Anda di halaman 1dari 18

“Perawatan Luka Akut dan Kronik”

Kelompok 2
Antoni Brema Tarigan
Bertari Simamora
Evelyn Aulia Simamora
Mahanta Julio Sinukaban
Nurul Fadhilah Harahap
Tia Ramadhani
Pengertian
Luka merupakan rusak atau hilangnya sebagian dari
jaringan tubuh. Penyebab keadaan ini dapat terjadi
karena adanya trauma benda tajam atau tumpul,
perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik
maupun gigitan hewan (Pusponegoro, 2005).
Penyebab Luka

Luka sendiri bisa disebabkan oleh berbagai


macam hal. Namun pada umumnya penyebab
luka yang paling sering terjadi adalah akibat
trauma mekanis. Pengertian luka akibat mekanis
dapat disebabkan oleh benda tumpul ataupun
tajam.
Berdasarkan tingkat kontaminasi
1. Clean Wonds ( Luka bersih )
Luka Bersih (Clean Wounds). Yang dimaksud dengan luka bersih adalah
luka bedah tak terinfeksi yang mana luka tersebut tidak terjadi proses
peradangan (inflamasi) dan juga infeksi pada sistem pernafasan,
pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi.
2. Clean-contamined Wounds ( Luka bersih terkontaminasi )
Jenis luka ini adalah luka pembedahan dimana saluran respirasi,
pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol,
kontaminasi tidak selalu terjadi.
3. Contamined Wounds ( Luka terkontaminasi )
Adalah luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan
kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran
cerna.
4. Dirty or Infected Wounds ( Luka kotor atau infeksi
Adalah terdapatnya mikroorganisme pada luka. Dan tentunya
kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenis ini akan semakin besar
dengan adanya mikroorganisme tersebut.
Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka

Menurut Taylor (1997) Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, luka


dapat dibagi menjadi:
Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini
adalah luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II : Luka “Partial Thickness”. Luka jenis ini adalah hilangnya
lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis.
Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti halnya
abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
Stadium III: Luka “Full Thickness”. Luka jenis ini adalah hilangnya kulit
keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang
dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang
mendasarinya. Luka ini timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang
dalam dengan atau tanpa merusak jaringan di sekitarnya.
Stadium IV: Luka “Full Thickness”. Luka jenis ini adalah luka yang telah
mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi /
kerusakan yang luas.
Berdasarkan warna luka
Hitam (black).
jaringan nekrosis (mati) dengan kecendrungan keras kering.

Kuning (yellow).
jaringan nekrosis (mati) yang lunak berbentuk seperti nanah
beku pada permukaan kulit yang sering disebut dengan
slough.

Merah (red).
jaringan granulasi dengan vaskulerisasi yang baik dan
memiliki kecendrungan mudah berdarah.

Pink.
Warna dengan baik menuju maturasi. Artinya luka sudah
menutup, namun biasanya sangat rapuh sehingga perlu untuk
tetap dilundungi selama proses maturasi terjadi.
Berdasarkan waktu penyembuhan luka

Luka Akut.
Luka akut merupakan cedera jaringan yang
dapat pulih kembali seperti keadaan normal
dengan bekas luka yang minimal dalam
rentang waktu 8-12 minggu.
Luka Kronis.
Merupakan luka dengan proses pemulihan yang lambat,
dengan waktu penyembuhan lebih dari 12 minggu dan
terkadang dapat menyebabkan kecacatan. Ketika terjadi
luka yang bersifat kronik, neutrofil dilepaskan dan secara
signifikan meningkatkan ezim kolagenase yang
bertnggung jawab terhadap destruksi dari matriks
penghubung jaringan.
Jenis-jenis Luka Kronik
1. Luka Ulkus Diabetikum
Ulkus diabetes adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit
sampai ke dalam dermis, yang biasanya terjadi di telapak kaki.
2. Luka Kanker
Luka kanker merupakan luka kronik yang berhubungan dengan
kanker stadium lanjut.Luka kanker adalah luka kronis yang disebabkan
deposisi atau proliferasi sel ganas yang sulit sembuh, berbau, dan banyak
mengandung eksudat. Adapun beberapa luka kanker antara lain:
a. Luka Kanker Payudara
Luka kanker payudara termasuk jenis luka kronik yang sukar
sembuh

b. Luka Melanoma Maligna


Melanoma maligna (MM) merupakan keganasan kulit yang
berasal dari sel-sel melanosit
Berdasarkan terjadinya mekanisme luka
• Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang
tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik)
biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka
diikat (Ligasi).

• Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu


tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak,
perdarahan dan bengkak.

• Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda
lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.

• Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti


peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
• Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang
tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.

• Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang


menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka
masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung
biasanya lukanya akan melebar.

• Luka Bakar (Combustio) adalah suatu trauma yang


disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir
yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam.
Fase Penyembuhan Luka

Proses penyembuhan luka merupakan hasil


akumulasi dari proses-proses yang meliputi
koagulasi, inflamasi, sintesis matriks dan
substansi dasar, angiogenesis, fibroplasias,
epitelisasi, kontraksi dan remodeling. Tetapi
secara garis besar proses kompleks ini dibagi
menjadi tiga fase penyembuhan luka : Fase
inflamasi, fase proloferasi dan fase maturasi.
Pengkajian Luka

1. Letak anatomi luka


2. Berapa lama sudah terjadi
3. UKURAN : lebar, panjang dan
kedalam
4. Warna dan penampakan luka dan
jaringan sekitar
5. Tipe jaringan luka (granulasi,
subcutan, otot, escar, nanah)
6. Ada tidaknya eksudat
7. Teraba panas, dingi, keras, lembut
Jenis Dressing Luka
Wound dressing yang digunakan oleh dokter adalah penutup untuk melindungi luka dari
infeksi, sekaligus membantu penyembuhan luka. Penutup luka ini dibuat untuk bersentuhan
langsung dengan luka, berbeda dengan perban yang digunakan untuk
menjaga wound dressing tetap pada tempatnya.

Wound dressing memiliki beberapa fungsi tergantung jenis, tingkat keparahan, dan lokasi


luka. Secara umum fungsi utama wound dressing adalah untuk mencegah terjadinya infeksi,
namun di samping itu wound dressing juga berguna untuk membantu:
Menghentikan luka dan memulai proses pembekuan darah
Menyerap kelebihan darah atau cairan lain yang keluar dari luka
Memulai proses penyembuhan

Tipe wound dressing yang ada di pasaran sekarang jumlahnya sudah sangat banyak hingga


mencapai lebih dari 3000 jenis, namun untuk mempermudah wound dressing dapat
dikelompokkan menjadi 5 kelompok besar, yaitu:
1. Film dressing
2. Simple island dressing
3. Non-adherent dressing
4. Moist dressing
5. Absorbent dressing

Anda mungkin juga menyukai