Anda di halaman 1dari 20

MANUSIA SEBAGAI

MAKHLUK INDIVIDU,
SOSIAL DAN MAKHLUK
CIPTAAN TUHAN
M ATA KU L I A H
PENGEMBANGAN DIRI

F I Q I H M A R I A RA B I AT U L
HARIRIH.,S.E.,M.M
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Manusia memiliki arti sebagai makhluk yang berakal dan berbudi.
Makhluk sendiri memiliki arti bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh
Tuhan. Sedangkan individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa
Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak,
sedangkan devided artinya terbagi. Jadi, individu artinya tidak terbagi, atau
satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang
berarti yang tak terbagi. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan.
Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk
perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan “orang-seorang” atau
“manusia perorangan”. Manusia disebut makhluk individu jika memiliki
unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, serta unsur jiwa dan raga.
Manusia tidak dikatakan makhluk individu jika hanya memiliki unsur jiwa
tanpa adanya unsur rohani, unsur fisik tanpa adanya psikis, dan unsur jiwa
tanpa adanya raga. Di sini menunjukkan bahwa manusia sebagai individu
memiliki arti bahwa manusia memiliki unsur dalam dirinya yang tidak dapat
terbagi yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Manusia
sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Manusia sebagai makhluk sosial bermula dari ketidakmampuan


manusia sebagai makhluk individu dalam memenuhi kebutuhannya. Dari sini
manusia mulai membutuhkan bantuan orang lain. Kemudian dengan
sendirinya manusia bergaul dengan masyarakat sehingga timbul kesatuan
antar individu yang saling meringankan beban satu sama lainnya. Manusia
disebut sebagai makhluk sosial juga karena pada diri manusia ada dorongan
dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain dan manusia juga tidak
akan hidup kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Manusia
membutuhkan teman dan hidup berkawan. Kebutuhan hidup berkawan ini
sering kali didasari oleh kesamaan ciri dan mempunyai kepentingan yang
sama.
Ada beberapa alasan yang menjadikan menusia sebagai makhluk sosial,
yaitu 
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. 
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah"tengah manusia
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN
YANG MAHA ESA
Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan bertujuan untuk mencapai
tujuan baik secara duniawi dan surgawi kebahagiaan itu dicapai bila
manusia semakin menyempurnakan dirinya. Maka manusia secara bebas
mengembangkan dirinya untuk semakin menjadi sempurna dan semakin
baik. Manusia mengembangkan segi hidupnya, segi rohani, jasmani,
pribadi, sosial, budaya, akal budi, emosi, religiositasnya. Semua segi itu
perlu dikembangkan secara seimbang.
Kesempurnaan manusia itu ternyata hanya dapat tercapai bila dalam
proses penyempurnaan itu ia menyempurnakan sesamanya dan dunia
tempat dia berada. Tanpa menyempurnakan mereka itu, manusia tidak dapat
menjadi semakin sempurna. Secara sederhana itu berarti bahwa manusia
baru akan menjadi lebih baik, lebih berkembang, lebih mendekati Tuhan
bila dalam hidup ini dia berdamai dengan sesama manusia, dengan dunia
alam ini, dan tentu dengan Tuhan.
HUBUNGAN MANUSIA SEBAGAI MAKHKUK INDIVIDU,
MAKHLUK SOSIAL DAN MAKHLUK TUHAN
Manusia sebagai makhluk individu tentunya akan membutuhkan orang
lain dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam proses memenuhi kebutuhan itu
manusia harus berlaku baik terhadap sesamanya agar tidak timbul pertikaian.
Manusia harus berdamai dengan sekitarnya.
Hidup manusia mempunyai dua tujuan, yaitu bahagia dunia dan akhirat.
Untuk memperoleh kebahagiaan dunia, manusia harus berlaku baik terhadap
sesamanya agar segala sesuatunya dimudahkan. Sedangkan untuk memenuhi
kebahagiaan akhirat hubungannya dengan Tuhan dan sesama. Ketika
hubungan kita dengan Tuhan baik, damai, takwa terhadap perintah Tuhan,
maka kebahagiaan akhirat pun akan mudah diraih. Tapi, balasan yang
diberikan oleh Tuhan akan ada kaitannya dengan perlakuan kita terhadap
makhluknya. Ketika kita tidak menyayangi makhluk ciptaan Tuhan,
khususnya menyayangi sesama manusia maka Tuhan pun tidak akan
menyayangi kita.
HABIT 
ATAU
KEBIASAAN
Habit atau kebiasaan adalah
sesuatu yang biasa dikerjakan dan
sebagainya atau sebuah pola untuk
melakukan tanggapan terhadap situasi
tertentu yang dipelajari oleh seorang
individu dan yang dilakukannya secara
berulang untuk hal yang sama

Manusia adalah makhluk yang unik karena manusia mampu melakukan hal-
hal tertentu dengan atau tanpa berpikir. Manusia selalu berjabat tangan
menggunakan tangan kanan, manusia menunjuk sesuatu menggunakan tangan
kanan, manusia makan menggunakan tangan kanan, manusia menggunakan
sepatu diawali dari kanan dan melepaskan sepatu diawali kaki kiri, manusia
membungkukan badan ketika berjalan di depan orang yang lebih tua. Kenapa
manusia melakukan hal tersebut.
Kenapa manusia tidak berjabat tangan menggunakan tangan kiri? Menunjuk
sesuatu menggunakan tangan kiri ? atau Memakai sepatu diawali dari kaki kiri ?
Jawabannya adalah kebiasaan.
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang
tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal
yang sama”. Joko (2008:24)

Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara


terus-menerus atau dalam sebagian besar waktu
dengan cara yang sama dan tanpa hubungan akal,
atau dia adalah sesuatu yang tertanam di dalam
jiwa dari hal-hal yang berulang kali terjadi dan
diterima sebagai tabiat”. Sayid (2006:347)

Sehingga, kebiasaan dapat diartikan respon seseorang dalam menghadapi suatu


hal tanpa melalui proses berpikir. Kebiasaan dikatakan respon karena kebiasaan
tidak melalui proses berpikir manusia secara otomatis melakukannya.
Sehingga kebiasaan dapat diartikan sebagai suatu pola untuk melakukan
tanggapan terhadap situasi tertentu oleh individu”. Manusia melakukan
kebiasaannya
MACAM-MACAM KEBIASAAN
Seorang psikolog menyatakan bahwa kebiasaan itu terbagi dalam tiga
kelompok, yaitu :

1. Kebiasaan yang Bersifat Otomatis


Kebiasaan ini sangat menyerupai dengan gerakan reflek, hanya saja
ada beberapa hal yang membedakan antara keduanya. Kebiasaan
otomatis ini kadang kala berlaku dan muncul sebagai hasil dari proses
pengamatan dan berfikir yang kemudian kebiasaan itu terbentuk dengan
sendirinya. Hal ini jelas berbeda dengan apa yang sering kita sebut
dengan gerakan refleks yang keberadaannya justru tanpa adanya
pengaruh pada perasaan serta tanpa disertai proses berfikir sama sekali.
2. Kebiasaan Gerak Indra Tubuh
Dalam kebiasaan ini, perasaaan sedikit memerankan perannya, seperti kebiasaan
makan, berpakaian dan apa yang menyerupai kebiasaan itu. Dalam hal ini, penglihatan
seseorang terhadap makanan akan mendorong ia untuk memakannya. Begitulah pula pada
saat seseorang melihat peralatan makan yang ada dihadapannya, maka penglihatannya akan
merangsangnya untuk menggunakan peralatan itu. Sama halnya pada saat ia memandang
perhiasan, maka akan ada dorongan untuk memakainya.

3. Kebiasaan Gerakan Berfikir


Kebiasaan ini berbeda dengan 2 jenis yang disebutkan diatas. Pendoronganya adalah
pikiran atau sesuatu yang yang bersifat maknawi (bukan materi). Contoh kebiasaan ini
seperti kebiasaan berbicara atau berorasi. Seseorang punya kebiasaan seperti ini akan
berupaya untuk memilih kalimat dan kata-kata yang sekiranya pantas yang kemudian
proses ini mengubahnya menjadi suatu kebiasaan yang ia lakukan pada saat berbicara.
Contoh kebiasaan ini sangat banyak, yaitu segala kebiasaan yang motif pendorongnya
membutuhkan daya nalar dan kemampuan untuk memilih.

Kebiasaan lain yang bisa dikelompokkan kedalam kebiasaan berpikir adalah


kebiasaan beretika dan kebiasaan sosial. Contoh kebiasaan ini cukup banyak. Misalnya
kebiasaan menjaga kebersihan bersikap jujur, menjalani hidup dengan baik, serta segala
bentuk kebiasaan yang memiliki korelasi dengan etika berperilaku dan kebiasaan sosial
yang menjadi ciri tersendiri bagi manusia.
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN

Kebiasaan dipengaruhi 3 faktor, yaitu


1. Faktor lingkungan.
Lingkungan atau tempat tinggal (misalnya rumah) mempengaruhi
kita dalam beraktivitas yang akhirnya membentuk suatu kebiasaan.
2. Faktor usia.
Walaupun ini bukan faktor penentu, usia dapat mempengaruhi
kebiasaan seseorang.
3. Pengalaman dalam bersosialisasi / pergaulan.
Jika seseorang memiliki kematangan emosional yang baik, maka
akan terbentuk pribadi yang baik yang dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan setempat, sehingga dimanapun kita berada dapat
terjalin keharmonisan dalam pergaulan dengan masyarakat yang
mempengaruhi perilaku kita dalam masyarakat yang mengarah pada
kebiasaan.
7 Habits
of Highly Effective
People
By Stephen R. Covey
HABIT 1 : BE PROACTIVE (JADILAH PROAKTIF)
Menjadi proaktif berarti anda mampu
mengambil inisiatif dalam kehidupan
dengan menyadari bahwa keputusan anda
adalah faktor determinasi primer untuk
efektifitas dalam kehidupan anda.
Kiat ini dapat kita mulai dengan hal-hal
sederhana seperti, membantu rekan kerja
ketika melihat Ia butuh bantuan. Saat
melihat teman yang butuh diajak ngobrol,
ajaklah mengobrol. Selagi ada yang bisa
kita lakukan, berinisiatiflah untuk
melakukan. Kita tidak tahu kehidupan
punya kejutan apa, maka jemputlah. Karena
kelak kita akan belajar sesuatu dari hal
tesebut.

Saat masalah datang, kita memiliki pilihan dalam


meresponnya dan bertanggung jawab terhadap pilihan
tersebut. Jadi, kita tidak boleh reaktif dan hanya
menyalahkan orang lain atau keadaan.
HABIT 2 : BEGIN WITH THE END IN MIND (MULAILAH
DENGAN TUJUAN AKHIR)

Jadi, apa yang Anda inginkan ketika tumbuh


dewasa? Pertanyaan tersebut mungkin tampak
sedikit basi ya, tapi coba pikirkan untuk sesaat.
Apakah saat ini Anda sudah menjadi apa yang
Anda inginkan? Apakah sudah sesuai dengan
mimpi Anda dahulu? Coba jujurlah. 

Mereka bukan menjalani kehidupannya


hari demi hari tanpa tujuan-tujuan yang
jelas dalam benak mereka, membentuk
masa depannya masing-masing dengan
terlebih dulu menciptakan visi serta tujuan
pada setiap project

Tentukan tujuan hidupmu, dan jadikan sebagai arah


dalam menjalani kehidupan.
HABIT 3: PUT FIRST THINGS FIRST (DAHULUKAN YANG
UTAMA)
Rencanakan, prioritaskan, eksekusi
tugas-tugas mingguan anda
berdasarkan skala kepentingan
terlebih dahulu dibandingkan skala
urgensinya. Prioritaskan terlebih
dahulu hal-hal yang menurut anda
penting baru memberikan
perhatian atau bersenang-senang
pada hal-hal yang lain.

Buat prioritas mengenai apa saja yang akan kamu


lakukan, dan laksanakan yang prioritasnya lebih
tinggi dulu.
HABIT 4 THINK WIN-WIN (BERPIKIR MENANG-MENANG)

Berpikir menang/menang adalah cara


berpikir yang berusaha mencapai
keuntungan bersama, dan didasarkan
pada sikap saling menghormati dalam
semua interaksi.
Berpikir win-win mendorong
penyelesaian konflik dan membantu
masing-masing individu untuk mencari
solusi-solusi yang sama-sama
menguntungkan.
Berpikir menang/menang artinya berbagi
informasi, kekuasaan, pengakuan, dan
imbalan.

Jangan berusaha mengalahkan orang lain kalo ada solusi


yang bisa membuat semua pihak sama-sama menang. Hidup
tidak harus selalu berkompetisi Bung!!
HABIT 5. SEEK FIRST TO UNDERSTAND, THEN TO BE
UNDERSTOOD (MEMAHAMI TERLEBIH DAHULU, BARU DIPAHAMI)

Kalau kita mendengarkan dengan seksama,


untuk memahami orang lain, ketimbang
untuk menanggapinya, kita memulai
komunikasi sejati dan membangun
hubungan. Kalau orang lain merasa
dipahami, mereka merasa ditegaskan dan
dihargai, mau membuka diri, sehingga
peluang untuk berbicara secara terbuka serta
dipahami terjadi lebih alami dan mudah.
Berusaha memahami ini menuntut
kemurahan; berusaha dipahami menuntut
keberanian. Keefektifan terletak dalam
keseimbangan di antara keduanya

Kemampuan mendengarkan secara empatik


dibutuhkan untuk memahami orang lain
HABIT 6. SYNERGIZE (WUJUDKAN SINERGI)
Bersinergi adalah ketika dua
orang atau lebih bekerja bersama
untuk menciptakan solusi yang lebih
baik yang bisa dipikirkan sendiri.
Sinergi adalah soal menghasilkan
alternatif ketiga – bukan caraku, bukan
caramu, melainkan cara ketiga yang
lebih baik ketimbang cara kita masing-
masing. Memanfaatkan perbedaan-
perbedaan yang ada dalam mengatasi
masalah dan memanfaatkan peluang.

This is synergy!! The idea where 1+1 does NOT equal 2, but 1+1=3.
Bekerja sama menghasilkan alternatif ketiga yang lebih baik daripada
jika dilakukan sendiri-sendiri. Itulah kekuatan perbedaan
HABIT 7. SHARPEN THE SAW (ASAHLAH GERGAJI)
Dengan “mengasah gergaji”, Anda
berkomitmen untuk meluangkan waktu
untuk diri sendiri setiap hari (bahkan jika
hanya beberapa menit) untuk menjaga
pikiran, tubuh, dan jiwa Anda. Ini bisa
dilakukan dengan menghabiskan waktu
bersama teman atau keluarga, makan
dengan benar dan cukup tidur, atau
menantang diri sendiri untuk mempelajari
sesuatu yang baru. Lakukan hal-hal
produktif!

Memperbaharui diri dalam empat elemen kehidupan: tubuh,


pikiran, hati, dan jiwa. Jadi, jika sudah melaksanakan keenam
kebiasaan yang lain, sempatkan waktu untuk ‘mengasah
gergaji’ (refreshing gitu deeh)
I HAVE TWO QUESTIONS FOR YOU
1. Kebiasaan baik apa, yang anda tahu jika anda TERUS LAKUKAN
SECARA KONSISTEN, akan membuat hidup anda menjadi jauh
lebih baik dalam beberapa tahun kedepan?
2. Kebiasaan jelek apa, yang anda tahu jika anda HENTIKAN, akan
membuat hidup anda jauh lebih berkualitas dalam beberapa tahun
kedepan?

Anda mungkin juga menyukai