Anda di halaman 1dari 21

Insufisiensi Vena Kronik

Sekar Nabila R.
1710211087
B2
Insufisiensi Vena Kronik
• Chronic venous insufficiency (CVI) atau
insufisiensi vena kronik adalah stadium lanjut
dari penyakit venosa yang menyebabkan
gangguan venous return atau aliran balik vena,
yang dapat terjadi pada vena-vena superfisialis
ataupun profunda.
• Hal ini disebabkan disfungsi katup-katup vena
yang menyebabkan aliran darah vena terganggu,
sehingga terjadi refluks darah dalam vena.
Anatomi

Vena pada ekstremitas inferior dibagi menjadi:


• Superficial veins (including the great
saphenous vein [GSV], the small saphenous
vein [SSV], and their tributaries)
• Deep veins (including the anterior tibial,
posterior tibial, peroneal, popliteal, deep
femoral, superficial femoral, and iliac veins)
• Perforating or communicating veins
Etiologi
Primer
• Idiopatik
• Genetik
- aplasia, avalvulia
- displasia
- malformasi vena
• Abnormalitas morfologi dan biokimia dari dinding vena
• Kerusakan katup vena -> elongasi -> katup tidak
tertutup sempurn
Sekunder
• Trombosis vena dalam (DVT)
• Obstruksi vena dalam
• Tromboflebitis superfisial
• Fistula arteriovenosa
Epidemiologi
• Di Eropa 40% populasi dewasa terkena gangguan
vena
• Diperkirakan 25-40 juta penduduk Amerika
menderita kelainan vena dengan 2 juta orang
menderita IVK
• Prevalensi IVK sekitar 5-15% dari kelainan vena
• Wanita > pria
• Semakin bertambah umur semakin parah
manifestasinya
Klasifikasi
Klasifikasi CEAP
digunakan untuk
menentukan,
mengkategorikan
, dan grading dari
kelainan vena
kronik. Terdiri
dari clinical
presentation (C),
etiology (E),
anatomy (A), and
patofisiologi (P).
Gejala Klinis
• Nyeri tungkai -> difus dan lokal
• Rasa terbakar
• Edema
• Kram otot
• Sensasi berdenyut atau terasa berat
• Kaki terasa lelah
• Ulserasi pada tingkat keparahan yang tinggi
Primer sekunder
Abnormalitas katup Abnormalitas dinding vena Penyakit DVT

Katup tidak menutup sempurna Penyumbatan vena

Katup inkompetensi

Hipertensi vena

Volume vena meningkat

Tekanan hidrostatik meningkat

Pengeluaran cairan dan zat dari vena

Plasma protein edema Inflamasi


(fibrinogen) keluar
Pengeluaran mediator inflamasi
Menekan saraf Sukar
Fibrin cuff
nosireseptor digerakkan vasodilatasi Peningkatan
lipodermatosklerosis pigmentasi
nyeri eritema
Diagnosis
• Anamnesis -> sesuai gejala
• Px Fisik
1. Inspeksi dan palpasi tanda-tanda kelainan vena, seperti
edema (pitting or nonpitting), perubahan kulit (induration,
pigmentation, lipodermatosclerosis, atrophie blanche,
eczema, dermatitis, skin discoloration, increased skin
temperature), and ulserasi (sembuh atau aktif).
2. Auscultation (for bruits).
3. Mobilisasi pergelangan kaki -> pasien dengan IVK dengan
tingkat keparahan tinggi mengalami penurunan mobilitas
sendi pergelangan kaki.
Px Penunjang
1. Duplex Scanning/USG Doppler
• Pemeriksaan radiologi yang mudah, aman, dan memiliki
sensitifitas tinggi.
• Imaging permits accurate placement of the pulsed
Doppler sample volume, and color flow evaluation makes
it easier to establish obstruction, turbulence, and
direction of venous and arterial flow.
• Evaluation of reflux should be performed with the
patient in the upright position, with the leg rotated
outward, heel on the ground, and weight taken on the
opposite limb
2. Venography
• Merupakan pemeriksaan invasif yang
menggunakan medium kontras.
• Venografi ini sudah jarang digunakan karna
biaya yang mahal dan memiliki resiko besar.
• Descending venography is used to study
venous valve incompetence.
• Ascending venography is performed in a
standing position to evaluate patency of the
superficial and/or deep venous system.
Tata Laksana
Non Farmakologi
• Menghindari atau tidak berdiri maupun duduk
terlalu lama.
• Olahraga teratur, seperti berjalan, dapat
memperkuat otot betis, sehingga memulihkan
fungsi pompa otot betis.
• Pemakaian stocking kompresi dapat memperbaiki
pembengkakan, pertukaran nutrisi, dan
meningkatkan mikrosirkulasi pada tungkai..
Farmakologi
• Chlorothiazid 0,5-1 gram/hari diberi tiap 12
jam → untuk mengurangi pembengkakan.
• Pentoxifylline, 400mg peroral tiap 8 jam →
meningkatkan aliran darah melalui pembuluh,
dapat digunakan dalam kombinasi dengan
terapi kompresi untuk membantu
menyembuhkan ulser vena.
Pembedahan
• Ligasi dan Stripping Vena
Vena yang rusak diikat sehingga darah tidak melewati
vena tersebut. Jika vena atau katup rusak berat,
pembuluh darah akan diangkat (vein stripping).
• Phlebectomy
Phlebectomy dilakukan untuk mengeliminasi cabang
vena besar. Dilakukan pada pasien inkompetensi vena
superfisial dan/atau vena perforator.
• Vena Transplant
Mengganti pembuluh darah yang rusak dengan
pembuluh darah sehatdari bagian tubuh yang lain.
Daftar Pustaka
Braunwald E, Bonow RO. Braunwald’s heart
disease: a textbook cardiovascular medicine. 9th
edition. Philadelphia Saunders: 2015.

Anda mungkin juga menyukai