Anda di halaman 1dari 21

INDUSTRALISASI DAN

PERKEMBANGAN SECTOR
INDUSTRI
Mata Kuliah:
Perekonomian Indonesia

Fiqih Maria Rabiatul Hariroh SE.,MM


PENDAHULUAN
Istilah industrialisasi secara ekonomi
diartikan sebagai kegiatan mengolah bahan
mentah menjadi barang jadi atau barang
setengah jadi, dapat pula diartikan sebagai
himpunan perusahaan-perusahaan sejenis
dimana kata industry dirangkai dengan kata
yang menerangkan jenis industrinya.
Misalnya, industry obat-obatan, industry
garmen, industry perkayuan, dsb.
PENGERTIAN INDUSTRIALISASI
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), industrialisasi adalah
usaha menggalakan industri dalam suatu negara.
 Menurut Kamus Oxford, industrialisasi adalah pengembangan industri di
suatu negara atau wilayah dalam skala luas.
 Menurut Kamus Cambridge, industrialisasi adalah proses pengembangan
industri dalam sebuah negara.
 Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, industrialisasi adalah proses
konversi menuju tatanan sosial ekonomi yang didominasi industri.
 Dikutip dari Ekonomi Pembangunan (2004) karya Lincolin Arsyad,
industrialisasi adalah proses modernisasi ekonomi yang mencakup seluruh
sektor ekonomi yang berkaitan satu sama lain dengan industri pengolahan.
Artinya, industrialisasi bertujuan meningkatkan nilai tambah seluruh sektor
ekonomi dengan sektor industri pengolahan sebagai sektor utama. Jadi,
dengan adanya perkembangan industri maka akan memacu dan mengangkat
pembangunan sektor-sektor lainnya.
SEJARAH SEKTOR INDUSTRI DI
INDONESIA
Tahun 1920an industry modern di
Indonesia hampir semua dimiliki oleh orang
asing, walau jumlahnya hanya sedikit.
Indutri kecil yang ada pada masa itu berupa
industry rumah tangga seperti penggilingan
padi, pembuatan gula merah (tebu dan nira),
rokok kretek, kerajinan tekstil, dan
sebagainya tidak terkoordinasi dengan baik
SEJARAH SEKTOR INDUSTRI DI
INDONESIA
Perusahaan modern hanya ada dua, yaitu pabrik rokok
milik British American Tobaco (BAT) dan perakitan
kendaraan bermotor General Motor Car Assembly.
Depresi ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1930an
meruntuhkan perekonomian, megakibatkan menurunnya
penerimaan ekspor dari 1.448 gulden menjadi 505
gulden (1929) yang mengakibatkan pengangguran.
Melihat situasi tersebut pemerintah Hindia Belanda
mengubah system dan pola kenijakan ekonomi dari
sector perkebunan ke sector industry, dengan memberi
kemudahan dalam pemberian ijin dan fasilitas bagi
pendirian industry baru.
KONSEP DAN TUJUAN
INDUSTRIALISASI
Dalam sejarah pembangunan ekonomi, konsep
industrialisasi berawal dari revolusi industry
pertama pada pertengahan abad 18 di Inggris
dengan penemuan metode baru untuk pemintalan
dan penenunan kapas yang menciptakan
spesialisasi dalam produksi dan peningkatan
produktivitas dari factor produksi yang digunakan.
Setelah itu, inovasi dan penemuan baru dalam
pengolahan besi dan mesin uap yang mendorong
inovasi dalam pembuatan antara lain besi baja,
kereta api dan kapal tenaga uap.
KONSEP DAN TUJUAN
INDUSTRIALISASI
Revolusi industry kedua akhir abad 18 dan
awal abad 19 dengan berbagai perkembangan
teknologi dan inovasi membantu laju
industrialisasi. Setelah PD II muncul berbagai
teknologi baru seperti produksi masal dengan
menggunakan assembly line, tenaga listrik,
kendaraan bermotor, penemuan barang
sintetis dan revolusi teknologi komunikasi,
elektronik, bio, computer dan penggunaan
robot.
PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
MANUFAKTUR NASIONAL
Sector industry manufaktur di banyak Negara
berkembang mengalami perkembangan
sangat pesat dalam tiga decade terakhir. Asia
Timur dan Asia Tenggara dapat dikatakan
sebagai kasus istimewa. Lebih dari 25 tahun
terakhir, dijuluki a miraculous economic
karena kinerja ekonominya sangat hebat.
Dari 1970 hinga 1995, industry manufaktur
merupakan contributor utama.
