Anda di halaman 1dari 131

PERAN IKATEMI DALAM

MEWUJUDKAN ELEKTROMEDIS
UNGGUL
INDONESIA MAJU
RAUDAH,SKM- SEKRETARIS UMUM DPP IKATEMI PERIODE 2018-2023
WORKSHOP DPD IKATEMI ACEH
SISTEMATIKA PENYAJIAN

2
PENDAHULUAN

3
Sistem Kesehatan Nasional
PERPRES NO 72 TAHUN 2012
Terbatasnya akses masyarakat terhadap Elektromedis

Kerangka
Pemenuhan

CAKUPAN KESEHATAN SEMESTA


Elektromedis Gap Produktivitas : Insentif yang layak, Sistem jenjang karier, sistem merit
dalam Cakupan
Kesehatan Gap Kompetensi : pelatihan pre-servis dan in-servis, Binwas, tubel,
Semesta PPDS, fellowship

Gap Distribusi : Insentif untuk meningkatkan Retensi di


daerah tidak diminati, redistribusi

Gap Jumlah dan Jenis Elektromedis :


Perencanaan dan Investasi yang adekuat

Akses masyarakat terhadap SDM Kesehatan


Bidang
UUD 36 tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan
Nakes 1 PengembanganJabatan
Fungsional Kesehatan
ASN
Kompetensi, Pola Karir,
Pasal 30 ayat (1) penilaian kinerja jabfung,
Pengembangan Tenaga Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kebutuhan instansi
mutu dan karier Tenaga Kesehatan pemerintah

POLA KARIR NAKES


Penjelasan Pasal 30 ayat (1)
Nakes
2 Bidang Pengembangan
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Swasta mengembangkan dan Karir dan Tata Kelola
menerapkan pola karier Tenaga Kesehatan yang dilakukan secara Non ASN Sertifikasi
transparan dan terbuka
Kompetensi Nakes, Pola
Karir, sertifikasi dan
Penjaminan Mutu Nakes i

UUD 5 tahun 2014


Bidang Pengembangan
Tentang Aparatur Sipil Negara 3 Kualifikasi SDM
Nakes ASN Berkelanjutan
Pasal 69 ayat (1)
& Non ASN Kesehatan
Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi,
Kualifikasi (pendidikan),
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi
Kompetensii
Pemerintah 6 6
Bidang
Perpres Nomor 72 Tahun 2012 Nakes 1 PengembanganJabatan
Fungsional Kesehatan
Tentang Sistem Kesehatan Nasional ASN
Kompetensi, Pola Karir,
Bab V Cara Penyelenggaraan SKN Sub Sistem Sumber Daya penilaian kinerja jabfung,
Manusia Kesehatan kebutuhan instansi
pemerintah
Salah satu masalah strategis Elektromedis adalah

POLA KARIR NAKES


pendayagunaan, pemerataan distribusi Elektromedis berkualitas,
Nakes
2 Bidang Pengembangan
pengembangan karir, sistem penghargaan dan sanksi bagi Karir dan Tata Kelola
Non ASN Sertifikasi
Elektromedis.
Dalam hal pengembangan karir, pemerintah diharapkan dapat
Kompetensi Nakes, Pola
melakukan secara objektif, transparan berdasarkan prestasi
Karir, sertifikasi dan
kerja dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan
Penjaminan Mutu Nakes i
kesehatan dan dilakukan melalui sistem karir, penggajian dan
insentif
Bidang Pengembangan
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan swasta mengupayakan 3 Kualifikasi SDM
penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan dalam rangka Berkelanjutan
Nakes ASN
peningkatan karir dan profesionalisme tenaga kesehatan, Kesehatan
& Non ASN
mengembangkan dan menerapkan pola karir tenaga kesehatan
yang dilakukan secara transparan dan lintas institusi melalui Kualifikasi (pendidikan),
jenjang jabatan struktural dan jabatan fungsional Kompetensii
7 7
Bidang
PP No 67 Tahun 2019 Tentang Nakes 1 PengembanganJabatan
Fungsional Kesehatan
Pengelolaan Tenaga Kesehatan ASN
Kompetensi, Pola Karir,
Pasal 18 ayat (4) penilaian kinerja jabfung,
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan oleh masyarakat dilakukan kebutuhan instansi
melalui pemanfaatan Tenaga Kesehatan dengan memperhatikan pemerintah
kompetensi, penggajian, uraian pekerjaan, jam kerja, pola karier, dan
pengembangan kemampuan sesuai dengan ketentuan peraturan

POLA KARIR NAKES


perundang-undangan.
Nakes
2 Bidang Pengembangan
Karir dan Tata Kelola
Pasal 61 Non ASN Sertifikasi
(1)Pendidikan berkelanjutan dan/atau pelatihan Tenaga Kesehatan
dilakukan dalam rangka upaya pengembangan untuk meningkatkan mutu
dan karier Tenaga Kesehatan. Kompetensi Nakes, Pola
(2)Pendidikan berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Karir, sertifikasi dan
bertujuan untuk: a. memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan yang memiliki Penjaminan Mutu Nakes
keahlian atau kompetensi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi serta
pengembangan organisasi; dan b. meningkatkan pengetahuan, Bidang Pengembangan
kemampuan, keterampilan, sikap, dan kepribadian sebagai bagian yang 3 Kualifikasi SDM
tidak terpisahkan dalam pengembangan karier Tenaga Kesehatan. Nakes ASN Berkelanjutan
(3)Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses & Non ASN Kesehatan
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja,
profesionalisme, dan/atau menunjang pengembangan karier Tenaga Kualifikasi (pendidikan),
Kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Kompetensii
8 8
PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN

1. PENGEMBANGAN KARIR
SDM KESEHATAN

bridging
ASN KKNI Perpres 8/2012
Non ASN
RPermenpan 38/2017)
Permenpan 34/2011

Terampil
Jabfungkes Mahir TK 1 Pola Karir Nakes dan
Penyelia • SKKNI TK2 Sertifikasi
Ahli Pertama • Stankom
Profesi TK 3
Ahli Muda LSP
Ahli Amdya
• Stankom JFK TK 4 Kompetensi Internasional
Ahli Utama TK 5

ASN
dan 2. PENGEMBANGAN KUALIFIKASI SDM KESEHATAN
NON ASN Elektromedis BERMUTU,
PROFESIONAL DAN BERDAYA
SAING INTL
Tubel, Bantuan Pendidikan, Fellowship,
P2KB 9
PMK Nomor 34 Tahun 2017
Akreditasi Rumah Sakit Asesmen dilakukan Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) yang
kompeten dan berwenang
Pasal 2 Akreditasi Bertujuan Untuk :

Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dan melindungi


keselamatan pasien Rumah Sakit
Meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, sumber daya SDM Kesehatan yang
tersertifikasi kompetensi sesuai
manusia di Rumah Sakit dan Rumah Sakit sebagai institusi
dengan wewenang dan
Mendukung program Pemerintah dibidang kesehatan;

SNARS
kompetensinya
Meningkatkan profesionelisme Rumah Sakit Indonesia di mata
Internasional.

Komite Akreditasi Rumah Sakit


Meningkatkan mutu pelayanan
(KARS) Rumah Sakit dan melindungi
keselamatan pasien Rumah
Sakit
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
(SNARS) 10
ELEKTROMEDIS YANG UNGGUL

11
ARAH PEMBANGUNAN DI BIDANG ALAT
ELEKTROMEDIK PADA HAKEKATNYA
PENGEMBANG DIARAHKAN TERWUJUDNYA ELEKTROMEDIS
AN INDONESIA YANG KOMPETEN, BERDAYA
SAING DAN MEMILIKI HARKAT, MARTABAT
ELEKTROMEDI SERTA SEJAHTERA.
S
INDONESIA

12
SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI DALAM SISTEM SKKNI DAN KKNI

Pemberlakuan SKKNI
Puskat Mutu Puslat SDM
KTKI Penerapan
Akreditasi LDP
Kes /LDP OP
Standar/
Pelatihan berbasis
Kualifikasi
kompetensi PUSKATMUTU SDM
Lisensi LSP
/LSP KES ->LSP EM

Sertifikasi Kompetensi
Pengembangan SKKK SDM
Standar Kompetensi/
Kualifikasi Nasional SKKNI/KKNI Pengembangan SDM
PENGAKUAN/
MRA
Profesional
Kompeten
SKKI
Kompetitif

Kerjasama
Harmonisasi
Standar/
Kualifikasi Pusrengun
K/L
Pembinaan dan Pengendalian
13
PEMBERLAKUAN
K/L TEKNIS
MANDATORI/WAJIB
K/L TERKAIT
1. Keamanan,
2. Keselamatan,
3. Kesehatan,
S KK K 4. Lingkungan hidup dan/atau Pada bidang profesi atau pekerjaan
5. Potensi perselisihan dalam perjanjian yang memiliki posisi strategis dalam
perdagangan dan jasa meningkatkan daya saing nasional

PENGEMBANGAN PROGRAM
DIKLAT
DIKLAT
KUALIFIKASI
AKREDITASI LEMBAGA DIKLAT
OKUPASI
KLASTER
PENGEMBANGAN SKEMA
SERTIFIKASI UNIT KOMP
SERTIFIKASI
LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI

PENGEMBANGAN SDM
SERTIFIKASI SURVEILANS
BANG
REKRUITMEN
KARIR
SIKLUS MEMBANGUN SDM BERBASIS KOMPETENSI
PEMETAAN
KOMPETENSI
DAN TNA

Identifikasi Kualifikasi KELEMBAGAAN Fasilitasi


dan Okupasi REKRUTMEN Penempatan

Identifikasi dan Asesmen, sertifikasi


KELEMBAGAAN
pengembagan Standar kompetensi, &
SERTIFIKASI pemeliharaan kompetensi
kompetensi dan skema
sertifikasi

KELEMBAGAAN
• Pengembangan • Promosi & rekrutmen
PENDIDIKAN
modul pelatihan • Pengembangan pelatihan
berdasar skema
DAN/ATAU
sertifikasi PELATIHAN
15
TIGAPILAR
TIGA PILAR
PENGEMBANGANSDM
PENGEMBANGAN SDMBERBASIS
BERBASISKOMPETENSI
KOMPETENSI

INDUSTRI

KKNI
SKKNI

COMPETENCY COMPETENCY BNSP/


LDP BASED BASED LSP
TRAINING ASSESSMENT

16 16
UU
UUNO.
NO.36/2009,
36/2009,
TENTANG
TENTANGKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 23
(1) Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
(2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan bidang keahlian yang dimiliki.
(3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari Pemerintah.
(4) Selama memberikan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang mengutamakan kepentingan
yang bernilai materi.
(5) Ketentuan mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Menteri.

Penjelasan Pasal 23 angka (1)


Kewenangan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kewenangan yang diberikan berdasarkan pendidikannya setelah melalui
proses registrasi dan pemberian izin dari pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
17
UU
UUNO.
NO.36/2009,
36/2009,
TENTANG
TENTANGKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 34
(2) Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan
yang tidak memiliki kualifikasi dan izin untuk melakukan pekerjaan profesi.

18
UU
UUNO.
NO.44/2009,
44/2009,
TENTANG
TENTANGRUMAH
RUMAHSAKIT
SAKIT

Pasal 13
(2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak
pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.

19
UU
UUNO.
NO.44/2009,
44/2009,
TENTANG
TENTANGRUMAH
RUMAHSAKIT
SAKIT

Pasal 14
(1) Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
(2) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan dengan
mempertimbangkan kepentingan alih teknologi dan ilmu pengetahuan serta ketersediaan tenaga
kesehatan setempat.
(3) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan bagi
tenaga kesehatan asing yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktik

20
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 1

5.Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang Tenaga Kesehatan berdasarkan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional untuk menjalankan praktik.

7.Sertilikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap Kompetensi Tenaga Kesehatan
untuk dapat menjalankan praktik di seluruh Indonesia setelah lulus uji Kompetensi.

21
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 1

9. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Tenaga Kesehatan yang telah memiliki Sertifikat
Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lain serta mempunyai pengakuan
secara hukum untuk menjalankan praktik.
10. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh konsil
masing-masing Tenaga Kesehatan kepada Tenaga Kesehatan yang telah diregistrasi.
11. Surat Izin Praktik yang selanjutnya disingkat SIP adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota kepada Tenaga Kesehatan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan
praktik.

22
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 44
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR.
(2)STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan setelah
memenuhi persyaratan.
(3)Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji
profesi; dan
e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi.

23
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 45
(4)STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah memenuhi persyaratan.
(5)Persyaratan untuk Registrasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi:
a. memiliki STR lama;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi.
e. telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di
bidangnya; dan
f. memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan,
pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya.

24
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 46
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIP.
(3)SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atas rekomendasi
pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat Tenaga Kesehatan menjalankan praktiknya.
(4)Untuk mendapatkan SIP sebagairnana dimaksud pada ayat (2), Tenaga Kesehatan harus memiliki;
a. STR yang masih berlaku;
b. Rekomendasi dari Organisasi Profesi; dan
c. tempat praktik.
(5)SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masing- masing berlaku hanya untuk 1 (satu) tempat.

25
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 50

(1)Tenaga Kesehatan harus membentuk Organisasi Profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan/atau
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat, dan etika profesi Tenaga Kesehatan.
(2)Setiap jenis Tenaga Kesehatan hanya membentuk 1 (satu) Organisasi Profesi.
(3)Pembentukan Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

26
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 64

Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan dilarang melakukan praktik seolah-olah
sebagai Tenaga Kesehatan yang telah memiliki izin.

27
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 66

(1)Setiap Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berkewajiban untuk mematuh.i Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Operasional.
(2)Standar Profesi dan Standar Pelayanan Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk masing-masing
jenis Tenaga Kesehatan ditetapkan oleh organisasi profesi bidang kesehatan dan disahkan oleh Menteri.
(3)Standar Pelayanan Profesi yang berlaku universal ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
(4)Standar Prosedur Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
(5)Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar
Prosedur Operasicnal diatur dengan Peraturan Menteri.

28
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 74

Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mengizinkan Tenaga Kesehatan


yang tidak memiliki STR dan izin untuk menjalankan praktik di Fasilitas pelayanan
Kesehatan.

29
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 75

Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak mendapatkan pelindungan


hukum sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

30
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 83
Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan melakukan praktik seolah-olah sebagai Tenaga Kesehatan yang telah
memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.

Pasal 85
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan sengaja menjalankan praktik tanpa memiliki STR sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (I) dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).

Pasal 86
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik tanpa memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100.000,000,00 (seratus juta rupiah).
31
IKATAN ELEKTROMEDIS INDONESIA (IKATEMI)

32
Struktur Organisasi
Badan PPSDM Kesehatan

33
Sejarah Singkat

• Ikatan Alumni Teknik Elektromedik Indonesia, RSAB Harkit, 4


Desember 1983
• Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia
• Ikatan Elektromedis Indonesia, MUNAS VI 10-12 Oktober 2013
• Ikatan Elektromedis Indonesia, MUNAS VII 26-28 Oktober 2018

• Akte Notaris, No.M-04-HT.03.05-TH 1993 tanggal 7 Januaari 1993


ORGANISASI PROFESI
1. Nama Organisasi Profesi
Ikatan Elektromedis Indonesia, disingkat IKATEMI.
(Ketetapan Musyawarah Nasional VI IKATEMI Nomor. TAP/MUNAS-
VI/VII/IKATEMI/2013, tentang Perubahan Nama Organisai Profesi)
2. Legalitas Organisasi Profesi
a) Akta Notaris No.54, tanggal 25 Juni 2015, dibuat oleh Notaris Mansur
Ishak, SH.
b) Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI. No.AHU-0001730.AH.0107,
tanggal 30 Juni 2015, tentang IKATEMI sebagai Badan Hukum.
Hierarki Organisasi

• 1 Dewan Pengurus Pusat


• 34 Dewan Pengurus Daerah, aktif.
• 112 Dewan Pengurus Cabang
• Anggota IKATEMI
TENAGA KESEHATAN
TENAGA PROFESIONAL PROFESIONAL
1.1. Standar
StandarPelayanan
PelayananRumah
RumahSakit.
Sakit.
2.2. Hak
HakPengguna
PenggunaPelayanan
PelayananKesehatan.
Kesehatan.
3.3. Standar
StandarProsedur
ProsedurOperasional.
Operasional.
4.4. Standar
StandarPelayanan
PelayananProfesi.
Profesi.
5.5. Standar
StandarProfesi/Kompetensi.
Profesi/Kompetensi.
6.6. Kode
KodeEtik
EtikProfesi.
Profesi.

38
REGULASI ELEKTROMEDIS
NO NOMOR/TAHU REGULASI KETERANGAN
N
1. 371/2007 Keputusan Menteri Kesehatan tentang STANDAR PROFESI TEKNISI ELEKTROMEDIS REVISI 2014
3/2018 (STANDAR KOMPETENSI & Kode ETIK) PROSES VERBAL DI BIRO KEMENKES
4/2018 Peraturan Ketua Umum DPP IKATEMI tentang STANDAR KOMPETENSI
ELEKTROMEDIS
5/2018 Peraturan Ketua Umum Ikatemi No.1 tahun 2017 tentang Sumpah/Janji dan
Pelantikan Profesi Elektromedis

2 161/2010 & Registrasi Tenaga Kesehatan  STR-Elektromedis Revisi 46/2013 STR-EM


1796/2012
3 28/2013  Peraturan Menteri Pendayagunaan &RB R.I. tentang Jabatan Jabatan Fungsional Proses Revisi Perubahan Numenkaltur
Teknisi Elektromedis dan Angka Kredit; Teknisi Elektromedis menjadi
 Petunjuk Pelaksanaan Jabatan fungsional Elektromedis Elektromedis dan Penambahan jenjan Ahli
46/25/2014
 Petunjuk Teknis Jabatan fungsional Elektromedis Utama
51/2015
4 36/ 2014 Undang-Undang tentang Tenaga Kesehatan pada pasal 11 didalamnya terdapat Jenis
Tenaga Elektromedis masuk dalam kelompok Teknik Biomedika

5 45/2015 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik SIP-EM
Elektromedis

6 65/2016 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan Elektromedis Alur dan Proses

7 135/2019 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan R.I. tentang Penetapan SKKNI Katagori Aktivitas Acuan seluruh standar kompetensi
Kesehatan Manusia Dan Aktivitas Sosial Golongan Pokok Aktivitas Kesehatan
39
Manusia Bidang Kesehatan Profesi Elektromedis
LDP Bidang Elektromedis
NO TAHUN SASARAN KETERANGAN
1. 2012 REV 2017 Kurikulum dan Modul Pelatihan Jabfung Elektromedis Jenjang Fasilitasi Pusdiklat
2017 Terampil SDMK BPPSDMK
Kurikulum dan Modul Jabfung Elektromedis Jenjang Ahli (terakriditasi)
2. 2017-2018 Penyusunan Kurikulum Pelatihan TOT Kredensial Bagi Elektromedis DPP IKATEMI

3. 2017-2019 Penyusunan Pedoman Pelatihan Bidang Elektromedik DPP IKATEMI

4. 2018 Kurikulum dan Modul Pelatihan Teknis Pengujian dan Kalibrasi FASILITASI YAnkes
Faskes Lainnya
(Terakriditasi)
5. 2018 Kurikulum dan Modul Pelatihan Teknis …. FASILITASI Diklat
RSUP dr Sardjito
DIY)
6 Kurikulum Program Pendidikan Diploma III

7 Kurikulum Program Pendidikan Diploma IV

8 Kurikulum Program Pendidikan Magister Terapan 40


KODE ETIK PROFESI ELEKTROMEDIS (1)
(Kepmenkes No.371/2007 ttg Standar Profesi Elektromedis)

Mukadimah;

1. Elektromedis dalam segala aktifitas profesional dan pelayanan kepada individu dan masyarakat harus
selalu menjaga citra profesi.

2. Elektromedis adalah salah satu profesi yang turut berperan dalam upaya pelayanan kesehatan bagi
masyarakat Indonesia.

3. Elektromedis adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada masyarakat, bukanlah profesi yang
semata-mata pekerjaan untuk mencari nafkah.

4. Setiap anggota profesi agar dalam mempersembahkan pelayanan dengan cara yang terhormat, dengan
disadari sepenuhnya bahwa anggota profesi selain memikul tanggung jawab kehormatan pribadi, juga
memikul tanggung jawab terhadap kehormatan profesi
TIGA INDIKATOR PROFESI

Organisasi
Profesi

Standar Kode Etik


Profesi Profesi

RDH-IKATEMI 42
Profesionalisme adalah suatu paham
yang mencitakan dilakukannya
kegiatan-kegiatan kerja tertentu
dalam masyarakat, berbekalkan
keahlian yang tinggi dan
berdasarkan rasa keterpanggilan --
serta ikrar (fateri/profiteri) untuk
menerima panggilan tersebut
3 Watak Profesionalisme
Tiga watak kerja yang merupakan persyaratan dari setiap kegiatan pemberian "jasa
profesi" (dan bukan okupasi) ialah

1. bahwa kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau
mengharapkan imbalan upah materiil;
2. bahwa kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas
tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan
berat;
3. bahwa kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral -- harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan
disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.
PENGEMBANGAN KARIER

1. Kualifikasi
2. Kompetensi
BERDASARKAN
3. Penilaian kinerja, dan;
4. Kebutuhan Instansi

1. Integritas dan;
MEMPERTIMBANGKAN 2. Moralitas
KODE ETIK PROFESI ELEKTROMEDIS (2)
(Kepmenkes No.371/2007 ttg Standar Profesi Elektromedis)

A. Kewajiban Umum;

1. Memberikan pelayanan profesional secara jujur, kompeten dan bertanggung jawab.


2. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan dalam
lingkup profesi teknik elektromedik.
3. Menghargai hubungan multidisiplioner dengan profesi lain.
4. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
KODE ETIK PROFESI ELEKTROMEDIS (3)
(Kepmenkes No.371/2007 ttg Standar Profesi Elektromedis)

B. Kewajiban Elektromedis Terhadap Klien


1. Tidak bersikap diskriminatif dalam memberikan pelayanan teknik elektromedik kepada siapapun yang
membutuhkan:
2. Menjaga rahasia klien yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk kepentingan hukum/pengadilan .

C. Kewajiban Elektromedis Terhadap Teman Sejawat


Menghargai hak dan martabat individu sebagai landasan dalam pelayanan profesional. Hubungan yang
terjadi antar elektromedis dengan klien didasari sikap saling percaya dan menghargai hak masing-
masing.

D. Kewajiban Elektromedis Terhadap Diri Sendiri


Selalu memelihara standar kompetensi profesi elektromedis dan selalu meningkatkan
pengetahuan/ketrampilan dan sikap.
RUANG LINGKUP
PROFESI ELEKTROMEDIS
(Lampiran Kepmenkes No.371/2007, Pendahuluan Huruf E)

1. Melaksanakan operasi alat kedokteran


8. Melaksanakan registrasi dan penapisan alkes
2. Melaksanakan pemeliharaan alat
kedokteran 9. Melaksanakan uji produksi dalam negeri
3. Melaksanakan repair and trouble 10. Melaksanakan
shooting alkes penyuluhan/pengajaran/penelitian alkes
4. Melaksanakan inspeksi unjuk kerja 11. Melaksanakan fabrikasi alkes
alkes 12. Melaksanakan sales engineering alkes
5. Melaksanakan inspeksi keamanan 13. Melaksanakan perakitan instalasi alkes
alkes 14. Melaksanakan perancangan teknologi tepat
6. Melaksanakan uji laik pakai guna alkes.
7. Melaksanakan kalibrasi

RDH-IKATEMI 50
Profil Profesi Elektromedis
Tanggung jawab Elektromedis secara umum adalah menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan
siap pakai peralatan kesehatan dengan tingkat keakurasian dan
keamanan serta mutu yang standar.

(Kepmenkes 371/2007 tentang Standar Profesi Teknisi


Elektromedis)
Profil Profesi Elektromedis
Peran dan fungsi Elektromedis secara umum yang dapat diuraikan
mulai dari pengelola, pelaksana, penelitian serta penyuluh dan
pelatih terhadap alat kedokteran/kesehatan pada fasilitas
kesehatan

(Kepmenkes 371/2007 tentang Standar Profesi Teknisi


Elektromedis)
Elektromedis
UU NO. 36/2014, TENTANG TENAGA KESEHATAN

Pasal 1
1.Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Pasal 9
(1) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a harus memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga,
kecuali tenaga medis.

Pasal 11
(1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
k. tenaga teknik biomedika;

(12) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik biomedika sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf k terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli teknoiogi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik
prostetik.
Elektromedis
Permenkes No.45 Tahun 2015, tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Elektromedis.

Pasal 1 angka 1;
Elektromedis Adalah Setiap Orang Yang Telah
Lulus Dari Pendidikan Teknik Elektromedik
Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan

Pasal 3,
Kualifikasi Elektromedis ditentukan berdasarkan
pendidikan yang terdiri atas ;
a. Diploma tiga sebagai Ahli Madya Teknik
Elektromedik; dan
b. Diploma empat sebagai Sarjana Terapan Teknik
Elektromedik.
Permenkes no.65/2016 tentang
standar pelayanan elektromedik

Elektromedis adalah setiap orang yang telah


lulus dari pendidikan Teknik Elektromedik sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundangundangan, berijazah minimal diploma
III teknik elektromedik, telah mendapatkan
pengakuan kompetensi yang dibuktikan dengan
Surat Tanda Registrasi Elektromedis (STR-E)
dan Surat Izin Praktik Elektromedis (SIP-E)
sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan,
Elektromedis
Permenpan Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis Dan
Angka Kreditnya

Pasal 28
(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama
kali dalam jabatan fungsional Teknisi Elektromedis
Terampil harus memenuhi syarat:
a. Berijazah paling rendah Diploma III (D.III) teknik
elektromedik;

(2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama


kali dalam jabatan fungsional Teknisi Elektromedis
Ahli harus memenuhi syarat:
a. Berijazah paling rendah Sarjana (S.1)/Diploma IV
(D.IV) teknik
elektromedik;
TIGA PILAR PROFESI

Standar
Pelayanan

Standar
Standar
Kompetensi
Pendidikan

Standar
Kurikulum Pendidikan
Kurikulum Pelatihan
RDH-IKATEMI 57
UU
UUNO.
NO.36/2014,
36/2014,TENTANG
TENTANG
TENAGA
TENAGAKESEHATAN
KESEHATAN

Pasal 17
(2) Pengadaan Tenaga Kesehatan dilakukan melalui pendidikan tinggi bidang kesehatan.
(3) Pendidikan tinggi bidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diarahkan untuk
menghasilkan Tenaga Kesehatan yang bermutu sesuai dengan Standar Profesi dan Standar Pelayanan profesi.

Pasal 20
(3) Standar Nasional Pendidikan Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun secara
bersama oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan, asosiasi institusi pendidikan, dan
Organisasi Profesi.

58
UU No.12/2012, tentang Pendidikan Tinggi.

• Pasal 16
(1) Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi program diploma yang menyiapkan
Mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program
sarjana terapan.
(2) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan oleh
Pemerintah sampai program magister terapan atau program doktor terapan.

• Penjelasan pasal 16 Ayat (1)


Yang dimaksud dengan “pendidikan vokasi” adalah pendidikan yang menyiapkan
Mahasiswa menjadi profesional dengan keterampilan/kemampuan kerja tinggi.
Kurikulum pendidikan vokasi disiapkan bersama dengan Masyarakat profesi dan organisasi
profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesinya agar memenuhi syarat
kompetensi profesinya.
Dengan demikian pendidikan vokasi telah mencakup pendidikan profesinya.
STANDAR PENDIDIKAN
1. Surat Keputusan Kepala Badan Pengembangan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan No:
HK.02.05/I/III/2/03069.1/2011, tentang Kurikulum Inti D.III Teknik Elektromedik Berbasis Kompetensi.
2. Keputusan Kepala Badan Pengembangan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan No
HK.02.03/I/IV/2/7223/2013, tentang Kurikulum Inti D.IV Teknik Elektromedik.
3. Permenpan Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis Dan Angka
Kreditnya
Pasal 28
(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan fungsional Teknisi Elektromedis
Terampil harus memenuhi syarat:
a. Berijazah paling rendah Diploma III (D.III) teknik elektromedik;
NAMA PRODI
• Pendidikan D3 Tehnologi Elektro-medis
• D4 Tehnologi Rekayasa Elektro-medis
STANDAR PENDIDIKAN
Pasal 28
(2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan fungsional Teknisi Elektromedis
Ahli harus memenuhi syarat:
a. Berijazah paling rendah Sarjana (S.1)/Diploma IV (D.IV) teknik
elektromedik;
4. Permenkes No.45 Tahun 2015, tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Elektromedis.
Pasal 1 angka 1; Elektromedis Adalah Setiap Orang Yang Telah Lulus Dari Pendidikan Teknik Elektromedik
Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Pasal 3, Kualifikasi Elektromedis ditentukan berdasarkan pendidikan yang terdiri atas ;
a. Diploma tiga sebagai Ahli Madya Teknik Elektromedik; dan
b. Diploma empat sebagai Sarjana Terapan Teknik Elektromedik.
62
Manufacturing
Marketing Testing
Development
Transfer
Research
Distribution
Ass. Of Need

Tech. Assessment De-commissioning

Maintenance
Planning
Operation
Evaluation
Procurement Training

Installation Commissioning
Profil/Peran
Elektromedis Madya

Teknisi ;
Analis ;
Seorang  Elektromedis yang memahami dan
Seorang Elektromedis yang menilai kondisi  alat
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
Elektromedik   dengan memilih metode yang  tepat
bidang Elektromedik dalam menjamin alat
untuk menunjukkan kinerja, mutu dan kuantitas yang
Elektromedik berfungsi sesuai spesifikasinya
terukur serta menyusun laporan tertulis secara
serta menyusun laporan tertulis secara
komprehensif sebagai rekomendasi tindak lanjut.
komprehensif.

64
Profil/Peran
Elektromedis Ahli

Teknopreneur ;
Evaluator ;
Seorang Elektromedis yang mengembangkan
Seorang Elektromedis yang memiliki
kewirausahaan melalui penerapan hasil
pengetahuan dan keterampilan khusus dalam
pengembangan teknologi bidang Elektromedik dan
melakukan pengujian alat Elektromedik sesuai
mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi
standar serta memformulasikan penyelesaian
serta menyelesaikan masalah yang tepat dalam
masalah prosedural sehingga dapat menjamin
pengambilan keputusan untuk pencapaian hasil
alat Elektromedik laik pakai.
usaha

65
Profil/Peran Kualifikasi Jenjang Didik

1.Teknisi
Level 5 D.III
2. Analis

1.Asesor,
Level 6 D.IV
2. Teknoprener

1. Evaluator,
Level 7 Profesi
2. Konsultan

1. Pendidik Level 8 S2T

1. Peneliti,
Level 9 S3T
2. Director
UJI KOMPETENSI
LISENSI  SIP REGISTRSI STR
SERKOM
PIAGAM
STR-E
SUMPAH/JANJI

SERTIFIKAT
SIP-E
KOMPETENSI

ELEKTROMEDIS
68
NAMA/SEBUTAN PROFESI
Sebutan Profesi : ELEKTROMEDIS
Dasar Hukum ;
1. Sejak 2011 telah di keluarkan STR-Elektromedis
2. Ketetapan Musyawarah Nasional VI IKATEMI Nomor. TAP/MUNAS-VI/VI/IKATEMI/2013, tentang Perubahan Nama
Profesi Teknisi Elektromedis menjadi Elektromedis.
3. UU No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, pasal 11 angka (12) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam
kelompok tenaga teknik biomedika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k terdiri atas radiografer,
elektromedis, ahli teknoiogi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
4. Permenkes No.45 tahun 2015 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Elektromedis, yang mengatur tentang Surat
Izin Praktik Elektromedis (SIP-E) dan Kewenangan Elektromedis.
5. Pada pasal 22 Permenkes 45 tahun 2015 tertulis, Semua nomenklatur teknisi elektromedis sebelum diundangkannya
peraturan menteri ini harus dibaca dan dimaknai menjadi elektromedis.
DASAR PERTIMBANGAN
ELEKTROMEDIS

UU No.36/2009 pasal 23
UU No.36/2014, psl 8,9,11
TENAGA angka 12.
KESEHATAN

Berwenang Untuk Menyelenggarakan


Atau Menjalankan Praktik
Di Bidang Pelayanan Kesehatan Sesuai
Dengan Bidang Keahlian Yang Dimiliki

BIDANG
ELEKTROMEDIK
DASAR PERTIMBANGAN

UU No.36/2014, pasal 46

ELEKTROMEDIS

PemerintahKab/Ko
ta

IZIN

SIP
KEWENANGAN
DASAR HUKUM

UU No.36/2009 Permenkes No.64/2015, revisi no.29& 30 /2018


Kesehatan Tentang Org anisasi dan Tata Kerja Kemenkes

UU No.36/2014 Permenkes No.67/2013


Tenaga Kesehatan Pendayagunaan Nakes WNA

UU No.23/2014 Permenkes No.46/Menkes/Per/VIII/2013


Pem - Da Registrasi Tenaga Kesehatan

PERMENKES
NO.45/2015
KETENTUAN UMUM

Elektromedis Adalah Setiap Orang Yang Telah Lulus Dari Pendidikan Teknik Elektromedik Sesuai Dengan
1 Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Pelayanan Elektromedik Adalah Kegiatan Instalasi, Pemeliharaan, Perbaikan, Pengujian Dan Kalibrasi,
Penyesuaian (Adjustment), Dan Inspeksi Terhadap Alat Elektromedik, Alat Pengujian Dan Kalibrasi, Serta
2 Kegiatan Pengendalian Atau Pemantapan Mutu, Keamanan, Keselamatan, Pelaporan Dan Evaluasi,
Pelayanan Rancang Bangun Atau Desain, Dan Pemecahan Masalah Serta Pembinaan Teknis Bidang
Elektromedik

3 Alat elektromedik adalah alat kesehatan yang menggunakan catu daya listrik

Surat Izin Praktik Elektromedis Yang Selanjutnya Disingkat SIP-E Adalah Bukti Tertulis Yang Diberikan Oleh
4 Pemerintah Kabupaten/Kota Kepada Elektromedis Sebagai Pemberian Kewenangan untuk Menjalankan
Praktik

Organisasi Profesi Elektromedis Yang Selanjutnya Disebut Organisasi Profesi Adalah Wadah Untuk
5 Berhimpunnya Para Elektromedis
STR-E DAN SIP-E

STR-E

Lulusan
Luar Negeri
ELEKTROMEDIS

 1 tempat/orang
1.Evaluasi Kompetensi  Berlaku selama STR-E
2.Penilaian Admisitrasi masih berlaku SIP-E

WNA

1.Evaluasi Kompetensi STR-E


2.Penilaian Admisitrasi Sementara

1 tahun x 2
Permenkes No.45 Tahun 2015, tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Elektromedis.

Pasal 1 angka 1;
Elektromedis Adalah Setiap Orang Yang Telah Lulus Dari Pendidikan Teknik Elektromedik Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan

Pasal 3,
Kualifikasi Elektromedis ditentukan berdasarkan pendidikan yang terdiri atas ;
a. Diploma tiga sebagai Ahli Madya Teknik Elektromedik; dan
b. Diploma empat sebagai Sarjana Terapan Teknik Elektromedik.
PELAYANAN ELEKTROMEDIS
Permenkes No.45 Tahun 2015, tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Elektromedis.

Pelayanan elektromedis adalah kegiatan instalasi, pemeliharaan, perbaikan, pengujian


dan kalibrasi, penyesuaian (adjustment), dan inspeksi terhadap alat elektromedik, alat
pengujian dan kalibrasi,
serta kegiatan pengendalian atau pemantapan
mutu, keamanan, keselamatan, pelaporan dan
evaluasi, pelayanan rancang bangun atau
desain, dan pemecahan masalah serta
pembinaan teknis bidang elektromedik.
(Pasal 1 angka 2)
KEWENANGAN ELEKTROMEDIS
(Permenkes No.45/2015, pasal 12)

1. Mengoperasikan alat elektromedik dalam rangka pemeliharaan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi.
2. Melakukan pemeliharaan, alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi.
3. Melakukan pemantauan fungsi alat elektromedik.
4. Menganalisis kerusakan dan perbaikan alat elektromedik.
5. Melakukan inspeksi unjuk kerja alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi.
6. Melakukan inspeksi keamanan alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi.
7. Melakukan pengujian laik pakai alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi.
8. Melakukan pengujian dan kalibrasi alat elektromedik.
9. Melakukan penyuluhan, pembelajaran, penelitian dan pengembangan alat elektromedik.
10. Melakukan perakitan dan instalasi alat elektromedik.
11. Melakukan perencanaan instalasi, pemeliharaan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi alat elektromedik, pengujian dan
kalibrasi.
12. Melakukan kajian teknis (technical assesment) yang berkaitan dengan alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi.
13. Memecahkan masalah dan bimbingan teknis bidang elektromedik.

77
1. Dalam menyelenggarakan atau menjalankan praktiknya,
Elektromedis memiliki tanggung jawab menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya
kelayakan siap pakai peralatan elektromedik dengan
tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu yang
standar..

(Permenkes No.45/2015, Pasal 14)


(Lampiran Kepmenkes No.371/2007, Pendahuluan Huruf E)

78
NOMENKLATUR ELEKTROMEDIS
(PERMENKES NO.45/2015, PASAL 22

Semua nomenklatur teknisi


elektromedis sebelum diundangkannya
peraturan Menteri ini harus dibaca dan
dimaknai menjadi elektromedis
SYARAT PERMOHONAN SIP-E
DIAJUKAN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

1 Fotokopi ijazah yang dilegalisir

2 Fotokopi STR-E atau STR-E sementara

3 Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin praktik

4 Surat keterangan bekerja dari fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan yang bersangkutan

5 Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm berlatar belakang merah

6 Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk

7 Rekomendasi dari organisasi profesi


KEWENANGAN ELEKTROMEDIS

1. Mengoperasikan alat elektromedik dalam rangka pemeliharaan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi.
2. Melakukan pemeliharaan, alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi.
3. Melakukan pemantauan fungsi alat elektromedik.
4. Menganalisis kerusakan dan perbaikan alat elektromedik.
5. Melakukan inspeksi unjuk kerja alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi.
6. Melakukan inspeksi keamanan alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi.
7. Melakukan pengujian laik pakai alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi.
8. Melakukan pengujian dan kalibrasi alat elektromedik.
9. Melakukan penyuluhan, pembelajaran, penelitian dan pengembangan alat elektromedik.
10. Melakukan perakitan dan instalasi alat elektromedik.
11. Melakukan perencanaan instalasi, pemeliharaan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi alat elektromedik, pengujian dan
kalibrasi.
12. Melakukan kajian teknis (technical assesment) yang berkaitan dengan alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi.
13. Memecahkan masalah dan bimbingan teknis bidang elektromedik.

81
1. Tanggung jawab Elektromedis
secara umum adalah menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya
kelayakan siap pakai peralatan elektromedik dengan
tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu yang
standar.
2. Senantiasa meningkatkan mutu pelayanan elektromedis, dengan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.

82
HAK ELEKTROMEDIS

Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi, standar
1
pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional.

2 Menerima imbalan jasa

3 Memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai-nilai agama.

4 Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.

Menolak keinginan penerima pelayanan kesehatan atau pihak lain yang bertentangan dengan standar
5
profesi, kode etik, standar pelayanan, standar prosedur operasional, atau ketentuan peraturan perundang-
undangan.

6 Memperoleh hak lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.


KEWAJIBAN ELEKTROMEDIS

Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan profesi,
1 standar prosedur operasional, dan etika profesi serta kebutuhan kesehatan penerima pelayanan
kesehatan

2
Membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang pemeriksaan, asuhan, dan
tindakan yang dilakukan.
Meningkatkan mutu pelayanan
PEMBINAAN
elektromedis

MENTERI Ka. Dinkes Provinsi

GUBERNUR Ka. Dinkes Kab/Kota

BUPATI/WALIKOTA Konsil Nakes

ELEKTROMEDIS IKATEMI
PELAPORAN TENAGA ELEKTROMEDIS

Elektromedis
Bekerja atau berhenti Setiap tahun

Pimpinan fasyankes/faskes Dinkes Kab/Kota Dinkes Provinsi

Tembusan

IKATEMI
SANGSI ADMINISTRATIF

1. Menteri
2. Gubernur
Elektromedis
3. Dinkes provinsi
4. Dinkes Kab/Kota

Sangsi
1. Teguran lisan. Pelanggaran praktik
2. Teguran tertulis. Pelayanan elektromedis
3. Pencabutan SIP.
SANGSI ADMINISTRATIF

1. Bupati/ Walikota
Konsil Nakes
2. Ka. Dinkes Kab/Kota

Memberikan atau
mengusulkan Elektromedis praktik
rekomendasi pencabutan Tanpa SIP-E
STR-E
SANGSI ADMINISTRATIF

1. Gubernur
2. Bupati Fasyankes
3. Walkota

Sangsi
1. Teguran lisan. Mempekerjakan
2. Teguran tertulis. Elektromedis tanpa
3. Pencabutan izin SIP-E
fasyankes
KETENTUAN PERALIHAN

Elektromedis yang telah menjalankan praktik di fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan
1 sebelum diundangkannya peraturan menteri ini, dinyatakan telah memiliki SIP-E berdasarkan peraturan
menteri ini.

Elektromedis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus telah memiliki SIP-E berdasarkan peraturan menteri
2 ini paling lambat 1 (satu) tahun sejak peraturan menteri ini diundangkan.
NOMENKLATUR ELEKTROMEDIS

Semua nomenklatur teknisi


elektromedis sebelum diundangkannya
peraturan menteri ini harus dibaca dan
dimaknai menjadi elektromedis
Peraturan Meneteri Kesehatan Nomor65/2016
tentang
Standar Pelayanan Elektromedik

Elektromedis adalah setiap orang yang telah lulus dari pendidikan Teknik Elektromedik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan, berijazah minimal diploma III teknik elektromedik, telah mendapatkan pengakuan kompetensi yang dibuktikan
dengan Surat Tanda Registrasi Elektromedis (STR-E) dan Surat Izin Praktik Elektromedis (SIP-E) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan,

KUALIFIKASI

a. Diploma III teknik elektromedik;


b. Diploma IV teknik elektomedik/ Sarjana terapan teknik elektromedik
c. Magister Terapan teknik elektromedik
d. Doktor Terapan teknik elektromedik
Standar Pelayanan
Memuat mengenai:
Alur pelayanan; dan

Proses pelayanan;

Struktur organisasi;

Kualifikasi tenaga;

Sarana prasarana pendukung; dan

Peralatan kerja.
Alur Pelayanan
Permenpan Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Jabatan
Fungsional Teknisi Elektromedis Dan Angka Kreditnya

Pasal 1 angka 1
Jabatan fungsional Teknisi Elektromedis adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan pelayanan pengelolaan alat elektromedik pada sarana kesehatan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 1 angka 2
Teknisi Elektromedis adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan pengelolaan alat elektromedik pada sarana kesehatan.

Pasal 2
Jabatan fungsional Teknisi Elektromedis termasuk dalam rumpun kesehatan.

Pasal 28
(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan fungsional Teknisi Elektromedis Terampil harus
memenuhi syarat:
a. Berijazah paling rendah Diploma III (D.III) teknik elektromedik;

(2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan fungsional Teknisi Elektromedis Ahli harus memenuhi
syarat:
a. Berijazah paling rendah Sarjana (S.1)/Diploma IV (D.IV) teknik
elektromedik;
PRINSIP DASAR SISTEM SERTIFIKASI

LSP

Standar
Kompetensi Sesuai
Kerja Tuntutan
Sistem Tempat Kerja
Mengembangkan dan
Pelaksanaan Skema
Memelihara Skema
Sertifikasi Sertifikasi
Sertifikasi
• Bersertifikat Metodelogi
Asesor Asesmen
 VALID Kompetensi • Bersertifikat kompetensi
 TERPERCAYA teknis
 TERUKUR
(MEASURABLE) •Portofolio
 OBYEKTIF •Pertanyaan Lisan/ Tulisan
(OBJECTIVE)
Materi Uji
 TERTELUSURI Kompetensi •Wawancara
(TRACEABLE) •Observasi
 KEBERTERIMAAN
(ACCEPTABLE) • Tempat Kerja
 AKUNTABEL Tempat Uji
• Sewaktu
(ACCOUNTABLE) Kompetensi 96
• Mandiri
SISTEM SERTIFIKASI DI INDONESIA
PRESIDEN
Amanat PP No 10 tahun 2018

BNSP
lisensi Sertifikator
LEMBAGA SERTIFIKASI Developer

ED O MAN
P
BNSP STANDAR
ORGANISASI

IS O SKEMA ASESOR
17024
MUK TUK
SMM
97
SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN

SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKASI KOMPETENSI


LULUSAN KERJA

• Peserta merupakan Lulusan Pendidikan Tinggi • Peserta merupakan Tenaga Kesehatan yang
Kesehatan telah/masih bekerja sesuai bidang kompetensinya
• Dilakukan melalui Uji Kompetensi • Dilakukan melalui Asesmen Kompetensi
• Oleh pendidikan tinggi dan profesi nakes • Oleh Lembaga Sertifikasi Profesi

98
SANDINGAN PENDIDIKAN, DIKLAT DAN LSP

PENDIDIKAN DAN DIKLAT LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

MEMBANGUN KOMPETENSI MEMASTIKAN DAN MEMELIHARA KOMPETENSI

 MERUJUK PADA STANDAR ( SKKNI, SKK KHUSUS, SKK  MERUJUK PADA STANDAR ( SKKNI, SKK KHUSUS , SKK
INTERNASIONAL ) INTERNASIONAL )
 KURIKULUM DAN SILABUS BERBASIS KOMPETENSI • SKEMA SERTIFIASI ( KKNI, OKUPASI NASIONAL DAN
 MODUL LATIH/AJAR BERBASIS KOMPETENSI KLASTER
 SARANA DAN PRASARANA YANG SESUAI DENGAN • PERANGKAT UJI KOMPETENSI (MUK)
TUNTUTAN STANDAR KOMPETENSI • TEMPAT UJI KOMPETENSI (ASSESSMENT CENTRE )
 GURU/DOSEN/INSTRUKTUR YANG KOMPETEN • ASESOR KOMPETENSI
 MANAJEMEN DIKLAT • SURVAILEN /PEMELIHARAAN KOMPETENSI
PEMEGANG SERTIFIKAT

99
KETERPADUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

PENDIDIKAN &
PELATIHAN SERTIFIKASI
REGISTRASI/
BERBASIS KOMPETENS LISENSI PROFESI
KOMPETENSI I

SKKNI
Sertifikasi Pendidikan & Pelatihan Sertifikasi Kompetensi Registrasi/Lisensi Personil
OTORITAS
LEMBAGA PENDIDIKAN LSP
& LEMBAGA PELATIHAN KOMPETEN 100
101101
101
MANFAAT SERTIFIKASI KOMPETENSI
• Membantu memastikan link and match antara kompetensi
lulusan dengan tuntutan kompetensi organisasi pelayanan
publik.
Bagi • Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam
pengembangan program diklat.
LDP:
• Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.
• Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif,
sumatif maupun holistik yang dapat memastikan dan
memelihara kompetensi peserya didik selama proses diklat.
LSP Bidang Elektromedis
NO TAHUN CAPAIAN KETERANGAN
1 2019 14 SKEMA
2020 Draf skema pengembangan karier bidang Elektromedis
2 2019 Pelatihan asesor dan Peer Asesmen Bidang Elektromedis PEMETAAN
7 Orang LSP Kesehatan MINIMAL SKEMA /
9 Orang LSP cabang RSCM 2 ASESOR
3. 2019 Penyusunan Materi Uji Kompetensi (MUK)
1. Lembar Instrumen Portofolio
2. Daftar Pertanyaan Tulisan
3. Daftar Pertanyaan Lisan
4. Pedoman Wawancara
5. Lembar Cek List Observation
4. 2-4 Oktober 2019 Penyusunan Dokumen Mutu Tempat Uji Kompetensi (TUK)
Sosialisasi TUK
Februari 2020 1. RSUPN Cipto Mangunkusuma (2020)
2. RSUP dr. Sardjito Yogyakarta (2020)
3. RSUD Syaiful Anwar Malang (Proses)
4. Poltekkes Kemenkes Jakarta II dan Poltekkes Kemenkes Surabaya (Proses)
103
Pemantauan Alat Elektromedik
Radiologi
Fungsi
Alat Elektromedik
Bedah Dan Anastesi Teknologi
Tinggi
Pengoperasian
Alat Elektromedik
Laboratorium Klinik

SKEMA
Alat Elektromedik Life Teknologi
SERTIFIKASI Menengah
Pemeliharaan Support
Profesi
Elektromedis
Alat Elektrpmedik
Diagnostik
Teknologi
Perbaikan Sederhana
Alat Elektromedik
Terapi

Pengujian Dan
Alat Elektromedik
Kalibrasi sterilisasi
Pengembangan/ Alat Elektromedik
Radiologi
Pengelolaan
Alat Elektromedik
Pengawasan Bedah Dan Anastesi Teknologi
Tinggi
Alat Elektromedik
Pengkajian Laboratorium Klinik

SKEMA
Alat Elektromedik Life Teknologi
SERTIFIKASI Instalasi
Support Menengah
Profesi
Elektromedis Pelatihan Alat Elektrpmedik
Diagnostik
Teknologi
Kalibrasi Alat Ukur Sederhana
Alat Elektromedik
Rekayasa Tehnis Terapi

Penelitian Alat Elektromedik


sterilisasi
PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN

1. PENGEMBANGAN KARIR
SDM KESEHATAN

bridging
ASN
KKNI Perpres 8/2012
Non ASN
RPermenpan 38/2017)
Permenpan 34/2011

Terampil
Jabfungkes Mahir TK 1 Pola Karir Nakes dan Sertifikasi
Penyelia TK2
• SKKNI
Ahli Pertama
Ahli Muda
• Stankom Profesi TK 3
• Stankom JFK LSP
Ahli Amdya TK 4 Kompetensi Internasional
Ahli Utama TK 5

ASN
dan 2. PENGEMBANGAN KUALIFIKASI SDM KESEHATAN
NON ASN SDMK BERMUTU, PROFESIONAL DAN
BERDAYA SAING INTL
Tubel, Bantuan Pendidikan, Fellowship,
P2KB
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUPASI
PELAKSANA ELEKTROMEDIS
PADA PENGELOLAAN/PENGEMBANGAN
ALAT ELEKTROMEDIK

Skema Okupasi Pelaksana Elektromedis pada pengelolaan/pengembangan Alat Elektromedik merupakan


skema sertifikasi okupasi yang dikembangkan oleh komite skema sertifikasi LSP-P2 Kesehatan. Kemasan
kompetensi yang digunakan mengacu pada SKKNI yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 135 Tahun 2019 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Kategori Aktifitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial Golongan Pokok Aktifitas
Kesehatan Manusia Pada Bidang Kesehatan Profesi Elektromedis. Skema sertifikasi ini digunakan untuk
memastikan kompetensi Okupasi Pelaksana Elektromedis Pada pengelolaan/pengembangan Alat
Elektromedik dan sebagai acuan dalam asesmen oleh LSP-P2 Kesehatan dan asesor kompetensi.

Ditetapkan tanggal : September 2019 Disahkan tanggal : September 2019


Oleh : Oleh :

dr. Trisa Wahyuni Putri, M.Kes drg. Diono Susilo, MPD


Ketua Komite Skema Ketua LSP Kesehatan

No.Dokumen : EM.
No.Skema : 01/IKATEMI-01/IX/2019
Nomor Salinan :0
Distribusi Dokumen : √ Terkendali

Tidak terkendali
1. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI

5.1 Jenis Kemasan : KKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER


5.2 Nama Skema : Pelaksana Elektromedis Pengelolaan/Pengembangan Elektromedik

Rincian Unit Kompetensi


No. KODE UNIT KOMPETENSI

1. Q.86EMS00.001.1 Membuat Pedoman Mutu Pelayanan Elektromedik

2. Q.86EMS00.002.1 Melakukan Inventarisasi

3. Q.86EMS00.003.1
Menyusun Perencanaan Program Pelayanan Elektromedik
4. Q.86EMS00.008.1 Menyusun Laporan Kegiatan Elektromedik

2. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

6.1 Memiliki ijazah minimal Diploma 3 Elektromedik.

6.2 Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Elektromedis yang diterbitkan oleh Majelis Tenaga
Kesehatan Indonesia (MTKI) / Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) dan masih berlaku.

6.3 Mempunyai pengalaman kerja di bidang teknik elektromedik minimal 5 tahun untuk D3
Elektromedik dan minimal 3 tahun untuk D4 Elektromedik.

6.4 Memiliki portofolio pernah melaksanakan minimal 3 macam pengelolaan/pengembangan alat


elektromedik atau,

6.5 Memiliki sertifikat kompetensi atau kepesertaan pelatihan pengelolaan/pengembangan alat


Elektromedik.
Mekanisme
2. Kenaikan Jenjang Fast track:
1. Kenaikan Jenjang Normal track:
•Jenjang Pendidikan
•Persyaratan:
• Memiliki ijazah D3/ D4 ELEKTROMEDIS 3. Tidak lulus uji kompetensi:
• Terdaftar Sebagai Anggota Ikatan •Pembinaan
Elektromedis Indonesia
• Memiliki STR Aktif •Uji Ulang
• Sertifikat 4.Maintenance Jenjang Karir
•Penguji/Asesor: Assesor Kompetensi 5.Tidak linearnya jenjang pendidikan
•Materi uji: 20% dari kompetensi Level Di 6.Pindah profesi
Atasnya dan 80% dari kompetensi Level
Yang di uji 7.Nakes yang bekerja di perusahaan
•Prosedur uji: portofolio/ uji tulis/uji
praktik
DRAFT SKEMA PENGEMBANGAN KARIR ELEKTROMEDIS
AMANAT PERATURAN Perpres Nomor 72 Tahun 2012
PERUNDANGAN Tentang Sistem Kesehatan
Nasional

UUD 36 tahun 2014 Bab V Cara Penyelenggaraan SKN


Tentang Tenaga Kesehatan Sub Sistem Sumber Daya Manusia
Kesehatan
Pemerintah, Pemerintah
Pasal 30 ayat (1) Penjelasan Pasal 30 ayat (1) Salah satu masalah strategis SDMK Daerah dan swasta
adalah pendayagunaan, pemerataan mengupayakan
Pengembangan Tenaga Pemerintah, Pemerintah penyelenggaraan pendidikan
distribusi SDMK berkualitas,
Daerah dan Swasta berkelanjutan dalam rangka
Kesehatan diarahkan pengembangan karir, sistem
mengembangkan dan penghargaan dan sanksi bagi SDMK. peningkatan karir dan
untuk meningkatkan menerapkan pola karier Dalam hal pengembangan karir, profesionalisme tenaga
mutu dan karier Tenaga pemerintah diharapkan dapat kesehatan, mengembangkan
Tenaga Kesehatan yang melakukan secara objektif, transparan dan menerapkan pola karir
Kesehatan dilakukan secara transparan berdasarkan prestasi kerja dan tenaga kesehatan yang
dan terbuka disesuaikan dengan kebutuhan dilakukan secara transparan
pembangunan kesehatan dan dan lintas institusi melalui
dilakukan melalui sistem karir, jenjang jabatan struktural dan
penggajian dan insentif jabatan fungsional

110

110
Harmonisasi Jenjang Karir
Elektromedis
KKNI
Jabatan Fungsional
Pola Karir Elektromedis
9

013
8

Ahli
n2

7
ahu
8T
o. 2

6
nN
npa

Pelaksana
rme
Pe

Pola Pengembangan Karir Tenaga Kesehatan Non ASN


III.RANCANG
AN GRAND
DESIGN
PENGEMBAN
GAN
KARIR NAKES

112
Konsep
Grand
Design
Pengemban
gan
Karier
113
Level VII
EM VII (EM Direktur) Grade VII

Level VI
EM VI (EM General Grade VI (12 Kompetensi)
Manajer)

Grade V.2 (12 Kompetensi)


Level V
Karir Tenaga EM V (EM Manajer)
Grade V.1(7 Kompetensi)
Kesehatan Melalui Grade IV.2 (12
Tahapan Level Kompetensi)
Level IV
EM III (EM Asisten
Uji
Grade IV.1 ( 7 Kompetensi)
Manager) Kompetensi
Grade III.2 (9 Kompetensi)
Level III
EM III (EM Supervisor)
Grade III.1 (5 Kompetensi)

Grade II.2 (9 Kompetensi)


Level II
EM II (EM Pelaksana Grade II.1 (5 Kompetensi)
Senior)

Level I Grade I.2 (9 Kompetensi)


EM I (EM Pelaksana) Grade I.1 ( 5 Kompetensi)
Internalisasi penerapan standar kompetensi pada Industri, Lemdiklat, dan sertifikasi
KETENTUAN UMUM (1)

1. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap Elektromedis dalam menentukan kelayakan kewenangan teknis
untuk melakukan pelayanan elektromedis di faskes dan/atau fasyankes.

2. Re-Kredensial adalah proses evaluasi ulang terhadap Elektromedis yang sudah dilakukan kredensial awal untuk
memberikan kewenangan teknis tambahan/penentuan ulang dalam penugasan elektromedisnya.

3. Proses Kredensial/Re-Kredensial adalah sebuah proses evaluasi yang melibatkan mitra bestari dalam
menetapkan persyaratan dan kualifikasi Elektromedis untuk diberikan kewenangannya dalam menjalankan
kewenangannya dalam periode tertentu.

4. Rincian Kewenangan Teknis (Technical Previllege) adalah hak khusus seorang Elektromedis untuk melakukan
pelayanan tertentu dalam lingkungan faskes dan atau fasyankes.
Elektromedis Elektromedis mengajukan permohonan kredensialing

Meminta Komite Tenaga Kesehatan Lain untuk melakukan


Pimpinan kredensial

Komite Tenaga Kesehatan Lain Komite tenaga kesehatan lain menunjuk sub komite
elektromedis dan mitra bestari untuk melakukan kredensial

Berkas Kelengkapan
Kredensial  Seleksi Administrasi (Document Assesment),
Sub Komite Elektromedis dan Mitra bestari
Self Assesment

 Penjadwalan

Kredensial Sub komite elektromedik dan mitra bestari melakukan proses


kredensialing

Rekomendasi Kredensial Elektromedis

Pimpinan
FasKes / FasYanKes

Pimpinan FasKes / FasYanKes menerbitkan


Surat Penugasan Kewenangan Teknis Surat Penugasan Kewenangan Teknis
P2KB
DALAM PEMENUHAN
SKP

IKATAN ELEKTROMEDIS INDONESIA ( IKATEMI )


SYARAT PERPANJANGAN STR ELEKTROMEDIS
(1)
1. Bekerja di bidang elektromedik dan melaksanakan kegiatan
kompetensi elektromedis, dibuktikan surat keterangan dari
instansi/tempat bekerja dan portofolio atau rekam praktik
elektromedis.
2. Melaksanakan pendidikan berkelanjutan atau pendidikan dan
pelatihan yang berhubungan dengan kompetensi elektromedis
SYARAT PERPANJANGAN STR ELEKTROMEDIS
(2)
3. Mempunyai 25 (dua puluh lima) Satuan Kredit Profesi (SKP) yang
ditetapkan oleh pengurus organisasi profesi, Ikatan Elektromedis
Indonesia (IKATEMI)
4. Jika tidak tercapai 25 (dua puluh lima) Satuan Kredit Profesi (SKP),
maka akan dilakukan evaluasi kemampuan, sesuai dengan ketentuan.
PENGAJUAN PERPANJANGAN STR-ELEKTROMEDIS(1)

Tiga bulan sebelum masa berlaku STR-E habis, elektromedis mengajukan


permohonan untuk perpanjangan STR-E ke DPC Ikatemi menyertakan:
a.Surat keterangan telah dan masih melaksanakan kompetensi
elektromedis dari instansi/tempat bekerja.
b.Fotokopi STR-E terakhir yang telah dilegalisir.
c.Fotokopi ijasah pendidikan
1. Teknik Elektromedik terakhir yang telah dilegalisir.
2. Sarjana (S1)/Diploma IV (D.IV) yang telah dilegalisir,
PENGAJUAN PERPANJANGAN STR-ELEKTROMEDIS (2)

d. Berkas penilaian Satuan Kredit Profesi (SKP).


e. Bukti pembayaran iuran keanggotaan sampai dengan masa berlaku
STR-E berikutnya.
f.Permohonan penilaian SKP dengan melampirkan bukti fisik berkas
penilaian.
PEMERIKSAAN BERKAS

DPC Ikatemi memeriksa kelengkapan berkas yang dikumpulkan,


bila berkas lengkap diteruskan kepada assesor untuk dilakukan
penilaian, bila berkas tidak lengkap dikembalikan kepada
elektromedis yang bersangkutan untuk dilengkapi.
PENILAIAN SKP ELEKTROMEDIS

Assesor melaksanakan dan memberikan hasil penilaian.


a. Jika nilai SKP sudah mencapai 25 (dua puluh lima), assesor
menyerahkan hasil penilaian ke DPC untuk diverifikasi dan diteruskan
ke DPD untuk ditetapkan selanjutnya diterbitkan surat penetapan SKP.
b. Jika nilai SKP belum mencapai 25 (dua puluh lima), assesor
menyampaikan hasil penilaian terdiri dari SKP yang dicapai, kekurangan
SKP berdasarkan kelompok penilaian berikut berkas pengajuan ke DPC.
HASIL PENILAIAN SKP (1)

a. Hasil penilaian SKP mencapai ≥ 25 (dua puluh lima).


1) DPC memverifikasi dan selanjutnya mengusulkan penetapan SKP kepada
DPD.
2) DPD menetapkan dan menerbitkan surat penetapan SKP berdasarkan
usulan DPC untuk disampaikan kepada anggota yang bersangkutan
melalui DPC.
b. SKP < 25 (dua puluh lima), Dewan Pengurus Cabang menyampaikan
kepada anggota yang bersangkutan kekurangan SKP berdasarkan
kelompok penilaian berikut berkas pengajuan berdasarkan hasil penilaian
assesor, untuk menambah/melengkapi kekurangan pencapaian nilai SKP.
HASIL PENILAIAN SKP (2)

b. Kekurangan jumlah SKP sebagaimana dimaksud pada huruf b harus


dipenuhi oleh elektromedis maksimal sampai dengan 1,5 (satu setengah)
bulan sebelum masa berlaku STR-E habis.
c. Jika sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud angka 5
elektromedis yang bersangkutan tidak dapat mencapai 25 (dua puluh
lima) SKP maka DPD menetapkan dan menerbitkan surat penetapan SKP
sesuai dengan pencapaian.
EVALUASI KEMAMPUAN (1)

1. DPD menugaskan kepada DPC untuk melaksanakan evaluasi


kemampuan bagi elektromedis tidak mencapai 25 SKP.
2. DPC melaksanakan dan memberikan hasil evaluasi kemampuan.
a. Jika evaluasi kemampuan dinyatakan berhasil, maka DPC
menyampaikan hasil evaluasi kemampuan ke DPD untuk ditetapkan
selanjutnya diterbitkan surat penetapan evaluasi kemampuan.
b. Jika evaluasi kemampuan dinyatakan belum berhasil, maka DPC
menyampaikan hasil evaluasi kemampuan kepada elektromedis yang
bersangkutan dan menjadwalkan kembali untuk evaluasi
kemampuan ulang.
EVALUASI KEMAMPUAN (2)

3. DPD menetapkan dan menerbitkan surat penetapan hasil evaluasi


kemampuan.
4. DPD mengusulkan perpanjangan STR-E bagi elektromedis yang telah
memenuhi persyaratan kepada Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi
(MTKP) dengan tembusan kepada DPP.
RENCANA TINDAK LANJUT LSP

129
RENCANA TINDAK LANJUT
KESEHATAN :

130
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai