oksida (wasitaadmadja,
1997: 25).
Rhodamin B
• Penggunaan Rhodamin B pada makanan dan kosmetik dalam waktu
lama (kronis) akan mengakibatkan gangguan fungsi hati atau kanker,
namun demikian bila terpapar Rhodamin B dalam jumlah besar maka
dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut keracunan Rhodamin B.
Bila Rhodamin B tersebut masuk melalui makanan akan
mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dan mengakibatkan
gejala keracunan dengan urine yang berwarna merah maupun merah
muda. Selain melalui makanan, ataupun kosmetik
• Rhodamin B juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, jika
terhirup terjadi iritasi pada saluran pernafasan, jika terkena kulit akan
menyebabkan iritasi pada kulit. Mata yang terkena Rhodamin B juga
akan mengalami iritasi yang ditandai dengan mata kemerahan dan
timbunan cairan atau udem pada mata.
Analisis Kualitatif
1. Pembuatan Larutan Uji Sampel Perona Pipi