PERMASALAHAN DALAM
INDUSTRI MANUFAKTUR
Secara umum, industry manufaktur di Negara-
negara berkembang masih terbelakang jika
dibandingkan dengan sector yang sama di Negara
maju, walaupun di Negara-negara berkembanga
ada Negara-negara yang industrinya sudah sangat
maju. Dalam kasus Indonesia, UNIDO (2000)
dalam studinya mengelompokkan masalah yang
dihadapi industry manufaktur nasional ke dalam
2 kategori, yaitu kelemahan yang bersifat
structural dan yang bersifat organisasi.
ELEMEN-ELEMEN
INDUSTRIALISASI
1. Tanah
Tanah merujuk bukan hanya permukaan yang digunakan
untuk pertanian, pabrik atau sarana transportasi. Apa yang
ada di bawah tanah terutama mineral adalah penting.
Kandungan material mentah membantu industri suatu
negara menjadi berkembang.
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah elemen manusia dalam
industrialisasi. Pada awal perusahaan bekerja, banyak
tenaga dibutuhkan. Faktor manusia ini juga meliputi para
pelaku usaha, atau orang yang membuat keuangan,
mengelola materi dan pekerja, operasional dan lainnya.
ELEMEN-ELEMEN
INDUSTRIALISASI
3. Modal
Modal adalah uang, mesin produksi, dan perusahaan itu sendiri. Modal
memungkinkan pekerja mendapatkan izin untuk mengeola dan
memproses materi menjadi produk.
4. Teknologi
Teknologi adalah ilmu pengetahuan terapan untuk penggunaan industri
maupun komersil. Ribuan penemuan pada abad ke-19 membantu
mekanisasi dan memperbaiki proses manufaktur. Penemuan-penemuan
tersebut membuat lebih efisien dan meningkatkan produktivitas.
5. Koneksi
Koneksi adalah elemen kunci dalam perkembangan industrial.
Transportasi menghubungan antara materi mentah, produsen dan
konsumen. Koneksi adalah infrastruktur yang merupakan kombinasi
jaringan transportasi dan komunikasi. Koneksi adalah pondasi dan bingkai
pertumbuhan ekonomi.
Faktor-Faktor Pendukung Dan
Penghambat Industri di Indonesia
A.    Pendukung
Ada beberapa faktor yang dapat membangkitkan perindustrian diindonesi,
diantaranya adalah :
1. Struktur organisasi
Dilakukan inovasi dalam jaringan institusi pemerintah dan swasta
yang melakukan impor. Sebagai pihak yang membawa,mengubah,
mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi.
2. Ideologi
Perlu sikap dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan suatu
teknologi apakah menganut tecno-nasionalism,techno-globalism, atau
techno-hybrids.
3. Kepemimpinan
Pemimpin dan elit politik Indonesia harus tegas dan cermat dalam
mengambil keputusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan
kepercayaan pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Faktor-Faktor Pendukung Dan
Penghambat Industri di Indonesia
B.     Penghambat
Faktor-Faktor yang dapat menghambat perkembangan perindustrian
adalah :
1. Keterbatasan teknologi
Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi
menghambat efektifitas dan kemampuan produksi.
2. Kualitas sumber daya manusia
Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi
penghambat untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat
dengan teknologi terbaru.
3. Keterbatasan dana pemerintah
Terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh pemerintah
untuk mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset dan
teknologi
KELEMAHAN-KELEMAHAN
STRUCTURAL
1. Basis ekspor dan pasarnya yang sempit
Basis ekspor & pasar masih sempitè walaupun Indonesia
mempunyai banyak sumber daya alam & TK, tapi produk &
pasarnya masih terkonsentrasi:
a. terbatas pada empat produk (kayu lapis, pakaian jadi, tekstil & alas kaki)
b. Pasar tekstil & pakaian jadi terbatas pada beberapa negara: USA,
Kanada, Turki & Norwegia
c. USA, Jepang & Singapura mengimpor 50% dari total ekspor tekstil &
pakaian jadi dari Indonesia
d. Produk penyumbang 80% dari ekspor manufaktur indonesia masih
mudah terpengaruh oleh perubahan permintaan produk di pasar terbatas
e. Banyak produk manufaktur terpilih padat karya mengalami penurunan
harga muncul pesaing baru seperti cina & vietman
f. Produk manufaktur tradisional menurun daya saingnya sbg akibat factor
internal seperti tuntutan kenaikan upah
KELEMAHAN-KELEMAHAN
STRUCTURAL
2.    Ketergantungan impor sangat tinggi
1990, Indonesia menarik banyak PMA untuk industri berteknologi
tinggi seperti kimia, elektronik, otomotif, dsb, tapi masih proses
penggabungan, pengepakan dan assembling dengan hasil:
a. Nilai impor bahan baku, komponen & input perantara masih tinggi
diatas 45%
b. Industri padat karya seperti tekstil, pakaian jadi & kulit bergantung
kepada impor bahan baku, komponen &  input perantara  masih tinggi.
c. PMA sector manufaktur masih bergantung kepada suplai bahan baku &
komponen dari LN
d. Peralihan teknologi (teknikal, manajemen, pemasaran, pengembangan
organisasi dan keterkaitan eksternal) dari PMA masih terbatas
e. Pengembangan produk dengan merek sendiri dan pembangunan
jaringan pemasaran masih terbatas
KELEMAHAN-KELEMAHAN
STRUCTURAL
3.    Tidak ada industri berteknologi menengah
a. Kontribusi industri berteknologi menengah (logam,
karet, plastik, semen) terhadap pembangunan sektor
industri manufaktur menurun tahun 1985 -1997.
b. Kontribusi produk padat modal (material dari
plastik, karet, pupuk, kertas, besi & baja) thd ekspor
menurun 1985 – 997
c. Produksi produk dg teknologi rendah berkembang
pesat.
4.    Konsentrasi regional
Industri menengah & besar terkonsentrasi di Jawa.
Strategi dan Kebijakan Pembangunan
Sektor Industri
1.      Strategi Subtitusi Impor (inward-looking)
◦ Lebih menekankan pada pengembangan industry yang berorientasi pada
pasar domestic
◦ Strategi subtitusi impor adalah industry domestic yang membuat barang
menggantikan impor
◦ Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dapat dicapai dengan mengembangkan industry dalam negeri yang
memproduksi barang pengganti impor. Pertimbangan yang lazim
digunakan dalam memilih strategi ini adalah:
a. SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia
b. Potensi permintaan dalam negeri memadai
c. Pendorong perkembangan sector industry manufaktur dalam negeri
d. Dengan perkembangan industry dalam negeri, kesempatan kerja lebih
luas
e. Dapat mengurangi ketergantungan impor
Strategi dan Kebijakan Pembangunan
Sektor Industri
2. Penerapan strategi subtitusi impor dan
hasilnya di Indonesia
◦ Industry manufaktur nasional tidak
berkembang baik selama orde baru
◦ Ekspor manufaktur Indonesia
belum berkembang dengan baik
◦ Kebijakan proteksi yang berlebihan selama
orde baru menimbulkan high cost economy
◦ Teknologi yang digunakan oleh industry
dalam negeri, sangat diproteksi
Strategi dan Kebijakan Pembangunan
Sektor Industri
3. Strategi Promosi Ekspor (outward-looking)
◦ Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam
pengembangan usaha dalam negeri
◦ Tidak ada diskriminasi dalam pemberian insentif dan
fasilitas kemudahan lainnya dari pemerintah
◦ Dilandasi pemikiran bahwa laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dapat dicapai jika produk yang
  dibuat di dalam negeri dijual di pasar ekspor
◦ Strategi promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas
dalam pergeseran sumber daya ekonomi yang ada
mengikuti perubahan pola keunggulan komparatif
Strategi dan Kebijakan Pembangunan
Sektor Industri
4. Kebijakan industrialisasi
◦ Dirombaknya system devisa sehingga
transaksi luar negeri lebih bebas dan
sederhana
◦ Dikuranginya fasilitas khusus yang hanya
disediakan bagi perusahaan Negara dan
kebijakan pemerintah untuk mendorong
pertumbuhan sector swasta bersama-sama
dengan BUMN
◦ Diberlakukannya Undang-undang PMA
Pengaruh Perkembangan Perindustrian
Terhadap Perekonomian
Dalam Undang-Undang No 25 tahun 2001 tentang Program Pembangunan
Ekonomi Nasional (Propenas) yang mengamanatkan bahwa dalam rangka
memacu penigkatan daya saing global dirumuskan lima strategi utama, yaitu
pengembangan ekspor, pengembangan industri, penguatan institusi pasar,
pengembangan pariwisata dan peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
            Berdasarkan ketentuan tersebut di atas dapat diketahui bahwa
perkembangan industri sangat penting untuk menghadapi persaingan ketat, baik
di pasar dalam negeri maupun pasar ekspor dalam era globalisasi dan
liberalisasi perdagangan dunia. Hal tersebut kembali dipertegas dalam
konsiderans Undang-Undang Perindustrian (Undang-Undang Nomor 5 Th.
1984) yang menyatakan bahwa untuk mencapai sasaran pembangunan di
bidang ekonomi dalam pembangunan nasional, industri memegang peranan
yang menentukan dan oleh karenanya perlu lebih dikembangkan secara
seimbang dan terpadu dengan meningkatkan peran serta masyarakat secara
aktif serta mendayagunakan secara optimal seluruh sumber daya alam,
manusia, dan dana yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai