Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 6

TIA RAMADHANI
 CHRISTIN NATALIA
GINTING
TIORIDA S.A
SINAMBELA
KEPERAWATAN PADA
GRACE NATALINE S.
PASIEN PSIKIATRI
Defenisi Keperawatan Gangguan Jiwa
Menurut American Nurses Associations (ANA)
A. Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam
praktek keperawatan yang menggunakan ilmu
tingkah laku manusia sebagai dasar dan
menggunakan diri sendiri secara teraupetik
dalam meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan mental klien dan
kesehatan mental masyarakat dimana klien
berada (American Nurses Associations).
B. Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari
empat komponen yaitu manusia,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

1. Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu
bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan
lingkungan secara keseluruhan.
2. Lingkungan
Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia
harus mengembangkan strategi koping yang efektif
agar dapat beradaptasi.
3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia,
oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk
memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang
adekuat.

4. Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia
secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara
terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah
menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan
interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri,
lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan
Proses Keperawatan Kesehatan
Jiwa Pemberian asuhan
keperawatan merupakan proses
terapeutik yang melibatkan
hubungan kerja sama antara
perawat dengan klien, dan
masyarakat untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal
( Carpenito, 1989 dikutip oleh
Keliat,1991).
Tiga domain praktik keperawatan jiwa
kontemporer meliputi :
(1) Aktivitas asuhan langsung
(2) Aktivitas komunikasi
(3) Aktivitas penatalaksanaan

Fungsi penyuluhan, koordinasi, delegasi, dan


kolaborasi pada peran perawat ditunjukkan
dalam domain praktik yang tumpang tindih ini.
Berbagai aktivitas perawat jiwa dalam tiap-tiap
domain dijelaskan lebih lanjut. Aktivitas
tersebut tetap mencerminkan sifat perawat
berperan serta pada semua aktivitas.
C. Tim Narasumber

Tim narasumber merupakan sumber


informasi, arahan, dukungan, dan fasilitator
bagi peserta penerapan proses
keperawatan. Anggota tim narasumber
dapat berasal dari tim komite keperawatan
atau perawat yang mempunyai kemampuan
proses keperawatan yang optimal (sarjana
keperawatan dengan spesialisasi
keperawatan jiwa). Tim narasumber
disahkan dengan surat keputusan direktur
D. Dokumen Proses Keperawatan

Dokumen keperawatan yang perlu disiapkan


sebelum penerapan proses keperawatan, adalah:
1.Standar, prosedur, dan pedoman asuhan
keperawatan.
2.Semua petunjuk yang diperlukan dalam
melakukan tindakan asuhan keperawatan perlu
didokumentasikan.
3.Standar yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan RI dapat digunakan, tetapi perlu
surat/SK pemberlakuannya di rumah sakit.
4.Tersedia petunjuk teknis penggunaan standar.
Next...
5.Prosedur tetap dan/atau pedoman
tindakan keperawatan dapat dibuat oleh
perawat dan kemudian ditetapkan direktur
untuk diberlakukan di rumah sakit.
6.Desiminasi standar, prosedur, dan
pedoman asuhan keperawatan kepada
seluruh perawat melalui pertemuan rutin .
Dokumentasi pertemuan(notulen) dan
absensi diarsipkan.
7.Formulir dokumentasi keperawatan
E.Pengorganisasian Peserta

Semua perawat yang bekerja di unit pelayanan


wajib mengikuti pelatihan. Perawat baru yang
sedang menjalani orientasi juga disertakan
pelatihan. Pelatihan dilakukan secara bertahap,
tidak mengganggu pelayanan dan dimulai dari
perawat mengambil keputusan.

Pelatihan dilaksanakan dua jam dalam seminggu


selama dua belas minggu, didalam kelas yang
dibimbing oleh narasumber, dan penerapannya di
ruang masing-masing sesuai dengan jadwal dinas.
F. Evaluasi Dokumentasi
Keperawatan

Sebelum melaksanakan pelatihan


penerapan proses keperawatan, perlu
dilakukan evaluasi dokumentasi
keperawatan untuk mendapatkan data
dasar. Oleh karena itu, digunakan
Instrumen A: Studi dokumentasi (Dep.
Kes. RI, 1995).
G. Evaluasi dan Tindak Lanjut

Dalam melakukan evaluasi dokumentasi


keperawatan, peserta menggunakan
rekam medik klien sebagai latihan.

Evaluastor adalah tim narasumber yang


menggunakan instrumen A. Hasil analisis
dipaparkan melalui tabel yang sama
dengan pre-test. Hasil post-test (setelah
latihan) dibandingkan dengan pre-test
(data dasar).
DOKUMENTASI KEPERAWATAN GANGGUAN
JIWA

Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar
utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian
terdiri atas pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan, atau masalah klien. Data yang
dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis,
sosial, dan spiritual. Data pada pengkajian
kesehatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi
faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian
terhadap sensor, sumber koping, dan kemampuan
Isi pengkajian meliputi :

Identitas klien
Keluhan utama / alasan masuk
Faktor predisposisi
Aspek fisik/biologis
Aspek psikososial
Status mental
Kebutuhan persiapan pulang
Mekanisme koping
Masalah psikososial dan lingkungan
Pengetahuan
 Aspek medik
Data yang diperoleh dapat
Next... dikelompokkan menjadi dua macam,
seperti berikut ini:

1.Data objektif yang ditemukan secara nyata. Data ini


didapatkan melalui observasi atau pemeriksaan
langsung oleh perawat.
2.Data subjektif data yang disampaikan secara lisan
oleh klien dan keluarga. Data ini diperoleh melalui
wawancara perawat kepada klien dan keluarga.

Data yang langsung didapat oleh perawat disebut


sebagai data primer, dan data yang diambil dari hasil
pengkajian atau catatan tim kesehatan lain disebut
sebagai data sekunder.
Diagnosis

Pengertian diagnosis keperawatan


adalah sebagai berikut:

Diagnosis keperawatan adalah masalah


kesehatan aktual atau potensial yang
mampu diatasi oleh perawat
berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya (Gordon, dikutip oleh
Carpenito, 1996)
Next...
Kemampuan perawat yang
diperlukan dalam merumuskan
diagnosis adalah kemampuan
pengambilan keputusan yang logis,
pengetahuan tentang batasan
adaptif atau ukuran normal,
kemampuan memberi justifikasi atau
pembenaran, kepekaan sosial
budaya (Stuart & Laraia, 2001).
Perencanaan

Perencanaan keperawatan terdiri dari tiga


aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan
rencana tindakan keperawatan.
1.Tujuan umum berfokus pada penyelesaian
permasalahan (P) dari diagnosis tertentu.
2.Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian
etiologi (E) dari diagnosis tertentu.
3.Rencana tindakan disesuaikan dengan standar
asuhan keperawatan jiwa Indonesia atau
standar keperawatan Amerika yang membagi
karakteristik tindakan
Implementasi

Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan


rencana tindakan keperawatan.
Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan,
perawat perlu memvalidasi dengan singkat, apakah
rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh klien
saat ini (here and now).
Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai
kemampuan interpersonal, intelektual, dan teknikal yang
diperlukan untuk melaksanakan tindakan. Perawat juga
menilai kembali apakah tindakan aman bagi klien. Setelah
tidak ada hambatan maka tindakan keperawatan, perawat
membuat kontrak dengan klien yang isinya menjelaskan
apa yang akan dikerjakan dan peran serta yang diharapkan
dari klien.
Evaluasi

Evaluasi adalah proses berkelanjutan


untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi
dilakukan terus-menerus pada respons
klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai