Anda di halaman 1dari 14

Pendarahan postpartum

Disusun oleh :
Nurfuadah Agustina 302018106
Pengertian
Perdarahan postpartum adalah sebagai kehilangan
darah lebih dari 500 ml setelah kelahiran
pervaginam dan 1000 ml setelah kelahiran cesar .
Perdarahan postpartum adalah perdarahan >500
cc dari traktus genitalia setelah bayi lahir. PPP
bukan diagnosis, harus dicari penyebabnya,
seperti atonia uteri, robeknya jalan lahir, sisa
plasenta, gangguan pembekuan darah. Pasca
persalinan disebut aman jika kesadaran, tanda
vital, kontraksi uterus baik, dan tidak ada
perdarahan.
klasifikasi pendarahan postpartum

 Perdarahan postpartum awal atau primer yaitu perdarahan terjadi dalam 24 jam
kelahiran. Penyebab tersering adalah atonia, sisa plasenta, robekan jalan lahir, dan
inversio uteri. Jika perdarahan <500 cc, namun telah menyebabkan syok hipovolemia,
tetap dikatakan perdarahan pasca persalinan primer atau awal.
 Perdarahan postpartum akhir atau sekunder yaitu perdarahan yang terjadi setelah 24
jam dan hingga 6 sampai 12 minggu postpartum. Penyebab tersering akibat sisa
plasenta. Perdarahan masih dikatakan masif jika darah yang hilang ≥1000, 1500,
2500 cc
Etiologi
 Atonia uterus
Atonia uterus adalah lemahnya kontraksi uterus sehingga perdarahan dari tempat
implantasi plasenta tidak bisa tertutup
 Robekan jalan lahir
Terjadi karena episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forseps/ekstraksi vakum
atau memimpin persalinan sebelum pembukaan lengkap. Setelah persalinan, jika
kontraksi baik, tapi perdarahan masih ada, curiga akibat robeknya jalan lahir atau sisa
plasenta.
 Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah keadaan plasenta masih belum bisa dilahirkan setelah
setengah jam anak lahir.
Manifestasi klinis
 Atonia Uteri, gejala yang selalu ada:
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
Perdarahan segera setelah anak lahir
Gejala yang kadang-kadang timbul: syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, gelisah.
 Robekan jalan lahir, gejala yang selalu ada:
Perdarahan segera
Darah segar mengalir setelah bayi lahir
Plasenta baik
Gejala yang kadang-kadang timbul; pucat, lemah, menggigil.
 Retensio plasenta, gejala yang selalu ada:
Plasenta belum lahir setelah 30 menit
Perdarahan segera
Gejala yang kadang-kadang timbul;tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan.
 Inversio uterus, gejala yang selalu ada:
Uterus tidak teraba
Lumen vagina terisi massa
Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir)
Perdarahan segera
Gejala yang kadang-kadang timbul;syok neurogenik dan pucat.
Patofisiology

Postpartum→ plsasenta masih tersisa didalam uterus



Mengganggu kontraksi

volume cairan menurun→ kekurangan volume cairan



hb dan o2 menurun → hipoksia

Resiko syok hipovolemik
 Pemeriksaan Penunjang
Penunjang dalam perdarahan postpartum ;
 Golongandarah
Menentukan Rh, ABO, dan pencocokan silang
 Jumlah darah lengkap
Menunjukkan penurunan Hb, Ht dan peningkatan jumlah sel darah putih (SDP). (Hb saat tidak
hamil : 12-16gr/dl, saat hamil : 10-14gr/dl. Ht saat tidak hamil : 37%-47%. Total SDP saat tidak
hamil : 4.500-10.000/mm3. Saat hamil : 5.000-15.000)
 Kultur uterus dan vagina
Mengesampingkan infeksi pasca partum.
 Urinalis
Memastikan kerusakan kandung kemih.
 Profil koagulasi
Peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/ produk split fibrin (FDP/FSP), penurunan kadar
fibrinogen : masa trombo plastin parsial diaktivasi, masa tromboplastin parsial (APT/PTT), masa
protombin memanjang KID
 Sonografi
Menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan.
ASUHAN KEPERAWATAN
ANALISA KASUS
 KASUS
Seorang ibu P2A0 postpartum spontan hari ke-5. Pasien datang ke UGD dengan keluhan
mengalami perdarahan sejak dua jam sebelum masuk RS dan sudah mengganti pembalut
sebanyak tiga kali. Pasien mengatakan pada saat melahirkan ditolong oleh bidan dan
dilakukan manual placenta karena placenta tidak lahir setelah diberikan suntik oksitosin 10
iu kedua. Hasil pemeriksaan TD 100/50 mmHg, Nadi 104x/menit, Respirasi 22x/menit dan
suhu 37,3ºC, fundus teraba lembek, kandung kemih kosong, konjungtiva anemis, akral
dingin, bibir kering dan pucat, kulit terlihat pucat, pasien terlihat tertidur dan lemas. Hasil
pemeriksaan USG terdapat sisa placenta. Pasien diberikan cairan RL guyur 2 plabot
dilanjutkan dengan RL 30 ggt/menit dan jalur kedua diberikan RL drip oxytocin 10 iu 20
gtt/menit, urin keluar 200 cc selama 2 jam. Pasien direncanakan akan dilakukan tindakan
kuretase. Terapi yang diberikan methergin 200 mcg IV.
1 kesehatan klien
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh mengalami perdaran sejak dua jam sebelum masuk RS
2)Riwayat kesehatan sekarang
Ny.P P2A0 postpartum spontan hari ke-5. Pasien datang ke UGD dengan keluhan mengalami
perdarahan sejak dua jam sebelum masuk RS dan sudah mengganti pembalut sebanyak tiga kali.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Tidak terkaji
4) riwayat kesehatan keluarga
kaji riwayat kesehatan keluarga seperti penyakit keturunan, penyakit menular, dan kehamilan
kembar.
5). Terapi
- RL drip oxytocin 10 iu 20 gtt/menit
- Methergin 200 mcg
- RL 2 plabot dilanjutkan dengan RL 30 gtt/menit
6) Analisa data
Ds : - Klien mengalami perdarahan sejak 2 jam SMRS
- klien sudah mengganti pembalut sebanyak 3x
Do : - TD 100/50mmHG, N 104x/menit,RR 22x/menit, Suhu 32,3ºC
- bibir kering dan pucat
 kulit terlihat pucat, Kadung kemih kosong
Masalah : kekurangan volume cairan
 Ds :
Klien mengalami perdarahan sejak 2 jam SMRS
 DO:
 TD 100/50mmHG, N 104x/menit,RR 22x/menit, Suhu 32,3ºC
Masalah : resiko syok hipovolemik
7) Diagnosa keperawatan
- Resiko syok hipovolemi b.d perdarahan aktif
 Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan
8) Rencana asuhan keperawatan
Diagnosa : kekurangan volume cairan
Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 2x24 jam cairan tubuh
pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1.TTV normal
2. mukosa bibir lembab dan tidak pucat
3. keseimbangan intake dan output
Intervensi :
1. Monitor TTV pasien
2. Berikan cairan RL
3. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian terapi obat
Rasional :
1. Agar TTV pasien kembali normal
2. Agar bertambah cairannya
3. Untuk mengatasi perdarahan
Diagnosa : resiko syok hipovolemik
Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 2x24 jam
perdarahan pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1. TTV kembali normal
2. Berkurang pendarahan
intervensi :
1. Kaji riwayat obstretrik dan catat persalinan terkait dengan faktor resiko
perdarahan postpartum
2. Timbang jumlah darah yang keluar
3. Pemberian terapi oksigen
Rasional
1.Untuk membantu dalam membuat rencana perawatan yang tepat
2. Untuk memperkirakan jumlah kehilangan darah dan tentukan untuk
penggantinya
3. Untuk mencegah hipoksia pada pasien

Anda mungkin juga menyukai